Anda di halaman 1dari 19

PENILAIAN SEKURITAS

(THE VALUATION OF LONG-TERM


SECURITIES)
Dosen :
Irene Sukma Lestari Barus S.E.,M.Si.

KELOMPOK 7
Ghina Yustika (0116101158)
Nurhasanah (011610115
Anbiya Mulia (01161011
Ratri Dwi Rahmawati (01161011)

KELAS D

Jurusan Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama
Bandung
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian
Sekuritas” tepat pada waktunya tanpa adanya hambatan yang berarti. Terimakasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen pembimbing, teman-teman dan berbagai pihak
yang turut membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami sajikan saat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Konsep Nilai Dalam Manajemen Keuangan ........................................................................... 2
2.1.1 Nilai Likuidasi ................................................................................................................ 2
2.1.2 Nilai Berkesinambungan ................................................................................................. 2
2.1.3 Nilai Buku ....................................................................................................................... 2
2.1.4 Nilai Pasar ....................................................................................................................... 3
2.1.5 Nilai Intrinsik .................................................................................................................. 4
2.2 Menentukan Nilai Surat Berharga........................................................................................... 4
2.2.1 Obligasi ........................................................................................................................... 4
2.2.1.1 Pengertian Obligasi ..................................................................................................... 4
2.2.1.2 Jenis-jenis Obligasi ..................................................................................................... 5
2.1.2 Saham Preferen ............................................................................................................... 7
2.1.2.1 Pengertian Saham Preferen ......................................................................................... 7
2.1.2.2 Menentukan Nilai Saham Preferen Yang Wajar ......................................................... 9
2.1.3 Saham Biasa .................................................................................................................. 10
2.1.3.1 Pengertian Saham Biasa ............................................................................................ 10
2.1.3.2 Prinsip Menentukan Nilai yang Wajar dari Saham Biasa ......................................... 10
2.1.3.3 Penilaian Saham Biasa Berdasarkan Asumsi Dividen .............................................. 10
2.1.3.4 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Oleh Pemegang Saham Biasa ................. 13
BAB III ................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .............................................................................................................................................. 15
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah penilai (valuation) perusahaan dapat dipandang dari berbagai sudut. Bagi
pemilik perusahaan, nilai perusahaan dapat dilihat dari nilai saham perusahaan yang
bersangkutan. Nilai perusahaan juga dapat dipandang dari sudut manajemen dimana nilai
perusahaan ini sangat tergantung pada nilai manajernya. Manajemen yang didasarkan
pada nilai merupakan desain proses yang integral untuk meningkatkan strategi dan
pengambilan keputusan dengan memfokuskan pada nilai perusahaan. Manajamen yang
berdasarkan nilai juga merupakan proses dari memaksimalkan nilai perusahaan
berdasarkan perhitungan yang terus menerus.

Penilaian juga ditujukan untuk melihat nilai manajer. Nilai manajer merupakan nilai
tim yang ada di manajemen. Nilai manajer ditunjukkan oleh kemampuan manajer dalam
menghadapi pandangan-pandangan bisnis dari luar perusahaan dan kemampuannya
untuk meraih kesempatan dalam rangka menambah nilai perusahaan. Adapun yang
paling penting bahwa dia (manajer) dapat mengembangkan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep nilai manajemen keuangan ?
1.2.2 Bagaimana menentukan nilai surat berharga ?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca juga
penulis, sekaligus untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang dosen berikan
kepada penulis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Nilai Dalam Manajemen Keuangan

2.1.1 Nilai Likuidasi


Niai likuidasi per saham adalah jumlah yang sebenarnya diterima per lembar saham
jika seluruh aktiva perusahaan dijual, kewajiban perusahaan (termasuk saham preferen)
dibayarkan dan sisanya dibagikan di antara pemegang saham biasa.

Pengukuran ini lebih realitas dibandingkan dengan nilai buku, tetap tetap tidak
mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari
aktivanya.

Rumus:

𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 − ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 − 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛


Nilai Likuidasi per saham =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎

Contoh:

PT. Utama diperkirakan akan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp 5,25 juta jika
semua aktivanya sekarang dijual. Hutang sebesar 2 juta, nilai saham preferen 2,5 juta dan
jumlah saham biasa yang beredar sebanyak 100.000 lembar. Tentukan nilai likuidasi per
saham ?

Jawab:

Rp.5.250.000 – Rp.2.000.000 – Rp.2.500.000


Nilai likuidasi per saham = = Rp. 7,50/lembar
100.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

2.1.2 Nilai Berkesinambungan


Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis
operasi yang berkesinambungan.

2.1.3 Nilai Buku


Nilai buku adalah jumlah per lembar saham biasa yang harus diterima jika semua
aktiva perusahaan dijual pada nilai buku (nilai akunting) dan jika hasil yang tersisa

2
setelah membayar seluruh kewajiban (termasuk saham preferen) dibagi antara pemegang
saham biasa.

Metode ini ini dikritik karena hanya mendasar pada data historis neraca. Metode ini
mengabaikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan secara umum
tidak menggambarkan hubungan yang sebenarnya dari nilai perusahaan di pasar.

Rumus:

𝑇𝐴 − 𝑇𝐾 − 𝑆𝑃
Nilai buku per saham = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎

Dimana:

TA : Total aktiva

TK : Total Kewajiban

SP : Saham Preferen

Contoh

PT. Utama per 31 desember 2014 memiliki total aktiva sebesar 6 juta, jumlah kewajiban
total termasuk saham preferen 4,5 juta dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
100.000 lembar.

𝑅𝑝.6.000.000 − 𝑅𝑝.4.500.000
Nilai buku per lembar saham = = Rp. 15 lembar
100.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

Nilai terssebut mengasumsikan bahwa aktiva dijual pada nilai buku dan tidak
mencerminkan nilai saham minimum. Kenyataanya banyak saham dijual di atas nilai
buku dan tidak umum menjual saham di bawah nilai buku, ketika investor percaya asset
perusahaan di nilai terlalu tinggi atau kewajiban perusahaan di nilai terlalu rendah.

2.1.4 Nilai Pasar


Nilai Pasar (market value) yaitu harga barang atau surat berharga yang diindikasikan
oleh penawaran pasar, yaitu harga yang tambahan barangnya dapat dijual atau
dibeli.pada suatu saat, nilai pasar suatu surat berharga ditentukan oleh nilai penjualan
terakhir. untuk surat-surat berharga yang tidak aktif, saat tidak ada penawaran, yang
digunakan ialah harga penawaran terakhir sedangkan untuk surat berharga yang tidak
terdaftar di bursa, nilai pasar ditentukan oleh penjualan terakhir atau ditentukan oleh

3
lembaga penilai.nilai pasar secara terus-menerus berfluktuasi ketika ada berita-berita
hangat dan akan sering berubah sepanjang hari.

2.1.5 Nilai Intrinsik


Nilai intrinsik sesuatu sekuritas adalah harga yang ditentukan setelah
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai. Dengan perkatan lain,
merupakan nilai riil surat utang atau surat ekuiti yang dibedakan dengan harga berlaku
di pasar. Manajer keuangan dapat mengestimasi nilai intrinsik secara hati-hati dengan
mempertimbangkan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi nilai sekuritas,
seperti berikut:
 Value of the Firm's Assets. Aktiva berujud dari perusahaan atau aktiva yang secara
fisik dimiliki perusahaan selalu mempunyai nilai pasar (harga menurut persepsi
pasar). Aktiva tersebut dapat dilikuidsi jika perusahaan membutuhkannya untuk
membayar utang dan membagikannya kepada pemegang saham. Didalam teknik
penilaian dengan asumsi going concern biasanya nilai likuidasi ini diabaikan,
dianggap tidak ada.
 Likely Future Interest and Dividend. Perusahaan punya janji untuk selalu membayar
bunga utangnya dan mengembalikan pokok utangnya di masa yang akan datang. Dan
untuk saham preferen dan saham biasa, perusahaan selalu berusaha untuk
membagikan dividend. Besar kecilnya kemungkinan perusahaan akan menepati
janjinya membayar bunga dan pokok utang, serta membagikan dividen akan
mempengaruhi nilai sekarang.
 Likely Future Earnings. Penghasilan rata-rata yang diharapkan perusahaan di masa
yang akan datang adalah merupakan faktor yang paling mempengaruhi nilai sekuritas.
Tanpa memperoleh tingkat penghasilan tertentu, kemungkinan pembayaran bunga
dan dividen akan terancam.
 Likely Future Growth Rate. Prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan
biasanya di evaluasi investor dan kreditur secara hati-hati dan merupakan faktor yang
mempengaruhi nilai intrinsik perusahaan.

2.2 Menentukan Nilai Surat Berharga

2.2.1 Obligasi
2.2.1.1 Pengertian Obligasi

4
Obligasi adalah kontrak utang jangka panjang dimana peminjam setuju untuk
membayar bunga dan pokoknya kepada pemegang obligasi pada waktu tertentu.

Dari sudut pandang perusahaan, obligasi menyatakan hutang perusahaan kepada


pemegangnya. Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada
suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara
periodik. Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity) merupakan pokok
pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai par (par value)
pembayaran bunga secara periodik disebut kupon (coupon).

Dari sudut pandang investor, obligasi merupakan suatu investasi yang berbeda dengan
saham biasa. Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan,
sedangkan obligasi menyatakan klaim kepada kreditur pada suatu perusahaan. Banyaknya
dan waktu pembayaran kas yang diberikan pada pemegang obligasi, yaitu pokok pinjaman
dan kupon, telah ditetapkan ketika obligasi diterbitkan. Sedangkan banyaknya dan waktu
dividen yang dibayar kepada pemegang saham dapar berubah-ubah sepanjang tahun.
Terakhir, obligasi perusahaan diterbitkan tanggal jatuh tempo, yang berarti investor
mempuanyai batas waktu ketika memegangnya. Sedangkan saham biasa tidak mempunyai
jatuh tempo sehingga investor mungkin dapat memegangnya selama hidup perusahaan.

2.2.1.2 Jenis-jenis Obligasi

Ada beberapa jenis obligasi dengan masing-masing karakteristik yang berbeda.

 Obligasi dengan jaminan (mortage bondds)


adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset
real, sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi
berhak untuk mengambil alih aset tersebut. Perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi
yunior atau second mortage bond, yaitu obligasi dengan menggunakan jaminan aset real
yang sama dengan obligasi yang telah diterbitkan sebelumnya. Sebagai contoh, PT XYZ
menerbitkan obligasi senilai 4 juta dengan menggunakan jaminan tanah dan bangunan
gudang PT xyz senilai 10 juta. Beberapa waktu kemudian, PT XYZ mengeluarkan obligasi
laggi senilai 2 juta dengan menggunakan jaminan tanah dan bangunan gudang yang sama
dengan obligasi pertama. Maka obligasi yang pertama kali diterbitkan oleh PT XYZ

5
disebut dengan obligasi senior atau first mortage bond dan yang kedua disebut dengan
obligasi yunior. Jika terjadi likuidasi maka pemegang obligasi yang kedua akan
mempunyai hak pemegang obligasi pertama terpenuhi.

 Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsures bond)


adalah obligasi yang diterbitkan tanpa mengguanakan suatu jaminan aset real tertentu.
Sama halnya dengan mortage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa
jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan, atau disebut sebagai subordinated
(yunior) debentures.

 Obligasi konversi
merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan
obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan,
sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Di
sisi lain, perusahaan emiten akan memperoleh keuntungan karena umumnya obligasi
konversi memberikan tingkat kupon yang relatif lebih rendah, dibandingkan obligasi biasa

 Obligasi yang disertai warrant


Dengan adanya waran, maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham
perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi,
pemegang obligasi dengan waran akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
capital gain jika harga saham mengalami kenaikan. Emiten juga akan memperoleh
keuntungan dengan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, karena obligasi denan
waran dan obligasi konversi umumnya memberikan tingkat kupon yang lebh rendah
dibandingkan obligasi biasa

 Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond)


adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon umunya
ditawarkan pada harga di bawah nilai parnya ( ada discount), sehingga investor akan
memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar dan nilai par obligasi pada saat
obligasi tersebut dibeli.

 Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond)

6
adalah obligasi yang memberikan tingkat bungan yang besarnya disesuaikan dengan
fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku. Umumnya obligasi ditawarkan dengan
menggunakan kupon sebesar presentase tertentu dari suku bunga deposito atau bisa juga
kombinasu dengan suku bunga tetap. Misalnya pada tahun pertama ditawarkan bunga
tetap sebesar 20%, sedangkan untuk tahun-tahun selanjutnya akan ditawarkan dengan
menggunakan suku bunga mengambang.

 Putable bon
adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerika
pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond akan
melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat
bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami penurunan maka
pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga
pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga
yang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.

 Junk bond
adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi, tetapi juga
mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk bond biasnaya diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan yang berisiko tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai
suatu rencana merger atau akuisisi.

 Sovereign bonds
adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata uangnya sendiri, tetapi
dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.

2.1.2 Saham Preferen

2.1.2.1 Pengertian Saham Preferen


Saham preferen (preferred stock) merupakan surat penyertaan kepemilikan (saham)
yang mempunyai prefensi (keistimewaan) terntentu dibanding saham biasa.
Keistimewaan tersebut antara lain mengenai pembayaran dividen dan pembagian
kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi (dibubarkan).
Saham preferen ini mempunyai sifat mendua (campuran), yaitu dalam beberapa hal mirip

7
dengan obligasi dan dalam beberapa hal lain mirip dengan saham biasa. Hal yang mirip
dengan obligasi adalah adanya pembayaran dividen yang sifatnya tetap per tahun dan
biasanya dividen tersebut dibayar dahulu sebelum membayar dividen saham biasa.

Saham preferen juga memiliki jenis, yaitu:

1) Saham preferen komulatif (Comulative Preferred Stock)


Merupakan saham preferen yang memiliki hak untuk mendapatkan dividen tetap.
2) Saham preferen nonkumulatif (Noncommulative Preferred Stock)
Merupakan saham preferen yang TIDAK memiliki hak untuk mendapatkan dividen
yang belum dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya secara kumulatif.
3) Saham preferen partisipasi (Participating Preference Shares)
Pemegang saham akan memperoleh tambahan dividen apabila sudah membayar
dividen kepada pemegang saham biasa.
4) Saham preferen non-partisipasi (Nonparticipating Preferred Stock)
Pemegang saham tidak akan memperoleh tambahan dividen, meskipun sudah
membayar dividen tertentu kepada pemegang saham biasa.
5) Saham konversi
Adalah saham preferen yang dapat ditukar menjadi saham biasa.
6) Saham non-konversi
Adalah saham preferen yang TIDAK dapat ditukar menjadi saham biasa.

Berdasarkan jenisnya, saham preferen memiliki macam ciri. Namun secara garis besar,
karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:

 Saham preferen dapat ditukar menjadi saham biasa, jika ada kesepakatan antara
pemegang saham dan perusahaan penerbit saham.
 Jika belum dibayarkan dari periode sebelumnya, saham preferen bisa dibayarkan pada
periode berjalan.
 Mempunyai macam tingkat, dan dapat diterbitkan dengan karakteristik berbeda.
 Bisa menagih pendapatan atas pembagian dividen terlebih dulu dari pada saham biasa.
 Seperti halnya keuntungan pada saham secara umum, saham preferen juga
mendapatkan dividen dan capital gain.
 Saham preferen dapat dijual dengan harga par.

8
 Saham preferen bisa memberikan hak suara kepada pemegang saham preferen untuk
menunjuk manajer.
 Jumlah dividen pada saham preferen tidak berfluktuasi, meskipun perusahaan tidak
harus membayar dividen ini jika tidak memiliki kemampuan keuangan untuk
melakukannya.

2.1.2.2 Menentukan Nilai Saham Preferen Yang Wajar


Biasanya saham preferen memberi hak kepada pemiliknya untuk memperoleh
pembayaran yang tetap sebesar presentase tertentu tiap tahun. Jika pembayaran tersebut
berlangsung selamanya, maka saham preferen tersebut tidak mempunyai batas umut atau
perpetuity. Nilai saham preferen dapat dihitung dengan formula:
𝐷𝑝
Vp = 𝐾𝑝

Dimana :
Vp = nilai saham preferen
Dp = dividen per lembar saham preferen
Kp = tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return) saham
preferen sebagai discount ratenya.

Sedangkan rate of return saham preferen dapat dicari dengan formula sebagai berikut:
𝐷𝑝
Kp = 𝑉𝑝

Contoh
PT. Utama memiliki saham preferen yang beredan dengan harga nominal per lembar Rp.
5.000,- dividen yang dibayarkan secara tahunan sebesar Rp. 500,-. Harga pasar saham
preferen saat ini sebesar Rp. 6.000. maka besarnya tingkat pengembalian saham preferen
(required rate of return)nya adalah :

Jawab:
𝐷𝑝 500
Kp = 𝑉𝑝 = 6000 x 100% = 8,33%

Untuk menghitung nilai saham preferen tersebut diatas maka dapat dihitung
𝐷𝑝 500
Vp = 𝐾𝑝 = 0,08333 = Rp. 6.000

9
2.1.3 Saham Biasa
2.1.3.1 Pengertian Saham Biasa

Saham biasa (common stock) merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti
penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya (emiten). Emiten ini berbentuk
perseroan terbatas(PT). Apabila saham biasa tersebut diperjualbelikan kepada
masyarakat luas (publik) melalui bursa efek, berarti perusahaan yang mengeluarkannya
sudah go publik dan saham tersebut terdaftar (listing) di bursa efek.

Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

 Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti
bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan
memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam
bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau
tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

 Hak menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari
keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan
ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning)
merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan
kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.

 Hak Preemtive (preetive right)

Merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika


perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase
kepemilikan tidak berubah.

2.1.3.2 Prinsip Menentukan Nilai yang Wajar dari Saham Biasa


2.1.3.3 Penilaian Saham Biasa Berdasarkan Asumsi Dividen

10
Seperti obligasi, nilai dari saham biasa adalah sama dengan nilai sekarang dari seluruh
keuntungan yang akan datang (dividen) diharapkan akan diperoleh. Secara sederhana
dapat dinyatakan bahwa nilai saham biasa adalah sama dengan seluruh nilai sekarang
dividen yang akan datang diharapkan dapat diperoleh selama waktu yang tidak terbatas.
Karenanya dari sudut pandang penilaian hanya dividen yang relevan.

Rumus:
𝐷𝑖𝑣1 𝐷𝑖𝑣1 𝐷𝑖𝑣∞
Nsb = (1+𝑃𝑠𝑏 )1 + (1+𝑃𝑠𝑏 )2 + .... + (1+𝑃𝑠𝑏 )∞

Dimana:

 Nsb = Nilai saham biasa


 Divw = dividen per lembar diharapkan pada akhir tahun ke (w)
 Psb = tingkat pengembalian saham biasa

Terdapat tiga model pertumbuhan yaitu :

 Pertumbuhan nol (zero growth)


 Pertumbuhan konstan (constant grwth)
 Pertumbuhan variabel (variabel growth)

a. Pertumbuhan konstan (constant grwth)


 Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan perusahaan
 Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh pada suatu tingkat tertentu (g) /
konstan
 Model ini cocok untuk perusahaan yang mature dengan pertumbuhan yang stabil.

D0 (1+g)
P0 = Ks−g

Rumus Dividen Bertumbuh Konstan

D0 (1+g)
P0 = Ks−g

Keterangan:

P0 = Harga Saham

D0 = Nilai dividen terakhir

g = tingkat pertumbuhan perusahaan

Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham tersebut.

11
Model ini disebut Gordon model ini sesuai dengan nama penemunya Myron J Gordon.

Contoh :

Apabila diketahui dividen terakhir adalah Rp 2. Tingkat pertumbuhan perusahaan


diperkirakan sebesar 15%. Investor mensyaratkan return sebesar 20%, berapa harga
saham nya?

JAWAB

D0 (1+g)
P0 = Ks−g

2 (1+0.15)
P0 = 0.2−0.15

P0 = 46

b. Model pertumbuhan nol


Pendekatan sederhana untuk penilai dividen, yaitu dengan pertumbuhan nol dengan
asumsi tidak ada pertumbuhan atau konstan.

Langkah langkah perhitungan Nonconstant Growth

1) Menentukan estimasi pertumbuhan dividend (g)


2) Menghitung present value dividen selama periode dimana dividen tumbuh tidak
konstan
3) Menghitung nilai saham pada periode pertumbuhan tidak konstan
4) Menjumlahkan b dan c untuk mendapatkan P0

Contoh

PT. Utama selama ini membagikan dividen yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan
memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 10% per tahun selama 3 tahun mendatang,
tetapi setelah itu pendapatan akan menurun menjadi 5% per tahun sampai waktu tak
terhingga. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar 20%. Dividen terakhir yang
dibagikan adalah Rp 300/lembar. Berapakah harga saham PT. Liest sekarang?

Jawab:

12
D1 = D0 (1+0.1) = 300(1.1) = 330

D2 = D0 (1+0.1)2 = 300 (1.21) = 363

330 363
PV (D1,D2) = (1+0.2)+ (1+0.2)2

= 275 + 252,08

= 527,08

D3 D2(1+0,05)
P2 = Ks−g =
0,2−0,05

363(1.05)
=
0,2−0,05

381,15
=
0,15

= 2.541

2.541
PVP2 =
(1+0,2)2

= 3.659,04

P0 = PV + PVP2

= 527.08 + 3.659,04

= 4.186,12

2.1.3.4 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Oleh Pemegang Saham Biasa

Dalam menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham, kita


menggunakan persamaan penilaiaan untuk saham preferen sebagai berikut:

D
Vps =
kps

Keterangan:

D : deviden tahunan

13
Kps : tingkat pengembalian yang diinginkan

Dengan memecahkan persamaan di atas, untuk tingkat pengembalian yang diinginkan


oleh pemegang saham preferen (kps), kita mempunyai persamaan sebagai berikut:

D
Kps =
Vps

Keterangan:

D : deviden tahunan

Vps : nilai intrinsik

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penilaian sekuritas terdapat konsep nilai dalam manajemen keuangan. Konsep


nilai dalam manajemen keuangan terdiri dari nilai likuidasi, nilai berkesinambungan, nilai
buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai likuidasi per saham adalah jumlah yang
sebenarnya diterima per lembar saham jika seluruh aktiva perusahaan dijual, kewajiban
perusahaan (termasuk saham preferen) dibayarkan dan sisanya dibagikan di antara
pemegang saham biasa. Nilai berkesinambungan adalah sejumlah uang yang dapat
direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu bisnis operasi yang berkesinambungan.
Nilai buku adalah jumlah per lembar saham biasa yang harus diterima jika semua aktiva
perusahaan dijual pada nilai buku (nilai akunting) dan jika hasil yang tersisa setelah
membayar seluruh kewajiban (termasuk saham preferen) dibagi antara pemegang saham
biasa. Nilai Pasar (market value) yaitu harga barang atau surat berharga yang
diindikasikan oleh penawaran pasar, yaitu harga yang tambahan barangnya dapat dijual
atau dibeli. Nilai intrinsik sesuatu sekuritas adalah harga yang ditentukan setelah
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai.

Selain itu, dalam penilaian sekuritas harus menentukan nilai surat berharga.
Adapun jenis-jenis surat berharga yaitu obligasi, saham preferen dan saham biasa.
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh atau perusahaan atau
lembaga-lembaga lain sebagai pihak yang behutang yang mempunyai nilai nominal
tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase
tesebut yang tetap. Saham preferen (preferen stock) adalah saham yang disertai dengan
preferensi tertentu diatas saham biasa dalam hal pembagian dividend an pembagian
kekayaan dalam pembubaran perusahaan. Saham biasa, saham merupakan bukti
kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki
perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividend jika dividen tersebut
dibayarkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sunjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge, Manajemen Keuangan Dua: Edisi Kedua, Bandung,
PT. Prenhallindo, 2001.

http://hargasaham.org/2014/01/10/saham-preferen/

http://akuntan-si.blogspot.com/2012/04/penilaian-saham-pembagian-dividen.html

http://riskymahira.blogspot.com/2013/06/makalah-penilaian-saham.html

https://liliekgibranis.wordpress.com/2014/06/14/penilaian-saham/

16

Anda mungkin juga menyukai