Anda di halaman 1dari 33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Profesionalisme Audit

Internal dan Independensi Audit Internal terhadap Kualitas Audit Internal, data

dan informasi yang diperoleh akan diuraikan di bawah ini.

4.1.1 Deskriptif Subjek Penelitian

Definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara

melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk

menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. BUMN merupakan alat untuk

memupuk keuntungan. BUMN ini sangat berpengaruh dalam menjaga stabilitas

ekonomi negara dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah termasuk

lingkungan politik negara. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan

pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri

BUMN. BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum,

dan perusahaan jawatan.

Perusahaan perseroan

Perusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan

terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%

59
60

sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan utamanya

mengejar keuntungan.

Perusahaan umum

Perusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki

negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus

mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Perusahaan jawatan

Perusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki

modal yang berasal dari negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-

satunya perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya modal perjan ditetapkan

melalui APBN. Pada saat ini, tidak ada lagi BUMN yang berstatus perjan karena

statusnya telah dialihkan menjadi bentuk-bentuk badan hukum/usaha lainnya.

4.1.1.1 Profil BUMN yang Berpusat di Kota Bandung

a) PT Pindad

PT Pindad adalah BUMN yang memiliki visi: Menjadi produsen

peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia pada tahun

2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Produknya berupa senjata, munisi, kendaraan khusus, tempa dan

cor, dan alat berat.

(sumber: www.pindad.com)
61

b) PT Pos Indonesia

Visi: Menjadi raksasa logistik pos dari Timur

Misi:

1) Menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan negara

2) Menjadi tempat berkarya yang menyenangkan

3) Menjadi pilihan terbaik bagi para pelanggan

4) Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi

bangsa, negara, pelanggan, karyawan, masyarakat serta

pemegang saham

(sumber: www.posindonesia.co.id)

c) PT Industri Telekomunikasi Indonesia

PT INTI memiliki Visi : Smart Innovations for Better Life. Dan

misinya adalah:

1) Membangun sinergi inovasi nasional dalam rangka

menyediakan solusi cerdas di bidang telekomunikasi,

informatika, elektronika dan energi bagi peningkatan hidup

masyarakat yang lebih baik.

2) Membangun kemandirian nasional dibidang IT untuk

mewujudkan industri strategis yang profesional, efektif,

efisien dan inovatif.

3) Memaksimalkan nilai perusahaan serta mengupayakan

pertumbuhan yang berkesinambungan.


62

4) Berperan sebagai penggerak utama bangkitnya industri

dalam negeri.

(Sumber: inti.co.id)

4.1.2 Deskriptif Reponden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di dalam beberapa BUMN

yang berhubungan dengan permasalahan profesionalisme dan independensi

auditor internal dengan total kuesioner yang disebarkan sebanyak 52 kuesioner.

Adapun data mengenai karakteristik dari responden tersebut disajikan sebagai

berikut:

4.1.2.1 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin termasuk dalam faktor demografi. Dimana jenis kelamin

seringkali dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan baik

pekerjaan, aktivitas maupun tingkah laku seseorang setiap harinya. Adapun

deskriptif data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1
Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuens
Jenis Kelamin %
i
Pria 38 73
Wanita 16 27
Total 52 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
63

Berdasarkan jenis kelamin seperti disajikan pada tabel 4.1 dapat diketahui

bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria yaitu

berjumlah 38 orang atau sebesar 73% dan responden yang berjenis kelamin

wanita hanya berjumlah 16 orang atau sebesar 27% dari total responden.

4.1.2.2 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2
Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
Frekuens
Usia %
i
20 - 25 Tahun 10 19
26-30 Tahun 17 32
> 30 Tahun 25 49
Total 52 100
Sumber : Data Primer diolah, 2016

Berdasarkan usia seperti tampak pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa

paling banyak responden berusia lebih dari 30 tahun, yaitu berjumlah 25 orang

atau sebesar 49%, kemudian disusul responden yang berusia antara 26 - 30 tahun,

yaitu berjumlah 17 orang atau sebesar 32%, sedangkan untuk responden yang

berusia antara 20 – 25 tahun berjumlah 10 orang atau sebesar 19% dari total

responden.

4.1.2.3 Deskriptif Pesponden Berdasarkan Pendidikan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:


64

Tabel 4.3
Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
Frekuens
Pendidikan %
i
Diploma 9 17
S1 38 73
S2 5 10
S3 0 0
Lain-lain 0 20
Total 52 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dari 52 responden yang menjadi objek

penelitian, terlihat bahwa responden berpendidikan Diploma sebanyak 9 orang

atau 17%, S1 sebanyak 38 orang atau 73%, dan S2 sebanyak 5 orang atau 10%.

Maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpendidikan sarjana, tingkat S1.

4.1.2.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4
Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi %
1 - 5 Tahun 10 17
6 - 10 Tahun 32 61
11 - 15 Tahun 5 9
> 15 Tahun 5 9
65

Total 52 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan lama kerja di perusahaan seperti disajikan pada tabel 4.4

dapat diketahui bahwa paling banyak responden sudah bekerja di perusahaan 1-5

tahun, yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 17%, kemudian responden yang

sudah bekerja di perusahaan 6 – 10 tahun sebanyak 30 orang atau sebesar 30%,

sedangkan responden yang sudah bekerja selama 11 – 15 tahun sebanyak 5 orang

atau sebanyak 9% dan responden yang sudah bekerja di perusahaan lebih dari 15

tahun ada sebanyak 5 orang atau sebesar 9% dari total responden.

4.1.2.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menjabat

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama menjabat

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5
Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menjabat
Lama
Frekuensi %
Menjabat
1 - 5 Tahun 15 28
6 - 10 Tahun 27 51
11 - 15 Tahun 5 9
> 15 Tahun 5 9
Total 52 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan lama menjabat di perusahaan seperti disajikan pada tabel 4.5

dapat diketahui bahwa responden yang menjabat selama 1-5 tahun sebanyak 15

orang atau sebesar 28%, responden yang menjabat selama 6 – 10 tahun sebanyak

27 orang atau sebesar 51%, responden yang menjabat selama 11-15 dan lebih dari
66

15 tahun masing-masing sebanyak 5 orang atau masing-masing sebesar 10% dari

total responden.

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka

dapat diketahui pernyataan responden mengenai Profesionalisme Audit Internal,

Indenpendensi Audit Internal dan Kualitas Audit. Dalam penelitian ini, penulis

memberikan 40 pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan kepada 52 responden.

Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka skala yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dimana setiap pernyataan

mengandung lima alternatif jawaban, yaitu :

Tabel 4.6
Instrumen Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

KS Kurang Setuju 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2012:133)

Melalui perhitungan tersebut, dapat diketahui tingkat jawaban responden

pada setiap item pertanyaan dengan tafsiran daerah sebagai berikut:


67

Sangat buruk buruk cukup baik baik sangat baik

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

(Sekaran, 2011:33)

Gambar 4.1
Garis Kontinum

4.1.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Profesionalisme Audit Internal


Berikut merupakan hasil kuesioner jawaban responden berdasarkan

tanggapan mengenai variabel X1 (Profesionalisme Audit Internal).

Tabel 4.7
Gambaran Mengenai Profesionalisme Audit Internal
Rata-
No Pernyataan SS S CS TS STS Total Ket.
Rata
Saya menggunakan segenap
pengetahuan, kemampuan dan Sangat
1 27 18 7 0 0 228 4.38
pengalaman saya dalam Tinggi
melaksanakan proses audit.
Saya akan tetap teguh pada profesi
sebagai auditor onternal meskipun
Sangat
2 saya mendapatkan tawaran 26 23 3 0 0 231 4.44
Tinggi
pekerjaan lain dengan imbalan yang
lebih besar.
Saya mau bekerja diatas batas
normal untuk membantu perusahaan Sangat
3 24 20 7 1 0 223 4.28
dimana saya bekerja agar saya Tinggi
sukses.
68

Sebagai auditor internal saya harus


Sangat
4 menyampaikan hasil audit yang 23 22 6 1 0 223 4.28
Tinggi
sebenarnya kepada masyarakat.
Profesi auditor internal merupakan
Sangat
5 profesi yang menciptakan 21 22 9 0 0 220 4.23
Tinggi
transparansi dalam masyarakat.
Profesi auditor internal merupakan
profesi yang dapat dijadikan dasar Sangat
6 22 24 5 1 0 223 4.28
kepercayaan masyarakat terhadap Tinggi
pengelolaan kekayaan negara.
Saya merencanakan dan
memutuskan hasil audit saya
7 18 23 11 0 0 215 4.13 Tinggi
berdasarkan fakta yang saya temui
dalam proses audit.
Dalam melaporkan laporan
keuangan, saya tidak berada Sangat
8 23 22 6 1 0 223 4.28
dibawah tekanan manajemen dan Tinggi
pihak siapapun.
Sebagai auditor internal, saya harus
melaporkan hasil audit saya
Sangat
9 berdasarkan bukti-bukti dan temuan 27 20 5 0 0 230 4.42
Tinggi
audit pada saat melaksanakan
penugasan audit.
Prestasi auditor internal sebaiknya
dinilai oleh rekan seprofesi daripada Sangat
10 24 20 5 3 0 221 4.25
supervisor yang bukan auditor Tinggi
internal.
Sebgai auditor internal saya harus
menjalankan peraturan, standar Sangat
11 26 21 5 0 0 229 4.40
auditing, etika profesi dan Tinggi
pengendalian mutu.
Saya sering melakukan diskusi atau
Sangat
12 bertukar pikiran dengan auditor 24 20 7 1 0 223 4.28
Tinggi
internal dari organisasi lain.
Saya sangat senang untuk bekerja
Sangat
13 dalam tim dengan rekan sesama 23 22 6 1 0 223 4.28
Tinggi
profesi.
Sangat
Akumulasi Jawaban Responden 2912 4.30
Tinggi
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukan penilaian responden atas

profesionalisme audit internal yang diukur dengan menggunakan 13 item

pernyataan dengan rata-rata skor dari ke 13 item sebesar 4,30. Rata-tara skor
69

tersebut menunjukan bahwa penilaian responden atas profesionalisme audit

internal berdasarkan rentang interval masuk ke dalam kategori sangat tinggi.

Kemudian skor tertinggi dicapai dengan skor 231 dengan pernyataan yaitu “Saya

akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor onternal meskipun saya

mendapatkan tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar” dengan

rata-rata 4.44. Sedangkan skor terendah dicapai dengan skor 215 dengan

pernyataan yaitu “Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit saya

berdasarkan fakta yang saya temui dalam proses audit.” dengan rata-rata 4.13.

4.1.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Indenpendensi Audit Internal

Berikut merupakan hasil kuesioner jawaban responden berdasarkan

tanggapan mengenai variabel X2 (Indenpendensi Audit Internal) :

Tabel 4.8
Gambaran Mengenai Indenpendensi Audit Internal
Rata
No Pernyataan SS S CS TS STS Total - Ket.
Rata
Pada penyusunan program audit,
tidak ada campur tangan pihak
lain dalam menentukan, Sangat
14 27 20 5 0 0 230 4.42
mengeliminasi atau Tinggi
memodifikasi bagian-bagian
tertentu yang diperiksa.
Penyusunan prosedur audit yang
Sangat
15 dipilih tidak dipengaruhi pihak 26 21 5 0 0 229 4.40 Tinggi
lain.
Penyusunan program audit bebas
dari usaha-usaha pihak lain Sangat
16 26 23 3 0 0 231 4.44
untuk menentukan subjek Tinggi
pemeriksaan.
17 Dalam pemeriksaan langsung, 22 24 5 1 0 223 4.28 Sangat
auditor dapat bebas mengakses Tinggi
informasi yang berhubungan
dengan kegiatan, kewajiban-
kewajiban, dan sumber-sumber
70

bisnis auditee.
Manajemen perusahaan yang
diaudit dapat bekerja sama Sangat
18 21 22 9 0 0 220 4.23
secara aktif selama proses Tinggi
pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan, bebas dari
manajerial maupun pihak lain
19 12 23 11 0 0 215 4.13 Tinggi
untuk membatasi segala kegiatan
pemeriksaan.
Pada pemeriksaan, bebas dari
Sangat
20 kepentingan pribadi yang dapat 27 20 5 0 0 230 4.42 Tinggi
menghambat verifikasi audit.
Pelaporan bebas dari
kepentingan pihak lain untuk Sangat
21 26 21 5 0 0 229 4.40
memodifikasi pengaruh fakta- Tinggi
fakta yang dilaporkan.
Dalam pelaporan audit, bebas
dari tekanan untuk tidak Sangat
22 27 18 7 0 0 228 4.38
melaporkan hal-hal signifikan Tinggi
dalam laporan audit.
Menghindari praktik yang dapat
Sangat
23 menghilangkan kejadian yang 21 23 8 0 0 221 4.25 Tinggi
penting dalam laporan formal.
Dalam pelaporan tidak ada usaha
pihak lain yang dapat
Sangat
24 mempengaruhi pertimbangan 24 23 5 0 0 227 4.36 Tinggi
pemeriksaan terhadap isi laporan
pemeriksaan.
Sangat
Akumulasi Jawaban Responden 2483 4.34 Tinggi
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukan penilaian responden atas

indenpendensi audit internal yang diukur dengan menggunakan 11 item

pernyataan dengan rata-rata skor dari ke 11 item sebesar 4.34. Rata-tara skor

tersebut menunjukan bahwa penilaian responden atas independensi audit internal

berdasarkan rentang interval masuk ke dalam kategori sangat tinggi. Kemudian

skor tertinggi dicapai dengan skor 231 dengan pernyataan yaitu “Penyusunan

program audit bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek
71

pemeriksaan” dengan rata-rata 4.44. Sedangkan skor terendah dicapai dengan skor

215 dengan pernyataan yaitu “Dalam pemeriksaan, bebas dari manajerial maupun

pihak lain untuk membatasi segala kegiatan pemeriksaan” dengan rata-rata 4,15.

4.1.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Audit

Berikut merupakan hasil kuesioner jawaban responden berdasarkan

tanggapan mengenai variabel Y (Kualitas Audit) :

Tabel 4.9
Gambaran Mengenai Kualitas Audit
Rata-
No Pernyataan SS S CS TS STS Total Ket.
Rata
Auditor pemeriksa
Sangat
25 melaksanakan pemeriksaan 21 22 9 0 0 220 4.23 Tinggi
berdasarkan standar audit SPAI.
Auditor pemeriksa dalam
Sangat
26 melaksanakan pemeriksaan 21 23 8 0 0 221 4.25 Tinggi
berdasarkan kode etik SPAI.
Auditor pemeriksa
melaksanakan pemeriksaan
Sangat
27 menggunakan standar auditing 24 23 5 0 0 227 4.36 Tinggi
yang berlaku umum di
Indonesia.
Dalam melaksanakan
pemeriksaan, auditor
merencanakan materialitas atas Sangat
28 30 16 6 0 0 232 4.46
laporan keuangan berdasarkan Tinggi
standar auditing yang berlaku
umum di Indonesia.
Auditor pemeriksa
melaksanakan pemeriksaan yang
Sangat
29 didasarkan pada program 29 19 4 0 0 233 4.48 Tinggi
pemeriksaan dan prosedur audit
yang jelas dan sistematis.
Auditor pemeriksa dalam
merencanakan audit selalu
Sangat
30 menetapkan sasaran, ruang 21 23 8 0 0 221 4.25 Tinggi
lingkup dan metodologi
pemeriksaan.
72

Auditor pemeriksa
Sangat
31 mendokumentasikan rencana 23 22 6 1 0 223 4.28 Tinggi
setiap penugasan audit.
Auditor mengkomunikasikan
informasi yang berkaitan dengan
Sangat
32 perencanaan, pelaksanaan, dan 27 20 5 0 0 230 4.42 Tinggi
pelaporan pemeriksaan kepada
auditee.
Auditor pemeriksa terlebih
dahulu mempelajari dan
memahami risiko pengendalian
33 18 23 11 0 0 215 4.13 Tinggi
dan sistem pengendalian intern
perusahaan sebelum melakukan
kegiatan pemeriksaan.
Auditor menggunakan
pertimbangan profesional untuk
Sangat
34 mendeteksi adanya 26 23 3 0 0 231 4.44 Tinggi
ketidakpatuhan terhadap
perundang-undangan.
Auditor menggunakan
pertimbangan profesional untuk Sangat
35 22 24 5 1 0 223 4.28
mendeteksi kemungkinan Tinggi
terjadinya kecurangan (fraud).
Auditor telah menggunakan
kemahiran profesional dan
skeptisme profesional yang Sangat
36 26 21 5 0 0 229 4.40
selalu mempertanyakan dan Tinggi
mengevaluasi secara kritis
terhadap bukti audit.
Auditor mengungkapkan semua
hal yang material atau signifikan
Sangat
37 yang diketahuinya dalam bentuk 23 22 6 1 0 223 4.28 Tinggi
temuan selama proses
pemeriksaan dilakukan.
Auditor mengkomunikasikan
temuan dan rekomendasi audit
Sangat
38 agar ditindak lanjuti auditee 24 23 5 0 0 227 4.36 Tinggi
dalam pertanggungjawaban
keuangan perusahaan.
Auditor melaksanakan
pembahasan konsep temuan
audit dengan pejabat entitas yang Sangat
39 26 21 5 0 0 229 4.40
berwenang dan kegiatan tersebut Tinggi
telah didokumentasikan dalam
KKP.
40 Auditor memantau tindak lanjut 27 18 7 0 0 228 4.38 Sangat
73

rekomendasi atas pemeriksaan


terdahulu dan berkomunikasi
dengan unit yang diperiksa
terkait perbaikan dan Tinggi
penyelesaian temuan audit serta
telah didokumentasikan dalam
KKP.
Sangat
Akumulasi Jawaban Responden 3612 4.34 Tinggi
Sumber : Data yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan penilaian responden atas kualitas

audit yang diukur dengan menggunakan 16 item pernyataan dengan rata-rata skor

dari ke 16 item sebesar 4.48. Rata-tara skor tersebut menunjukan bahwa penilaian

responden atas kualitas audit berdasarkan rentang interval masuk ke dalam

kategori sangat tinggi. Kemudian skor tertinggi dicapai dengan skor 233 dengan

pernyataan yaitu “Auditor pemeriksa melaksanakan pemeriksaan yang didasarkan

pada program pemeriksaan dan prosedur audit yang jelas dan sistematis” dengan

rata-rata 4.48. Sedangkan skor terendah dicapai dengan skor 215 dengan

pernyataan yaitu “Auditor pemeriksa terlebih dahulu mempelajari dan memahami

risiko pengendalian dan sistem pengendalian intern perusahaan sebelum

melakukan kegiatan pemeriksaan” dengan rata-rata 4,13.

4.1.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dianalisis, data hasil kuesioner terlebih dahulu diuji validitas dan

reliabilitas untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan berdasarkan

berupa item-item pernyataan yang diajukan kepada responden telah mengukur

secara cermat dan tepat apa yang diukur.


74

4.1.4.1 Hasil Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya.

Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah pernyataan yang telah

diterapkan dalam kuisioner dapat mengukur variabel yang telah ada. Pengujian

validitas ini dilakukan dengan mengkorelasi skor jawaban responden dari setiap

pertanyaan. Nilai R hitung dibandingkan dengan R tabel, apabila R hitung > R

tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid. Berdasarkan uji validitas

yang dilakukan terhadap pertanyaan kuisioner dari variabel profesionalisme audit

internal adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel X1
(Profesionalisme Audit Internal)

Variabel No Item rhitung rtabel Kesimpulan


Profesionalisme 1 .847 0,273 Valid
Audit Internal 2 .739 0,273 Valid

3 .840 0,273 Valid

4 .765 0,273 Valid

5 .611 0,273 Valid

6 .751 0,273 Valid

7 .672 0,273 Valid

9 .601 0,273 Valid

10 .726 0,273 Valid

11 .810 0,273 Valid


12 .720 0,273 Valid
75

13 .840 0,273 Valid


Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji validitas profesionalisme audit internal

menunjukan bahwa nilai korelasi tiap item pertanyaan dengan total skor yang

diperoleh lebih besar dari 0,273 sehingga dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat dijadikan sebagai alat ukur.

Selanjutnya hasil pengujian validitas untuk variabel X2 (Indenpendensi

Auditor Internal) dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah.

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel X2
(Indenpendensi Audit Internal)
No
Variabel rhitung rtabel Kesimpulan
Item
14 .824 0,273 Valid
15 .854 0,273 Valid

16 .763 0,273 Valid

17 .634 0,273 Valid

18 .694 0,273 Valid


Indenpendensi .682 0,273
19 Valid
Audit Internal
20 .858 0,273 Valid

21 .854 0,273 Valid

22 .863 0,273 Valid

23 .631 0,273 Valid

24 .686 0,273 Valid


76

Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.11, hasil uji validitas indenpendensi audit internal

menunjukan bahwa nilai korelasi tiap item pertanyaan dengan total skor yang

diperoleh lebih besar dari 0,273 sehingga dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat dijadikan sebagai alat ukur.

Selanjutnya hasil pengujian validitas untuk variabel Y1 (Kualitas Audit)

dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah.

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Y
(Kualitas Audit)
No
Variabel rhitung rtabel Kesimpulan
Item
25 .768 0,273 Valid

26 .722 0,273 Valid

27 .777 0,273 Valid

28 .613 0,273 Valid

29 .687 0,273 Valid

30 .722 0,273 Valid

31 .617 0,273 Valid


Kualitas Audit 32 .783 0,273 Valid

33 .631 0,273 Valid

34 .781 0,273 Valid

35 .581 0,273 Valid

36 .780 0,273 Valid

37 .617 0,273 Valid

38 .777 0,273 Valid


39 .780 0,273 Valid
77

40 .841 0,273 Valid


Sumber : Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.12, hasil uji validitas indenpendensi audit internal

menunjukan bahwa nilai korelasi tiap item pertanyaan dengan total skor yang

diperoleh lebih besar dari 0,273 sehingga dapat disimpulkan bahwa item

pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat dijadikan sebagai alat ukur.

4.1.4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari gejala yang

sama (Sekaran, 2006). Sekumpulan instrumen dinyatakan memiliki keandalan jika

nilai reliabiltasnya (alpha-Cronbach) tidak kurang dari 0,60

Adapun hasil uji reliabilitas pada variabel X1 (Profesionalisme Audit

Internal) dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini :

Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Audit Internal
Reliability Statistics

Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items

.949 .949 13
Sumber: Data primer diolah, 2016
78

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diambil kesimpulan bahwa pertanyaan-

pertanyaan yang mengukur variabel Profesionalisme Audit Internal adalah reliabel

atau dapat diandalkan karena terlihat pada masing-masing instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini menunjukkan nilai Cronbach Alpha > 0,60

sehingga dapat dikatakan reliabel.

Hasil uji reliabilitas pada variabel X2 (Indenpendensi Audit Internal) dapat

dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Indenpendensi Audit Internal
Reliability Statistics

Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items

.944 .945 11
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diambil kesimpulan bahwa pertanyaan-

pertanyaan yang mengukur variabel Indenpendensi Audit Internal adalah reliabel

atau dapat diandalkan karena terlihat pada masing-masing instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini menunjukkan nilai Cronbach Alpha > 0,60

sehingga dapat dikatakan reliabel.

Sedangkan hasil uji reliabilitas pada variabel Y (Kualitas Audit) dapat

dilihat pada table 4.15 di bawah ini.


79

Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit
Reliability Statistics

Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items

.949 .950 16

Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diambil kesimpulan bahwa pertanyaan-

pertanyaan yang mengukur variabel Indenpendensi Audit Internal adalah reliabel

atau dapat diandalkan karena terlihat pada masing-masing instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini menunjukkan nilai Cronbach Alpha > 0,60

sehingga dapat dikatakan reliabel.

4.1.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar dalam pengambilan keputusan uji K-S

adalah sebagai berikut:


80

a. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 atau 5% maka

data terdistribui normal.

b. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05 atau 5% maka

data tidak terdistribusi normal.

Tabel 4.16
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PAI IAI KA
N 52 52 52
Normal Parameters ,b a
Mean 4.2679 4.313 4.3413
3
Std. Deviation .56695 .5373 .51427
4
Most Extreme Differences Absolute .120 .146 .131
Positive .105 .124 .131
Negative -.120 -.146 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .864 1.056 .946
Asymp. Sig. (2-tailed) .445 .215 .332
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 atau 5%. hal ini menunjukan bahwa

model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas atas data dalam

penelitian ini berdistribusi normal.

4.1.5.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas memiliki arti antara variabel bebas yang satu dengan

variabel bebas yang lain dalam model regresi terjadi hubungan yang mendekati

sempurna. Multikolinieritas hampir selalu ada dalam model persamaan regresi

yang menggunakan lebih dari variabel bebas. Berikut ini hasil pengujian tersebut :
81

Tabel 4.17
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .401 .180   2.233 .030    
PAI .033 .092 .036 .357 .722 .178 5.603
IAI .881 .098 .920 9.028 .000 .178 5.603
a. Dependent Variable: KA

Nilai VIF yang diperoleh dalam tabel di atas menunjukkan bahwa data

pada variabel bebas tidak mengandung adanya gejala korelasi yang kuat antara

sesama variabel bebas. Semua nilai VIF yang dihitung lebih kecil dari 10 dan nilai

tolerance diatas 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas di

antara variabel bebas.

4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana dalam analisis regresi, varians

dari residual tidak sama atau memiliki pola tertentu dari satu pengamatan ke

pengamatan lain yang ditunjukan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians

dari residual dengan besarnya varians antar residual tidak homogen. Sedangkan

apabila terdapat gejala varians sama disebut homokedastisitas. Uji dapat


82

dilakukan melalui pengamatan terhadap pola grafik scatterplot, uji glejser, uji

spearman dan uji park. Hasil output SPSS untuk uji glejser pada tabel 4.18 yaitu

sebagai berikut :

Tabel 4.18
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .332 .125   2.655 .011

PAI -.077 .064 -.387 - .237


1.197
IAI .024 .068 .113 .349 .729
a. Dependent Variable: RES2

Berdasarkan uji park pada tabel 4.18, diketaui bahwa seluruh variabel

memiliki nilai signifikansi > 0,05 artinya dapat disimpulkan bahwa pada model

data tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

4.1.6 Hasil Analisis Data

4.1.6.1 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan

kuatnya hubungan antara dua variabel independen profesionalisme audit internl

dan Indenpendensi Audit Internal dengan variabel dependen Kualitas Audit.

Berikut hasli pengujian koefisien korelasi tersebut :


83

Tabel 4.19
Uji Analisis Koefisien Korelasi
Correlations
PAI IAI KA
Spearman's rho PAI Correlation 1.000 .897** .857**
Coefficient
Sig. (1-tailed) . .000 .000
N 52 52 52
IAI Correlation .897 **
1.000 .857**
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 . .000
N 52 52 52
KA Correlation .857 **
.857** 1.000
Coefficient
Sig. (1-tailed) .000 .000 .
N 52 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan output diatas, diketahui korelasi yang diperoleh antara

profesionalisme audit internal terhadap kualitas audit sebesar 0,857. Angka ini

termasuk dalam kategori hubungan yang sangat kuat. Sedangkan, korelasi yang

diperoleh antara indenpendensi audit internal terhadap kualitas audit sebesar

0,857. Angka ini termasuk dalam kategori hubungan yang sangat kuat. Hubungan

yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat adalah positif artinya jika

variabel profesionalisme audit internal dan indenpendensi audit internal semakin

baik maka akan diikuti pula oleh kualitas audit.

4.1.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda


84

Pengujian hipotesis menggunakan persamaan regresi linier berganda. Hasil

analisis regresi linier sederhana dengan bantuan Software SPSS 19.0 For Windows

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.20
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .718 .339   2.122 .039

PAI .413 .130 .422 3.179 .003


IAI .488 .131 .494 3.724 .001
a. Dependent Variable: KA

Berdasarkan output diatas, diperoleh nilai a sebesar 0,718 dan nilai b pada

profesionalisme auditor internal sebesar 0,413 dan pada indenpendensi audit

internal sebesar 0,488. Dengan demikian maka dapat dibentuk persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

= 0,781 + 0,413 X + 0,488 X

Nilai a dan b dalam persamaan di ats dapt diinterpretasikan sebagai berikut:

a = 0,781 artinya : Jika variabel profesionalisme audit internal bernilai 0 maka

kualitas audit bernilai 0,781.

b = 0,413 artinya : Jika variabel profesionalisme audit internal meningkat satu

satuan, maka kualitas audit akan meningkat pula sebesar 0,413.

c = 0,781 artinya : Jika variabel indenpendensi audit internal bernilai 0 maka

kualitas audit bernilai 0,781.


85

d = 0,488 artinya : Jika variabel indenpendensi audit internal meningkat satu

satuan, maka kualitas audit akan meningkat pula sebesar 0,488.

4.1.6.3 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (KD) berfungsi untuk melihat seberapa besar

pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel output berikut:

1. Profesionalisme Audit Internal

Kd = (rs)2 x 100%

= (0,857)2 x 100%

= 73,44%

Dapat dilihat bahwa variabel profesionalisme audit internal (X1) memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit (Y) sebesar 73,44%, sedangkan sisanya sebesar

26,56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

2. Indenpendensi Audit Internal

Kd = (rs)2 x 100%

= (0,857)2 x 100%

= 73,44%

Dapat dilihat bahwa variabel indenpendensi audit internal (X2) memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit (Y) sebesar 73,44%, sedangkan sisanya sebesar

26,56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis
86

4.1.7 Pengujian Hipotesis

Setelah diperoleh model regresi linier berganda, koefisien korelasi dan

koefisien determinasi, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis untuk

melihat apakah pengaruh yang diberikan variabel independen (profesionalisme

audit internal dan indenpendensi audit internal) signifikan ataukah tidak terhadap

variabel dependen (kualitas audit).

4.1.7.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variael pengalaman audit,

independensi, objektivitas, lingkup audit dan risiko audit akan menjelaskan

kualitas audit secara individual. Kriteria pengujian hipotesis uji t adalah sebagai

berikut:

 Apabila thitung> ttabel maka Ho ditolak

 Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima

Ada 2 cara menguji t, yaitu membandingkan t-hitung dengan t-tabel dan nilai

signifikansi.

Ho diterima, apabila thitung < ttabel pada =0.05, artinya tidak signifikan

Ho diterima, apabila thitung > ttabel pada =0.05, artinya signifikan

1. Profesionalisme Audit Internal Terhadap Kualitas Audit


Tabel 4.21
Uji Parsial (Uji t) Profesionalisme Audit Internal
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
87

B Std. Error Beta


1 (Constant) 1.117 .360   3.100 .003

PAI .831 .073 .850 11.433 .000


a. Dependent Variable: KA

Dari tabel 4.21 diperoleh nilai t hasil perhitungan (t-hitung) untuk menguji

koefisien regresi sebesar 11,433. Nilai t hitung ini akan dibandingkan dengn nilai t

pada tabel. Dengan α = 0,05, derajat bebas (df) = n-(k+i) = 52 – 3 = 49, diperoleh

nilai t tabel sebesar 2,009. Dari nilai-nilai di atas, terlihat bahwa nilai t-hitung

untuk profesionalisme audit internal (11,433) > nilai t-tabel (2,009). Sesuai

dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak. Artinya, profesionalisme

audit internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

2. Indenpendensi Audit Internal Terhadap Kualitas Audit


Tabel 4.22
Uji Parsial (Uji t) Independensi Audit Internal
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .926 .361   2.565 .013

IAI .849 .071 .860 11.925 .000


a. Dependent Variable: KA

Dari output di atas diperoleh nilai t hasil perhitungan (t-hitung) untuk

menguji koefisien regresi sebesar 11,925. Nilai t hitung ini akan dibandingkan

dengn nilai t pada tabel. Dengan α = 0,05, derajat bebas (df) = n-(k+i) = 52 – 3 =

49, diperoleh nilai t tabel sebesar 2,009. Dari nilai-nilai di atas, terlihat bahwa
88

nilai t-hitung untuk indenpendensi audit internal (11,925) > nilai t-tabel (2,009).

Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak. Artinya,

indenpedensi audit internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

4.1.7.2 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan digunakan untuk mengetahui nilai yang

memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara

bersama-sama. Kita dapat menguji secara simultan apakah regresi berganda yang

telah didapatkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kualitas Audit atau

tidak ada pengaruh. Adapun hasil pengujian secara simultan/ uji F statistik dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.23
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 29.371 2 14.686 89.105 .000a

Residual 8.076 4 .165


   
9
Total 37.447 5
     
1
a. Predictors: (Constant), IAI, PAI
b. Dependent Variable: KA

Berdasarkan table 4.23, diketahui bahwa perbandingan F hitung dengan Ftabel

yaitu sebesar 89,105 > 3,19 dan diperoleh tingkat signifikansi (F sig) 0,000 <

0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel profesionalisme audit internal dan

indenpendensi audit internal secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti apabila seluruh variabel
89

independen secara bersama-sama mengalami perubahan, maka akan

mempengaruhi kualitas audit.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Profesionalisme Audit Internal Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi

berganda, bahwa variabel X 1 (profesionalisme audit internal) memiliki nilai

sebesar 0,413 yang menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai variabel

X 1 (profesionalisme audit internal) akan meningkatkan variabel Y (kualitas audit)

sebesar 0,413. Sedangkan berdasarkan secara uji parsial (uji t) diperoleh hasil

dengan derajat kebebasan df = n - (K+I) = 52 - (2+1) = 49, dengan demikian

karena besarnya t hitung 11,433 > t tabel 2,009, sehingga H 0 ditolak dan H a diterima

yang dapat diartikan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) variabel X 1

(profesionalisme audit internal) berpengaruh terhadap variabel Y (kualitas audit).

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa

pengaruh antara profesionalisme audit internal terhadap kualitas audti memiliki

pengaruh positif dan signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susilawati, Maya R Atmawinata (2014) yang menyatakan bahwa

profesionalisme memiliki pengaruh yang signifikan terdapat kualitas audit dan

sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia Putri
90

Pertiwi (2013) menyatakan bahwa profesionalisme audit internal memiliki

pengaruh terhdap kualitas audit.

4.2.2 Pengaruh Indenpendensi Audit Internal Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi

berganda, bahwa variabel X2 (indenpendensi audit internal) memiliki nilai sebesar

0,391 yang menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai variabel X2

(indenpendensi audit internal) akan meningkatkan variabel Y (kualitas audit)

sebesar 0,488. Sedangkan berdasarkan secara uji parsial (uji t) diperoleh hasil

dengan derajat kebebasan df = n - (K+I) = 52 - (2+1) = 49, dengan demikian

karena besarnya t hitung 11,925 > t tabel 2,009, sehingga H 0 ditolak dan H a diterima

yang dapat diartikan bahwa secara parsial (sendiri-sendiri) variabel X2

(indenpendensi audit internal) berpengaruh terhadap variabel Y (kualitas audit).

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa

pengaruh antara indenpendensi audit internal terhadap kualitas audit memiliki

pengaruh positif dan signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susilawati, Maya R Atmawinata (2014) yang menyatakan bahwa

indenpendensi memiliki pengaruh yang signifikan terdapat kualitas audit dan

sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia Putri

Pertiwi (2013) menyatakan bahwa indenpendensi audit internal memiliki

pengaruh terhdap kualitas audit.


91

4.2.3 Pengaruh Profesionalisme audit internal dan Indenpendensi Audit

Internal Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan secara uji simultan (uji F) diperoleh hasil dengan derajat

kebebasan df = n - (K+I) = 52 - (2+1) = 49, dengan demikian karena besarnya

Fhitung 89,105 > Ftabel 3,19, sehingga H 0 ditolak dan H a diterima yang dapat

diartikan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel X1 (Profesionalisme

Audit Internal) dan X2 (indenpendensi audit internal) berpengaruh terhadap

variabel Y (kualitas audit). Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

menunjukan bahwa pengaruh antara profesionalisme audit internal dan

indenpendensi audit internal terhadap kualitas audit memiliki pengaruh positif dan

signifikan.

Anda mungkin juga menyukai