Anda di halaman 1dari 1

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes Spatula

Diagnosis tetanus adalah murni diagnosis klinis berdasarkan riwayat penyakit dan temuan saat
pemeriksaan. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan uji spatula, dilakukan dengan menyentuh
dinding posterior faring menggunakan alat dengan ujung yang lembut dan steril. Hasil tes
positif jika terjadi kontraksi rahang involunter (menggigit spatula) dan hasil negatif berupa
refleks muntah. Laporan singkat The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene
menyatakan bahwa uji spatula memiliki spesifi sitas tinggi (tidak ada hasil positif palsu)dan
sensitivitas tinggi (94% pasien terinfeksi menunjukkan hasil positif ).

Sumber : Mahadewa TGB, Maliawan S. Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang
Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto;2009

2. Pemeriksaan Kultur C. tetani pada luka

Kultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis


nanah yang diambil dari luka dapat membantu,
tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan batang
gram positif berbentuk tongkat penabuh drum
seringnya tidak ditemukan.

Sumber : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi


B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.
Edisi VI. Jakarta:InternaPublishing

3. Pemeriksaan Kreatinin Fosfokinase (CPK)

Kreatinin adalah tes biokimia yang dilakukan untuk mendiagnosis kerusakan hati. Kreatin
fosfokinase atau Creatine Phosphokinase (CPK) banyak ditemukan dalam otot jantung, otot
rangka, dan otak. Konsentrasi serum CPK akan meningkat ketika otot-otot pada sel saraf
terluka. Kadar CK akan meningkat dalam 6 jam setelah luka. Jika kerusakan ini terjadi berulang,
maka kadar CK akan meningkat tajam setelah 18 jam luka dan kembali normal dalam waktu 2-3
hari.

Sumber : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi VI. Jakarta:InternaPublishing

Anda mungkin juga menyukai