Melepasmu Bersama Senja
Melepasmu Bersama Senja
LANDASAN TEORI
1.1. Candidiasis
a. Definisi candidiasis
albicans ataupun spesies lain dari genus kandida. Organisme ini khususnya
organisme ini juga dapat menyebabkan penyakit sistemik (Janik, et al., 2008).
1. Kandidiasis Mukosa
1) Kandidiasis Oral/orofaringeal
al.,2003).
1) Kandidiasis pseudomembranosa
2) Kandidiasis atropik
3) Kandidiasis hiperplastik
4) Kandidiasis eritematosa
hiperemia.
alveolar ridge.
5) Keilitis angular
2) Kandidiasis Vulvovaginal
Kandidiasis vulvovaginal, kadang disebut sebagai
keluhan sangat gatal atau pedih disertai keluar cairan yang putih
mirip krim susu/keju, kuning tebal, tetapi dapat cair seperti air atau
area inguinal. Sering dijumpai pada wanita hamil, dan pada wanita
menstruasi. Gatal sering lebih berat bila tidur atau sesudah mandi
al., 2010). Papul kecil tampak pada glans penis beberapa jam
ringan ini biasanya sedikit pedih dan iritasi. Pada bentuk lanjut
dan seluruh area inguinalis, terutama pada udara panas. Pada kasus
4) Kandidiasis Kutis
Kutis Intertrigo
dan membentuk fisura pada area intertrigo yang terlibat. Area yang
2016).
terbatas pada area tertentu dari kulit atau kuku (Edward, 2008).
6) Kandidiasis Paronikia
7) Kandidiasis Onikomikosis
Gejala yang paling umum dari infeksi jamur kuku adalah kuku
rapuh. Jika tidak diobati, kulit bisa menjadi meradang dan nyeri
bayi baru lahir yang disebabkan oleh ketuban pecah dini yang
9) Diaper Rash
2016).
1.2. Etiologi
Penyebab kandidiasis oral adalah infeksi oleh genus kandida, yang merupakan
kelompok heterogen dan jumlahnya sekitar 150 spesies jamur (ragi). Banyak dari
besar tidak menginfeksi manusia. Candida albicans adalah jamur dismorfik yang
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik,
yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi
dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling
sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang
jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun
dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak
candida albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada
tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri
Kandidiasis oral
Proses peradangan
Gejala makin berat
MK : Nyeri
Akut
1.5. Manifestasi Klinis
Kelainan dapat terjadi pada berbagai golongan usia. Sering kali kronis,
dengan gambaran klinis berupa lekore, erupsi pada vulva dan vagina, rasa
nyeri pada pelvis meluas ke perineum serta keluhan ubjektif gatal. Kelainan
seringkali rekuren dan disertai rasa nyeri. Higiene kurang, preputium yang
c. Paronikia
Kelainan umumnya ditemukan pada jari tangan, pada semua usia dan pada
d. Kandidosis Oral
KMKK merupakan penyakit yang jarang ditemukan, dapat dimulai pada usia
muda fan umumnya berat. Lesi dapat ditemukan di wajah, kulit kepala, kulit
dan tangan. Kasus menjadi berat terutama pada pasien dengan limfosit T yang
kandidiasis generalisata di tandai dengan lesi awal nps dan berbentuk vesikel
dan pustule diikuti dengan erupsidifus di region badan, dada dan ekstremitas
yang meluaske area intertrigo, tangan dan kaki disertasi rasa gatalhebat (fitz).
g. Kandidiasis di seminata
organ tubuh dengan hasil kultur darah sering kali tidak ditemukan koloni
Adapun faktor resiko yang mempengaruhi dari infeksi dari kandidiasis oral yaitu:
1) Faktor Patogen
mempengaruhi adhesi terhadap dinding sel epitel seperti mannose, reseptor C3d,
mannoprotein dan Saccharin. Sifat hidrofobik dari jamur dan juga kemampuan
adhesi dengan fibronektin host juga berperan penting terhadap inisial dari infeksi
ini.4
2) Faktor Host
a. Faktor lokal
Fungsi kelenjar saliva yang terganggu dapat menjadi predisposisi dari
b. Faktor sistemik
b. Sedian apus
c. Tes Fisiologis
d. Pemeriksaan hispatologi
f. D-arbinoldan B3
1.8. Penataksanaan
Adapun manajemen terapi yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah dengan
pengobatan selama dua minggu setelah terjadinya resolusi pada lesi. Ketika terapi
respon obat adalah merupakan pertanda adanya penyakit sistemik yang mendasari.
Follow up setelah 3 sampai 7 hari pengobatan untuk mengecek efek dari obat-obatan.
Pengobatan pada kandidiasis terdiri atas lini pertama dan pengobatan lini kedua.
a. Nistatin
Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat
dalam bentuk topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim dan suspensi
oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping yang signifikan pada
b. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100
mg/ml dimana diberikan tiga sampai empat kali dalam sehari. Ampoterisin
B menginhibisi adhesi dari jamur kandida pada sel epitel. Efek samping
c. Klotrimazol
dalam bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek utama pada obat ini adalah rasa
sensasi tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim hati, mual dan
muntah.
a. Ketokonazol
dianjurkan adalah 200-400 mg tablet yang diberikan sakali atau dua kali
dalam sehari selama dua minggu. Efek samping adalah mual, muntah,
b. Flukonazol
Obat ini menginhibisi sitokrom p450 fungal. Obat ini digunakan pada
dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping utama pada pengobatan
100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali selama dua minggu. Efek
a. Pengkajian
Data Objective
Lesi didaerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergruteal, lipat payudara
antara jari tangan dan kaki, glan penis, dan umbilicus, berupa bercak
berupa vesikel vesikel dan pustul-pustul atau bula yang apabila pecah
Data Subjective
Mengeluh gatal-gatal
b. Diagnosa keperawatan
imunikompromise
c. Intervensi
1) Kerusakan membran mukosa Oral b.d infeksi/ imunosupresi/
imunikompromise
jambu
DAFTAR PUSTAKA
Lewis MAO, Lamey P-J. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut/Clinical Oral Medicine. Alih
2. Gravina, HG, de Morán, EG, Zambrano, O, Chourio, ML, de Valero, SR, Robertis, S,
Candida.spp Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2007; 12: E419-23.
3. Cutler, JE. Putative virulence factors of Candida albicans. Annual Rev. Microbiol. 1991;
45:187–218.
7. Epstein JB. Antifungal therapy in oropharyngeal mycotic infections. Oral Surg Oral Med
8. Epstein JB, Truelove EL, Izutzu KL. Oral candidiasis: pathogenesis and host defense. Rev
Menaldi, S. L. L., & dkk. (2016). Skin Infection: It’s A Must Know Disease. Malang:
Universitas Brawijaya Press. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=kYNKDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v
=onepage&q&f=false
Langlais, Robert P, Miller, Craig S, Nield gehrig, Jill S, 2015. Atlas Berwarna Lesi Mulut
Yang Sering Ditemukan. Jakarta: Penerbit EGC. P108-146