Anda di halaman 1dari 3

Pdpersi, Jakarta - Penyakit gula atau diabetes melitus (DM) dapat menyerang siapa

saja, tua-muda, kaya-miskin, atau kurus-gemuk. Penyakit diabetes tidak dapat


disembuhkan, namun dapat dicegah. Diabetes melitus atau dikenal pula penyakit
kencing manis disebabkan oleh gangguan metabolisme yang berhubungan dengan
hormon insulin.

Setiap tahun, tren jumlah penderita diabetes kian meningkat. Berdasarkan data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar
dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia.

Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14 juta


orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30% di
antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian
epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 sampai 2,3, kecuali di
Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 %.

Faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,
berlemak, kurang aktivitas fisik, dan stres berperan besar sebaga pemicu diabetes. Tapi,
diabetes juga bisa muncuk karena faktor keturunan.

?Faktor keturunan memang tidak dapat dicegah, namun gaya hidup dapat diubah.
Jangan sampai gemuk, jangan banyak makanan berlemak dan manis, serta banyaklah
bergerak,? ujar Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Prof Dr dr Sidartawan
Soegondo SpPD di Jakarta, kemarin.

Menurut Sidartawan, penyakit diabetes di Indonesia adalah DM tipe 2, merupakan jenis


penyakit diabetes yang mencakup lebih dari 90% seluruh populasi diabetes.

Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes melitus pada 2000 adalah 135 juta,
di mana beban ini diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta orang setelah 25
tahun (tahun 2025). Pada 2025, Asia diperkirakan mempunyai populasi diabetes
terbesar di dunia, yaitu 82 juta orang dan jumlah ini akan meningkat menjadi 366 juta
orang setelah 25 tahun.

Menurut Prof Sidartawan, kebanyakan orang beranggapan bahwa diabetes merupakan


penyakit negara Barat sehingga bahayanya tidak disadari oleh penduduk negara sedang
berkembang. ?Padahal, di sebagian besar negara Asia saat ini terjadi peningkatan yang
sangat cepat jumlah penderita diabetes,? tuturnya.

Prevalensi Meningkat
Hasil penelitian epidemiologi di Jakarta beberapa waktu lalu membuktikan adanya
peningkatan prevalensi diabetes melitus dari 1,7 % pada 1982 menjadi 5,7% tahun
1993, yang disusul pada 2001 di Depok (sub-urban Jakarta) menjadi 14,7%.
Peningkatan prevalensi diabetes melitus juga terjadi di Makassar yang meningkat dari
1,5 % pada 1981 menjadi 2,9 % tahun 1998 dan 12,5 pada 2005.
Pada 2005, daerah semi-urban seperti Sumatera Barat melaporkan prevalensi diabetes
mellitus sebesar 5,1% dan Pekajangan (Jawa Tengah) 9,2%. Bali telah meneliti
prevalensi beberapa daerah rural dengan hasil antara 3,9-7,2% pada 2004 dan
Singaparna tahun 1995 tercatat 1,1%.

WHO memperkirakan, prevalensi global diabetes melitus tipe 2 akan meningkat dari
171 juta orang pada 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. Indonesia berada di urutan ke-4
terbanyak kasus diabetes di dunia. Beberapa waktu lalu, International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan, tahun 2003 terdapat 194 juta orang terkena diabetes.

Pada 2030 akan terdapat lebih dari 82 juta orang berumur di atas 64 tahun dengan
diabetes di negara sedang berkembang, di negara maju hanya 48 juta orang, dan secara
global diperkirakan 333 juta orang menderita diabetes.

Seiring dengan pola pertambahan penduduk, pada 2005 di Indonesia ada 171 juta
penduduk berusia di atas 15 tahun dan dengan asumsi prevalensi diabetes melitus maka
terdapat kira-kira 24 juta penyandang diabetes.

Tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global, terutama dipicu oleh peningkatan
kesejahteraan suatu populasi, sehingga sangat dimungkinkan dalam kurun waktu satu-
dua dekade silam, kekerapan diabetes melitus di Indonesia telah meningkat signifikan. ?
Hal itu dipicu oleh faktor-faktor, seperti demografi, gaya hidup, serta berkurangya
penyakit infeksi dan kurang gizi,? ujar Prof Sidartawan.

Tips Pencegahan Diabetes :


1. Membiasakan diri untuk hidup sehat.
2. Biasakan diri berolahraga secara teratur.
3. Hindari menonton televisi atau menggunakan komputer terlalu lama.
4. Jangan mengonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan. garam
yang tinggi. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan
lemak tinggi.

5. Konsumsi sayuran dan buah-buahan. (izn)

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam
darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh
tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau
kencing manis yang mempunyai jumpah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga
di seluruh dunia.

Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi
glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan
bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam
sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa
dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat
negatif atau merugikan.

Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita
kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut.
Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah
haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya.
Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan
saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya
berkisar 60-120 mg/dl.

Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan
penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit
sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke
dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh
karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius
bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang
masih sehat maupun yang sudah sakit.

Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon
insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di
mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau
istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat
keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena
penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang
tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah
jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik.

Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin
olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi
anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan
yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral.
Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin
memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan
minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda
dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.

Anda mungkin juga menyukai