Anda di halaman 1dari 3

Kesehatan Gigi Lansia

Populasi penduduk kelompok lanjut usia (lansia) di dunia meningkat begitu pesat
dibandingkan kelompok usia lain. Ini adalah sebagai dampak dari perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut data WHO, pada tahun 2000 diperkirakan terdapat 600 juta jiwa lansia
di dunia. Angka tersebut diperkirakan mencapai sekitar 2 miliar orang pada tahun
2050, dan 80% diantaranya bermukim di negara berkembang. Di Indonesia, pada
2050 diperkirakan terdapat 80 juta lansia. Angka ini menjadikan Indonesia
menempati urutan ke-4 sebagai Negara dengan populasi lansia terbanyak
setelah Cina, India dan Amerika.

Kelompok lansia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas


(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Penggolongan lansia menurut Depkes
dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni:

1. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru


memasuki lansia.
2. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
3. Kelompok lansia risiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.

Pada lansia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam
penyakit terutama penyakit degeneratif. Meningkatnya gangguan penyakit pada
lansia dapat menyebabkan penurunan kualitas hidupnya. Kualitas hidup lansia
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain oleh kesehatan gigi lansia.

Dampak negatif dari kesehatan gigi yang buruk terhadap kualitas hidup lansia
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Banyak para lansia
yang tidak lagi memperhatikan dan menjaga kesehatan giginya secara baik
dikarenakan kesehatan fisiknya yang terganggu. Padahal memelihara dan
menjaga kesehatan gigi pada lansia merupakan hal yang sangat penting. Usia
lansia adalah usia rentan dengan segala penyakit, kurangnya menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi dapat mengakibatkan invasi bakteri yang dapat
menyebabkan banyaknya masalah kesehatan umum termasuk penyakit jantung
dan peredaran darah. Beberapa penelitian kedokteran gigi telah menemukan
bahwa bakteri yang terdapat didalam mulut merupakan salah satu penyebab
stroke.
Beberapa penelitian kedokteran gigi telah menemukan bahwa bakteri yang
terdapat didalam mulut merupakan salah satu penyebab stroke.

Pada lansia terdapat beberapa permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang
kerap terjadi yaitu; nyeri gigi, ompong, pemakaian gigi tiruan, kesulitan
mengunyah, efek samping konsumsi obat-obatan terhadap kesehatan gigi dan
mulut, mulut kering dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan berbagai
masalah gigi sering terjadi pada lansia dan bagaimana mengatasinya:

1. Nyeri gigi atau sakit gigi pada tahap awal ditandai dengan ngilu gigi
yaitu gigi yang sensitif terhadap rangsangan suhu dingin dan panas. Ngilu
gigi dimulai dari adanya lubang kecil pada gigi yang jika tidak segera
diobati dapat bertambah besar dan menyebabkan rasa ngilu semakin
parah karena infeksi bakteri semakin meluas ke akar gigi. Apabila kondisi
ini didiamkan, akan menyebabkan kematian pada gigi. Oleh karena itu,
segeralah berobat ke dokter gigi apabila terdapat rasa ngilu pada gigi
saat minum air dingin atau panas, dengan demikian pengobatan yang
dilakukan masih ringan, tidak terlalu sakit dan tidak memakan biaya yang
besar.

2. Ompong atau tidak bergigi merupakan hal wajar pada lansia, namun
bukan berarti kondisi ini dapat didiamkan. Sebaiknya lansia segera ke
dokter gigi untuk dibuatkan gigi tiruan, agar fungsi mengunyah tetap
optimal dan lansia masih tetap percaya diri. Pada saat pemasangan gigi
tiruan, pastikan gigi tiruan pas di dalam mulut, tidak longgar dan tidak
terlalu ketat sehingga nyaman dipakai saat mengunyah maupun
berbicara. Setelah dibuatkan gigi tiruan, lakukan pemeliharaan gigi tiruan
secara rutin sebagai berikut:
a. Menyikat gigi tiruan setiap hari dengan sikat gigi lembut dibawah
air mengalir. Apabila diperlukan dapat menggunakan pasta gigi;
b. Melepas dan merendam gigi palsu dalam air bersih pada saat
tidur.

3. Penyakit gusi pada kelompok lansia lebih mudah terjadi dibandingkan


pada kelompok usia lainnya. Penyakit gusi seperti gusi berdarah dan gusi
bengkak kerap terjadi karena lansia tidak rutin menyikat gigi, menyikat
gigi dengan cara yang salah, masih sering merokok, mengkonsumsi
makanan lengket dan manis. Sebaiknya lansia mulai makan makanan
yang bergizi dan seimbang. Perbanyaklah mengkonsumsi sayur-mayur,
buah-buahan, air putih dan protein seperti ikan dan kacang-kacangan.
Mulailah berhenti merokok dan menghindari makanan manis, terlalu asin
dan berlemak.
4. Mulut kering, pada lansia merupakan hal yang juga kerap terjadi. Kondisi
ini disebabkan penurunan produksi jumlah air ludah (saliva) pada lansia.
Cara mengatasinya, sebaiknya lansia rutin mengkonsumsi air putih
sebanyak kurang lebih 2 liter sehari dan hindari mengkonsumsi alcohol
karena dapat menyebabkan mulut kering.

5. Sariawan, merupakan penyakit berupa ulser atau benjolan yang bisa


timbul pada pipi, gusi maupun lidah. Kondisi ini dapat terjadi karena
kekurangan vitamin C, gesekan yang terjadi antara jaringan lunak mulut
dengan gigi tiruan yang tajam atau tambalan yang tidak rapih. Oleh
karena itu lansia sebaiknya rutin menkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan yang mengandung vitamin C.

6. Kanker mulut dapat berkembang dalam setiap bagian dari rongga mulut.
Apabila lansia merasa memiliki kondisi yang tidak wajar dalam mulutnya
seperti terdapat benjolan keras pada mulut, sakit bila ditekan dan tidak
kunjung sembuh, sebaiknya lansia mulai lakukan pemeriksaan ke dokter
gigi. Lesi atau benjolan sekecil apapun sebaiknya dikonsultasikan ke
dokter gigi untuk meminimalisir perawatan yang lebih kompleks dan sulit.

Semoga dengan mengetahui apa saja masalah gigi dan mulut yang mungkin
terjadi pada lansia dan bagaimana cara mengatasinya, diharapkan para lansia
dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari dan merasakan
manfaatnya. Ada satu pendapat yang mengatakan:

Anda mungkin juga menyukai