PEMBAHASAN
A. Pengertian Leukimia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer,
S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).
3
meneruskannya ke paru untuk reoksigenasi. Fungsi arteri, kapiler, vena, dan
pembuluh limfe adalah membawa darah kedalam sel di seluruh tubuh.
b. Pembuluh darah
1) Arteri (pembuluh nadi)
Arteri meninggalkan jantung padaventrikel kiri dan kanan.
2) Kapiler (pembuluh rambut)
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak nampak, kecuali dibawah mikroskop. Kapiler
membentuk anyaman diseluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu satu
dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar yang disebut vena.
3) Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung.
4) Darah
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen
berbentuk yaitu sel-sel darah dan trombosit dan suatu substansi interselular cair
yaitu plasma darah. Ada dua jenis utama sel-sel darah yang digambarkan menurut
penampilannya dalam keadaan segar tanpa pulasan yaitu sdarah merah (eritrosit)
dan sel darah putih (leukosit). (Leeson. 1997.hal : 134 ).
Proses pembentukan sel darah (hemopoesis) terdapat tiga
tempat, yaitu:
1) Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
a. Tulang vertebrae
b. Sternum ( tulang dada)
c. Costa (tulang iga)
2) Hepar
Merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh manusia.
3) Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen. Limpa berbentuk setengah
bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ berkapsula dengan berat normal
100-150 gr. Limpa mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ limfoid dan
memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah merah yang rusak.
4
Fungsi darah secara umum terdiri atas :
a. Sebagai alat pengangkut
Yaitu mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan
tubuh, mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru,
mengambil zat-
zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh jaringan
tubuh atau
alat tubuh, mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidakberguna bagi tubuh
untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi, atauzat-zat anti racun
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
5
akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung O2. fungsi dari
eritrosit
adalah mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh tubuh dan mengkat
CO2 dsri jsringsn tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
2. Trombosit (sel pembeku)
Merupakan benda-benda kecil yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada
yang bulat dan ada yang lonjong.warnanya putih dengan jumlah normal 150.000 –
450.000/ mm3. trombosit memegang peranan penting dalam pembekuan darah
jika kurang dari normal. Apabila timbul luka darah tidak lekas membeku
sehingga timbul perdarahan terus menerus. Proses pembekuan darah dibantu oleh
suatu zat yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. Jika tubuh terluka darah akan keluar, trombosit pecah dan akan
mengeluarkan zat yang disebut trombokinase. Trombokinase akan bertemu
dengan protombin dengan bantuan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan
fibrin yang merupakan beneng-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur
letaknya yang akan menahan sel darah, dengan demikian akan terjadi pembekuan.
3. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai macam-macam inti sel sehingga
dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leukosit berwarna bening (tidak berwarna).
Banyaknya kira-kira 4000- 11000/mm. Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh
yaitu membunuh dan memakan bibit pe
nyakit atau bakteri yang masuk kedalam jaringan tubuh yaitu jaringan Retikulo
Endotel
System, fungsi yang yang lain yaitu sebagai pengangkut, dimana leukosit
mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa dan
pembuluh darah. Ada golongan utama leukosit yaitu agranular dan granular :
6
tuk bulat. Ada dua jenis leukosit agranular :
1) Limfosit
Adalah leukosit mononuclear lain dalam darah yang memiliki inti bulat dan
oval yang dikelilingi oleh pinggiran sitoplasma sempit berwarna biru yang
mengandung sedikit granula. Bentuk kromatin inti saraf dengan jala-jala yang
berhubungan didalam. Limfosit bervariasi dalam ukuran dari kecil (7-10
mikrometer) sampai besar seukuran granulosit dan tampaknya
berasal dari sel induk pluripotensial didalam sumsum tulang dan bermigrasi ke ja
ringan limfoid lain termasuk kelenjar getah bening, lien, timus dan permukaan
mukosa traktus gastroin testinal dan traktus respiratorius.
Terdapat 2 jenis limfosit yaitu limfosit T bergantung pada timus,berumur
panjang, dibentuk dalam timus, limfosit T bermigrasi dari kelenjar timus ke
jaringan limfoid lain. Sel ini secara khas ditemukan pada pada parakorteks
kelenjar getah bening dan lembaran limfoid periarteriola dari pulpa putih lien.
Limfosit T bertanggung jawab atasrespon kekebalan selular melalui pembentukan
sel yang reaktif antigen. Sedangkan limfosit B tidak bergantung pada timus,
limfosit B tersebar dengan folikel-folikel kelenjar getah bening, lien, dan pita-pita
medulla kelenjar getah bening. Limfosit B jika dirangsang dengan semestinya
akan berdiferensiasa menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin,
sel ini bertanggung jawab atas respons kekebalan humoral.
2) Monosit
Monosid lebih besar dari pada neutrofil dan memiliki inti monomorfik yang
relative sederhana. Intinya terlipat atau berlekuk dan kelihatan berlobus dengan
lipatan seperti otak. Sitoplasma kelihatan lebih banyak di bandingkan dengan
intinya dan menyerap warna biru keauan yang tidakterlalu nyata, granulanya
tersebar merata. Diferensiasi pematangan dan pelepasan monosid terjadi lebih dari
24 hari, suatu periode yang lebih lama dari granulosid.
Monosid meninggalkan sirkulasi dan menjadi makrofag jaringan serta merupakan
bagian dari system monosid-makrofag. Monosid mempunyai fungsi fagosit,
membuang sel-sel cederadan mati, fragmen-fragmen sel dan mikroorganisme.
7
Leukosit granular : leukosit ini mengandug granula spesifik (dalam keadaan hidup
berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang
memperlihatkan
banyak variasi dalam bentuknya. Ada 3 jenis leukosit granular :
a. Neutrofil
Neutrofil merupakan system pertahanan tubuh primer melawan infeksi bakteri,
metode pertahanannya adalah proses fagositosis.
b. Eosinofil
Eosinofil mempunyai fungsi fagosit lemah yang tidak dipahami secara jelas.
Eosinofil kelihatannya berfungsi pada reaksi antigen, antibody dan meningkat
pada serangan asma, reaksi obat-obatan, dan infestasi parasit tertentu.
c. Basofil
Basofil membawa heparin, faktor-faktor pengaktifan histamine dan trombosit
dalam granula-granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringan. Fungsi
yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti. Kadar basofil yang meningkat
(basofilia) ditemukan pada gangguan proliferasi dari sel-sel pembentuk darah.
d. Plasma Darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan hampir 90%
pl
asma darah terdiri dari :
1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang
berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik).
3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah dan juga
menimbulkan tekanan osmotick untuk memelihara keseimbangan cairan dalam
tubuh.
4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin ).
5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
6) Antibody atau anti toksin.
8
C. Epidemiologi
Leukimia merupakan keganasan yang sering dijumpai tetapi hanya
merupakan sebagian kecil dari kanker secara keseluruhan. Beberapa data
epidemiologi menunjukan hasil sebagai berikut.
1. Insiden
Insiden leukimia di negara barat adalah 13/100000 penduduk pertahun. Leukimia
merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada angka pasti mengenai
insiden leukimia di indonesia.
2. Frekuensi relatif
Frekuensi relatif leukimia di negara barat menurut Gunz adalah sebagai berikut
a. Leukimia akut 60%
b. CLL 25%
c. CML 15%
Di indonesia,frekuensi CLL sangat rendah. CML merupakan leukima kronis yang
paling sering dijumpai.
3. Usia.
Insiden leukimia menurut usia didapatkan data sebagai berikut.
a. ALL terbanyak pada anak-anak dan dewasa
b. AML pada semua usia, lebih sering pada orang dewasa
c. CML pada semua usia,tersering usia 40-60 tahun.
d. CLL terbanyak pada orang tua
4. Jenis kelamin.
Leukimia lebih sering dijumpai pada laki-laki dibanding wanita dengan
perbandingan 2:1
D. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
9
c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom.
f. Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
g. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya
benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya
leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma
Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
E. Gambaran Klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah
sebagai berikut :
F. Insiden
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi
pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan
prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai
frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate)
rata-rata yang juga lebih rendah.
10
pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami
pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L.
2002. hal : 300)
G. Patofisiologi
1. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.
2. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
3. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi
organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi
sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
4. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian.
5. (Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)
H. Klasifikasi
Leukimia akut menurut klasifikasi FAB (French-American-British) dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Klasifikasi LMA
M1 : Leukimia mieloblastik tanpa pematangan
M2 : Leukimia mieloblstik dengan berbagai derajat pematangan
11
M3 : Leukimia promielositik hipergranular
M4 : Leukimia mielomonositik
M5 : Leukimia monoblastik
M6 : Eritroleukimia
Gejala Klinis
Gejala klinis yang dapat terlihat pada klien LMA adalah rasa lelah,pucat, nafsu
makan hilang, anemia, petekie, perdarahan, nyeri tulang,serta infeksi dan
pembesaran kelenjar getah bening.
Leukimia kronis
Leukimia kronis dibagi menjadi
1. Leukimia mieloid-> leukimia granulostik kronis
Merupakan suatu penyakit mieloproliferatis yang ditandai dengan produksi
berlebihan seri granulosit yang relatif matang.
12
3) Sekitar 2/3 menunjukan sel blast seri mieloid sedangkan 1/3 nya menunjukqn seri
limfoid
I. Penatalaksanaan Medis
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang
diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase :
induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6
minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan
remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi
untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi
rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang
remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison
(antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar
asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit),
merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia
granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin
(menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L.
2002. : 302).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan
13
pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta
merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
a. Riwayat penyakit
b. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
c. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
1) Demam
2) Infeksi
d. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
14
Sel kanker bersaing dengan sel normal
Untuk mendapatkan nutrisi
Infiltrasi
Sel normal digantikan dengan Sel kanker
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang
aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung
jawab (Wong,D.L, 2004 :331).
Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan
leukemia adalah:
15
k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
4. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah
preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan
yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat
disusun rencana keperawatan sebagai berikut
16
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi Rasional
Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan Menentukan derajat dan efek
ketidakmampuan untuk berpartisipasi ketidakmampuan
dala aktifitas sehari-hari
b)Berikan lingkungan tenang dan perlu Rasional : menghemat energi untuk
istirahat tanpa gangguan aktifitas dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan
c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi Rasional : mengidentifikasi kebutuhan
pada aktifitas yang diinginkan atau individual dan membantu pemilihan
dibutuhkan intervensi
17
f) Hindari obat-obat yang mengandung Rasional : karena aspirin
aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g) Ajarkan orang tua dan anak yang Rasional : untuk mencegah perdarahan
lebih besar ntuk mengontrol perdarahan
hidung
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan
pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L,
(2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :
18
j. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga
mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama
anak.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan
anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka
pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
19