HIPERTENSI
RUANG AZZAHRA 1 RSI JEMURSARI SURABAYA
Disusun Oleh:
SAP HIPERTENSI
Topik : HIPERTENSI
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
IV. Media
1. Leaflet
V. Kegiatan penyuluhan
VI. Pengorganisasian
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima ment dalam keadaan istirahat atau cukup tenang. Peningkatan
tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila tidak di deteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. (Kemenkes RI, 2013)
2. Etiologi Hipertensi
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. Genetik
e. Kebiasaan merokok
i. Obesitas
j. Stres
k. Penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013)
3. Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada
usia 18 tahun keatas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran
dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil rata-
ratanya pada 2 kali kunjungan atau lebih.
b. Hipertensi Sekunder
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding
pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari
jantung. Sedangkan angka yang kedua adalah tekanan diastolik yaitu angka yang
menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika
darah mengalir masuk kembali ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolik diukur ketika jantung relaksasi. Kedua angka ini sama pentingnya
dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam praktiknya terutama bagi
orang yang sudah memasuki usia diatas 4 tahun, yang lebih beresiko jika angka
diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg. (Adib, 2009)
Klasifikasi tekanan
Tekanan sistolik Tekanan diastolik
darah
Stadium 1 (Hipertensi
140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Ringan)
Stadium 2 (Hipertensi
160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
Sedang)
Stadium 3 (Hipertensi
180 - 209 mmHg 110 - 119 mmHg
Berat)
Stadium 4 (Hipertensi
210 mmHg - lebih 120 mmHg - lebih
Maligna)
Tekanan darah sering disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan sebagai
bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik,
sehingga orang seringkali mengabaikannya. Walaupun menunjukkan gejala
biasanya ringan dan tidak spesifik seperti: pusing.
Nemun demikian jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan
tidak mendapat penanganan dini akan timbul gejala:
c. Sesak napas
h. Denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. (Cahyono, 2008)
5. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi akibat hipertensi menurut Anna & Bryan (2007), antara lain:
a. Jantung
b. Ginjal
c. Alat gerak
e. Mata
6. Penanggulangan Hipertensi
b. Kontrol teratur
b. Faktor Psikologi
Tekanan secara berlebihan dari orang terdekat, kegagalan dalam
mencapai suatu tujuan yang sangat diinginkan, perasaan cemburu pada
orang lain, putus asa terhadap apa yang telah dilakukan.
c. Faktor sosial
Kondisi perekonomian yang kurang, persaingan dalam hal pekerjaan,
hubungan keluarga atau orang terdekat tidak harmonis, penyalahgunaan
obat-obatan atau minuman keras oleh orang terdekatnya.
8. Senam Hipertensi
a. Pengertian
b. Tujuan
hipertensi)
c. Strategi pelaksanaan
1. Persiapan
a) Persiapan Klien
2. Pelaksanaan
b) Gerakan Inti
3) Kedua kaki
dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang
6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan
c) Pendinginan
leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Kesehatan Ilmiah
Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid