Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI
RUANG AZZAHRA 1 RSI JEMURSARI SURABAYA

Disusun Oleh:

1. Ayu Nilamsari Sagar S. Kep (1120018001)


2. Dewi Arina Manasikana S.Kep (1120018013)
3. Ahmad Hamkani S. Kep (1120018053)
4. Agusti Eka Efendy Putra S.Kep (1120018094)
5. Redita Desi Tirasanti S. Kep (1120118003)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMASURABAYA
2019

SAP HIPERTENSI
Topik : HIPERTENSI

Hari/ tanggal : Sabtu, 2 Februari 2019

Waktu : 60 Menit / Pukul 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Azzahra 1 RSI JEMURSARI

Peserta : Pasien dan keluarga

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengerti dan
memahami penyakit Hipertensi.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian Hipertensi

2. Mengetahui etiologi Hipertensi

3. Mengetahui klasifikasi Hipertensi

4. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi

5. Mengetahui komplikasi Hipertensi

6. Mengetahu penanggulangan Hipertensi

7. Mengetahui faktor stres

8. Mengetahui senam Hipertensi

III. Metode dan teknik penyuluhan

1. Ceramah
2. Tanya Jawab
IV. Media

1. Leaflet

V. Kegiatan penyuluhan

NO Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Peserta waktu

1. Pembukaan a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam 5 menit


mengucapkan salam.
b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d. Kontrak waktu
e. Menyebutkan materi yang
d. Memperhatikan
akan diberikan e. Memperhatikan
2. Isi 1. Memberi penjelasan tentang 1. Peserta 15 menit
Hipertensi: mendengarkan
a. Pengertian penjelasan yang
b. Etiologi
di berikan dan
c. Komplikasi
d. Tanda dan gejala memperhatikan.
e. Komplikasi
f. Penanggulangan
g. Faktor stres
h. Senam
3. Evaluasi a. Kesempatan peserta untuk a. Peserta bertanya 10 menit
bertanya
b. Peserta bertanya
b. Penyuluh bertanya pada
peserta
4. Terminasi a. Pembagian leaflet a. Menerima leaflet 5 menit
b. Kesimpulan b. Memperhatikan
c. Mengucapkan terima kasih c. Mendengarkan
atas perhatian peserta
d. Menjawab salam
d. Mengucap salam penutup

VI. Pengorganisasian

1. Moderator (Pemimpin acara)

2. Penyaji (Pembawa acara atau menjelaskan materi)

3. Fasilitator (Memfasilitasi atau menyiapkan alat)

4. Observer (Mengobservasi jalannya acara)

5. Dokumentasi (Mendokumentasi seluruh acara)

6. Konsumsi (Mengatur konsumsi untuk peserta dan tamu undangan)

VII. SETTING TEMPAT


Keterangan
: Moderator
: Penyaji
: Fasilitator
: Observer
: Peserta

VIII. EVALUASI

Dilakukan setelah ceramah di berikan dengan mengacu pada tujuan yang di


tetapkan. Kriteria evaluasi sebagai berikut:

1. Evaluasi Struktur

a. Semua peserta hadir atau ikut dalam kegiatan penyuluh

b. Pengorganisasian penyuluh di lakukan hari sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

a. Peserta mengerti tentang penyuluhan hipertensi

b. Dapat menyebutkan pengertian, klasifikasi, etiologi, klasifikasi, tanda


dan gejala, komplikasi, penanggulangan, faktor stres dan senam.
PEMBAHASAN MATERI

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima ment dalam keadaan istirahat atau cukup tenang. Peningkatan
tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila tidak di deteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. (Kemenkes RI, 2013)

2. Etiologi Hipertensi

Beberapa faktor penyebab hipertensi yaitu:

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Riwayat keluarga

d. Genetik

e. Kebiasaan merokok

f. Konsumsi garam berlebih

g. Konsumsi lemak jenuh

h. Penggunaan minyak jelantah

i. Obesitas

j. Stres
k. Penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013)

Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak


berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada
hiertensi esensial. Teori esensial menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi
disebabkan oleh faktor yang saling memengaruhi, dimana faktor yang berperan
utama dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit iga faktor
lingkungan yatiu asupan garam, stres dan obesitas. (Dwi & Prayitno, 2013)

3. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi 2 golongan, antara


lain:

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada
usia 18 tahun keatas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran
dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil rata-
ratanya pada 2 kali kunjungan atau lebih.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu


kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain:
kontrasepsi oral, neurogenik, kehamilan, peningkatan volume intravaskuler,
luka bakar dan stres. (Wajan, 2010)

Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding
pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari
jantung. Sedangkan angka yang kedua adalah tekanan diastolik yaitu angka yang
menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika
darah mengalir masuk kembali ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolik diukur ketika jantung relaksasi. Kedua angka ini sama pentingnya
dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam praktiknya terutama bagi
orang yang sudah memasuki usia diatas 4 tahun, yang lebih beresiko jika angka
diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg. (Adib, 2009)

Ada beberapa klasifikasi tekanan darah, antara lain:

Klasifikasi tekanan
Tekanan sistolik Tekanan diastolik
darah

Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg

Normal tinggi 130 - 139 mmHg 85 - 89 mmHg

Stadium 1 (Hipertensi
140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Ringan)

Stadium 2 (Hipertensi
160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
Sedang)

Stadium 3 (Hipertensi
180 - 209 mmHg 110 - 119 mmHg
Berat)

Stadium 4 (Hipertensi
210 mmHg - lebih 120 mmHg - lebih
Maligna)

4. Tanda dan Gejala Hipertensi

Tekanan darah sering disebut sebagai silent killer, hal ini diibaratkan sebagai
bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik,
sehingga orang seringkali mengabaikannya. Walaupun menunjukkan gejala
biasanya ringan dan tidak spesifik seperti: pusing.
Nemun demikian jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan
tidak mendapat penanganan dini akan timbul gejala:

a. Mual dan muntah

b. Sakit kepala tak tertahan di bagian tengkuk

c. Sesak napas

d. Pandangan mata kabur atau gangguan penglihatan

e. Terjadi pembengkakan pada kaki

f. Keluar keringat berlebihan

g. Kulit tampak pucat dan kemerahan

h. Denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. (Cahyono, 2008)

5. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi akibat hipertensi menurut Anna & Bryan (2007), antara lain:

a. Jantung

Menyebabkan penyakit gagal jantung, serangan jantung. Penyakit


hipertensi menyebabkan gangguan pada jantung sehingga tidak dapat
memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien dan kurangnya pasokan
oksigen ke dalam pembuluh darah.

b. Ginjal

Menyebabkan gagal ginjal yang mana disebabkan kemampuan ginjal


yang berkurang dalam membuang zat sisa dan kelebihan air. Jika bertambah
buruk maka akan menyebabkan gagal ginjal kronik.

c. Alat gerak

Menyebabkan penyakit arteri perifer. Timbul jika pembuluh arteri


berada dalam keadaan stress berat akibat peningkatan tekanan darah dan
penyempitan arteri tersebut menyebabkan aliran darah berkurang. Hal ini
akan mengakibatkan nyeri pada tungkai dan kaki saat berjalan.
d. Otak

Menyebabkan penyakit stroke iskemik dan stroke hemoragik. Pada


stroke iskemik terjadi karena aliran darah yang membawa oksigen dan
nutrisi ke otak terganggu. Stroke hemoragik terjadi karena pecahnya
pembuluh darah di otak yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi yang
persisten.

e. Mata

Menyebabkan penyakit kerusakan retina (vascular retina), yang terjadi


karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri di mata.
Dapat menyebabkan penglihatan mata kabur.

6. Penanggulangan Hipertensi

1. Terapi farmakologis, antara lain:

a. Mengonsumsi obat-obatan atas ijin dokter

b. Kontrol teratur

c. Minum obat teratur

2. Pengobatan non farmakologis, antara lain:

a. Mengurangi asupan garam dan lemak

b. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol bagi yang


mengkonsumsinya

c. Berhenti merokok bagi yang perokok

d. Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan

e. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

f. Menghindari ketegangan ataupun stres

g. Istirahat yang cukup


7. Faktor Stres

Menurut Yusuf (2004) beberapa faktor penyebab stres, yaitu:


a. Faktor Fisik
Postur tubuh kurang sempurna atau cacat fisik, penurunan kondisi
kesehatan pada tubuh, penyakit yang sulit disembuhkan.

b. Faktor Psikologi
Tekanan secara berlebihan dari orang terdekat, kegagalan dalam
mencapai suatu tujuan yang sangat diinginkan, perasaan cemburu pada
orang lain, putus asa terhadap apa yang telah dilakukan.
c. Faktor sosial
Kondisi perekonomian yang kurang, persaingan dalam hal pekerjaan,
hubungan keluarga atau orang terdekat tidak harmonis, penyalahgunaan
obat-obatan atau minuman keras oleh orang terdekatnya.

8. Senam Hipertensi

Menurut PPDI (Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia) tahun 2000, senam


adapun SOP Senam Hipertensi yaitu:

a. Pengertian

Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat

badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi hipertensi).

b. Tujuan

1. Mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang mempertinggi

hipertensi)

2. Menurunkan tekanan darah

c. Strategi pelaksanaan

1. Persiapan

a) Persiapan Klien

1) Klien diberi tahu tindakan yang akan dilakukan


2) Klien dalam posisi berdiri
b) Persiapan Lingkungan

1) Ruangan yang tenang dan kondusif


2) Ruangan yang cukup luas

2. Pelaksanaan

Simulasi senam hipertensi dengan tahapan:


a) Gerakan Pemanasan

1) Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi

yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10,

lalu bergantian dengan sisi lain.

2) Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala

dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-

10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.

b) Gerakan Inti

1) Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua

tangan searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan

perlahan dan hindari hentakan.


2) Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka

selebar bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi

gerakan semampunya sambil mengatur napas.

3) Kedua kaki

dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang

searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan

dipinggang dan kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-

10 hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya.

4) Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal

dan kedua tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara

perlahan dan semampunya.


5) Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke

samping.Kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang

berlawanan. Ulangi dengan sisi bergantian.

6) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan

tangan yang searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain

lurus kearah lutut yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah

sebaliknya dan lakukan semampunya.

c) Pendinginan

1) Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke

leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan

lakukan pada sisi lainnya.


2) Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping

dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu

arahkan tangan kesisi lainnya dan tahan dengan hitungan yang

sama.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan

Stroke, Edisi 1. Yogyakarta: Dianloka.

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jakarta: Jurnal

Kesehatan Ilmiah

Cahyono, S. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta: Kanisius.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang.

Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid

1 Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI.

Udjianti, Wajan I. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai