Anda di halaman 1dari 1

SATU MILIAR POHON UNTUK PARU-PARU DUNIA

Indonesia memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga didunia, yaitu 138 juta hektar, dan
keberadaannya sangat penting sebagai penyangga paru paru dunia dan berdampak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, laju deforestasi di indonesia sangat mengerikan, yaitu
1,17 juta hektar/tahun yang disebabkan oleh degradasi hutan dan lahan, illegal logging,
penjarahan hutan, alih fungsi hutan, perambahan kawasan, kebakaran hutan, dan kejahatan
lainnya.

Dalam menahan laju pemanasan global, Presiden SBY pada KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen
menyampaikan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi sebesar 26%-41%. Komitmen ini
didasari pada posisi Indonesia sebagai negara berkembang dengan penyumbang emisi terbesar
(berdasarkan hasil penelitian, deforestasi menyumbang 18 % dari emisi GHGs total dunia, 75%
berasal dari negara berkembang).

Pemerintah Indonesia meluncurkan program Penanaman Satu Miliar Pohon / One Billion
Indonesia Tress (OBIT) yang bertepatan pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia
dan Bulan Menanam Nasional (HMPI-BMN) tanggal 8 Desember 2009 di Padalarang,
Kab.Bandung Barat,Jawa Barat. Program ini merupakan tindak lanjut dari program ONE MAN
ONE TREE (2009) yang realisainya mencapai 251,6 juta pohon dari 231,8 juta pohon. Untuk OBIT
akan berlangsung dari Februari 2010 sampai Januari 2011, dimana puncaknya dilaksanakan
pada 28 November 2010 di seluruh Indonesia sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HPMI).

Melalui program Penanaman satu 1 miliar Pohon ini, Kementrian Kehutanan juga berupaya
untuk sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar
hutan. Beberapa skema yang ditempuh Kementrian Kehutanan adalah melalui Hutan
Kemasyarakatan, dimana tahun 2010 direncanakan seluas 210.479,64 ha. Hutan Rakyat
Kemitraan seluas 203.833 ha, Hutan Desa seluas 10.310 ha, dan pencadangan Hutan Tanaman
Rakyat mencapai 480.303 ha. Total luas seluruh skema tersebut mencapai 905.195,64 ha.

Jika setiap Kepala Keluarga (KK) diberikan izin kelola rata- rata seluas 15 ha, dan melibatkan 4
orang sebagai tenaga kerja, maka sedikitnya 60.346 KK atau 241.384 tenaga kerja terserap
dalam pengelolaan hutan ini. Jika setiap hektar yang dikelola masyarakat dapat menghasilkan
200 m3 kayu dengan harga Rp.500.000,00/m3, maka setiap hektar lahan dapat menghasilkan
Rp.100 juta, atau Rp 1,5 miliar setiap KK.

Lokasi penanaman adalah didalam dan diluar kawasan hutan . Untuk di dalam kawasan hutan,
dilakukan dengan reboisasi, restorasi ekosistem hutan bekas tebangan, reklamasi hutan bekas
tambang, hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat dan tanaman industri.
Sedangkan, di luar kawasan hutan kegiatannya meliputi hutan rakyat, hutan rakyat kemitraan,
hutan kota, penghijauan lingkungan, pekebunaan dan lain lain.

Gerakan moral oleh masyarakat, antara lain pengembangan pohon trembesi oleh presiden,
penanaman pohon di jalan tol (PU), gerakan perempuan tanam (SIKIB), TNI/POLRI, program CSR
(BUMN/BUMD), penanaman oleh industri otomotif (Astra Internasional), Accor Hospitaly
menanam, Angkasa Pura menanam, Green radio, reklamasi tambang, dan penanaman dari
pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai