BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Batu saluran kemih (BSK) atau urolithiasis merupakan keadaan patologis
yang sering dipermasalahkan baik dari segi kejadian (insidens), etiologi,
patogenesis maupun dari segi pengobatan.(Ratu, Badji, Hardjoeno. 2006).
Batu saluran kemih (BSK) adalah kondisi dimana terdapat masa keras
berbentuk batu kristal di sepanjang saluran kemih sehingga menimbulkan
nyeri, perdarahan dan infeksi (Fikriani, Wardhana. 2018 ).
Batu saluran kemih merupakan penyakit terbanyak dibidang urologi
setelah infeki saluran kencing dan pembesaran prostat jinak (Zamzami. 2018)
B. Etiologi
Penyebab pasti yang membentuk BSK belum diketahui, oleh karena
banyak faktor yang dilibatkannya. Diduga dua proses yang terlibat dalam BSK
yakni supersaturasi dan nukleasi.
1. Supersaturasi
Terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat dalam jumlah besar
dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang menekan
pembentukan batu menurun.
2. Nukleasi
Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan kristal
hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat
(adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini di namakan
nukleasi heterogen. Analisis batu yang memadai akan membantu
memahami mekanisme patogenesis BSK dan merupakan tahap awal dalam
penilaian dan awal terapi pada penderita BSK.
(Ratu, Badji, Hardjoeno. 2006).
C. Manifestasi klinis
2
E. Pathway
3
F. Pemeriksaan Penunjang
4
4. Pemeriksaan Renografi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu buli terutama tergantung pada ukuran batu buli dan
modalitas (alat) yang tersedia.Vesicolithotrpsy dilakukan pada batu buli yang
berukuran kecil dan vesikolithotomy (Sectio Alta).Tindakan ESWL terhadap
batu buli yang kecil belum banyak dipublikasikan. Penatalaksanaan terhadap
batu urethra adalah urethrotomieksterna atau pushback yang dilanjutkan
dengan vesicolithotripsy. Bila tidak dilakukan tindakan (intervensi) terhadap
batu saluran kencing dapat terjadi sumbatan/obstruksi di sebelah atas
sumbatan dengan segala komplikasinya. (Jurnal Kesehatan Melayu, Vol. 1 No.
2 (April 2018)
6