Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

S
DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG

By :
Kelompok III
Menarik diri
Menarik diri merupakan suatu usaha seseorang
untuk menghindari interaksi dengan lingkungan
sosial atau orang lain, merasa kehilangan
kedekatan dan tidak bisa berbagi pikiran dan
perasaannya. Individu merasa kehilangan teman
dan tidak mempunyai kesempatan untuk
membagi pikiran, perasaan dan pengalaman serta
mengalami kesulitan berinteraksi secara spontan
dengan orang lain.
Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
2. Faktor biologik
3. Faktor sosiokultural
Faktor Presipitasi

Faktor-faktor penyebab tersebut dapat


berasal dari berbagai stressor antara lain :
► Stressor Sosiokultural
► Stressor Psikologik
Proses terjadinya isolasi sosial :
menarik diri
 Menarik diri dapat disebabkan oleh Gangguan Konsep
Diri: Harga Diri Rendah (HDR).
 Menarik diri dipengaruhi oleh faktor perkembangan dan
sosial budaya. Faktor perkembangan yang terjadi adalah
kegagalan individu sehingga terjadi tidak percaya pada
orang lain, ragu, takut salah, pesimis putus asa terhadap
hubungan dengan orang lain dan gangguan konsep diri,
dimana klien merasa dirinya tak berharga.
 Menarik diri bisa juga disebabkan oleh; perceraian, putus
hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang tua
pecandu alkohol dan penganiayaan anak.
 Dengan Gangguan Sosial : Menarik Diri dapat
mengakibatkan Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi.
Alasan masuk
Klien dibawa ke RSJD Dr. Amino gondo
hutomo oleh keluarganya karena marah
dan sering menyendiri. Sehingga
keluarga khawatir dengan kondisi klien.
Klien mengatakan jarang berkumpul
dengan tetangganya karena sibuk.
Faktor predisposisi
 Klien pernah mengalami gangguan jiwa pada
tahun 1999 dan dirawat di RSJD Dr. Amino gondo
hutomo karena marah dan mengamuk.
Pengobatan sebelumnya berhasil. Setelah keluar
dari RSJD, klien tetap rawat jalan selama ± 3
tahun.
 ± 8 tahun yang lalu klien mulai sering marah-
marah dan suka kebut-kebutan karena dimarahi
oleh istrinya.
 2 tahun yang lalu klien bercerai dengan istrinya.
Anak klien ikut dengan istrinya. Semenjak itu klien
sering menyendiri, suka melamun, dan jarang
berkumpul dengan anggota keluarga lain dan
tetangganya.
Genogram

Konsep diri
• Citra tubuh
Klien menyukai tangannya, karena menurut klien tangan
bisa membuatnya melakukan suatu pekerjaan.
• Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki.
• Peran
Klien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang suami
bagi istrinya, bapak bagi anaknya, adik bagi kakaknya,
dan kakak bagi adiknya.
• Ideal diri
Klien mengatakan bahwa ingin segera sembuh dan
keluar dari RSJD sehingga dapat bekerja lagi.
• Harga diri
Klien sering menyendiri dan jarang berkumpul dengan
teman-temannya.
Hubungan Sosial
 Orang yang berarti :
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti dan
terdekat bagi klien adalah bapaknya.
 Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan bahwa klien tidak pernah / jarang
mengikuti kegiatan kelompok / masyarakat seperti karang
taruna dengan alasan sibuk bekerja di sawah.
Masalah keperawatan : kerusakan interaksi sosial.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan sangat sibuk dengan pekerjaannya
sehingga tidak pernah / jarang berhubungan dengan
orang lain.
Analisa Data
Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Isolasi Sosial :
 Klien mengatakan suka dirumah dan tidak mau berkumpul Menarik Diri
dengan tetangga dan teman- temannya
 Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di
masyarakatnya.
Data Objektif :
 Klien sering menyendiri
 Kontak mata kurang
 Klien Sering menundukkan kepala saat diajak bicara

2 Data Subjektif : Gangguan konsep


 Klien mangatakan tidak enak berkumpul dengan teman- diri : Harga Diri
temannya. Rendah
Data Objektif :
 Klien kadang suka menghindar jika didekati oleh perawat.
 Klien sering menundukkan kepala saat diajak bicara
 Klien jarang berbicara dengan teman-temannya.
Analisa Data
3 Data Subjektif : Resiko perubahan
Klien mengatakan suka menyendiri dan kadang melamun jika sensori persepsi :
ada waktu senggang. halusinasi
Data Objektif :
Klien cenderung menarik diri
Klien sering berada di tempat tidur.

4 Data Subjektif : Resiko mencederai


Klien mengatakan tidak suka berkumpul dengan tetangganya. diri sendiri, orang lain,
Data Objektif : dan lingkungan.
Klien pernah dirawat di RSJD AGH karena marah /
mengamuk.
Klien sudah bercerai dengan istrinya.
Pohon masalah
Resiko Perubahan Sensori
Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial : Resiko mencederai diri


Menarik Diri sendiri, orang lain dan
lingkungan

Gangguan Konsep Diri :


Harga Diri Rendah
Implementasi
Tgl TUK Implementasi Evaluasi
14 1  Menyapa klien dengan S : klien mengatakan
mei ramah baik secara verbal “nama saya Syarifudin”
07 maupun nonverbal O:
 Memperkenalkan diri  Klien mau berjabat
dengan sopan. tangan.
 Menanyakan nama  Ada kontak mata
lengkap dan nama  Klien kooperatif.
panggilan klien. A : hubungan saling
 Menjelaskan tujuan percaya terbina
pertemuan. P:
 Menunjukkan sikap  Perawat : lanjutkan
empati intervensi selanjutnya.
 Klien : anjurkan klien
untuk lebih terbuka
kepada perawat.
15 2  Menanyakan alasan klien S : klien mengatakan “Saya
mei dirawat di RSJD suka sendiri”
07  Menanyakan alasan klien O:
jarang berkumpul dengan  klien belum bisa
teman-temannya menyebutkan alasan
menarik diri.
 Klien jarang berkumpul
dengan teman-temannya
 Klien suka melamun
 Ada kontak mata
 Klien kooperatif
A:
 Perawat : ulangi
intervensi TUK 2
 Klien : anjurkan klien
agar mau berkumpul
dengan teman-temannya.
16 2  Menyapa klien dengan S : klien mengatakan “ saya
mei ramah jarang berkumpul dengan
07  Menunjukkan sikap terbuka teman-teman karena saya
kepada klien. minder, saya tidak mampu
 Menanyakan alasan klien ngobrol.”
jarang berkumpul dengan O:
teman-temannya  klien dapat menyebutkan
alasan menarik diri.
 Klien kooperatif
A : klien dapat menyebutkan
penyebab menarik diri.
P:
 Perawat : lanjutkan
intervensi selanjutnya
 Klien : anjurkan klien
untuk ngobrol dengan
teman-temannya.
17 3  Memberi S : klien mengatakan bahwa
mei perhatian  “ keuntungan kita bila kita berkumpul
07 kepada klien dengan orang lain adalah kita bisa
 Menanyakan menambah wawasan.”
keuntungan  “ Kerugian tidak berkumpul dengan orang
berhubungan lain adalah tidak menambah wawasan.”
dengan orang O:
lain kepada  Klien dapat menyebutkan keuntungan
klien berhubungan dengan orang lain
 Menanyakan  Klien dapat menyebutkan kerugian bila
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
tidak  Kontak mata kurang
berhubungan  Klien kooperatif.
dengan orang A : masalah teratasi sebagian
lain. P:
 Perawat : lanjutkan intervensi selanjutnya
 Klien : ajak klien untuk berkumpul dan
bersosialisasi di lingkungan RSJD
18 4  Memperkenalkan klien S:-
mei dengan perawat lain O:
07  Memperkenalkan klien  Klien mau berkenalan dengan
dengan klien lain perawat lain
 Klien mau berkenalan dengan
klien lain
 Klien mau berjabat tang
denga perawat maupun klien
lain
 Ada kontak mata
 Klien kooperatif
A : TUK 4 tercapai sebagian
P:
 Perawat : lanjutkan intervensi
selanjutnya
 Klien : anjurkan klien untuk
ngobrol dengan perawat dan
klien yang sudah dikenal.
19 4  Menyapa klien dengan S : klien mengatakan “ kabar saya
mei ramah baik-baik saja”
07  Menanyakan kabar O:
klien  Ada kontak mata denga perawat
 Mengajak klien untuk  Klien mau diajak menyanyi
mengikuti karaoke. bersama perawat dan klien lain.
 Klien mampu menyanyi sendiri
di depan perawat dan klien lain.
 Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P :
 Perawat : lanjutkan intervensi
selanjutnya
 Klien : anjurkan klien untuk
mengikuti kegiatan yang ada di
ruangan.
19 5  Menyapa klien dengan S : klien mengatakan bahwa “
mei ramah saya senang, besok kita
07  Menanyakan bagaimana nyanyi lagi ya ?”
perasaan klien setelah O:
diajak berkumpul dan  Klien mampu
menyanyi bersama perawat mengungkapkan
dan klien lain. perasaannya setelah
berhubungan dengan orang
lain.
 Klien kooperatif
A : masalah teratasi sebagian
P:
 Perawat : optimalkan
kondisi klien dan lanjutkan
intervensi selanjutnya
 Klien : bantu klien untuk
dapat bersosialisasi di
lingkungan RSJD.
Pembahasan
Klien Tn. S adalah klien dengan masalah
utama menarik diri. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa klien merupakan
individu yang pemalu dan mudah sekali
untuk merasa minder dengan orang lain.
Klien mempunyai mekanisme koping
yang maladaptif yaitu : menghindar dari
lingkungan keluarga maupun masyarakat
dan bekerja berlebihan.
Masalah utama menarik diri pada
Tn. S disebabkan karena Gg. Konsep
diri: HDR, yang didukung dengan
diperolehnya data bahwa klien adalah
lulusan sarjana, akan tetapi klien
belum bisa memanfaatkan gelarnya
tersebut untuk mencari pekerjaan
sesuai bidangnya. Selain itu klien
bercerai dengan istrinya ±2 tahun
yang lalu.
Intervensi yang telah disusun tidak
dapat diimplementasikan semua, karena
disebabkan karaktristik dan kondisi klien
yang sangat bervariasi yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Sehingga
perlu dilakukan penyesuaian intervensi
yang disusun dengan latar belakang dan
kebudayaan klien.
Pengimplementasian intervensi
sosialisasi kepada klien Tn. S tidak
selalu dilakukan oleh perawat secara
langsung. Akan tetapi perawat
mempunyai strategi dengan
mendorong klien lain dengan masalah
utama yang berbeda untuk mengajak
Tn. S bersosialisasi di lingkungan
rumah sakit.
Kesimpulan
 Asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah utama
menarik diri diperlukan pendekatan dan sosialisasi oleh perawat
yang komprehensif dengan didukung oleh kondisi klien lain yang
kooperatif dan lingkungan ruang rawat yang mendukung.
 Klien dengan masalah utama menarik diri yang disebabkan oleh
gangguan konsep diri : HDR akan merasa kehilangan kedekatan
dan merasa kurang diperhatikan oleh orang lain. Maka selain
pendekatan yang dilakukan oleh perawat, juga perlu dilakukan
pendekatan oleh keluarga. Sehingga klien akan merasa
diperhatikan dan dibutuhkan oleh keluarganya.
 Selain perawatan di rumah sakit, klien menarik diri juga
memerlukan perawatan selama di rumah atau lingkungan tempat
tinggal. Peran keluarga sangat mempengaruhi perkembangan
klien selama di rumah. Sehingga diperlukan penyuluhan atau
pendkes kepada keluarga dan semua yang ada di keluarga klien
guna mempersiapkan keluarga tersebut untuk dapat menerima,
memberikan support, dan merawat klien dengan masalah
menarik diri.
Saran
 Perawat dapat lebih memperhatikan kebutuhan
klien, sehingga klien akan merasa lebih dihargai
dan diperhatikan, dengan harapan klien akan lebih
mudah untuk diajak bersosialisasi di lingkungan
rumah sakit.
 Perawat untuk memberikan penyuluhan dan
pendidikan kesehatan kepada keluarga dan semua
yang ada dalam keluarga klien tentang kondisi dan
cara merawat klien dengan masalah utama menarik
diri, sehingga pemulihan kondisi klien selama di
rumah akan lebih optimal.
 Keluarga dapat secara rutin membesuk klien di
rumah sakit, sehingga klien akan merasa
diperhatikan dan dibutuhkan oleh keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai