Anda di halaman 1dari 3
DIREKTORAT JENDERAL ® PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Jalan Percetakan Negara No. 29 Kotak Pos 223 Jakarta 10560 Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 > KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA GERMAS Yth 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh indonesia SURAT EDARAN NOMOR:SR. 02.06 /ll/ $8 2019 TENTANG KEWASPADAAN PENULARAN PENYAKIT RUBELLA DI INDONESIA Menindakianjuti adanya berita pada The Japan Times News tanggal 11 Desember 2018 yang menyatakan tentang KLB rubella di Jepang yang telah terjadi sejak antara 23 - 29 Juli 2018, disebabkan terutama oleh masyarakat yang tidak diimunisasi rubella, dan sampei saat ini telah terdapat sejumlah 2.454 kasus. Selain itu U.S. Centers for Disease Control and Prevention pada akhir Oktober 2018 menyatakan bahwa KLB rubella di Jepang telah mencapai level 2 (dari 3 level) dan memperingatkan wanita hamil yang akan berkunjung ke Jepang agar telah memiliki kekebalan terhadap penyakit rubella. 5 ‘Sehubungan dengan hal tersebut, kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sejalan dengan target global, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak pada tahun 2020. Namun sampai saat ini sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah berisiko untuk transmisi penyakit campak. Data Kemenkes per tanggal 31 Desember 2018 menunjukkan secara nasional cakupan imunisasi dasar campak-rubella sebesar 73,8% (target >95%) dan cakupan imunisasi lanjutan campak-rubella sebesar 52,6% (target >95%). Untuk data KLB suspek campak tahun 2018, terdapat 74 KLB suspek campak tersebar di 23 provinsi. Dari KLB suspek campak tersebut terdapat 24 KLB campak dan 32 KLB rubella 2. Jumlah kasus suspek campak yang tersebar di 32 provinsi menunjukkan terdapat 7.504 kasus. Tidak dilaporkan kasus meninggal (CFR 0%). Dari kasus suspek campak tersebut sebesar 63% telah diperiksa spesimen serum di laboratorium nasional campak-rubella dengan hasil 13% kasus campak pasti dan 22% kasus rubella pasti. 3. Discarded campak (kasus negatif campak dan negatif rubella) rate tahun 2018 adalah 0,749 (target 22) per 100.000 penduduk. Indikator ini menunjukan sensitivitas surveilans campak dalam penemuan kasus dan salah satu variable yang menentukan suatu daerah sudah/belum mencapai eliminasi campak. ‘Sebagai upaya untuk antisipesi penularan penyakit rubella di Indonesia salah satu upaya yang harus dilakukan adalah kewaspadaan terhadap penyakit rubella. Dalam rangka kewaspadaan tersebut, dihimbau agar melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1, Memperkuat pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) penyakit potensial KLB dengan melaporkan setiap kasus suspek campak yang ditemukan, melakukan verifikasi terhadap setiap alert suspek campak yang dilaporkan dan mencari kesus tambahan untuk mencegah terjadinya KLB. Memastikan cakupan imunisasi MR rutin agar tetap tinggi dan merata, Memperkuat surveilans campak-rubella dengan meningkatkan pemeriksaan serologi terhadap semua kasus suspek campak yang ditemukan. 4. Meningkatkan penemuan kasus suspek campak, baik di masyarakat maupun di fasyankes: milk pemerintah dan swasta 5. Meningkatkan koordinasi dengan rumah sakit dalam surveilans aktif rumah sakit untuk penemuan dan pelaporan kasus suspek campak. 6. Melakukan penyelidikan epidemiologi secara menyeluruh pada setiap KLB suspek campak. 7. Bagi masyarakat yang akan bepergian ke Jepang, dihimbau untuk melengkapi imunisasi MR sesuai usia. 8, Ibu hamil dihimbau untuk tidak melakukan perjalanan ke Jepang selama KLB rubella di Jepang masih berlangsung. 9. Segera melaporkan kepada Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI bila ditemukan KLB suspek campak melalui sarana PHEOC dengan nomor telp. 021-4257125 dan email:poskokib@yahoo.com en Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Atas ._ kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasin Ditetapkan di Jakarta nggal 10 Januari 2019 iffantono, M.Kes 1985021002 ‘Tembusan : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Gubemur Seluruh Indonesia Lampiran 1. Nomor + SR.0206M 48 12019 3 Kepala Dinkes Provinsi NAD Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Utara Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Barat Kepala Dinkes Provinsi Riau Kepala Dinkes Provinsi Kepulauan Riau Kepala Dinkes Provinsi Jambi Kepala Dinkes Provinsi Sumatera Selatan Kepala Dinkes Provinsi Bangka Belitung Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu 10. Kepala Dinkes Provinsi Lampung 11. Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta 12, Kepala Dinkes Provinsi Banten 13. Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat 14. Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah 18. Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur 16. Kepala Dinkes Provinsi DI Yogyakarta 17. Kepala Dinkes Provinsi Bali 18 Kepala Dinkes Provinsi NTB + 19. Kepala Dinkes Provinsi NTT 20. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Timur 21. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Barat 22. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan 23. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 24. Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Utara 25. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Utara 26. Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo 27. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah 28. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Barat 29. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 30. Kepala Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara 31. Kepala Dinkes Provinsi Maluku 32. Kepala Dinkes Provinsi Maluku Utara 33, Kepala Dinkes Provinsi Papua 34. Kepala Dinkes Provinsi Papua Barat ©ONOMRONo

Anda mungkin juga menyukai