xx
Very Low Head Water Turbine Agustus 2017
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
ABSTRAK
Energi adalah salah satu kebutuhan pokok untuk menunjang kehidupan manusia, baik didalam
sektor rumah tangga, sarana transportasi dan sektor industri. Dari berbagai sektor yang
menunjang kehidupan manusia tersebut cenderung masih banyak yang menggunakan energi
fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui (Non – Renewable Energy) seperti minyak bumi
dan batubara. Oleh karena itu, sangat diperlukan banyak penelitian serta percobaan untuk
mencari jalan alternatif yang dapat mengurangi pemakaian energi tersebut. Air adalah salah
satu sumber energi yang bersifat dapat diperbaharui dan dapat digunakan secara
berkerlanjutan atau biasa disebut sebagai energi terbarukan (Renewable Energy). Mengingat
jumlah wilayah perairan di Indonesia sangat melimpah salah satunya pemanfaatan tenaga air
dengan head yang rendah. Salah satu keuntungan dari sistem ini adalah dapat diaplikasikan
di area seperti sungai dan saluran irigasi yang memiliki perbedaan ketinggian air yang rendah.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisa fenomena aliran pada sistem model turbin Very Low
Head dengan menggunakan bantuan software ANSYS. Metodologi yang dilakukan pada analisa
ini pertama melakukan studi literatur, dilanjutkan dengan mengukur model turbin yang sudah
tersedia, lalu dilanjutkan dengan membuat pemodelan model turbin dengan bantuan software
CAD, setelah itu dilanjutkan dengan tahap simulasi didalam software ANSYS.
Kata Kunci : Energi air, fenomena aliran, energi terbarukan, model turbin, very low head,
simulasi ANSYS
ABSTRACK
Energy is one of the basic needs to support human life, both within the household sector,
transportation and industrial sectors. Of the various sectors that support human life tend to
still be many who use non-renewable energy fossil (Non-Renewable Energy) such as petroleum
and coal. Therefore, much research and experiment is needed to find an alternative way that
can reduce energy consumption. Water is one of the renewable energy sources and can be
used continuously or commonly referred to as renewable energy. Given the number of waters
in Indonesia is very abundant one of the utilization of water power with a low head. One
advantage of this system is that it can be applied in areas such as rivers and irrigation canals
that have low water level differences. In this research will be analyzed flow phenomenon on
system model of turbine Very Low Head by using help of ANSYS software. The methodology
carried out in this analysis first conducted a literature study, followed by measuring the turbine
model already available, followed by modeling the turbine model with the help of CAD
software, followed by a simulation phase in the ANSYS software.
Keywords : Water energy, flow phenomenon, renewable energy, turbine model, very low
head, ANSYS simulation
1. PENDAHULUAN
Pada beberapa PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang memanfaatkan ketinggian jatuh air
yang tinggi dan ada yang memafaatkan ketinggian jatuh air yang rendah. Ketinggian yang
dimaksud adalah head kerja suatu pembangkit tenaga air. Pola aliran yang terdapat pada
suatu bak penampung (reservoir) sangat berpengaruh bagi kinerja turbin yang beroperasi
pada sistem tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa fenomena pola
aliran yang terjadi didalam reservoir sampai melewati sisi outlet menggunakan software ansys
dan membandingkan dengan pengujian menggunakan tinta.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian diawali dengan studi literatur mengenai bagaimana cara membuat pemodelan ulang
kepada model turbin yang sudah ada menggunakan software CAD.
a b
Gambar 1. (a) Model turbin (b) Hasil pemodelan model turbin
Langkah selanjutnya adalah menentukan head kerja untuk model turbin yang sudah
ditentukan dengan menggunakan persamaan segitiga kecepatan. Dari hasil perhitungan yang
telah dilakukan, maka head yang didapat adalah setinggi 0,52 m dengan asumsi efisiensi dari
model turbin yang dipakai adalah sebesar 90 %. Dari hasil head yang didapatkan maka dapat
dimensi untuk membuat model dari sistem, meliputi : reservoir, bak penenang dan saluran
outlet.
(a) (b)
Gambar 3. Contour (a) Velocity contour (b) Turbulence kinetic energy contour
(Gambar 3.a) menunjukkan contour kecepatan fluida pada saat akan melewari nosel dan
berakhir pada diffuser. Pada contour tersebut menggambarkan bahwa kecepatan fluida pada
saat melewati nosel kecepatannya meningkat dan pada saat setelah melewati sudu runner
kecepatan fluida semakin meningkat akibat penyempitan penampang dan ketika melewati
diffuser, kecepatan fluida menjadi semakin menurun. Tetapi hanya terjadi didaerah tengah
diffuser. Berbeda dengan kecepatan fluida yang mengitari dinding diffuser, kecepatan fluida
pada daerah tersebut terlihat memiliki kecepatan yang tinggi tetapi semakin menurun. Hal
tersebut diakibat oleh gaya sentrifugal dari gaya momentum fluida yang menabrak sudu dari
runner.
Pada (Gambar 3.b) menunjukkan contour dari turbulence kinetic energy. Pada gambar
tersebut terlihat keadaan fluida pada saat melewati runner, terjadi turbulensi akibat tegangan
geser antara fluida yang memiliki kecepatan tinggi dengan fluida yang memiliki kecepatan
yang rendah.
3.2. Hasil Simulasi (vector)
Gambar 4. Vector
Pada (Gambar 4) menunjukkan vector dari kecepatan fluida yang melalui nosel – runner –
diffuser. Vector tersebut memperlihatkan aliran dari fluida pada setiap penampang yang
dilewatinya. Pada saat fluida melewati nosel, aliran yang terjadi adalah aliran tidak seragam
(non – uniform flow), terjadi akibat pengecilan penampang dan kecepatan fluida akan
meningkat. Pada saat fluida melewati runner, kecepatan tertinggi yang dicapai adalah pada
fase tersebut. Dan pada saat melewati diffuser jenis aliran yang terjadi adalah aliran tidak
seragam dan terjadi perlambatan kecepatan aliran.
Gambar 5. Streamline
Pada (Gambar 5) memperlihatkan pola dari aliran yang terjadi pada permukaan reservoir. Pola
aliran yang terjadi adalah aliran balik (back flow). Aliran tersebut terjadi akibat aliran yang
berada pada dasar reservoir memiliki kecepatan yang tinggi yang melaju kearah sisi outlet,
tetapi fluida tidak semua masuk kedalam saluran outlet, melainkan membentur dinding dari
reservoir (setengah lingkaran) dan menyebabkan aliran fluida mengarah keatas permukaan
dan kemudian mendorong fluida yang berada dipermukaan kembali ke belakang.
Dari hasil simulasi di dapat kecepatan fluida yang memasuki. Kecepatan fluida tersebut
didapatkan dengan cara menggunakan feature probe dari software ansys. Dan didapat data
seperti berikut:
Dari beberapa data yang tersedia diatas, dapat dimasukkan ke dalam persamaan dan
kemudian akan mendapatkan daya yang dihasilkan oleh sistem pada setiap head yang
berbeda.
Tabel 3. Daya tersedia yang dihasilkan oleh sistem (Watt)
Head 0,25 m 0,20 m 0,15 m 0,10 m
Daya tersedia 14,33 9,90 6,84 3,78
Dari simulasi juga dapat didapatkan daya mekanik yang dihasilkan oleh runner yang tanpa
dipengaruhi oleh beban. Daya mekanik dapat dicari dengan persamaan.
𝑃 = 𝑇 . 𝜔 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
Dimana 𝑇 didapat dari persamaan 𝑇 = 𝐹 . 𝑟 (𝑁𝑚) dan 𝜔 didapat dari persamaan 𝜔 =
2𝜋𝑛 𝑟𝑎𝑑
( ) serta 𝑟 adalah jari – jari dari runner sebesar 0,024 m dan 𝑛 adalah kecepatan
60 𝑠
putaran runner yang diperoleh dari hasil pengujian.
Tabel 4. Gaya pada runner (N)
Head 0,25 m 0,20 m 0,15 m 0,10 m
Gaya 4,58 3,92 3,26 2,60
Dari hasil simulasi didapatkan beberapa parameter lain, seperti eddy viscosity dan turbulence
kinetic energy. Kedua parameter tersebut memiliki nilai maksimum pada setiap simulasi
dengan head yang berbeda.
Tabel 7. Nilai maksimum eddy viscosity (Pa s)
Head 0,25 m 0,20 m 0,15 m 0,10 m
Eddy viscosity 1,86 1,76 1,54 1,37
0.6
0.5
0.4
Head (m)
0.3
0.2
0.1
0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
Daya (W)
Dari grafik 1 diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi head kerja maka daya tersedia dan
daya mekanik yang dihasilkan akan semakin tinggi. Daya mekanik yang dihasilkan adalah
yanpa dipengaruhi oleh beban.
0.3
0.2
0.1
0
1.37 1.54 1.76 1.86
Eddy Viscosity (Pa s)
Dari grafik 2 dapat dilihat, semakin tinggi head kerja yang diterapkan maka akan semakin
tinggi kemungkinan terjadinya eddy viscosity. Hal ini terjadi karena semakin tinggi jatuh air
maka semakin besar tegangan geser antara fluida yang bergerak dan yang tidak bergerak.
Jika suatu fluida memiliki kerapatan yang rendah maka akan lebih cenderung mudah menjadi
aliran yang turbulen.
Head (m)
0.3
0.2
0.1
0
2.43 2.73 2.95 3.1
Kecepatan aliran (m/s)
0.3
0.2
0.1
0
0.37 0.47 0.6 0.67
Turbulence Kinetic Energy (m^2/s^-2)
Turbulen energi kinetik dihasilkan oleh adanya tegangan geser antara fluida yang memiliki
kecepatan yang berbeda. Dimana fluida yang kecepatannya rendah akan saling bergesekan
dengan fluida yang memiliki kecepatan tinggi. Jika dilihat dari grafik diatas, dapat dilihat jika
head semakin tinggi maka turbulen energi kinetik akan semakin tinggi juga. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi head maka semakin tinggi kecepatan fluidanya
Untuk memverifikasi hasil dari simulasi yang telah dilakukan diperlukan hasil dari pengujian
aliran dengan menggunakan tinta yang telah dilakukan oleh rekan penulis. Dari (Gambar 6)
dapat dilihat pola dari aliran menggunakan tinta, pola yang terjadi adalah adanya recirculating
flow akibat terjadinya tumbukan antara fluida yang memiliki kecepatan aliran yang rendah
dengan fluida yang memiliki kecepatan aliran yang tinggi.
4. KESIMPULAN
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dan verifikasi dari pengujian menggunakan tinta
menunjukkan bahwa terdapat hal yang sama, yaitu adanya back flow (arus balik) yang terjadi
dipermukaan reservoir. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah dan kecepatan fluida yang masuk
lebih tinggi dari fluida yang sebelumnya sudah ada didalam reservoir.
Aliran yang terjadi pada keseluruhan sistem model turbin adalah turbulen. Pada saat fluida
melewati nosel, maka aliran fluida didalamnya menjadi aliran tidak seragam ( non-uniform
flow). Pada saat fluida akan menabrak sudu runner, kecepatan aliran fluida akan bertambah
akibat pengecilan penampang oleh nosel. Hal ini sangat bagus untuk menambah gaya
momentum air pada saat akan melewati runner sehingga runner dapat berputar lebih cepat.
Setelah melewati runner maka fluida akan melewati diffuser, aliran fluida menjadi tidak
seragam lagi. Tetapi kecepatan fluida menjadi menurun sehingga tekanan akan meningkat
sampai menyesuaikan dengan tekanan fluida disekitar outlet dari diffuser.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlilah, Rianty Nur. 2014. Persamaan Bernoulli (Makalah), Malang:
Universitas Negeri Malang.
Fadillah, Faqih. Wicaksana, A Christian. 2015. TURBIN AIR. Makalah. Universitas Negeri
Malang.
Achmad, Taufik. 2012. TURBIN AIR. Laporan Praktikum Laboratorium Konversi Energi Teknik
Mesin Universitas Andalas.
Trihartanto. 2016. PERANCANGAN MESIN PRESS BRIKET BIOMASSA (SERBUK GERGAJI)
DENGAN SISTEM HIDROLIK. Laporan Tugas Akhir Teknik Mesin ITENAS Bandung.
Giles, Ranald V. Soemitro, Herman Widodo (1976). Mekanika Fluida &
Hidraulika. Jakarta.
Cengel, Yunus A. Cimbala, John M. 2014. FLUID MECHANICS. California.
McGraw-Hill.
Sayers. 1992. HYDRAULIC AND COMPRESSIBLE FLOW TURBOMACHINES . Singapore.
McGraw-Hill.
Ridwan. 1996. Mekanika Fluida Dasar. Universitas Gunadarma.
Jakarta Pusat.
Yoto. Turbin Air. http://catatankecilanaknegeri.blogspot.co.id/2015/03
/turbin-air.html
Asrori, Khabib. Turbin Air. http://khabibasrori.blogspot.co.id/2015/03/
turbin-air.html
Satria. Hidrodinamika. http://kampungfisikakita.blogspot.co.id/2015/12/
pengertian-hidrodinamika.html