Anda di halaman 1dari 63

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 33 /PB/2018

TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN
PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembinaan sistem


akuntansi dan pelaporan keuangan instansi telah
ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-60/PB/2013 tentang Pedoman Bimbingan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
pada Kementerian Negara/Lembaga;
b. bahwa perkembangan teknologi pelaporan keuangan
kementerian negara/lembaga berbasis web yang
menggunakan database tunggal telah mengakibatkan
penyesuaian mekanisme penyusunan laporan keuangan;
c. bahwa untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan
kementerian negara/lembaga, perlu menyempumakan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
60/PB/2013 tentang Pedoman Bimbingan Pelaksanaan
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
Pedoman Pembinaan Pelaksanaan Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Instansi pada Kernenterian
Negara/Lembaga;
Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015
tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.05/2017
tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan
Kementerian Negara/Lembaga;
4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
38/PB/2016 tentang Pembina Pengelola Perbendaharaan;

l
\ ,j
-2-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


TENTANG PEDOMAN PEMBINMN PELAKSANMN SISTEM
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI PADA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud
dengan:
1. Pembinaan Pelaksanaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Instansi yang selanjutnya disebut Pembinaan
SAI adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memberikan arahan, pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman kepada pengelola laporan keuangan
2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
selanjutnya disebut Kanwil DJPb adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah
4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi yang
selanjutnya disebut SAi adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pada kementerian negara/lembaga
5. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna
Anggaran yang selanjutnya disebut UAKPA adalah unit
akuntansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan
pelaporan tingkat Satker
6. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu
Pengguna Anggaran Wilayah yang selanjutnya disebut
UAPPA-W adalah unit akuntansi pada tingkat wilayah atau
unit kerja lain yang ditetapkan sebagai UAPPA-W yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan
seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya.
7. Pembina Pengelola Perbendaharaan (Treasury Management
Representative) yang selanjutnya disebut TMR adalah
pelaksana pada Kanwil DJPb dan KPPN yang memiliki
sertifikat pendidikan dan pelatihan TMR.

Pasal 2
(1) Pembinaan SAI pada kementerian negara/lembaga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan kementerian negara/lembaga.
(2) Pembinaan SAI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. Pembinaan SAi tingkat pusat; dan
b. Pembinaan SAi tingkat_ wilayah.

\/
-3-

Pasal 3
(1) Pembinaan SAI tingkat pusat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dilaksanakan oleh Tim
Pembina SAI Tingkat Pusat.
(2) Tim Pembina SAI Tingkat Pusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari pejabat/pegawai dari Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
(3) Dalam hal diperlukan, Tim Pembina SAI Tingkat Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mengikutsertakan pejabat/pegawai dari direktorat teknis
lain.
(4) Tim Pembina SAi Tingkat Pusat sebagaiman dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 4
(1) Pembinaan SAI tingkat wilayah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b dilaksanakan oleh Tim
Pembina SAi Tingkat Wilayah.
(2) Tim Pembina SAI Tingkat Wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. pejabat/pegawai pada Bidang Pembinaan Akuntansi
Pelaporan Keuangan Kanwil DJPb; dan
b. TMR, pe_iabat fungsional Pembina Teknis
Perbendaharaan Negara, dan/atau pejabat fungsional
Analis Perbendaharaan Negara pada Kanwil DJPb.
(3) Dalam hal diperlukan, Tim Pembina SAi dapat
mengikutsertakan tenaga TMR, pe_iabat fungsional
Pembina Teknis Perbendaharaan Negara, dan/atau
pejabat fungsional Analis Perbendaharaan Negara pada
KPPN.
(4) Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kanwil
DJPb.

Pasal 5
(1) Pembinaan SAi di tingkat pusat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dilakukan kepada
pengelola laporan keuangan kementerian negara/lembaga
dan pengelola laporan keuangan eselon I.
(2) Pembinaan SAI Tingkat Wilayah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b dilakukan kepada:
a. pengelola laporan keuangan UAPPA-W;
b. pengelola laporan keuangan UAKPA yang teridentifikasi
mempunyai masalah pada laporan keuangannya; atau
c. pengelola laporan keuangan UAKPA yang memerlukan
pembinaan.

V
-4-

Pasal 6
Bentuk Pembinaan SAi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
antara lain:
a. Penyuluhan dan bimbingan teknis, yang merupakan
kegiatan sosialisasi sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan, bimbingan teknis pendampingan penyusunan
pelaporan dan pelayanan konsultasi melalui berbagai
forum atau berbagai media.
b. Monitoring kualitas data laporan keuangan yang dilakukan
sebelum laporan keuangan disusun.
c. Telaah laporan keuangan yang dilakukan setelah laporan
keuangan diterima.

Pasal 7
(1) Tata cara pelaksanaan Pembinaan SAi tingkat pusat
dilaksanakan sesuai Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(2) Tata cara dan pelaksanaan Pembinaan SAI tingkat
wilayah dilaksanakan sesuai Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 8
(1) Tim pembina SAi menyampaikan laporan Pembinaan SAi
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan secara semesteran.
(2) Laporan Pembinaan SAi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan dalam bentuk softcopy melalui surat
elektronik.
(3) Batas waktu penyampaian laporan Pembinaan SAi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Tim Pembina
SAI tingkat Pusat adalah sebagai berikut.
a. Laporan penyuluhan dan bimbingan teknis semester I
disampaikan paling lambat tanggal 10 Juli tahun
berkenaan.
b. Laporan penyuluhan dan bimbingan teknis semester
II disampaikan paling lambat tanggal 10 Januari
tahun berikutnya.
c. Laporan monitoring kualitas data laporan keuangan
semester I disampaikan paling lambat tanggal 10
Agustus tahun berkenaan.
d. Laporan monitoring kualitas data laporan keuangan
semester II disampaikan paling lambat tanggal 30
April tahun berikutnya.
e. Laporan telaah laporan keuangan semester I
disampaikan paling lambat tanggal 10 Agustus tahun
berkenaan.
f. Laporan telaah laporan keuangan semester II
disampaikan paling lambat tanggal 10 Maret tahun
berikutnya.

\,(
-5-

(4} Batas waktu penyampaian laporan Pembinaan SAI


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Tim Pembina
SAi tingkat Wilayah adalah sebagai berikut.
a. Laporan penyuluhan dan bimbingan teknis semester I
disampaikan paling lambat tanggal 10 Juli tahun
berkenaan.
b. Laporan penyuluhan dan bimbingan teknis semester
II disampaikan paling lambat tanggal 10 Januari
tahun berikutnya.
c. Laporan monitoring kualitas data laporan keuangan
semester I disampaikan paling lambat tanggal 25 Juli
tahun berkenaan.
d. Laporan monitoring kualitas data laporan keuangan
semester II disampaikan paling lambat tanggal 20
April tahun berikutnya.
e. Laporan telaah laporan keuangan semester I
disampaikan paling lambat tanggal 31 Juli tahun
berkenaan.
f. Laporan telaah laporan keuangan semester II
disampaikan paling lambat tanggal 28 Februari tahun
berikutnya.
(5) Dalam hal batas waktu penyampaian laporan Pembinaan
SAI sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4} jatuh
pada hari libur atau hari yang diliburkan, maka laporan
disampaikan paling lambat pada hari kerja sebelumnya.
(6) Tata cara penyampaian laporan Pembinaan SAI
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal9
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku,
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
60/PB/2013 tentang Pedoman Bimbingan Pelaksanaan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada t-anggal 28 De3ember 2018
QR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
/ \I�

TO HARJOWIRYONOf

Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER- 33 /PB/2018 tentang Pedoman
Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Instansi pada Kementerian
Negara/ Lembaga

MODUL
PEDOMAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
TINGKAT PUSAT

V
ii

DAFTAR ISi

A. PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan Pedoman Pembinaan 2
3. Ruang Lingkup 2
B. DESKRIPSI PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 3
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Pengertian Pembinaan SAi (Sistem Akuntansi dan 3
Pelaporan Keuangan Instansi) Tingkat Wilayah
2.Tujuan Pembinaan 3
3.Jenis-Jenis Pembinaan 3
C. SUSUNAN, TUGAS DAN TATA TERTIB TIM PEMBINA SISTEM 4
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Susunan Tim Pembina SAI Tingkat Pusat 4
2. Togas Tim Pembina SAI Tingkat Pusat 5
3. Tata Tertib Pembinaan 7
D. PERSIAPAN PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 8
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
E. PELAKSANMN PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 8
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Penyuluhan 8
2. Tata Cara Pelaksanaan Monitoring Kualitas Data Melalui e- 10
Rekon&LK
3. Pelaksanaan Telaah Laporan Keuangan Yang Dilaksanakan 16
oleh Pembina SAi
F. PELAPORAN HASIL PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 16
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
G. KETENTUAN LAINNYA 18
H. FORMAT LAPORAN 18

V
- 1-

PEDOMAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TINGKAT PUSAT

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan bentuk


pertanggungjawaban Pemerintah atas pelaksanaan APBN, yang harus
disusun Pemerintah sesuai amanat Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang No 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. LKPP disusun setiap periode
pelaporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Kualitas LKPP sangat bergantung pada komponen penyusunnya,


yaitu LKKL (Laporan · Keuangan Kementerian Negara/Lembaga) dan LKBUN
(Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara). LKKL dan LKBUN disusun
secara berjenjang mulai dari Laporan Keuangan tingkat Satuan Kerja
(Satker), Laporan Keuangan tingkat Wilayah, Laporan Keuangan tingkat
Eselon I, dan Laporan Keuangan tingkat Kementerian Negara/Lembaga
yang jumlahnya tidak kurang dari 23.000 Satker Penyusun. Masing-masing
Satker tersebut memiliki karakteristik dan kapabilitas penyusun laporan
keuangan yang beragam. Karakteristik suatu Satker dapat dipengaruhi
oleh tingkat kompleksitas transaksi, semakin kompleks transaksi di suatu
satker, semakin sulit tingkat penyelesaian laporan dari satker tersebut.
Sementara itu, kapabilitas penyusun laporan keuangan dipengaruhi oleh
tingkat kesiapan penyediaan dan pengembangan SDM di setiap unit kerja
dalam Kementerian Negara/Lembaga.

Dalam perjalanannya, kapasitas SDM di satker dapat berubah seiring


adanya dinamika perubahan peraturan dan perkembangan teknologi serta
adanya perubahan komposisi SDM penyusun laporan keuangan karena
adanya mutasi dan promosi pegawai. Apabila penyiapan dan
pengembangan SDM di satker tidak cukup memadai, tidak menutup
kemungkinan laporan keuangan yang berkualitas tidak dapat terwujud,
yang kemudian dapat mempengaruhi kualitas LKKL dan LKPP. Oleh karena
itu, pembinaan akuntansi dan pelaporan keuangan perlu terus menerus
dilakukan dalam mengawal keberlangsungan penyusunan laporan
keuangan yang berkualitas. Seiring dengan dinamika perubahan jaman,
inovasi kegiatan pembinaan juga harus dilakukan sehingga kegiatan
pembinaan dapat mencapai hasil yang gemilang. Kementerian Keuangan
sebagai penyusun LKPP sekaligus sebagai regulator penyusunan laporan

V
-2-

keuangan berkewajiban menyelenggarakan pembinaan yang berkelanjutan.


Kegiatan pembinaan tersebut juga menjadi perhatian BPK, khususnya
pada saat implementasi sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual
pertama kali diterapkan secara penuh pada laporan keuangan tahun 2015.
BPK meminta Pemerintah menyelenggarakan pembinaan kepada seluruh
Kementerian Negara/Lembaga dalam penyusunan laporan keuangan.
Pembinaan yang diberikan oleh Kementerian Keuangan kepada
Kementerian Negara/Lembaga meliputi pembinaan atas regulasi dalam
menyusun laporan keuangan serta pembinaan atas aplikasi yang
digunakan untuk mengolah data keuangan menjadi laporan keuangan.
Untuk memantau apakah pembinaan yang diselenggarakan telah
menghasilkan outcome yang diharapkan, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mengembangkan aplikasi pelaporan keuangan yang
memiliki fitur untuk memonitor kualitas data. Dengan demikian, feedback
(umpan balik) hasil pembinaan antara lain kualitas data keuangan
maupun penyelesaian tindak lanjut permasalahan oleh unit akuntansi
dapat menjadi salah satu indikator tercapainya tujuan dari Pembinaan
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi.
Selanjutnya, agar kegiatan pembinaan dapat berjalan efektif dan
tepat sasaran sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dalam
pelaporan keuangan, perlu dilakukan perubahan atas Pedoman
Pelaksanaan Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga yang selama ini diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-60/PB/2013.

2. Tujuan Pedoman Pembinaan

Pedoman Pembinaan SAI (Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Instansi) Tingkat Pusat bertujuan untuk menyediakan panduan tata cara
melakukan pembinaan agar pelaksanaan pembinaan dapat berjalan efektif,
terarah, memenuhi standar minimum pembinaan dan dapat mencapai
hasil peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola laporan
keuangan Kementerian Negara/ Lembaga dan Eselon I sesuai dengan
harapan sehingga Kementerian Negara/Lembaga dan Eselon I dapat
menyusun laporan keuangan dengan tepat waktu dan berkualitas sesuai
Standar Akunta.nsi Pemerintahan
3. Ruang Lingkup

Pedoman pembinaan ini mencakup kegiatan pembinaan Sistem


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi pada tingkat pusat yang

\/
-3 -

dilaksanakan Tim Pembina SAI Tingkat Pusat kepada Kementerian


Negara/Lembaga dan Eselon I

B. DES KRIPSI PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGANINSTANSI

1. Pengertian Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan lnstansi


Pembinaan SAi tingkat pusat adalah kegiatan yang dilakukan Pembina SAi
Pusat dalam rangka memberikan arahan, pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman kepada para pengelola laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga dan Eselon I atas ketentuan dan tata cara penyusunan
laporan keuangan, sehingga unit kerja tersebut dapat menyusun laporan
keuangan yang berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.

2. Tujuan Pembinaan
Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi pada
Kementerian Negara/Lembaga Tingkat Pusat bertujuan untuk:
a. mendorong ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I;
b. mensosialisasikan SAI terkait peraturan/tatacara dan Aplikasi SAI terkini
c. mendukung kelancaran penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I;
d. mendorong kemandirian pelaksanaan SAi pada Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I.

3. Jenis-Jenis Pembinaan

Agar kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pembina pusat dapat


mencapai sasaran yang diharapkan, kegiatan pembinaan dilakukan dalam
beberapa jenis pembinaan, yaitu

a. Penyuluhan dan Bimbingan Teknis meliputi:

1) Kegiatan pembinaan dalam bentuk pemaparan materi, simulasi, tanya


jawab ataupun diskusi terkait dengan pelaksanaan SAi dalam
berbagai forum seperti pelatihan, sosialisasi, diseminasi, seminar,
forum group discussion (FGD) dan sebagainya yang diselenggarakan
oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan maupun kegiatan
yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I.
2) Kegiatan pembinaan dalam bentuk pelayanan konsultasi atas
peraturan, kebijakan, dan troubleshooting aplikasi penyusunan
-4-

laporan keuangan yang dapat dilakukan secara tatap muka di ruang


konsultasi (Klinik Akuntansi), dan juga dapat melalui sarana sosial
media atau media elektronik lainnya.

b. Pemantauan/ monitoring penyusunan laporan keuangan


Pemantauan/ monitoring dengan menggunakan aplikasi rekonsiliasi
terintegrasi berbasis web e-Rekon&LK untuk memantau pelaksanaan
rekonsiliasi dan validitas data laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I dengan mengikuti perkembangan dan
mengevaluasi sejauh mana tingkat akurasi data laporan keuangan.

c. Penelaahan Laporan Keuangan


Kegiatan memeriksa Laporan Keuangan untuk meyakini keandalan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dituangkan
dalam bentuk Kertas Kerja Telaah Laporan Keuangan.

C. SUSUNAN, TOGAS, DAN TATA TERTIB TIM PEMBINAAN SISTEM


AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI

1. Susunan Tim Pembinaan SAI Tingkat Pusat

a. Pengarah, dalam hal ini dijabat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan;


b. Pembina, dalam hal ini dijabat oleh Direktur Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan;
c. Koordinator Umum, dalam hal ini dijabat oleh Kepala Subdirektorat
Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI) dan BUN;
d. Koordinator Tim, dalam hal ini dijabat oleh Kepala Subdirektorat atau
pejabat eselon III di lingkungan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan;
e. Ketua Tim, dalam hal ini adalah kepala seksi/pegawai yang memiliki
kompetensi pembinaan SAi di lingkungan Direktorat Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan serta direktorat terkait di lingkungan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang ditunjuk oleh Direktur Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan berdasarkan usulan Koordinator Umum;
f. Anggota Tim adalah pegawai Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan/pegawai di luar Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan yang memiliki kompetensi (sertifikasi) untuk melaksanakan
pembinaan SAI di Kementerian Negara/Lembaga. Dalam hal pegawai
belum memiliki sertifikasi, penetapan pegawai tersebut untuk menjadi
anggota tim dapat dilakukan atas rekomendasi Ketua Tim.
-5-

2. Tugas Tim Pembinaan SAI Tingkat Pusat

a. Pengarah
Pengarah memberikan arahan, pertimbangan, saran, dan pendapat,
memantau, dan meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
pembinaan SAI pada Kementerian Negara/Lembaga dari Pembina.

b. Pembina
Pembina memberikan penugasan kepada Tim dalam pelaksanaan
pembinaan, melakukan pemantauan pelaksanaan pembiriaan, menilai
sistem dan prosedur kegiatan pembinaan, serta meminta
pertanggungjawaban pelaksanaan pembinaan SAI pada Kementerian
Negara/Lembaga dari Koordinator Umum.

c. Koordinator Umum
Koordinator Umum mengkoordinasikan keseluruhan pelaksanaan
pembinaan, membantu Pembina dalam pemantauan pembinaan serta
meminta pertanggungjawaban pelaksanaan SAIKementerian
Negara/Le:rp.baga dari Koordinator Tim dan Ketua Tim dalam bentuk
Laporan Hasil Pembinaan. Koordinator Umum dibantu oleh para Kepala
Seksi di Subdirektorat Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI) dan BUN
dalam pemantauan pelaksanaan pembinaan.
Kepala Seksi di Subdirektorat Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI) dan
BUN dalam pelaksanaan pembinaan SAi pada Kementerian
Negara/Lembaga memiliki tugas sebagai berikut.
1) Menetapkan rencana kegiatan pembinaan.
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan pembinaan.
3) Menyusun jadwal rapat koordinasi dengan Kernenterian
Negara/Lembaga.
4) Menerima dan memroses surat-surat mengenai permintaan
penyuluhan/bimbingan teknis dari Kementerian Negara/Lembaga.
5) Mengusulkan penugasan Pembina Pusat/Penyuluh/Bimbingan
Teknis Kementerian Negara/Lembaga untuk ditetapkan oleh Direktur
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
6) Memantau hasil pelaksanaan telaah Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
7) Memantau dan mengevaluasi kegiatan pembinaan SAi melalui
laporan hasil pembinaan di tingkat pusat maupun wilayah.
8) Mengikhtisarkan laporan pembinaan tingkat pusat dan wilayah per
bagian anggaran.

\/
-6-

9) Menindaklanjuti permasalahan-permasalahan yang ditemukan


berdasarkan laporan yang diterima dari Pembina Pusat/Wilayah dan
yang secara langsung diterima dari Kementerian Negara/Lembaga
dan memirita saran serta petunjuk dari Direktur Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan guna perbaikan.

ct. Koordinator Tim


Koordinator Tim bertanggung jawab mengoordinasikan pembinaan di
beberapa Kementerian Negara/Lembaga yang berada di bawah
kewenangannya. Koordinator Tim dapat membawahi beberapa Ketua Tim
Pembina Pusat.
Tugas Koordinator Tim adalah sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan Ketua Tim dan Anggota Tim Pembina
Pusat dalam pelaksanaan pembinaan.
2) Memantau pelaksanaan pembinaan dan memberikan pemecahan
terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kernenterian
Negara/Lembaga dalam pelaksanaan SAi.
3) Menerima, mengevaluasi dan menyetujui laporan hasil pembinaan
dari masing-masing Ketua Tim.
4) Menyampaikan laporan hasil pembinaan ke Kepala Subdirektorat
Bimbingan Akuntansi Instansi (BAI) dan BUN selaku Koordinator
Umum.
5) Memantau pelaksanaan telaah Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
6) Mendiskusikan dengan Kepala Subdirektorat Bimbingan Akuntansi
Instansi (BAI) dan BUN mengenai permasalahan yang bersifat
khusus.

e. Ketua Tim
Ketua Tim membawahi beberapa orang Anggota Tim.
Tugas Ketua Tim adalah sebagai berikut.
1) Membuat rencana dan jadwal kegiatan pembinaan.
2) Memberikan pengarahan kepada Anggota Tim sebelum
melaksanakan pembinaan.
3) Melaksanakan pembinaan beserta Anggota Tim.
4) Memantau setiap Anggota Tim dalam pelaksanaan pembinaan.
5) Memberikan rekomendasi/pemecahan masalah yang dihadapi
Kementerian Negara/Lembaga dalam lingkup pembinaannya.
6) Melaporkan kepada Koordinator Tim atau mendiskusikan dengan
Pembina lain apabila terdapat permasalahan yang belum dapat
diselesaikan.

V
-7-

7) Memantau dan mendorong penyelesaian masalah pada hasil


monitoring e-Rekon&LK
8) Menelaah kewajaran Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
9) Menyusun Laporan Hasil Pembinaan dan menyampaikannya kepada
Koordinator Tim untuk mendapat persetujuan.

f. Anggota Tim
Tugas Anggota Tim adalah sebagai berikut.
1) Melaksanakan pembinaan sesuai jadwal yang ditentukan oleh Ketua
Tim.
2) Melaporkan permasalahan yang dihadapi Kementerian
Negara/Lembaga dalam pelaksanaan SAi kepada Ketua Tim.
3) Membantu Ketua Tim dalam menelaah kewajaran Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga.
4) Memantau, menganalisa, dan mendorong penyelesaian masalah pada
e-Rekon&LK.
5) Membantu Ketua Tim menyusun Laporan Monitoring e-Rekon&LK
6) Membantu Ketua Tim menyusun Laporan Hasil Pembinaan.

3. Tata Tertib Pembinaan

Dalam melaksanakan pembinaan, setiap Pembina SAi harus mematuhi tata


tertib sebagai berikut:

a. Pembina SAI selalu meningkatkan kemampuan dan keahlian yang


dibutuhkan dalam melaksanakan pembinaan.
b. Seluruh bimbingan teknis/penyuluhan yang dilakukan Pembina SAi di
luar kantor harus disertai dengan Surat Tugas yang diterbitkan oleh
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
c. Pembina SAI tidak diperkenankan melakukan penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
d. Pembina SAi tidak diperkenankan meminta fasilitas dalam bentuk
apapun dari Kementerian Negara/Lembaga.
e. Pembina SAi selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan
f. Pembina SAI selalu menjaga nama baik Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
g. Terhadap pelanggaran tata tertib ini akan dikenakan sanksi
administratif dan/atau ketentuan yang berlaku bagi PNS /ASN.

V
-8-

D. PERSIAPAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGANINSTANSI

Sebelum melaksanakan bimbingan teknis/penyuluhan, Pembina SAI harus


melakukan persiapan sebagai berikut:
1. Meningkatkan penguasaan materi SAI, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mempelajari peraturan dan pedoman yang berkaitan dengan SAL
b. Mempelajari Aplikasi yang digunakan dalam Penyusunan Laporan
Keuangan
c. Berdiskusi dengan Pembina SAi lainnya terkait materi dan
permasalahan SAi melalui berbagai media elektronik dan non
elektronik.
d. Mengikuti penyuluhan SAi dan bimbingan teknis.internal, seperti PKS
(Pelatihan Kantor Sendiri).
2. Mempelajari karakteristik Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I yang
akan dibimbing sehingga pelaksanaan pembinaan SAI dapat lebih efektif.
3. Menganalisis data laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Eselon
I pada Aplikasi e-Rekon&LK untuk mendapatkan informasi pendahuluan
terkait perbaikan yang masih perlu dilakukan oleh Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I
4. Mempelajari communication skills dan/atau teknik transfer of knowledge
baik secara mandiri ataupun melalui pelatihan.

E. PELAKS ANAAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGANINSTANSI
Tata cara pelaksanaan pembinaan tersebut sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembinaan Teknis/Penyuluhan
a. Pembina SAi melaksanakan kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam
bentuk penyuluhan, pemaparan materi, dan lain sebagainya dalam
berbagai forum, antara lain:
1) Mengajarkan dan memberikan pemahaman kepada pengelola laporan
keuangan terhadap peraturan-peraturan dan pedoman meliputi
(namun tidak terbatas pada):
a) SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan)
b) SAPP (Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat)
c) KABA (Kebijakan Akuntansi)
d) BAS (Bagan Akun Standar)
e) Jurnal Standar
f) Penyusunan Laporan Keuangan

\/
-9-

g) Analisis dan Telaah Laporan Keuangan


2) Mengajarkan dan memberikan pemahaman terhadap Aplikasi
Pelaporan Keuangan, meliputi:
a) Proses bisnis aplikasi
b) Instalasi aplikasi
c) Updating (pemutakhiran) aplikasi
d) Pengoperasian aplikasi
e) Pemeliharaan dan penyimpanan data
f) Troubleshooting atas permasalahan penggunaan aplikasi
pelaporan keuangan
3) Melakukan diskusi dan memberikan kesempatan tanya jawab kepada
peserta pembinaan dalam rangka memperdalam pemahaman peserta
terhadap materi pembinaan yang disarnpaikan.
4) Memperbanyak variasi teknik penyampaian materi dalam rangka
mempermudah penyerapan dan pemahaman materi oleh peserta
pembinaan
Untuk kegiatan penyuluhan SAI dan sejenisnya yang diselenggarakan
oleh Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I dengan
pengajar/narasumber dari Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan maupun dari Direktorat lain lingkup Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan, harus didahului dengan surat permintaan
pengajar / narasumber dari unit penyelenggara kegiatan kepada Direktur
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

b. Pembina SAi melaksanakan kegiatan pembinaan dalam bentuk


pelayanan konsultasi secara tatap muka pada ruang konsultasi (Klinik
Akuntansi) atau melalui sosial media/media elektronik lainnya atas
peraturan, kebijakan, atau troubleshooting aplikasi penyusunan laporan
keuangan, dengan cara:
1) Memberikan pelayanan konsultasi, diskusi, atau menjawab
pertanyaan Kementerian Negara/ Lembaga/Eselon I terkait
permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi atas
permasalahan tersebut.
2) Apabila terdapat permasalahan yang belum terselesaikan, Pembina
SAi agar berkonsultasi/berdiskusi dengan rekan kerja/atasan/dan
sebagainya untuk mendapatkan solusi atau meneruskan
permasalahan tersebut ke Koordinator Umum apabila belum
mendapatkan penyelesaian.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembinaan dalam lembar konsultasi.
Lembar konsultasi antara lain berisi data Kementerian

\I
- 10 -

Negara/Lembaga/Eselon I yang meminta konsultasi, waktu


konsultasi, permasalahan yang dihadapi Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I, dan solusi yang diberikan oleh Pembina
SAL Kumpulan lembar konsultasi dapat disusun sebagai FAQ
(Frequently Ask Questions) /buku bunga rampai.

2. Tata Cara Pelaksanaan Monitoring Kualitas Data Melalui e-Rekon&LK


Pembina SAi melakukan pemantauan/ monitoring menggunakan Aplikasi e­
Rekon&LK meliputi (namun tidak terbatas pada):
a. Monitoring Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Transaksi Keuangan
Pembina SAi melakukan pemantauan atas ketepatan waktu dan
kelancaran pelaksanaan Rekonsiliasi Satuan Kerja di lingkup
Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I.
Apabila terdapat satker yang tidak tertib/belum menyelesaikan
rekonsiliasi sampai dengan batas akhir masa rekonsiliasi, Pembina SAi
meminta Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I yang membawahi
satker tersebut agar mendorong satker segera menyelesaikan rekonsiliasi
dengan KPPN.

b. Monitoring transaksi dalam konfirmasi (TDK)


lndikator kesuksesan pelaksanaan rekonsiliasi eksternal antara KPPN
dengan satker adalah terwujudnya kesamaan data antara data BUN dan
satker yang ditandai dengan tidak adanya TDK (TDK Nihil) di akhir
periode rekonsiliasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pembina SAi
melakukan monitoring TDK secara berkala dengan menganalisa hasil
rekonsiliasi SiAP dan SAi antara lain:
1) Pagu/DIPA
2) Estimasi PNBP
3) Estimasi Pendapatan Pajak
4) Belanja
5) Belanja Netto
6) Pengembalian Belanja
7) Pendapatan
8) Pendapatan Netto
9) Pengembalian Pendapatan
10) Pendapatan Pajak
11) Kas BLU
12) Kas Bendahara Pengeluaran
13) Kas Hibah
- 11 -

14) Pengesahan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga


(PHLBJS)

Dalam hal terdapat TDK atau perbedaan data SiAP dengan SAI pada
jenis-jenis transaksi di atas, Pembina SAI agar:
1) mengidentifikasi asal satker penyebab timbulnya TDK
2) menganalisis data untuk menarik kesimpulan penyebab TDK
3) berkoordinasi dengan KPPN setempat serta Kementerian Negara/
Lembaga/Eselon I untuk mendorong penyelesaian penyebab TDK.
4) Pembina SAI agar secara aktif ikut mencarikan solusi penyelesaian
TDK tersebut. Mengonsultasikan/mendiskusikan kepada rekan
kerja/ atasan/dan sebagainya atas TDK yang belum terselesaikan
atau kepada Koordinator Umum apabila permasalahan tersebut
masih belum mendapat penyelesaian.
5) dalam hal TDK tidak/belum dapat diselesaikan sampai dengan batas
waktu penyampaian Laporan Keuangan, TDK agar disajikan dalam
Laporan Monitoring e-Rekon&LK dengan memberikan penjelasan
penyebab terjadinya TDK.

c. Monitoring Transfer Keluar - Transfer Masuk


Pembina SAi agar melakukan pemantauan secara berkala terhadap
transaksi transfer keluar dan transfer masuk (TK-TM) di tingkat
Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I. Apabila terdapat selisih,
Pembina SAi agar:
1) mengidentifikasi penyebab selisih TK-TM berasal dari satker-satker
terkait
2) menganalisis transaksi untuk menarik kesimpulan penyebab TK-TM,
misalnya karena:
a) salah satu satker pelaku transfer tidak/belum melakukan
pencatatan transaksi transfer dalam aplikasi Persediaan/SIMAK
BMN
b) terjadi kesalahan jumlah maupun jenis aset yang dicatat pada
salah satu satker pengirim atau satker penerima
c) dan lain sebagainya
3) berkoordinasi dengan Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I untuk
mendorong penyelesaian penyebab TK-TM.

Apabila selisih TK-TM merupakan transaksi wajar, maka Pembina SAI


meminta Kementerian Negara/Lembaga untuk menjelaskan penyebab
selisih tersebut pada laporan keuangannya, misalnya selisih TK-TM yang
terjadi karena:
- 12 -

1) Transfer lintas wilayah/eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga


Transfer yang dilakukan suatu satker kepada satker yang berada di
bawah wilayah/eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga lain, dapat
mengakibatkan perbedaan nilai TK-TM pada laporan keuangan unit
pelaporan wilayah/eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga selaku
konsolidator laporan keuangan satker, karena dalam laporan
keuangan unit konsolidator hanya tersaji transaksi transfer dari
salah satu pihak, TK saja atau TM saja, sedangkan transaksi
transfer pihak lainnya, akan tersaji di laporan unit konsolidator
lain.
2) Transfer lintas periode pelaporan
Transfer dari suatu satker kepada satker lain yang dilakukan lintas
periode pelaporan keuangan dapat mengakibatkan perbedaan nilai
TK-TM di laporan keuangan unit pelaporan di atasnya, karena
dalam laporan keuangan unit pelaporan tersebut hanya tersaji
transaksi TK saja, sedangkan transaksi TM-nya akan tersaji di
semester berikutnya.
3) Transfer atas aset tetap renovasi (ATR)
Transfer atas ATR seolah-olah mengakibatkan selisih TK-TM pada
Monitoring TK-TM, hal ini karena pada Aplikasi SIMAK BMN,
pengeluaran aset dilakukan melalui Menu Transfer Keluar
sedangkan penerimaan aset tidak dicatat melalui menu Transfer
Masuk, melainkan melalui menu Pengembangan Langsung,
sehingga saat dilakukan pemeriksaan melalui monitoring TK-TM
akan tersaji data TK tetapi tidak tersaji data TM yang seharusnya
menjadi pasangannya. Pada saat transfer ATR, terjadi perubahan
bentuk aset yang ditransfer, satker pengirim mengeluarkan ATR
melalui TK, sedangkan satker penerima merekam pengembangan
aset definitif atas aset yang diterimanya. Atas penerimaan aset ini
mengakibatkan nilai aset yang dilakukan renovasi meningkat
sebesar nilai ATR. Pemrosesan transfer ini tidak menggunakan ADK
transfer.
4) Penyesuaian nilai transfer persediaan karena penggunaan metode
HPT (harga perolehan terakhir)
Penggunaan metode HPT dapat berimplikasi pada pergeseran nilai
TK ataupun TM. Misalnya bila terdapat satker yang melakukan TK,
namun di bulan yang sama, satker tersebut melakukan pengadaan
lagi dengan harga yang berbeda, atas jenis barang persediaan yang
sama dengan barang yg telah ditransfer. Terhadap peristiwa ini,
nilai TK akan berubah dari nilai semula, dengan perubahan

V
- 13 -

mengikuti harga perolehan terakhir, sedangkan TM yang dibukukan


satker penerima tidak berubah, sehingga mengakibatkan perbedaan
antara nilai TK dan TM.

d. Monitoring rekonsiliasi internal Data Keuangan dengan data BMN


Rekonsiliasi internal dilakukan dalam rangka menjamin kesamaan data
antara transaksi keuangan yang berasal dari aplikasi SAIBA dengan
transaksi BMN yang berasal dari aplikasi SIMAK BMN, dengan
membandingkan neraca percobaan akrual dengan neraca BMN dari
aplikasi e-Rekon&LK. Pembina SAI memantau hasil rekonsiliasi internal
antara kedua neraca tersebut. Apabila terdapat selisih pada hasil
rekonsiliasi internal, agar dilakukan analisis untuk menyimpulkan
penyebab selisih serta berkoordinasi dengan Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I untuk menyelesaikan penyebab selisih
tersebut.

e. Monitoring validasi data laporan keuangan


Pembina SAI melakukan pemantauan sekurang-kurangnya atas:
1) Kesesuaian data laporan keuangan dengan persamaan dasar
akuntansi
Validasi Kesesuaian persamaan dasar akuntansi dilakukan untuk
memastikan pembukuan seimbang antara debet dan kredit yang
bermuara pada keseimbangan akun di neraca, dimana saldo aset
sama dengan saldo kewajiban ditambah saldo ekuitas.
Ketidakseimbangan neraca tersebut antara lain terjadi karena
operator melakukan jurnal manual terhadap akun ekuitas atau
karena adanya kesalahan pasangan jurnal.

2) Saldo tidak normal


Validasi saldo tidak normal dilakukan untuk memastikan transaksi
terbentuk dari jurnal yang benar posisi debet kreditnya sesuai
ketentuan jurnal standar. Setiap akun mempunyai rumusan saldo
normal sebagai berikut:
a) Akun Aset saldo debet, kecuali penyusutan dan
penyisihan piutang
b) Akun kewajiban saldo kredit
c) Akun ekuitas saldo debet (mengurangi ekuitas), saldo
kredit (menambah ekuitas)
d) Akun pendapatan saldo kredit, kecuali pengembalian
pendapatan
- 14 -

e) Akun beban saldo debet, kecuali akun pengembalian


belanja

Saldo tidak normal dapat terjadi antara lain karena satker pada saat
membuat jurnal manual, terbalik posisi debet/kreditnya.

3) Aset yang belum diregister


Validasi aset yang belum diregister dilakukan untuk memastikan
pencatatan aset pada aplikasi Persediaan/SIMAK BMN telah sesuai
dengan pencatatan akun transaksi keuangannya di SAIBA.
Munculnya aset belum diregister dapat terjadi antara lain karena:
a) Salah satu bagian baik di Aplikasi Persediaan/SIMAK BMN
ataupun di SAIBA belum mencatat perolehan/pengembangan
atas suatu aset. Saldo aset belum diregister pada debet
dikarenakan aset belum direkam di aplikasi Persediaan/SIMAK
BMN namun transaksi SPM/SP2D sudah direkam di Aplikasi
SAIBA, sedangkan aset belum diregister bersaldo kredit terjadi
karena sebaliknya.
b) Kesalahan penggunaan akun.
c) Kesalahan perekaman kode barang.
d) Transaksi belum dilakukan pembayaran tetapi aset belum
diterima.
Pastikan penyebab munculnya aset belum diregister tersebut di atas,
pada akhir tahun anggaran saldo aset belum diregister harus
terselesaikan sesuai Standard Operational Procedure (SOP).

4) Sisa pagu minus pada DIPA Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I


Validasi saldo pagu minus dilakukan untuk memastikan realisasi
belanja tidak melebihi anggaran yang disediakan. Saldo minus dapat
terjadi misalnya karena satker melakukan kesalahan perekaman
kode fungsi, sub fungsi, program, kegiatan dan sebagainya pada saat
perekaman SPM secara manual, dimana data tersebut tidak sesuai
dengan kode DIPA yang telah direalisasikan.

5) Pengembalian belanja yang melebihi realisasi anggaran


Validasi pengembalian melebihi realisasi dimaksudkan untuk
memastikan tidak terdapat transaksi pengembalian belanja yang
dilakukan tanpa didahului realisasi belanja dimana pengembalian
tidak boleh melebihi realisasinya. Hal ini dapat terjadi antara • Iain
karena adanya kesalahan penggunaan akun/kode BAS lainnya pada
saat satker melakukan penyetoran pengembalian belanja.

V
- 15 -

6) Jurnal tidak lazim


Jurnal tidak lazim adalah jurnal manual yang dilakukan terhadap
akun aset. Validasi tersebut dilakukan karena jurnal akun aset pada
umumnya dihasilkan secara otomatis oleh aplikasi
Persediaan/SIMAK BMN pada saat perekaman transaksi, dan jarang
sekali yang dilakukan manual sehingga jurnal yang teridentifikasi
sebagai jurnal tidak lazim patut diwaspadai adanya kemungkinan
kesalahan. Namun demikian transaksi yang terdeteksi sebagai jurnal
tidak lazim, belum tentu dinyatakan salah, oleh karena itu jurnal
tidak lazim perlu dilakukan analisis lebih jauh. Beberapa jurnal aset
yang dapat dilakukan secara manual antara lain pembuatan jurnal
penyesuaian terhadap penerimaan hibah langsung barang dan
pembuatan jurnal penyesuaian aset pada saat terjadi pengembalian
belanja atas pengadaan/pengembangan aset.

7) Ketepatan penggunaan jurnal penyesuaian dan jurnal umum


Pembuatan jurnal rawan terhadap kesalahan. Pengawasan
pembuatan jurnal khususnya jurnal umum, perlu dilakukan dalam
rangka memastikan jurnal yang dibuat sesuai ketentuan.
Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I perlu didorong untuk
melakukan edukasi kepada satker di lingkungan kerjanya agar setiap
pembuatan jumal harus didukung dengan dokumen Memo
Penyesuaian, dan satker agar menatausahakan/ menyimpan
dokumen tersebut dengan baik.

8) Keberadaan akun-akun yang tidak boleh ada karena tidak sesuai


tugas pokok dan fungsi satker
Beberapa akun spesifik telah dikhususkan hanya dapat digunakan
untuk suatu Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya, misalnya akun pendapatan SIM/STNK hanya
khusus dipakai oleh Kepolisian RI, akun jasa keagamaan khusus
dipakai oleh Kementerian Agama, dan sebagainya. Bagi satker selain
dari Kementerian Negara/Lembaga tersebut, tidak diperkenankan
menggunakan akun spesifik tersebut.

Dalam hal ditemukan transaksi yang tervalidasi terindikasi bermasalah,


Pembina SAi agar
a. Melakukan analisis transaksi untuk menemukan penyebab
terjadinya masalah

V
- 16 -

b. berkoordinasi dengan Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I dalam


rangka mendorong penyelesaian masalah.
c. Apabila Pembina SAI tidak dapat menemukan pemecahan masalah,
Pembina SAi agar mengonsultasikan/mendiskusikan hal tersebut
kepada rekan kerja/atasan/dan sebagainya atau kepada Koordinator
Umum apabila permasalahan tersebut belum mendapat
penyelesaian.
d. Dalam hal permasalahan tidak dapat diselesaikan sampai dengan
batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, agar permasalahan
tersebut disajikan dalam Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan
Keuangan dengan memberikan penjelasan yang memadai.

3. Pelaksanaan Telaah Laporan Keuangan Yang Dilaksanakan oleh Pembina


SAI
a. Melakukan telaah Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
menggunakan Kertas Kerja Telaah Laporan Keuangan.
b. Telaah dilakukan untuk memeriksa laporan keuangan serta
membandingkan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga
dengan laporan yang dihasilkan dari Aplikasi e-Rekon&LK yang
dituangkan dalam kertas kerja laporan keuangan
c. Dalam hal ditemukan permasalahan, Pembina SAi agar
menginformasikan hasil telaah tersebut ke Kementerian
Negara/Lembaga agar menjadi bahan perbaikan laporan keuangan di
periode mendatang.

F. PELAPORAN BASIL PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGANINSTANSI

Tim Pembina SAi menyusun Laporan Pembinaan SAI tingkat pusat dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis
a. Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis disusun
secara semesteran.
b. Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Semester
I disampaikan paling lambat tanggal 10 Juli 20x0.
c. Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Semester
II disampaikan paling lambat tanggal 10 Januari 20xl.

2. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan


a. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan disusun secara
semesteran.

V
- 17 -

b. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan Semester I


disusun berdasarkan data laporan keuangan semester I, disampaikan
paling lambat tanggal 10 Agustus 20X0.
c. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan Semester II
disusun berdasarkan data laporan keuangan tahunan audited,
disampaikan paling lambat tanggal 30 April 20Xl.

3. Laporan Telaah Laporan Keuangan


a. Laporan Telaah Laporan Keuangan disusun secara semesteran
b. Laporan Telaah Laporan Keuangan Semester I disusun berdasarkan
data Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semester I,
disampaikan paling lambat tanggal 10 Agustus 20X0
c. Laporan Telaah Laporan Keuangan Semester II disusun berdasarkan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga tahunan unaudited,
disampaikan paling lambat tanggal 10 Maret 20Xl

4. Dalam hal batas akhir penyampaian laporan jatuh pada hari libur atau hari
yang diliburkan, maka laporan disampaikan paling lambat pada hari kerja
sebelumnya.

5. Laporan disampaikan kepada Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


melalui Kepala Subdirektorat Bimbingan Akuntansi Instansi dan BUN
melalui email dengan ketentuan Laporan Penyelenggaraan Pembinaan
Teknis dan Penyuluhan dan Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan
Keuangan disampaikan dalam bentuk softcopy format pdf, sedangkan
Telaah laporan keuangan disampaikan dalam bentuk softcopy format excel.

6. Apabila dari hasil kegiatan pembinaan teknis, monitoring kualitas data


laporan keuangan, serta telaah laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Eselon I ditemukan permasalahan signifikan yang belum
mendapatkan penyelesaian, Pembina SAi agar menuangkan permasalahan
tersebut dalam laporan dan memberikan penjelasan serta selanjutnya
melakukan koordinasi dengan Koordinator Umum untuk mendapatkan
solusi permasalahan

7. Subdirektorat Bimbingan Akuntansi Instansi dan BUN merekapitulasi


Laporan Pe.nyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis serta Telaah
Laporan Keuangan untuk disampaikan kepada Direktur Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan.

V
- 18 -

G. KETENTUAN LAINNYA

Dalam hal terdapat permasalahan penyajian BMN yang dapat berakibat pada
berkurangnya kualitas penyajian laporan keuangan, Direktorat Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan agar berkoordinasi dengan Direktorat BMN, Ditjen
Kekayaan Negara untuk mendapatkan penyelesaian.

H. FORMAT LAPORAN

V
LAPORAN PENYELENGGARAN BIMBINGAN TEKNIS/PENYULUHAN
SEMESTER I / TAHUNAN* TAHUN ANGGARAN 20.XX

Permasalahan &
No dan Tanggal Tanggal Bimtek/ Penyelesaian/ Keterangan
No. Nama Penyuluh Kegiatan Materi Bimtek/ Penyuluhan
Surat Tugas Penyuluhan Rekomendasi
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
1

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
1

-dst-

Jaak rta, (tanggal, bulan, tahun)


Tim Bimbingan Pusat

Koordinator Tim (Nama/NJP) (ttd)


Ketua Tim (Nama/NJP) (ttd)

Anggota Tim
1.
2. Telah diverifikasi
3. Subdit BAI dan BUN
4.
5.

* Coret yang tidak sesuai

Vi
LAPORAN MONITORING KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN
SEMESTER ........ TAHUN ......

KEMENTERIAN
No JENIS JUMLAH PENJELASAN
NEGARA/LEMBAGA
Transaksi Dalam Konfirmasi
1 Perbedaan TDK Pagu NIHIL
Mahkamah Agung Ro Disebabkan oleh satker...
2 Perbedaan TDK Belanja
BSN Ro Disebabkan oleh satker...
3 Perbedaan TDK Pendapatan NIHIL
4 Perbedaan TDK Kas BLU NIHIL
Perbedaan TDK Kas Bendahara
5 NIHIL
Pengeluaran
6 Perbedaan TDK Kas Hibah NIHIL
Validasi Data Laporan Keuangan
Kesesuaian persamaan dasar
1
akuntansi NIHIL
2 Saldo Tidak Normal NIHIL
3 Aset yang belum diregister NIHIL
4 Sisa Pagu Minus pada DIPA NIHIL
5 Pengembalian belanja yang
mPlPhihi rP<>J;.,,.,.,; <=1no-o-<=1r=n NIHIL
6 Jurnal Tidak Lazim NIHIL
Ketepatan penggunaan jurnal
7
penyesuaian dan Jumal umum NIHIL
IKeberactaan akun-aKun yang
8 tidak ada di tupoksi KL NIHIL

Jakarta, ......... 201X


Tim Bimbingan Pusat
Koordinator Tim : Nama / NIP .......ttd........
Ketua Tim : Nama / NIP .......ttd........
Anggota Tim
1. Nama / NIP
2. Nama / NIP
3. Nama / NIP
-dst-

\/
KERTAS KERJA TELAAH LAPORAN KEUANGAN
TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SEMESTER I /TAHUNAN
Kode BA dan Nama K/L: ( ......... ) ..........................................................
Objek Penelaahan Kondisi LK Seharusnya
Beri tanda centang (✓] sesuai Laporan Keuangan. Jika tidak ada data, isi dengan N/A
Bila terisi pada kolom yang tidak seharusnya, agar diuraikan pada lembar lampiran

KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN


Kelengkapan Komponen Laporan Keuangan Pokok
Ada Tidak Seharusnya
(Hardcopy)sesuai PMK 222/2016
1. Pernyataan telah di reviu oleh APIP Ada
2. Pernyataan Tanggung Jawab Ada
3. LRA, Neraca, LO dan LPE face Ada
4. Catatan atas Laporan Keuangan Ada
5. Ikhtisar La_J)_oran BLU (Jika Ada) Ada
6. Ikhtisar Laporan Badan Lainnya (Jika Ada) Ada

Laporan Keuangan Tambahan Ada Tidak Seharusnya


1. Neraca Percobaan Akrual Ada
2. Neraca Percobaan Kas Ada
3. Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Ada
4. Lainnya ........ Ada

KESESUAIAN LAPORAN HARDCOPY DENGAN E-REKON&LK


Sama Tidak Seharusnya
Periksa semuaface laporan (LRA, LO, LPE dan Neraca) apakah
1. Sama
sama dengan e-Rekon&LK
Laporan Keuangan disusun menggunakan e-Rekon&LK sehingga seharusnya sama, apabila ada
yang tidak sama, uraikan dalam Lampiran Telaah dan penyebabnya.

KESESUAIAN DENGAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Neraca Balance Ada Tidak Seharusnya
Adakah Satker Neracanya tidak balance? Cek di e-Rekon&LK
1. Tidak
melalui menu "Daftar >> Neraca Tidak Balance"
Saldo antar Laporan Sama Tidak Seharusnya
Apakah Nilai "Surplus/ (Defisit}-LO" di LO = Nilai "Surplus/ (Defisit)
2. Sama
-LO" di LPE

3. Apakah Saldo "Ekuitas Akhir" di LPE = "Saldo Ekuitas" di Neraca Sama

NERACA PERCOBAAN AKRUAL


PENGECEKAN SALDO YANG TIDAK NORMAL POSISI
Ada Tidak Seharusnya
DEBET/KREDITNYA
1. Adakah akun dengan uraian "null" atau "uraian tidak ada" ? Tidak
Adakah "Saldo Tidak normal"? Cek e-Rekon&LK, menu "Daftar >>
2. Saldo Tidak Normal", kecuali akun "Beban Penyisihan Piutang" dan Tidak
''.Aset yang Belum Diregister"

vI
TELAAH PER AKUN PADA NERACA PERCOBAAN
AKUN ASET ( lxxxxx) Ada Tidak Seharusnya
Adakah Akun 111lxx hingga l l 15xx? (Kas Setara Kas yang boleh
I. ada di KL hanya Alum dari 1116.xx hingga 1119.xx, selainnya alum Tidak
BUN)
Akun Dibayar dimuka (prepaid) dan Uang Muka Belanja Khusus
BUN
Ada Tidak Seharusnya
Akun 114113/4/6/7 Belanja Pembayaran Bunga/Lain-
2. Tidak
lain/Hibah/Subsidi dibayar dimuka (prepaid}
Akun 114214/5/6/8 Uang Muka Belanja Bunga/Subsidi/
3. Tidak
Hibah/Lain-lain
AKUN KEWAJIBAN (2xxxxx) Ada Tidak Seharusnya
Akun 212114/6/9 Belanja Hibah/Utang/Lain-lain Yang Masih
4 Tidak
· Harus Dibayar

AK.UN EKUITAS (3xxxxx) Ada Tidak Seharusnya


Adakah akun 391121 (Ekuitas Transaksi Lainnya) Kee. Di RRI,
1. Tidak
TVRI dan POLRI
2. Adakah akun 391117 (Penyesuaian Nilai Persediaan) Tidak
Transfer Masuk (TM) 313221 dan Transfer Keluar (TK) 313211 Ya Tidak Seharusnya
Isi kolom di sebelah kanan hasil dari perhitungan akun TM
1. Rp.
dikurangi akun TK
Jika kolom No. l bernilai positif,adakah TM dari KL lain senilai
2. Ya
tsb.?
Jika kolom No. I bernilai negatif, adakah TK ke KL lain senilai tsb.
3. Ya
?
Lakukan telaah menggunakan e-rekon&LK (menu monitoring>> Transfer Masuk/Keluar)

AKUN PENDAPATAN (4xxxxx)


Akun Pendapatan Perpajakan (41xxxx) Ada Tidak Seharusnya
Adakah akun 4lxxxx (Pendapatan Perpajakan) kecuali BA.015. 04
1. Tidal<
?

Akun Pendapatan Bukan Pajak (42xxxx)


Ketepatan penggunaan Akun PNBP Baru (Kepdirjen 211/ PB/ 2018
Ada Tidak Seharusnya
BAS)
1. Adakah akun 423xxx (Pendapatan Non Perpajakan)? Tidak
Adakah akun 42lxxx khusus BUN? Yaitu 421111, 421211,
2. Tidak
421621
3. Adakah akun 422xxx khusus BUN? Yaitu 422lxx Tidak
Adakah akun 425xxx khusus BUN? Yaitu 425143,425144,
4. 425161,425162,425745,425772,425773,425774,425815, Tidal<:
425816,425998)
Akun Penerimaan Kembali Belanja Khusus BUN Ada Tidak Seharusnya
Akun 425914/5/6/8/9 Penerimaan kembali belanja Kewajiban
5. Tidak
Utang/Subsidi/hibah/ lain-lain/transfer TAYL
Akun Pendapatan Hibah (43xxxx)
6. Adakah akun 43xxxx (Pendapatan Hibah) Tidak

Telaah Akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya) Ya Tidak Seharusnya


1. Apakah ada akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya)? Ya/Tidak

2. Jika ada,mungkinkah mendapat Aset dari Perolehan Lainnya? Ya/Tidak


--
Pengecekan akun yang tidak sesuai karasteristik tupoksi entitas Ada Tidak Seharusnya
Adakah akun yang tidak normal keberadaannya? (misalnya
1. pendapatan SIM/ STNK/Kejaksaan temyata terdapat pada Tidak
Kementerian Kesehatan)
Adakah akun 423319 Pendapatan Sunga Lainnya Di KL?
2. (seharusnya 423221 (Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Tidak
Giro))

AKUN BELANJA (Sxxxxx)


1. Adakah akun 54xxxx {Beban Sunga) Tidak
2. Adakah akun 55xxxx {Beban Subsidi) Tidak
3. Adakah akun 56xxxx (Beban Hibah) Tidak
4. Adakah akun 58xxxx (Beban Lain-lain) Tidak
TELAAH TERKAIT BLU
Jika Tidak Memiliki Satker BLU Ada Tidak Seharusnya

1. Adakah akun Neraca { lxxxxx dan 2xxxxx) dengan uraian BLU? Tidak

2. Adakah akun 424xxx (Pendapatan BLU) Tidak


3. Adakah akun 525xxx {Belanja Barang dan Jasa BLU) Tidak
4. Adakah akun 527xxx (Belanja Modal BLU) Tidak
Akun "Aset, KDP, Penyusutan/Amortisasi dan Beban terkait Aset
Ada Tidak Seharusnya
BLU"
,� > .,,_ ..___ ' J.l..J..JJ. ' ....... ---.....1. ,.,_,_....,ll,.4,.-i..,_ '1.--.t. .a.ll-�L " &.\,,JI- L
Tidak
�-··
•.1. .......... .a. _... --

l, :-.,T TTU
2. Adakah akun "Akumulasi Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi Aset
Tak BeIWUjud terkait Aset BLU" { termasuk akumulasi
Tidak
penyusutan/amortisasi atas penghentian aset tetap/aset tak
berwujud)
Mulai Laporan Keuangan Semesteran 2017 tidak ada lagi akun Aset dan Beban terkait
Persediaan/Aset "BLU"
Telaah Hibah Langsung Ya Tidak Seharusnya
Adakah saldo 218211 (hibah langsung yang belum disahkan)pada
1. Ya/Tidak
awal tahun?
Apakah Saldo Akun "Hibah langsung yang belum disahkan" pada
2. Ya
akhir tahun sama nilainya dengan Saldo Awal 2017 ?
Jika lebih kecil, kemungkinan ada jumal yang mengurangi akun 218211 (eek apakahjumal tsb.
Benar), jika lebih besar, kemungkinan ada hibah langsung tahun 201 7 yang belum disahkan
(Segera disahkan)
Jika ada akun 111827 (Kas Lainnya dari Hibah Yang Belum
3. disahkan), apakah nilainya lebih kecil atau maksimal sama Ya
dengan akun 218211 (Hibah Langsung Yang Belum Disahkan)?

Telaah Pendapatan (491511) dan Beban (593311) Penyesuaian


Ya Tidak Seharusnya
Nilai Persediaan
Isi kolom di sebelah kanan hasil dari perhitungan akun 491511
1. Rp.
dikurangi akun 593311
Apakah selisih nilai diatas normal ? Tidak terlalu besar atau
2. Tidak
terlalu kecil?
LAPORAN OPERASIONAL
Pengecekan Pos/ Akun yang tidak boleh ada Ada Tidak Seharusnya
1. Adakah pendapatan Perpajakan (Kecuali BA.015) Tidak
2. Adakah pendapatan Hibah Tidak
3. Adakah beban bunga Tidak
4. Adakah beban subsidi Tidak
5. Adakah beban hibah Tidak
6. Adakah beban transfer Tidak
7. Adakah beban lain-lain Tidak

Pengecekan saldo Normal Ada Tidak Seharusnya


8. Adakah akun "null" atau tidak ada uraiannya Tidak
Apakah seluruh akun bernilai positif, kecuali Beban Penyisihan
9.
Piutang
Ya

Seluruh Alum LO Nilai Normalnya adalah Positif (baik pada Kegiatan Operasional, Non Operasional
maupun Pos Luar Biasa), kecuali beban penyisihan piutang dapat bemilai negatif (yang harus
positif adalah akunnya, sedangkan penjumlahan/ sub penjumlahan pada LO dapat bemilai Negatij).

Kebenaran Beban Penyisihan Piutang sesuai Perdirjen 43/2015 Ya Tidak Seharusnya


Saldo Awal Penyisihan Piutang (Jk.Pendek dan Jk.Panjang) - Saldo
10.Akhir Penyisihan Piutang (Jk.Pendek dan Jk.Panjang)= Beban Ya
Penyisihan Piutang LO
Jika hasil diatas "tidak", maka eek apakah ada penghapusan piutang dan/ atau koreksi piutang
senilai selisih diatas. Jika tidak ada, kemungkinan salah dalam menjumal penyisihan piutang.

V
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ada Tidak Seharusnya


1. Adakah saldo Pos "penyesuaian Nilai Aset"? Tidak
Pada LPE, apakah "Ekuitas Awal" + "Kenaikan/Penurunan
2. Sama
Ekuitas" = "Ekuitas Akhir"
Apabila perhitungan no. 4 menghasilkan "tidak sama" berarti ada Satker melakukan jumal
menggunakan akun 391111

N E R ACA
Ya Tidak Seharusnya

1. Apakah Kas Di Bendahara Pengeluaran = Uang Muka dari KPPN Ya

Dari kolom perbandingan antara Tahun 2017 dengan 2016,


2. adakah Kenaikan/ Penurunan nilai per pos Neraca yang tidak Tidak
wajar (terlalu tinggi) tanpa penjelasan?
Normalnya total ASET akan naik dibanding tahun 2016, Apakah
3. Ya
demikian?

TELAAH ANTAR LAPORAN KEUANGAN

Jika Jawaban awal ''.ADA", maka jawaban sub pertanyaan seharusnya ''.ADA", sebaliknya, bila
jawaban awal "TIDAK", maka jawaban sub pertanyaari seharusnya juga "TIDAK"
Pengecekan telah melakukan penyisihan piutang Ada Tidak Seharusnya
Ada Akun Piutang/Piutang TP/Piutang TGR (Neraca) maka akan
1. Ada/Tidak
ada akun:
Penyisihan Piutang/Penyisihan Bagian Lancar
Ada
TP/TGR/Penyisihan TP/TGR (Neraca)
- Beban Penyisihan Piutang (di LO) Ada

Pengecekan telah melakukan reklasifikasi piutang jk. Panjang. Ada Tidak Seharusnya

Ada akun Piutang Jangka Panjang (TP/TGR/Lainnya) maka akan


2. Ada/Tidak
ada akun:
- Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang Ada
Pengecekan persediaan Ada Tidak Seharusnya
3. Ada persediaan (Neraca) maka akan ada akun: Ada/Tidak
- Beban Persediaan (di LO) Ada
- Pendapatan Penyesuaian Persediaan (akun 491511 di Neraca Ada
Percobaan)
- Behan Penyesuaian Persediaan (akun 593311 di Neraca Ada
Percohaan)
Pengecekan penyusutan aset tetap Ada Tidak Seharusnya
4. Ada Aset Tetap/Aset Lainnya (Neraca) maka akan ada akun: Ada/Tidak
- Akumulasi AT/AL (Neraca) Ada
- Behan Penyusutan/Amortisasi (di LO) Ada
Pengecekan Behan Diserahkan ke Masyarakat & Behan Bansos Ada Tidak Seharusnya

5. Adakah beban barang diserahkan ke Masyarakat? Ya/Tidak


Jika Ya, adakah realisasi akun 526xxx pada neraca percobaan kas
? Ya

6. Adakah behan bansos? Ya/Tidak


Jika Ya, adakah realisasi akun 57xxxx pada neraca percobaan kas
? Ya
Pengecekan Jurnal Akrual (Pada LKKL Semesteran tidak wajib
Ada Tidak Seharusnya
dilakukan, namun boleh dilakukan)
Adakah realisasi pendapatan Sewa di Neraca Percobaan Kas
7 Ada/Tidak
· (425131/2/3 atau 42492x)?
- Adakah pendapatan sewa diterima Dimuka (akun 219211)pada
Ada/Tidak
Neraca ?
Adakah realisasi Belanja Sewa di Neraca Percobaan Kas (522141)
. Ada/Tidak
8 ?
- Adakah belanja Barang dibayar dimuka pada Neraca Ada/Tidak
Adakah realisasi belanja Jasa Listrik/telepon/air di Neraca
9 Ada/Tidak
· Percobaan Kas (522111/2/3/9)?
- Ada Belanja Barang yang rnasih harus dibayar pada Neraca Ada

KESESUAIAN DENGAN L-BMN


Ya Tidak Seharusnya
Apakah sernua akun di LKKL sarna dengan di L-BMN pada e-
l. Ya
Rekon&LK ?
Jika ada yang tidak sama, tulis di kolom sebelah kanan baik
2.
secara netto maupun absolut
Perbedaan secara Netto (Perbedaan dgn nilai negatif, rnengurangi
beda yg positif)
Perbedaan secara Absolut (Perbedaan dgn nilai Negatif diubah
dulu menjadi positifl
Pada e-Rekon&LK lihat menu "Monitoring BMN>> rekonsiliasi internal"
Apakah menurut e-Rekon-lk terdapat Jurnal Tidak lazim (menu
Daftar>> Jurnal Tidak Lazim)yaitu jurnal dengan akun
3. Tidal<:
Persediaan/Aset yang seharusnya hanya kiriman dari Aplikasi
SIMAK ?
Jika ada, apakah jumal tersebut telah benar? lakukan pengecekan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Ada Tidak Seharusnya
Adal<:ah Pagu Minus? (Cek melalui e-Rekon-lk menu daftar>> pagu
1. Tidal<:
minus'�

2. Ada uraian jenis belanja "tidak ada" pada Neraca Percobaan Kas? Tidak
Adakah TDK pada Aplikasi e-Rekon&LK ? (Menu Monitoring>>
3. Transaksi Dalarn Konfirmasi")atas seluruh jenis TDK baik pada Tidak
Satker DIPA Aktifrnaupun Tidak Aktif?

PENGAWASAN TEMUAN BPK TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA


Telaah ini bertujuan meminimalisir adanya temuan tahun lalu yang belum diselesaikan dan
terjadinya temuan yang berulang. Dibawah ini adalah contoh-contoh telaahnya.

Pertanyaan berdasarkan temuan-temuan BPK tahun-tahun lalu Ya Tidak Seharusnya

1. Apakah sudah dibuat Berita Acara Stock Opname Persediaan ? Ya


2. Masih adakah kesalahan akun belanja Persediaan Tidak
3. Apakah PNBP telah disetor tepat pada wal<:tunya (tidak terlarnbat) Ya
4. Adakan PNBP digunakan langsung? Tidak
Apakah seluruh pendapatan dan Belanja BLU telah disahkan (di-
5. Ya
SP3B-BLUkan)?
6. Apakah seluruh hibah langsung telah disahkan (di-SP2HL-kan)? Ya
Apakah semua jurnal manual di SAIBA telah dibuatkan Memo
7 Ya
· Pencatatannya beserta dokurnen terkait?
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kesesuaian antara Face Laporan dan CaLK Sama Tidak Seharusnya

1. Rincian yang ada di CALK sama dengan LKKL {Neraca Percobaan) Sama

Kecukupan pengungkapan pada CaLK Ya Tidak Seharusnya


2. Apakah pengungkapan KDP telah sesuai? Ya
Apakah pengungkapan Revaluasi BMN telah sesuai baik pada
3· Penjelasan Umum, LO, LPE dan Neraca ? Ya

Apakah format dan penjelasan akun-akun LPE telah sesuai?


4 Ya
· Terutama penjelasan akun Koreksi?

LAMPIRAN KERTAS KERJA TELAAH LAPORAN KEUANGAN

Berikut ini contoh penjelasan pada kertas kerja telaah laporan keuangan:
1. Terdapat perbedaan hasil rekonsiliasi internal antara Neraca BMN dengan Neraca Percobaan
dikarenakan adanya kegagalan upload data saldo awal BMN
2. Terdapat Persediaan Belum Diregister bersaldo debit, karena persediaan tersebut belum
direkam pada Aplikasi Persediaan
3. Terdapat Peralatan dan Mesin Belum Diregister bersaldo kredit, karena peralatan dan mesin
tersebut belum diterbitkan SP2D nya oleh KPPN
4. dsb.

Mengetahui ·························, .............................


Pejabat Penyusun LKKL, Penelaah,

NIP NIP

D!R,EKTURJENDERALPERBENDAHARAAN,
i'
��k
* - - ..
' c::!

� ·'MARWA
;;::i� .?.;4
'.,;� /
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER- 33 /PB/2018 tentang Pedoman
Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Instansi pada Kementerian
Negara/Lembaga

MODUL
PEDOMAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
TINGKAT WILAYAH

V
11

DAFTAR ISi

A. PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan Pedoman Pembinaan 2
3. Ruang Lingkup 2
4. Togas dan Fungsi Pembinaan 3
B. DESKRIPSI PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 4
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Pengertian Pembinaan SAi (Sistem Akuntansi dan Pelaporan 4
Keuangan Instansi) Tingkat Wilayah
2. Tujuan Pembinaan 4
3. Jenis-Jenis Pembinaan 4
C. SUSUNAN, TUGAS DAN TATA TERTIB TIM PEMBINA SISTEM 5
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Susunan Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah 5
2. Uraian Togas Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah 6
3. Tata Tertib Pembinaan 8
D. PERSIAPAN PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 8
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
E. PELAKSANMN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN 9
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
1. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Penyuluhan 9
2. Tata Cara Pelaksanaan Monitoring Kualitas Data Melalui e- 10
Rekon&LK
3. Pelaksanaan Telaah Laporan Keuangan Yang Dilaksanakan 17
oleh Pembina SAi
F. PELAPORAN HASIL PEMBINMN SISTEM AKUNTANSI DAN 17
PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI
G. KETENTUAN LAINNYA 19
H. FORMAT LAPORAN 19

V
-1-

PEDOMAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TINGKAT WILAYAH

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Keuangan dimulai dari unit terkecil, yaitu
laporan keuangan satuan kerja yang disusun oleh Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA), laporan keuangan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), laporan keuangan Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-El), dan kemudian
dikonsolidasi oleh Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) menjadi
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL). Selanjutnya
seluruh LKKL ditambah dengan Laporan Keuangan Bendahara Umum
Negara (LKBUN) menjadi unsur pembentuk Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP). Kualitas LKPP sangat bergantung pada seluruh komponen
penyusunnya, yang dimulai dari laporan keuangan satker. Untuk
mewujudkan LKPP yang berkualitas dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP), Kementerian Keuangan berkewajiban menyelenggarakan
pembinaan/bimbingan kepada unit akuntansi sebagai unsur pembentuk
LKPP tersebut.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai
representasi Kementerian Keuangan di daerah memegang peranan penting
sebagai perpanjangan tangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam
melakukan pembinaan kepada satuan kerja yang tersebar di seluruh
penjuru tanah air. Jumlah satker yang sangat banyak, pembinaannya akan
sangat sulit dilakukan oleh tenaga pembina dari Ditjen Perbendaharaan yang
jumlahnya terbatas, oleh karena itu agar pembinaan tersebut dapat
menjangkau seluruh satker, maka pembinaan yang dilakukan oleh Kanwil
Ditjen Perbendaharaan diarahkan kepada UAPPA-W dalam pembinaan
seperti Training of Trainers, dimana para tenaga di UAPPA-W diharapkan
akan meneruskan ilmu yang didapatkannya kepada seluruh satker yang
berada dalam koordinasinya (transfer of knowledge). Kanwil Ditjen
Perbendaharaan dengan berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat, dapat melakukan pembinaan
langsung terhadap satker tertentu yang teridentifikasi mempunyai masalah
yang material. Pembinaan didorong kepada penguatan fungsi UAPPA-W
dalam memonitor proses penyusunan laporan keuangan satker, mencakup
-2-

keberlangsungan rekonsiliasi, tingkat akurasi data, telaah laporan keuangan


serta kelancaran penyelesaian laporan keuangan dari seluruh satker yang
berada di bawah koordinasinya. Penanaman tanggung jawab kepada UAPPA­
W atas kualitas laporan keuangan satker yang berada di bawah
koordinasinya, diharapkan dapat mendorong peningkatan fungsi
pengendalian internal dalam pelaporan keuangan.
Pembinaan yang dilakukan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan antara
lain melalui kegiatan sosialisasi atas peraturan-peraturan terkait Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, bimbingan teknis atas aplikasi yang
dikembangkan oleh Kementerian Keuangan, maupun konsultasi tatap muka
kepada UAPPA-W/UAKPA. Seiring dengan adanya pengembangan teknologi
pelaporan keuangan, terdapat perubahan proses bisnis penyusunan laporan
keuangan yang perlu diikuti dengan penyesuaian mekanisme pembinaan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan pemutakhiran terkait
Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan selama
ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
60/PB/2013.
2. Tujuan Pedoman Pembinaan
Pedoman Pembinaan SAi (Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Instansi) Tingkat Wilayah bertujuan untuk menyediakan panduan tata cara
melakukan pembinaan agar pelaksanaan pembinaan dapat berjalan efektif,
terarah, memenuhi standar minimum pembinaan dan dapat mencapai basil
peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola laporan keuangan
UAPPA-W/UAKPA sesuai dengan harapan sehingga UAPPA-W/UAKPA dapat
menyusun laporan keuangan dengan tepat waktu dan berkualitas sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan.
3. Ruang Lingkup
Pedoman pembinaan ini mencakup kegiatan pembinaan Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Instansi pada tingkat wilayah yang dilaksanakan
oleh Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah kepada UAPPA-W dan UAKPA
tertentu atau yang teridentifikasi mempunyai masalah material. Ukuran
materialitas ditentukan dengan mempertimbangkan nilai dan jenis transaksi
yang salah yang apabila tidak diselesaikan dapat berpotensi menjadi temuan
pemeriksa.
-3-

4. Togas dan Fungsi Pembinaan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi vertikal


Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas antara lain
melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis sistem akuntansi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk Pembinaan dan bimbingan
teknis pemerintah pt:1.sat dilakukan oleh Seksi PSAPP (Pembinaan Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat). Seksi tersebut bertanggung jawab atas
pembinaan dan bimbingan teknis Sistem Akuntansi Pemerintahan pada
Pemerintah Pusat di wilayah kerjanya.

Togas yang dilaksanakan oleh Seksi PSAPP meliputi:


a. Pembinaan dan Bimbingan teknis dalam rangka implementasi standar
akuntansi pemerintahan pada Instansi Pusat;
b. Melakukan analisa telaah laporan keuangan dari tingkat Unit Akuntansi
Tingkat Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

Jumlah UAPPA-W dan UAKPA sangat banyak, sementara itu jumlah


tenaga pembina dari Seksi PSAPP sangat terbatas, hal ini mengakibatkan
keberhasilan pembinaan SAi kepada seluruh UAPPA-W dan UAKPA akan
sangat sulit dicapai apabila hanya dilaksanakan oleh Seksi PSAPP. Oleh
karena itu, untuk mengotimalkan tugas pembinaan perlu dibentuk Tim
Pembina yang keanggotaannya dapat melibatkan seksi lain di Bidang
Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kanwil Ditjen
Perbendaharaan. Selain itu, pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN
terdapat Tenaga TMR (Treasury Management Representative), Pejabat
Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan, dan/atau Pejabat Fungsional
Analis Perbendaharaan Negara yang mempunyai tugas mendukung
pelaksanaan fungsi pembinaan dan bimbingan teknis instansi vertikal Ditjen
Perbendaharaan, salah satunya melakukan pembinaan terhadap Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
agar mengikutsertakan Tenaga TMR, Pejabat Fungsional Pembina Teknis
Perbendaharaan, dan/atau Pejabat Fungsional Analis Perbendaharaan
Negara di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dalam keanggotaan Tim
Pembina SAi. Penetapan keanggotaan Tenaga TMR, Pejabat Fungsional
Pembina Teknis Perbendaharaan, dan/atau Pejabat Fungsional Analis
Perbendaharaan Negara Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dalam Tim
Pembina SAi menjadi kewenangan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
-4 -

dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing Kanwil Ditjen


Perbendaharaan.

Selanjutnya agar tugas pembinaan tersebut dapat dilaksanakan


secara efektif dan berhasil guna, dipandang perlu menetapkan Pedoman
Pembinaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi Tingkat
Wilayah.

B. DESKRIPSI PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


INSTANSI

1. Pengertian Pembinaan SAi (Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


lnstansi) Tingkat Wilayah

Pembinaan SAI di tingkat wilayah adalah kegiatan yang dilakukan oleh


Pembina SAi Kanwil Ditjen Perbendaharaan dalam rangka memberikan
arahan, pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman kepada para pengelola
laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) dan kepada satker tertentu
yang teridentifikasi mempunyai permasalahan material, atas ketentuan dan
tata cara penyusunan laporan keuangan, sehingga unit kerja tersebut dapat
menyusun laporan keuangan yang berkualitas sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.

2. Tujuan Pembinaan
Pembinaan SAi oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
bertujuan untuk:

a. mendukung ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tingkat


UAPPA-W
b. mensosialisasikan SAi terkait peraturan, tata cara dan aplikasi SAI terkini
c. mendukung kelancaran dalam pelaksanaan penyusunan Laporan
Keuangan tingkat UAPPA-W
d. mendorong kemandirian dalam penyusunan laporan keuangan UAPPA-W.

3. Jenis-Jenis Pembinaan
Agar kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Pembina wilayah dapat
mencapai sasaran yang diharapkan, kegiatan pembinaan dilakukan dalam
beberapa jenis pembinaan, yaitu:
a. Penyuluhan dan Bimbingan Teknis meliputi:
1) Kegiatan pembinaan dalam bentuk pemaparan materi, simulasi, tanya
jawab ataupun diskusi terkait dengan pelaksanaan SAi dalam berbagai
forum seperti pelatihan, sosialisasi, deseminasi, seminar, Focus Group
-5-

Discussion (FGD) dan sebagainya yang diselenggarakan oleh Kantor


Wilayah Ditjen Perbendaharaan maupun UAPPA-W/UAKPA.
2) Kegiatan pembinaan dalam bentuk pelayanan konsultasi atas
peraturan, kebijakan, dan troubleshooting aplikasi penyusunan laporan
keuangan yang dapat dilakukan secara tatap muka di ruang konsultasi
Kanwil (misalnya Mini Treasury Leaming Centery, dan juga dapat
melalui sarana sosial media ataupun media elektronik lainnya.
b. Pemantauan/monitoring penyusunan laporan keuangan
Pemantauan/ monitoring dengan menggunakan aplikasi rekonsiliasi
terintegrasi berbasis web e-Rekon&LK untuk memantau pelaksanaan
rekonsiliasi dan validitas data laporan keuangan UAPPA-W/UAKPA
dengan mengikuti perkembangan dan mengevaluasi sejauh mana tingkat
akurasi data laporan keuangan UAPPA-W/UAKPA.
c. Penelaahan Laporan Keuangan
Kegiatan memeriksa Laporan Keuangan untuk meyakini keandalan
Laporan Keuangan UAPPA-W yang dituangkan dalam bentuk Kertas Kerja
Telaah Laporan Keuangan.

C. SUSUNAN, TUGAS DAN TATA TERTIB TIM PEMBINA SISTEM AKUNTANSI


DAN PELAPORAN KEUANGAN INSTANSI

1. Susunan Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah

a. Pengarah dijabat oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Perbendaharaan.
b. Koordinator Umum dijabat oleh Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan (PAPK)
c. Koordinator Tim dijabat oleh Kepala Seksi PSAPP.
d. Ketua Tim adalah Kepala Seksi/pegawai yang memiliki kompetensi dalam
pelaksanaan pembinaan SAi. Kepala Seksi/pegawai yang ditunjuk sebagai
Ketua Tim, ditetapkan berdasarkan usulan Kepala Bidang PAPK.
e. Anggota Tim adalah pegawai pada Bidang Pembinaan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan serta Tenaga TMR, Pejabat Fungsional Pembina
Teknis Perbendaharaan, dan/atau Pejabat Fungsional Analis
Perbendaharaan Negara Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
untuk melaksanakan pembinaan.

V
-6-

2. Tugas Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah


a. Pengarah
Pengarah memberikan arahan, pertimbangan, saran dan memantau
pelaksanaan kegiatan pembinaan SAI Tingkat Wilayah serta menetapkan
Tim Pembina SAI Tingkat Wilayah.
b. Koordinator Umum
Mengkoordinasikan keseluruhan pelaksanaan pembinaan penyuluhan
sesuai dengan tugasnya, membantu Pengarah dalam pemantauan dan
evaluasi pembinaan serta meminta pertanggungjawaban pelaksanaan
pembinaan SAI dari Koordinator Tim dan Ketua Tim dalam bentuk
Laporan Hasil Pembinaan.
Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan selaku
Koordinator Umum memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mengusulkan rancangan keputusan Tim Pembina SAI Tingkat
Wilayah.
2) Mengusulkan rencana dan jadwal kegiatan pembinaan SAI tingkat
wilayah kepada Pengarah.
3) Mereviu materi pembinaan yang telah disiapkan Kepala Seksi PSAPP.
4) Membuat usulan surat tugas pembinaan akuntansi wilayah untuk
ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan.
5) Memantau setiap pembinaan yang diadakan oleh unit akuntansi di
wilayah.
6) Memantau dan mengevaluasi kegiatan pembinaan SAI tingkat wilayah.
7) Dengan pertimbangan efektivitas pembinaan, memberikan usulan
kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
untuk menetapkan Tenaga TMR, Pejabat Fungsional Pembina Teknis
Perbendaharaan, dan/ atau Pejabat Fungsional Analis
Perbendaharaan Negara KPPN dalam keanggotaan Tim Pembina SAL
8) Berkoordinasi dengan Kepala KPPN apabila terdapat penugasan
Tenaga TMR, Pejabat Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan,
dan/ atau Pejabat Fungsional Analis Perbendaharaan Negara KPPN
dalarn pembinaan SAI tingkat wilayah.
9) Mengoordinasikan penyusunan laporan hasil pelaksanaan pembinaan
akuntansi wilayah dan menyampaikan kepada Pengarah.
10) Menyampaikan laporan pembinaan lingkup wilayah ke Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
11) Melakukan konsultasi atas permasalahan yang belum terselesaikan di
tingkat wilayah kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan

V
-7-

c. Koordinator Tim
Koordinator Tim adalah Kepala Seksi PSAPP yang bertanggung jawab
terhadap koordinasi pembinaan pada unit akuntansi di tingkat wilayah.
Koordinator Tim membawahi beberapa Tim Pembina SAi Tingkat Wilayah.
Togas Koordinator Tim adalah sebagai berikut:
1) Melakukan koordinasi dengan Ketua Tim dan Anggota Tiin dalam
pelaksanaan pembinaan.
2) Menyiapkan materi pembinaan dalam bentuk bahan paparan, contoh­
contoh kasus, bahan simulasi aplikasi, dan sebagainya untuk
digunakan dalam pelaksanaan pembihaan di UAPPA-W/UAKPA.
3) Melaksanakan pembinaan dan memberikan solusi permasalahan­
permasalahan yang dihadapi unit akuntansi di wilayah dalam
pelaksanaan SAi.
4) Memantau pelaksanaan pembinaan SAi di tingkat wilayah.
5) Menerima Laporan Hasil Pembinaan dari Ketua Tim.
6) Mengikhtisarkan Laporan Hasil Pembinaan dan menyampaikan kepada
Kepala Bidang PAPK selaku Koordinator Umum.
7) Mendiskusikan berbagai permasalahan pembinaan dengan Kepala
Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

d. Ketua Tim
Ketua Tim membawahi beberapa orang Anggota Tim. Ketua Tim bertugas:
1) Membuat rencana dan jadwal kegiatan pembinaan.
2) Memberikan pengarahan kepada Anggota Tim sebelum melaksanakan
tugas pembinaan.
3) Melaksanakan pembinaan beserta Anggota Tim.
4) Memantau setiap Anggota Tim dalam pelaksanaan pembinaan.
5) Memberikan rekomendasi/memecahkan permasalahan yang dihadapi
unit akuntansi di wilayah.
6) Membuat Laporan Hasil Pembinaan dan menyampaikan kepada
Koordinator Tim untuk mendapat persetujuan.
7) Melaporkan dan mendiskusikan dengan Koordinator Tim apabila
terdapat permasalahan yang belum dapat diselesaikan.

e. Anggota Tim
Anggota Tim yang didalamnya termasuk Tenaga TMR, Pejabat Fungsional
Pembina Teknis Perbendaharaan, dan/atau Pejabat Fungsional Analis
Perbendaharaan Negara, mempunyai tugas sebagai berikut:

'\j)
-8-

1) Melaksanakan pembinaan sesuai jadwal yang ditentukan oleh Ketua


Tim.
2) Melaporkan kepada Ketua Tim atas permasalahan unit akuntansi di
wilayah yang belum mendapatkan penyelesaian.
3) Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan.

3. Tata Tertib Pembinaan

Dalam melaksanakan pembinaan, setiap Pembina SAi harus mematuhi tata


tertib sebagai berikut:

a. Pembina SAi selalu meningkatkan kemampuan dan keahlian yang


dibutuhkan dalam melaksanakan pembinaan.
b. Seluruh birribingan teknis/penyuluhan yang dilakukan Pembina SAi di
luar kantor harus disertai dengan Surat Tugas yang diterbitkan oleh
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
c. Pembina SAi tidak diperkenankan menyusun laporan keuangan UAPPA­
W/UAKPA
d. Pembina SAi tidak diperkenankan meminta fasilitas dalam bentuk apapun
dari UAPPA-W/UAKPA.
e. Pembina SAi selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Kementerian Keuangan
f. Pembina SAi selalu menjaga nama baik Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
g. Terhadap pelanggaran tata tertib m1 akan mendapatkan sanksi
administratif dan/atau ketentuan yang berlaku bagi PNS/ ASN.

D. PERSIAPAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


INSTANSI

Sebelum melaksanakan bimbingan teknis/penyuluhan, Pembina SAI harus


melakukan persiapan sebagai berikut:
1. Meningkatkan penguasaan materi SAi, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mempelajari peraturan dan pedoman yang berkaitan dengan SAL
b. Mempelajari aplikasi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
c. Berdiskusi dengan Pembina SAi lainnya terkait materi dan
permasalahan SAI melalui berbagai media elektronik dan non elektronik
d. Mengikuti penyuluhan SAI dan bimbingan teknis internal, seperti
Gugus Kendali Mutu (GKM).

V
-9-

2. Mempelajari karakteristik UAPPA-W/UAKPA yang akan dibimbing sehingga


pelaksanaan pembinaan SAI dapat lebih efektif.
3. Menganalisis data laporan keuangan UAPPA-W/UAKPA pada Aplikasi e­
Rekon&LK untuk mendapatkan informasi pendahuluan terkait perbaikan
yang masih perlu dilakukan oleh UAPPA-W /UAKPA
4. Mempelajari communication skills dan/ atau teknik transfer of knowledge
baik secara mandiri ataupun melalui pelatihan.

E. PELAKSANAAN PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGAN INSTANSI

Tata cara pelaksanaan pembinaan tersebut sebagai berikut:


1. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dan Penyuluhan
a. Pembina SAi melaksanakan kegiatan pembinaan yang dilakukan
dalam bentuk penyuluhan, pemaparan materi, dan lain sebagainya
dalam berbagai forum, antara lain:
1) Mengajarkan dan memberikan pernahaman kepada pengelola
laporan keuangan terhadap peraturan-peraturan dan pedoman
meliputi (namun tidak terbatas pada):
a) SAP (Standar Akuntansi Pernerintahan)
b) SAPP (Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat)
c) KABA (Kebijakan Akuntansi)
d) BAS (Bagan Akun Standar)
e) Jurnal Standar
f) Penyusunan Laporan Keuangan
g) Analisa dan telaah laporan keuangan
2) Mengajarkan dan memberikan pemahaman terhadap Aplikasi
Pelaporan Keuangan, meliputi:
a) Proses bisnis aplikasi
b) Instalasi aplikasi
c) Updating (pemutakhiran) aplikasi
d) Pengoperasian aplikasi
e) Pemeliharaan dan penyimpanan data
f) Troubleshooting atas permasalahan penggunaan aplikasi
pelaporan keuangan
3) Melakukan diskusi dan memberikan kesempatan tanya jawab
kepada peserta pembinaan dalam rangka memperdalam
pemaharnan peserta terhadap rnateri pembinaan yang
disampaikan.

V
- 10 -

4) Memperbanyak variasi teknik penyampaian materi dalam rangka


mempermudah penyerapan dan pemahaman materi oleh peserta
pembinaan
Untuk kegiatan penyuluhan SAI dan sejenisnya yang diselenggarakan
oleh UAPPA-W/UAKPA dengan pengajar/narasumber dari Kanwil
Ditjen Perbendaharaan, harus didahului dengan surat permintaan
pengajar/narasumber dari unit penyelenggara kegiatan kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Pembina SAI melaksanakan kegiatan pembinaan dalam bentuk


pelayanan konsultasi secara tatap muka pada ruang konsultasi (mini
TLC/ Treasury Leaming Center) atau melalui sosial media/media
elektronik lainnya atas peraturan, kebijakan, atau troubleshooting
aplikasi penyusunan laporan keuangan, dengan cara:
1) Memberikan pelayanan konsultasi, diskusi, atau menjawab
pertanyaan UAPPA-W/UAKPA terkait permasalahan yang dihadapi
dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
2) Apabila terdapat permasalahan yang belum terselesaikan, Pembina
SAI berkonsultasi kepada atasan untuk mendapatkan solusi atau
meneruskan permasalahan tersebut ke Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan apabila tidak mendapatkan penyelesaian di
tingkat wilayah.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembinaan dalam lembar
konsultasi. Lembar konsultasi antara lain berisi data UAPPA­
W /UAKPA yang meminta konsultasi, waktu konsultasi,
permasalahan yang dihadapi UAPPA-W/UAKPA, dan solusi yang
diberikan oleh Pembina SAI.

2. Tata Cara Pelaksanaan Monitoring Kualitas Data Melalui e-Rekon&LK


Pembina SAI melakukan pemantauan/ monitoring menggunakan Aplikasi e­
Rekon&LK meliputi (namun tidak terbatas pada):
a. Monitoring Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Transaksi Keuangan
Pembina SAI melakukan pemantauan atas:
1) ketepatan waktu upload ADK Rekonsiliasi satker di dalam koordinasi
UAPPA-W
2) proses pelaksanaan rekonsiliasi hingga penerbitan BAR (Berita Acara
Rekonsiliasi) satker di dalam koordinasi UAPPA-W.

·v
- 11 -

Apabila terdapat satker yang tidak tertib/belum menyelesaikan


rekonsiliasi sampai dengan batas akhir masa rekonsiliasi, Pembina SAI
meminta UAPPA-W yang membawahi satker tersebut agar mendorong
satker segera menyelesaikan rekonsiliasi dengan KPPN.

b. Monitoring Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK)


Indikator kesuksesan pelaksanaan rekonsiliasi ekternal antara KPPN
dengan satker adalah terwujudnya kesamaan data antara data BUN dan
satker yang ditandai dengan tidak adanya TDK (TDK Nihil) di akhir
periode rekonsiliasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pembina SAi
melakukan monitoring TDK secara berkala dengan menganalisa hasil
rekonsiliasi SiAP dan SAI antara lain:
1) Pagu/DIPA
2) Estimasi PNBP
3) Estimasi Pendapatan Pajak
4) Belanja
5) Belanja Netto
6) Pengembalian Belanja
7) Pendapatan
8) Pendapatan Netto
9) Pengembalian Pendapatan
10) Pendapatan Pajak
11) Kas BLU
12) Kas Bendahara Pengeluaran
13) Kas Hibah
14) Pengesahan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga
(PHLBJS)

Dalam hal terdapat TDK atau perbedaan data SiAP dengan SAi pada jenis­
jenis transaksi di atas, Pembina SAi agar:
1) mengidentifikasi penyebab timbulnya TDK berasal dari satker yang
mana
2) menganalisis data untuk menarik kesimpulan penyebab TDK
3) berkoordinasi dengan KPPN setempat dan UAPPA-W untuk mendorong
penyelesaian penyebab TDK.
4) Pembina SAi agar secara aktif ikut mencarikan solusi penyelesaian TDK
tersebut. Mengonsultasikan kepada atasan atas TDK yang belum
- 12 -

terselesaikan atau kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan, apabila


masih belum mendapatkan penyelesaian di tingkat wilayah.
5) Dalam hal TDK tidak/belum dapat diselesaikan sampai dengan batas
waktu penyampaian Laporan Keuangan, TDK agar disajikan dalam
Laporan Monitoring e-Rekon&LK dengan memberikan penjelasan
penyebab terjadinya TDK.

c. Monitoring Transfer Keluar - Transfer Masuk


Pembina SAi agar melakukan pemantauan secara berkala terhadap
transaksi transfer keluar dan transfer masuk (TK-TM) di tingkat wilayah.
Apabila terdapat selisih, Pembina SAI agar:
1) mengidentifikasi penyebab selisih TK-TM berasal dari satker -satker
terkait
2) menganalisis transaksi untuk menarik kesimpulan penyebab TK-TM,
misalnya karena:
a) salah satu satker pelaku transfer tidak/ belum melakukan
pencatatan transaksi transfer dalam aplikasi Persediaan/SIMAK
BMN
b) terjadi kesalahan jumlah maupun jenis aset yang dicatat pada
salah satu satker pengirim atau satker penerima
c) dan lain sebagainya
3) berkoordinasi dengan UAPPA-W untuk mendorong penyelesaian
penyebab TK-TM.
4) Berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan lain apabila
transaksi TK-TM melibatkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan lain.

Apabila selisih TK-TM merupakan transaksi wajar, maka Pembina SAi


meminta UAPPA-W untuk menjelaskan penyebab selisih tersebut pada
laporan keuangannya, misalnya selisih TK-TM yang terjadi karena:
1) Transfer lintas wilayah/eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga
Transfer yang dilakukan suatu satker kepada satker yang berada di
bawah wilayah/eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga lain, dapat
mengakibatkan perbedaan nilai TK-TM pada laporan keuangan unit
pelaporan wilayah/eselon I/Kementerian Negara/Lembaga selaku
konsolidator laporan keuangan satker, karena dalam laporan
keuangan unit konsolidator hanya tersaji transaksi transfer dari
salah satu pihak, TK saja atau TM saja, sedangkan transaksi transfer
pihak lainnya, akan tersaji di laporan unit konsolidator lain.

\/
- 13 -

2) Transfer lintas periode pelaporan


Transfer dari suatu satker kepada satker lain yang dilakukan lintas
periode pelaporan keuangan dapat mengakibatkan perbedaan nilai
TK-TM di laporan keuangan unit pelaporan di atasnya, karena dalam
laporan keuangan unit pelaporan tersebut hanya tersaji transaksi TK
saja, sedangkan transaksi TM-nya akan tersaji di semester
berikutnya.
3) Transfer atas aset tetap renovasi (ATR)
Transfer atas ATR seolah-olah mengakibatkan selisih TK-TM pada
Monitoring TK-TM, hal ini karena pada Aplikasi SIMAK BMN,
pengeluaran aset dilakukan melalui Menu Transfer Keluar sedangkan
penerimaan aset tidak dicatat melalui menu Transfer Masuk,
melainkan melalui menu Pengembangan Langsung, sehingga saat
dilakukan pemeriksaan melalui monitoring TK-TM akan tersaji data
TK tetapi tidak tersaji data TM yang seharusnya menjadi
pasangannya. Pada saat transfer ATR, terjadi perubahan bentuk aset
yang ditransfer, satker pengirim mengeluarkan ATR melalui TK,
sedangkan satker penerima merekam pengembangan aset definitif
atas aset yang diterimanya. Atas penerimaan aset ini mengakibatkan
nilai aset yang dilakukan renovasi meningkat sebesar nilai ATR.
Pemrosesan transfer ini tidak menggunakan ADK transfer.
4) Penyesuaian nilai transfer persediaan karena penggunaan metode
HPT (harga perolehan terakhir)
Penggunaan metode HPT dapat berimplikasi pada pergeseran nilai TK
ataupun TM. Misalnya bila terdapat satker yang melakukan TK,
namun di bulan yang sama, satker tersebut melakukan pengadaan
lagi dengan harga yang berbeda, atas jenis barang persediaan yang
sama dengan barang yg telah ditransfer. Terhadap peristiwa ini, nilai
TK akan berubah dari nilai semula, dengan perubahan mengikuti
harga perolehan terakhir, sedangkan TM yang dibukukan satker
penerima tidak berubah, sehingga mengakibatkan perbedaan antara
nilai TK dan TM.

d. Monitoring rekonsiliasi internal Data Keuangan dengan data BMN


Rekonsiliasi internal dilakukan dalam rangka menjamin kesamaan data
antara transaksi keuangan yang berasal dari aplikasi SAIBA dengan
transaksi BMN yang berasal dari aplikasi SIMAK BMN, dengan
membandingkan neraca percobaan akrual dengan neraca BMN dari
- 14 -

aplikasi e-Rekon&LK. Pembina SAI memantau hasil rekonsiliasi internal


antara kedua neraca tersebut. Apabila terdapat selisih pada hasil
rekonsiliasi internal, agar dilakukan analisis untuk menyimpulkan
penyebab selisih serta berkoordinasi dengan UAPPA-W untuk
menyelesaikan penyebab selisih tersebut.

e. Monitoring validasi data laporan keuangan


Pembina SAI melakukan pemantauan sekurang-kurangnya:
1) Kesesuaian data laporan keuangan dengan persamaan dasar
akuntansi
Validasi Kesesuaian persamaan dasar akuntansi dilakukan untuk
memastikan pembukuan seimbang antara debet dan kredit yang
bermuara pada keseimbangan akun di neraca, dimana saldo aset
sama dengan saldo kewajiban ditambah saldo ekuitas.
Ketidakseimbangan neraca tersebut antara lain terjadi karena
operator melakukan jurnal manual terhadap akun ekuitas atau
karena adanya kesalahan pasangan jurnal.

2) Saldo tidak normal


Validasi saldo tidak normal dilakukan untuk memastikan transaksi
terbentuk dari jurnal yang benar posisi debet kreditnya sesuai
ketentuan jurnal standar. Setiap akun mempunyai rumusan saldo
normal sebagai berikut:
a) Akun aset saldo debet, kecuali penyusutan dan
penyisihan piutang
b) Akun kewajiban saldo kredit
c) Akun ekuitas saldo debet/kredit (saldo debet mengurangi
ekuitas, saldo kredit menambah ekuitas)
d) Akun pendapatan saldo kredit, kecuali pengembalian
pendapatan
e) Akun beban saldo debet, kecuali akun pengembalian
belanja.
Saldo tidak normal dapat terjadi antara lain karena satker pada saat
membuat jurnal manual, terbalik posisi debet/kreditnya.

3) Aset yang belum diregister


Validasi aset yang belum diregister dilakukcl.n untuk memastikan
pencatatan aset pada aplikasi Persediaan/SIMAK BMN telah sesuai

V
- 15 -

dengan pencatatan akun transaksi keuangannya di SAIBA.


Munculnya aset belum diregister dapat terjadi antara lain karena:
a. Salah satu bagian baik di Aplikasi Persediaan/SIMAK BMN
ataupun di SAIBA belum mencatat perolehan/pengembangan atas
suatu aset. Saldo aset belum diregister pada debet dikarenakan
aset belum direkam di aplikasi Persediaan/SIMAK BMN namun
transaksi SPM/SP2D sudah direkam di Aplikasi SAIBA, sedangkan
aset belum diregister bersaldo kredit terjadi karena sebaliknya.
b. kesalahan penggunaan akun.
c. kesalahan perekaman kode barang.
d. transaksi belum dilakukan pembayaran/belum terbit SPM/SP2D,
tetapi aset sudah diterima dan dicatat di aplikasi
Persediaan/SIMAK BMN.
Pastikan penyebab munculnya aset belum diregister tersebut di atas,
pada akhir Tahun Anggaran harus terselesaikan sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP).

4) Sisa pagu minus pada DIPA


Validasi saldo pagu minus dilakukan untuk memastikan realisasi
belanja tidak melebihi anggaran yang disediakan. Saldo minus dapat
terjadi misalnya karena satker melakukan kesalahan perekaman kode
fungsi, sub fungsi, program, kegiatan dan sebagainya pada saat
perekaman SPM secara manual, dimana data tersebut tidak sesuai
dengan kode DIPA yang telah direalisasikan.

5) Pengembalian belanja yang melebihi realisasi anggaran.


Validasi pengembalian melebihi realisasi dimaksudkan untuk
memastikan tidak terdapat transaksi pengembalian belanja yang
dilakukan tanpa didahului realisasi belanja dimana pengembalian
tidak boleh melebihi realisasinya. Hal ini dapat terjadi antara lain
karena adanya kesalahan penggunaan akun/kode BAS lainnya pada
saat satker melakukan penyetoran pengembalian belanja.

6) Jurnal tidak lazim


Jurnal tidak lazim adalah jurnal manual yang dilakukan terhadap
akun aset. Validasi tersebut dilakukan karena jumal akun aset pada
umumnya dihasilkan secara otomatis oleh aplikasi Persediaan/SIMAK
BMN pada saat perekaman transaksi, dan jarang sekali yang
- 16 -

dilakukan manual sehingga jumal yang teridentifikasi sebagai jurnal


tidal<. lazim patut diwaspadai adanya kemungkinan kesalahan. Namun
demikian transaksi yang terdeteksi sebagai jurnal tidal<. lazim, belum
tentu dinyatakan salah, oleh karena itu jumal tidak lazim perlu
dilakukan analisis lebih jauh. Beberapa jurnal aset yang dapat
dilakukan secara manual antara lain pembuatan jurnal penyesuaian
terhadap penerimaan hibah langsung barang dan pembuatan jurnal
penyesuaian aset pada saat terjadi pengembalian belanja atas
pengadaan/ pengembangan aset.

7) Ketepatan penggunaan jurnal penyesuaian dan jurnal umum


Pembuatan jurnal rawan terhadap kesalahan. Pengawasan
pembuatan jurnal khususnya jurnal umum, perlu dilakukan dalam
rangka memastikan jurnal yang dibuat sesuai ketentuan. UAPPA-W
perlu didorong untuk melakukan edukasi kepada satker di bawah
koordinasinya agar setiap pembuatan jurnal harus didukung dengan
dokumen Memo Penyesuaian, dan satker agar menatausahakan/
menyimpan dokumen tersebut dengan baik.

8) Keberadaan akun-akun yang tidak boleh ada karena tidak sesuai


tugas pokok dan fungsi satker.
Beberapa akun spesifik telah dikhususkan hanya dapat digunakan
untuk suatu Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya, misalnya akun pendapatan SIM/STNK hanya
khusus dipakai oleh Kepolisian RI, akun jasa keagamaan khusus
dipakai oleh Kementerian Agama, dan sebagainya. Bagi satker selain
dari Kementerian Negara/Lembaga tersebut, tidal<. diperkenankan
menggunakan akun spesifik tersebut.

Dalam hal ditemukan transaksi yang tervalidasi terindikasi bermasalah,


Pembina SAi agar:
a. Melakukan analisis transaksi untuk menemukan penyebab terjadinya
masalah
. b. berkoordinasi dengan UAPPA-W/UAKPA dalam rangka mendorong
· penyelesaian masalah.
c. Apabila Pembina SAi tidak dapat menemukan pemecahan masalah,
Pembina SAi agar mengonsultasikan hal tersebut kepada atasan atau

\}
- 17 -

kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan bila tidak terselesaikan di


tingkat wilayah.
d. Dalam hal permasalahan tidak dapat diselesaikan sampai dengan
batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, agar permasalahan
tersebut disajikan dalarn Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan
Keuangan, dengan memberikan penjelasan yang memadai.

3. Pelaksanaan Telaah Laporan Keuangan Yang Dilaksanakan oleh Pembina


SAi
a. Melakukan telaah Laporan Keuangan UAPPA-W menggunakan Kertas
Kerja Telaah Laporan Keuangan.
b. Telaah dilakukan untuk memeriksa laporan keuangan serta
membandingkan laporan keuangan UAPPA-W dengan laporan yang
dihasilkan dari Aplikasi e-Rekon&LK yang dituangkan dalam kertas kerja
laporan keuangan.
c. Dalam hal ditemukan permasalahan dari hasil telaah laporan keuangan,
Kanwil Ditjen Perbendaharaan mengirimkan hasil telaah tersebut ke
UAPPA-W agar menjadi bahan perbaikan laporan keuangan di periode
mendatang.

F. PELAPORAN HASIL PEMBINAAN SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGANINSTANSI
Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyusun Laporan Pembinaan SAi tingkat
wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:
l.Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis
a. Laporan Penyelenggaraan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis disusun
secara semesteran
b. Laporan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Semester I disarnpaikan
paling lambat tanggal 10 Juli 20X0
c. Laporan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Semester II disampaikan
paling lambat tanggal 10 Januari 20Xl

2. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan


a. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan disusun secara
semesteran
b. Laporan Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan Semester I disusun
berdasarkan data laporan keuangan semester I, disampaikan paling
lambat tanggal 25 Juli 20X0


- 18 -

c. Laporan .Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan Semester II disusun


berdasarkan data laporan keuangan tahunan audited, disampaikan paling
lambat tanggal 20 April 20Xl

3.Telaah Laporan Keuangan


a. Laporan Telaah Laporan Keuangan disusun secara semesteran
b. Laporan Telaah Laporan Keuangan Semester I disusun berdasarkan data
Laporan Keuangan UAPPA-W Semester I, disampaikan paling lam.bat 31
Juli 20XO
c. Laporan Telaah Laporan Keuangan Semester II disusun berdasarkan data
Laporan Keuangan UAPPA-W tahunan unaudited, disampaikan paling
lambat 28 Februari 20Xl

4.Dalam hal batas akhir penyampaian laporan jatuh pada hari libur atau hari
yang diliburkan, maka laporan disampaikan paling lambat pada hari kerja
sebelumnya.

5. Laporan penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyuluhan, laporan


monitoring kualitas data laporan keuangan, serta Laporan Telaah Laporan
Keuangan disampaikan kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan c.q.
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dalam bentuk soft.copy format
pdf yang disampaikan melalui email.

6.Apabila dari hasil kegiatan bimbingan teknis, monitoring kualitas data


laporan keuangan, serta telaah laporan keuangan UAPPA-W ditemukan
permasalahan signifikan yang belum mendapatkan penyelesaian, Kanwil
Ditjen Perbendaharaan agar menuangkan permasalahan tersebut dalam
laporan, memberikan penjelasan secara memadai, dan selanjutnya
melakukan koordinasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan untuk mendapatkan solusi permasalahan

G. KETENTUAN LAINNYA

I. Dalam hal terdapat permasalahan penyajian BMN yang dapat berakibat pada
berkurangnya kualitas penyajian laporan keuangan, Kanwil Ditjen
Perbendaharaan agar berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara
untuk mendapatkan penyelesaian.
2. Meskipun pembinaan yang dilaksanakan oleh KPPN tidak diatur di dalam
Peraturan Direktur Jenderal ini, Seksi Verifikasi dan Akuntansi/Seksi
Verifikasi dan Akuntansi dan Kepatuhan Internal KPPN serta Tenaga TMR,
Pejabat Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan, dan/ atau Pejabat
- 19 -

Fungsional Analis Perbendaharaan Negara KPPN tetap melaksanakan


pembinaan ke satker sebagaimana huruf E. l sampai dengan E.2 di atas,
namun tidak perlu membuat laporan pembinaan sebagaimana huruf F.

H. FORMAT LAPORAN
LAPORAN PENYELENGGARAN BIMBINGAN TEKNIS/PENYULUHAN
SEMESTER ....... TAHUN .......
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI ................
Permasalahan &
No dan Tanggal Tanggal Bimtek/ Kegiatan Materi Bimtek/ Penyuluhan Penyelesaian/ Keterangan
No. Nama Penyuluh
Surat Tugas Penyuluhan Rekomendasi

UAPPA-W
1

UAPPA-W
1

-dst

(Kota, Tanggal Bulan Tahun)


Tim Bimbingan SAI (Isi Nama Kanwil)

Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelap oran Keuangan : (Nama/NIP) (ttd)
Kepala Seksi Pembinaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (Nama/NIP) (ttd)

Petugas Bimbin gan SAi:


1. (Nama/NIP)
2. (Nama/NIP)
3. (Nama/NIP)
4. (Nama/NIP)
5. (Nama/NIP)
• Caret yang tidak sesuai

'\.I
LAPORAN MONITORING KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN
SEMESTER ....... TAHUN .......
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI .............. ..

No JENIS UAPPAW JUMLAH PENJELASAN

Transaksi Dalam Konfirmasi


1 Perbedaan TDK Pagu NIHIL
UAPPAWl Rp Disebabkan oleh satker...
2 Perbedaan TDK Belanja
UAPPAW2 Rp Disebabkan oleh satker. ..
3 Perbedaan TDK Pendapatan NIHIL
4 Perbedaan TDK Kas BLU NIHIL
5 Perbedaan TDK Kas Bendahara Pengeluaran NIHIL
6 Perbedaan TDK Kas Hibah NIHIL
Validasi Data Laporan Keuangan
1 Kesesuaian persamaan dasar akuntansi NIHIL
2 Saldo Tidak Normal NIHIL
3 Aset yang belum diregister NIHIL
4 Sisa Pagu Minus pada DIPA NIHIL
5 Pengembalian belanja yang melebihi realisasi anggaran NIHIL
6 Jurnal Tidak Lazim NIHIL
7 Ketepatan penggunaan jurnal penyesuaian dan Jurnal umum NIHIL
8 Keberadaan akun-akun yang tidak ada di tupoksi KL NIHIL

(Kota, tanggal bulan tahun}


Tim Bimbingan SAI (Isi Nama Kanwil}

Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan: (Nama/NIP) (ttd)


Kepala Seksi Pembinaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat: {Nama/NIP) {ttd)

Petugas Bimbingan SAI:


l. (Nama/NIP)
2. (Nama/NIP)
3. (Nama/NIP}
4. (Nama/NIP}
di:;t

V
KERTAS KERJA TELAAH LAPORAN KEUANGAN
TINGKAT UAPPA-W
SEMESTER I /TAHUNAN
Kode UAPPA-W dan Nama UAPPA-W: ( ......... ) ..........................................................
Objek Penelaahan Kondisi LK Seharusnya
Beri tanda centang (✓) sesuai Laporan Keuangan. Jika tidak ada data, isi dengan NIA
Bila terisi pada kolom yang tidak seharusnya, agar diuraikan pada lembar lampiran

KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN


Kelengkapan Komponen Laporan Keuangan Pokok (Hardcopy)sesuai PMK
Ada Tidak Seharusnya
222/2016
1. Pernyataan telah di reviu oleh APIP Ada
2. Pernyataan Tanggung Jawab Ada
3. LRA, Neraca, LO dan LPE face Ada
4. Catatan atas Laporan Keuangan Ada
5. Ikhtisar Laporan BLU (Jika Ada) Ada
6. Ikhtisar Laporan Badan Lainnya (Jika Ada) Ada

Laporan Keuangan Tambahan Ada Tidak Seharusnya


1. Neraca Percobaan Akrual Ada
2. Neraca Percobaan Kas Ada
3. Laporan Realisasi Pendapatan dan Belanja Ada
4. Lainnya ........ Ada

KESESUAIAN LAPORAN HARDCOPY DENGAN E-REKON&LK


Sama Tidak Seharusnya
Periksa semuaface laporan (LRA, LO, LPE dan Neraca) apakah sama dengan
1. Sama
e-Rekon&LK
Laporan Keuangan disusun menggunakan e-Rekon&LK sehingga seharusnya sama, apabila ada yang tidak
sama, uraikan dalam Lamr.,iran Telaah dan r.,enuebabnua.

KESESUAIAN DENGAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI


Neraca Balance Ada Tidak Seharusnya
Adakah Satker Neracanya tidak balance? Cek di e-Rekon&LK melalui menu
1. Tidak
"Daftar > > Neraca Tidak Balance"
Saldo antar Laporan Sama Tidak Seharusnya
Apakah Nilai "Surplus/ (Defisit}-LO" di LO = Nilai "Surplus/ (Defisit) - LO" di
2. Sama
LPE
3. Apakah Saldo "Ekuitas Akhir" di LPE = "Saldo Ekuitas" di Neraca Sama

NERACA PERCOBAAN AKRUAL

PENGECEKAN SALDO YANG TIDAK NORMAL POSISI DEBET/KREDITNYA Ada Tidak Seharusnya

1. Adakah akun dengan uraian "null" atau "uraian tidak ada" ? Tidak
Adakah "Saldo Tidak normal"? Cek e-Rekon&LK, menu "Daftar » Saldo
2. Tidak Normal", kecuali akun "Behan Penyisihan Piutang" dan ''.Aset yang Tidak
Belum Diregister"

V
TELAAH PER AKUN PADA NERACA PERCOBAAN

AKUN ASET ( lxxxxx) Ada Tidak Seharusnya


Adakah Akun 111lxx hingga l 115xx? (Kas Setara Kas yang boleh ada di KL
l. Tidak
hanya Akun dari 1116.xx hinaaa 1119xx, selainnua akun BUN)
Akun Dibayar dimuka (prepaid) dan Uang Muka Belanja Khusus BUN Ada Tidak Seharusnya
Akun 114113/4/6/7 Belanja Pembayaran Bunga/Lain-lain/Hibah/Subsidi
2. Tidak
dibayar dimuka (prepaid)
3. Akun 114214/5/6/8 Uang Muka Belanja Bunga/Subsidi/ Hibah/Lain-lain Tidak

AKUN KEWAJIBAN (2xxxxx) Ada Tidak Seharusnya


Akun 212114/6/9 Belanja Hibah/Utang/Lain-lain Yang Masih Harus
4. Tidak
Dibayar

AKUN EKUITAS (3xxxxx) Ada Tidak Seharusnya

l. Adakah akun 391121 (Ekuitas Transaksi Lainnya) Kee. Di RR/, TVRI dan POLRI Tidak
2. Adakah akun 391117 (Penyesuaian Nilai Persediaan) Tidak

Transfer Masuk (TM) 313221 dan Transfer Keluar (TK) 313211 Ya Tidak Seharusnya
Isi kolom di sebelah kanan hasil dari perhitungan akun TM dikurangi akun
l. Rp.
TK
2. Jika kolom No.l bernilai positif,adakah TM dari KL lain senilai tsb.? Ya

3. Jika kolom No.1 bernilai negatif, adakah TK ke KL lain senilai tsb. ? Ya


Lakukan telaah menggu.nakan e-rekon&LK (menu monitoring >> Transfer Masuk/ Keluar)

AKUN PENDAPATAN (4xxxxx)

Akun Pendapatan Perpajakan (4lxxxx) Ada Tidak Seharusnya


l. Adakah akun 41xxxx (Pendapatan Perpajakan) kecuali BA.015.04? Tidak

Akun Pendapatan Bukan Pajak (42xxxx)


Ketepatan penggunaan Akun PNBP Baru (Kepdirjen 211/PB/ 2018 BAS) Ada Tidak Seharusnya
l. Adakah akun 423xxx (Pendapatan Non Perpajakan)? Tidak
2. Adakah akun 42lxxx khusus BUN? Yaitu 421111,421211, 421621 Tidak
3. Adakah akun 422xxx khusus BUN? Yaitu 422lxx Tidak
Adakah akun 425xxx khusus BUN? Yaitu 425143,425144, 425161,425162,
4. Tidak
425745,425772,425773,425774,425815,425816,425998)
Akun Penerimaan Kembali Belanja Khusus BUN Ada Tidak Seharusnya
Akun 425914/5/6/8/9 Penerimaan kembali belanja Kewajiban
5. Tidak
Utang/Subsidi/hibah/ lain-lain/transfer TAYL
Akun Pendapatan Hibah (43xxxx)
6. Adakah akun 43xxxx (Pendapatan Hibah) Tidak

Telaah Akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya) Ya Tidak Seharusnya


l. Apakah ada akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya)? Ya/Tidak

2. Jika ada,mungkinkah mendapat Aset dari Perolehan Lainnya? Ya/Tidak

Pengecekan akun yang tidak sesuai karasteristik tupoksi entitas Ada Tidak Seharusnya
Adakah akun yang tidak normal keberadaannya? (misalnya pendapatan
1. Tidak
SIM/ STNK/ Kejaksaan temyata terdapat pada Kementerian Kesehatan)

Adakah akun 423319 Pendapatan Bunga Lainnya Di KL? (seharusnya


2. Tidak
423221 (Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro))
AKUN BELANJA (Sxxxxx)
1. Adakah akun 54xxxx (Beban Bunga) Tidak
2. Adakah akun 55x:xxx (Beban Subsidi) Tidak
3. Adakah akun 56xxxx (Beban Hibah) Tidak
4. Adakah akun 58:xxxx (Beban Lain-lain) Tidak
TELAAH TERKAIT BLU
Jika Tidak Memiliki Satker BLU Ada Tidak Seharusnya
1. Adakah akun Neraca (lxxxxx dan 2xxxxx) dengan uraian BLU? Tidak
2. Adakah akun 424xxx (Pendapatan BLU) Tidak
3. Adakah akun 525xxx (Belanja Barang dan Jasa BLU) Tidak
4. Adakah akun 527xxx (Belanja Modal BLU) Tidak
Akun "Aset, KDP, Penyusutan/ Amortisasi dan Behan terkait Aset BLU" Ada Tidak Seharusnya

1. Adakah akun "Persediaan, Aset, KDP, dan Behan terkait Aset BLU" Tidak
2.
Adakah akun " Akumulasi Penyusutan Aset Tetap/Amortisasi Aset Tak
Berwujud terkait Aset BLU" ( termasuk akumulasi penyusutan/amortisasi Tidak
atas penghentian aset tetap/aset tak berwujud)

Mulai Laporan Keuangan Semesteran 2017 tidak ada lagi akun Aset dan Beban terkait Persediaan/ Aset
"BLU"

Telaah Hihah Langsung Ya Tidak Seharusnya


Adakah saldo 218211 (hibah langsung yang belum disahkan)pada awal
1. Ya/Tidak
tahun?
Apakah Saldo Akun "Hibah langsung yang belum disahkan" pada akhir
2. Ya
tahun sama nilainya dengan Saldo Awal 2017 ?
Jika lebih kecil, kemungkinan adajumal yang mengurangi akun 218211 (eek apakahjumal tsb. Benar}, jika
lebih besar, kemungkinan ada hibah langsung tahun 2017 yang belum disahkan (Segera disahkan)
Jika ada akun 111827 (Kas Lainnya dari Hibah Yang Belum disahkan),
3. apakah nilainya lebih kecil atau maksimal sama dengan akun 218211 (Hibah Ya
Langsung Yang Belum Disahkan)?

Telaah Pendapatan (491511) dan Behan (593311) Penyesuaian Nilai


Ya Tidak Seharusnya
Persediaan
Isi kolom di sebelah kanan hasil dari perhitungan akun 491511 dikurangi
1. Rp.
akun 593311

2. Apakah selisih nilai diatas normal ? Tidak terlalu besar atau terlalu kecil? Tidak

LAPORAN OPERASIONAL
Pengecekan Pos/ Akun yang tidak boleh ada Ada Tidak Seharusnya
1. Adakah pendapatan Perpajakan (Kecuali BA.015) Tidak
2. Adakah pendapatan Hibah Tidak
3. Adakah beban bunga Tidak
4. Adakah beban subsidi Tidak
5. Adakah beban hibah Tidak
6. Adakah beban transfer Tidak
7. Adakah beban lain-lain Tidak

Pengecekan saldo Normal Ada Tidak Seharusnya


8. Adakah akun "null" atau tidak ada uraiannya Tidak
9. Apakah seluruh akun bernilai positif, kecuali Behan Penyisihan Piutang Ya
Seluruh Akun LO Nilai Nonnalnya adalah Positif (baik pada Kegiatan Operasional, Non Operasional maupun Pas
Luar Biasa}, kecuali beban penyisihan piutang dapat bemilai negatif. (yang harus positif adalah akunnya,
sedangkan peniumlahan/ sub peniumlahan pada LO dapat bemilai Neqatif).

V
Kehenaran Behan Penyisihan Piutang sesuai Perdirjen 43/ 2015 Ya Tidak Seharusnya

Sald� �wal P�nyisihan Piutang (Jk.Pende� dan Jk.Panjang) - ��ldo Akhir


lO.
Peny1s1han Pm tang (Jk.Pendek dan Jk.Parvang}= Beban Penyisihan Piutang LO Ya

Jika hasil diatas "tidak", maka eek apakah ada penghapusan piutang dan/ atau koreksi piutang senilai selisih
diatas. Jika tidak ada, kemungkinan salah dalam menjumal penyisihan piutang.

LAPORANPERUBAHANEKUITAS
Ada Tidak Seharusnya
1. Adakah saldo Pos "penyesuaian Nilai Aset" ? Tidak
Pada LPE, apakah "Ekuitas Awal" + "Kenaikan/Penurunan Ekuitas" =
2. Sama
"Ekuitas Akhir"
Apabila perhitungan no.4 menghasilkan "tidak sama" berarti ada Satker melakukanjumal menggunakan
akun 391111

NE R ACA
Ya Tidak Seharusnya
1. Apakah Kas Di Bendahara Pengeluaran = Uang Muka dari KPPN Ya
Dari kolom perbandingan antara Tahun 2017 dengan 2016, adakah
2. Kenaikan/ Penurunan nilai per pos Neraca yang tidak wajar (terlalu tinggi) Tidak
tanpa penjelasan?

3. Normalnya total ASET akan naik dibanding tahun 2016, Apakah demikian? Ya

TELAAH ANTAR LAPORANKEUANGAN


Jika Jawaban awal ''ADA", makajawaban sub pertanyaan seharnsnya "ADA", sebaliknya, bilajawaban awal
"TIDAK", maka jawaban sub pertanyaan seharusnya iuaa "TIDAK"
Pengecekan telah melakukan penyisihan piutang Ada Tidak Seharusnya

1. Ada Akun Piutang/Piutang TP/Piutang TGR (Neraca) maka akan ada akun: Ada/Tidak

- Penyisihan Piutang/Penyisihan Bagian Lancar TP/TGR/Penyisihan TP/TGR Ada


(Neraca)
- Beban Penyisihan Piutang (di LO) Ada
Pengecekan telah melakukan reklasifikasi piutang jk. Panjang. Ada Tidak Seharusnya

2. Ada akun Piutang Jangka Panjang (TP/TGR/Lainnya) maka akan ada akun: Ada/Tidak
- Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang Ada
Pengecekan persediaan Ada Tidak Seharusnya
3. Ada persediaan (Neraca) maka akan ada akun: Ada/Tidak
- Beban Persediaan (di LO) Ada
- Pendapatan Penyesuaian Persediaan (akun 491511 di Neraca Percobaan) Ada
- Beban Penyesuaian Persediaan (akun 593311 di Neraca Percobaan) Ada
Pengecekan penyusutan aset tetap Ada Tidak Seharusnya
_
4. Ada Aset Tetap/Aset Lainnya (Neraca) maka akan ada akun: Ada/Tidak
- Akumulasi AT/AL (Neraca) Ada
- Beban Penyusutan/Amortisasi (di LO) Ada
Pengecekan Behan Diserahkan ke Masyarakat & Behan Bansos Ada Tidak Seharusnya
5. Adakah beban barang ctiserahkan ke Masyarakat? Ya/Tidak
Jika Ya, adakah realisasi akun 526xxx pada neraca percobaan kas ? Ya
6. Adakah beban bansos? Ya/Tidak
Jika Ya, adakah realisasi akun 57xxxx pada neraca percobaan kas ? Ya
Pengecekan Jurnal Akrual (Pada LKKL Semesteran tidak wajib dilakukan,
Ada Tidak Seharusnya
namun boleh dilakukan)
Adakah realisasi pendapatan Sewa di Neraca Percobaan Kas (425131/2/3
7.
atau 42492x) ?
Ada/Tidak

- Adakah pendapatan sewa diterima Dimuka (akun 219211) pada Neraca ? Ada/Tidak

8. Adakah realisasi Belanja Sewa di Neraca Percobaan Kas (522141) ? Ada/Tidak


- Adakah belanja Barang dibayar dimuka pada Neraca Ada/Tidak
Adakah realisasi belanja Jasa Listrik/telepon/air di Neraca Percobaan Kas
9. Ada/Tidak
(522111/2/3/9)?
- Ada Belanja Barang yang masih harus dibayar pada Neraca Ada

KESESUAIAN DENGAN L-BMN


Ya Tidak Seharusnya
1. Apakah semua akun di LKKL sama dengan di L-BMN pada e-Rekon&LK ? Ya

Jika ada yang tidak sama, tulis di kolom sebelah kanan baik secara netto
2.
maupun absolut
Perbedaan secara Netto (Perbedaan dgn nilai negatif, mengurangi beda yg
positif)
Perbedaan secara Absolut (Perbedaan dgn nilai Negatif diubah dulu menjadi
positif)
Pada e-Rekon&LK lihat menu "Monitoring BMN >> rekonsiliasi internal"
Apakah menurut e-Rekon-lk terdapat Jurnal Tidak lazim (menu Daftar >>
3. Jumal Tidak Lazim) yaitu jumal dengan akun Persediaan/ Aset yang Tidak
seharusnya hanya kiriman dari Aplikasi SIMAK ?
Jika ada, apakahjumal tersebut telah benar? lakukan pengecekan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Ada Tidak Seharusnya
1. Adakah Pagu Minus? {Cek melalui e-Rekon-lk menu daftar» pagu minus") Tidak

2. Ada uraian jenis belanja "tidak ada" pada Neraca Percobaan Kas? Tidak
Adakah TDK pada Aplikasi e-Rekon&LK ? (Menu Monitoring» Transaksi
3. Dalam Konfirmasi") atas seluruh jenis TDK baik pada Satker DIPA Aktif Tidak
maupun Tidak Aktif ?

PENGAWASAN
.. TEMUAN BPK TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA
Telaah ini bertujuan meminimalisir adanya temuan tahun lalu yang belum diselesaikan dan terjadinya temuan
yang berulang. Dibawah ini adalah contoh-contoh telaahnya.

Pertanyaan berdasarkan temuan-temuan BPK tahun-tahun lalu Ya Tidak Seharusnya

1. Apakah sudah dibuat Berita Acara Stock Opname Persediaan ? Ya

2. Masih adakah kesalahan akun belanja Persediaan Tidak

3. Apakah PNBP telah disetor tepat pada waktunya (tidak terlambat) Ya

4. Adakan PNBP digunakan langsung? Tidak


Apakah seluruh pendapatan dan Belanja BLU telah disahkan (di-SP3B-
5. Ya
BLUkan)?
6. Apakah seluruh hibah langsung telah disahkan (di-SP2HL-kan)? Ya

Apakah semua jurnal manual di SAIBA telah dibuatkan Memo


7. Ya
Pencatatannya beserta dokumen terkait?
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kesesuaian antara Face Laporan dan CaLK Sama Tidak Seharusnya

1. Rincian yang ada di CALK sama dengan LKKL (Neraca Percobaan) Sama

Kecukupan pengungkapan pada CaLK Ya Tidak Seharusnya


2. Apakah pengungkapan KDP telah sesuai? Ya
Apakah pengungkapan Revaluasi BMN telah sesuai baik pada
3 Ya
· Penjelasan Umum, LO, LPE dan Neraca ?
Apakah format dan penjelasan akun-akun LPE telah sesuai?
4 Ya
· Terutama penjelasan akun Koreksi?

LAMPIRAN KERTAS KERJA TELAAH LAPORAN KEUANGAN

Berikut ini contoh penjelasan pada kertas kerja telaah laporan keuangan:
l. Terdapat perbedaan hasil rekonsiliasi internal antara Neraca BMN dengan Neraca Percobaan
dikarenakan adanya kegagalan upload data saldo awal BMN
2. Terdapat Persediaan Belum Diregister bersaldo debit, karena persediaan tersebut belum
direkam pada Aplikasi Persediaan
3. Terdapat Peralatan dan Mesin Belum Diregister bersaldo kredit, karena peralatan dan mesin
tersebut belum diterbitkan SP2D nya oleh KPPN
4. dsb.

Mengetahui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... .
Pejabat Penyusun LKKL, Penelaah,

NIP NIP

----
TO HARJOWIRYONO/

Anda mungkin juga menyukai