Anda di halaman 1dari 4

SOAL SKENARIO 2

Seorang perempuan berusia 30 tahun dikirim oleh bidan ke IGD RS dengan diagnosis
G1P0A0 hamil aterm dengan kala I. Perut terasa kencang sejak 12 jam yang lalu, air
ketuban keluar sejak 2 jam yang lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah
120/80 mmHg denyut nadi 96 x/menit frekuensi napas 24 x/menit tinggi badan 150 cm
dan berat badan 62 kg. TFU 30 cm, letak kepala puki, DJJ 12-11-12, his terjadi setiap 5
menit durasi 15 detik. VT pembukaan 7 cm, kulit ketuban tidak ada, kepala turun Hodge
2+ UUK kiri lintang. Ukuran panggul dalam dalam batas normal. Apakah diagnosis yang
paling tepat:

A. G1PoAo hamil aterm dengan Inpartu kala I primi tua


B. G1PoAo hamil aterm dengan Inpartu kala I partus lama
C. G1PoAo hamil aterm dengan Inpartu kala I ketuban pecah dini
D. G1PoAo hamil aterm dengan Inpartu kala I inersia uteri
E. G1PoAo hamil aterm dengan Inpartu kala I primi para

Jawaban; D

Tujuan Pembelajaran;
Fisiologi persalinan normal
- Mengenal anatomi jalan lahir dan kepala janin, serta peranannya dalam persalinan -
Menjelaskan fisiologi persalinan normal
- Mampu mengenali tanda-tanda persalinan
- Menjelaskan mekanisme dan kemajuan persalinan
- Menjelaskan batasan normal kemajuan persalinan

Pembahasan;
1) G1P0A0
Berdasarkan data diatas maka pada pasien di skenario merupakan G1 (Gravida 1),
pasien ini mengalami kehamilan yang pertama. P0 (Partus 0) pasien ini belum pernah
melahirkan. A0 (Abortus 0) pasien ini tidak pernah abortus.

2) Keluhan Utama
Keluhan utama perut terasa kenceng-kenceng sejak 12 jam yang lalu dan air ketuban
keluar sejak 2 jam yang lalu.
Kenceng-kenceng merupakan keluhan yang dirasakan pasien akibat adanya
kontraksi uterus yang merupakan salah satu tanda persalinan. Hal ini terjadi melalui
peningkatan eksitabilitas otot uterus mendekati waktu persalinan. Peningkatan
eksitabilitas uterus merupakan suatu efek yang dihasilkan oleh 2 mekanisme, yaitu
perubahan hormonal progresif yang menyebabkan peningkatan eksitabilitas muskulus
uterus, serta faktor mekanik yang akibat regangan yang ditimbulkan oleh uterus sehingga
akan memberikan umpan balik positif dan membuat kontraksi semakin progresif serta
adekuat. Secara klasik, 2-5 kontraksi dalam waktu 10 menit dikatakan sebagai kontraksi
uterus yang normal dan adekuat. Pada pasien di skenario, His dirasakan 1 kali dalam
sepuluh menit.
Namun, kontraksi uterus dapat juga merupakan tanda palsu, yaitu His yang timbul
bukan saat akan terjadi persalinan, His ini merupakan kontraksi Braxton Hicks. Untuk
membedakannya dengan His persalinan, kontraksi Braxton Hicks tidak disertai dengan
pembukaan serviks. Kontraksi uterus selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatis
ke seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus.
3) Kondisi Ibu
KU baik, 120/80 mmHg denyut nadi 96 x/menit frekuensi napas 24 x/menit tinggi
badan 150 cm dan berat badan 62 kg. Kondisi ibu dalam keadaan baik, tidak ada
peningkatan tekanan darah, ataupun penurunan kesadaran dan penurunan pernapasan
yang menandakan kegawatan pada ibu, Selain itu, dari tanda vital ibu tidak tampak
adanya penyulit-penyulit seperti demam, pre-eklampsia, namun ibu mengalami takipneu
(gangguan pernapasan).
4) Janin
- pemeriksaan tinggi fundus uteri didapatkan 30 cm (diperkirakan usia kehamilan 32
minggu).
Menurut spiegelberg, usia kehamilan dapat diperoleh dengan cara mengukur tinggi
fundus uteri dari simfisis, maka diperoleh tabel :
.
- Dari pemeriksaan denyut jantung janin didapatkan 12-11-12. Denyut jantung janin
normal, irama teratur, frekuensi 140x/menit.
- Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan serviks 7 cm dan penurunan bagian
terbawah janin pada Hodge 2+ dengan masih sudah tidak didapatkan ketuban.
Pembukaan serviks > 4 cm serta His yang adekuat menandakan pasien berada pada
kala I persalinan pada fase aktif. Pada fase aktif akan terjadi pembukaan dari 4 cm
hingga pembukaan lengkap 10 cm. Kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau > 1 cm hingga 2 cm (multipara). Hodge 2+ untuk menentukan
batas bagian terendah janin telah turun, berarti telah turun sampai bidang sejajar HI
setinggi batas bawah simpisis.
- Sekitar 2 jam yang lalu air ketuban ibu pecah, his terjadi setiap 5 menit durasi 15
detik. VT pembukaan 7 cm. Ini merupakan Inersia uteri yang dimana terjadi
perpanjangan fase latendari kala pembukaan. Pemanjangan fase laten dapat
disebabkan oleh serviks yang belum matang atau karena penggunaan analgetik yang
terlalu dini. Pemanjangan fase deselerasi ditemukan pada disproporsi sefalopelvik
atau kelainan anak. Perlu disadari bahwa pemanjangan fase laten maupun fase aktif
meninggikan kematian perinatal. Inersia Uteria disebabkan his yang kekuatannya
tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar.
Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang.
-
Dari hasil penilaian, pasien di skenario berada pada kala I persalinan pada fase laten dan
kondisi ibu mengalami inersia uteri.

SUMBER

Wiknjosastro H, 2006. Ilmu Kebidanan Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayaan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal 523 - 529.

Anda mungkin juga menyukai