PEMBAHASAN
Seperti putting susu tidak menonjol atau datar adalah putting yang kurang
menguntungkan tetapi tidak selalu menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap
masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatalumumnya kurang
berfaedah, seperti memanipulasi putting dengan prasarat hoffman,menarik
narik putting, atau penggunaan breast shield dan breast shell.
2. pada masa setelah persalinan dini
b) Payudara bengkak
c. Pengeluaran ASI
Bounding attachment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu
dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi.
Dalam hal ini, kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak
akan optimal. Pada proses ini, terjadi penggabungan verdasarkan cinta dan
penerimaan yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam perawatannya.
3.2. Respon ayah dan keluarga
Respon setiap ibu dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalaman
dalam membesarkan anak selalu berbeda karena mencakup seluruh spektrum
reaksi dan emosi, mulai dari kesenangan yang tidak terbatas, hingga dalamnya
keputusan dan duka.
a. sentuhan (touch)
e. suara (voice)
1. Uterus
a. Proeses involusio
Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses kembalinya
uterus keadaan sebelum hamil. Proses involusi merupakan salah satu
peristiwa penting dalam masa nifas, disamping proses laktasi ( pengeluaran
ASI ). Uterus ibu yang baru melahirkan masih membesar, jika di raba dari
luar tinggi fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah pusat, sedangkan beratnya
lebih kurang 1 kilogram. Hal ini disebabkan oleh banyaknya darah dalam
dinding rahim mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah yang membesar.
Sampai hari ke dua, uterus masih membesar dan setelah itu berangsur-
angsur menjadi kecil. Kalau di ukur tinggi uterus pada masa nifas ( sesudah
buang air kecil ). Pada hari ke tiga, kira-kira dua atau tiga jari di bawah
pusat. Hari ke lima, pada pertengahan antara pusat dan sympisis. Hari ke
tujuh, kira-kira dua atau tiga jari di atas sympisis. Hari ke Sembilan, kira-kira
satu jari di atas sympisis. Dan setelah hari ke sepuluh, biasanya uterus
tersebut dari luar tidak teraba lagi. Semuanya ini disebabkan karena
pemberian darah di dalam dinding rahim jauh berkurang, sehingga otot-otot
menjadi kecil. ( S. A Goelam, 1990 )
Jika sampai 2 minggu setelah melahirkan uterus belum juga masuk
panggul, perlu di curigai adanya subinvolusi. Subinvolusi adalah kegagalan
uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang
paling sering adalah pertahanannya pragmen plasenta, inveksi, dan
pendarahan lanjut, ketika terjadi subinvolusi, dengan kecurigaan inveksi,
diberi antibiotik.
2. Kontraksi
3. Afterpains
Dalam minggu pertama sesudah bayi lahir, mungkin ibu mengalami
kram/mules pada abdomen yang berlangsung sebentar, mirip sekali kram waktu
periode menstruasi, keadaan ini di sebut afterpains, yang di timbulkan oleh
karena kontraksi uterus pada waktumendorong gumpalan darah dan jaringan
yang terkumpul di dalam uterus. Kram demikian tadi berlangsung tidak lama
dan tidak penting/ bukan di anggap suatu masalah. Kram/ mules akan lebih
terasa lagi pada saat menyusui bayi oleh karena stimulasi/ rangsangan putting
susu menimbulkan aksi reflex pada uterus. Pada primipara, tonus uterus
meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang, sedangkan
multipara kram/mules lebih sering di alamidi mana bisa menimbulkan nyeri
yang bertahan sepanjang masa awal nifas. .
1. Tempat plasenta.
Dengan involusi uterus ini, maka lapisan luar dari deciduas yang
mengelilingi tempat plasenta akan menjadi nekrotik ( layu/mati ). Deciduas yang
mai akan keluar bersama sisa cairan, suatu campuran antara darah yang
dinamakan lokia yang menyebabkan pelepasan jarinagn nekrotik tasi adalah
karena pertumbuhan endometrium.
2. Lokia
Lokia adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas.
Lokia mempunyai bau amis, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap ibu. Lokia mengalami perubahan karena proses
involusi. Mula-mula berwarna merah, kemudian menjadi merah tua atau merah
kecoklatan sampai berwarna kekuning-kuningan atau keputih-putihan. Tiga
jenis lokia sesuai dengan warnanya.
a) Lokia rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3
dan ke-4
b) Lokia serosa berwarna kecoklatan atau kekuning-kuningan dan keluar
dari hari ke-5 sampai ke-9 berikutnya.
c) Lokia alba berwarna lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan keluar
selama 2-3 minggu.
a. Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rudae kembli. Vagina
yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum
hamil pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah melahirkan.rugae akan rtelihat kembali
pada minggu ke-3 atau ke-4 estrogen setelah melahirkan sangat berperan dalam
penebalan mukosa vagina dan pembentukan rugae kembali.
b. Perineum
adalah daerah antara vulva dan nanus . biasnaya telah melahirkan, perineum
menjadi agak bengkak/ oedema/ memar dan mungkin ada luka bekas robekan atau
episiotomy,yaitu sayatan unutk mempeluas penegluaran bayi. Proses
penyenmbuhan luka episiotomy sama seperti luka operasi lain. Perhatikan tanda-
tanda infeksi pada luka episiotomy sperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau keluar
cairan tidak lazim. Penyembuhan luka biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah
melahirkan.
Pada kehamilan terjadi peningkatan sirkulasi volume darah yang mencapai 50%.
Mentoleransi kehilangan darah pada saat melahirkan perdarahan pervaginam
normalnya 400-500 cc. sedangkanmelaluli caesaria kurang lebih 700-1000cc.
bradikardia (di anggapnormal), jika terjadi takikardia dapat merefleksikan adanya
kesulitan atau persalinan lama dan darah yang keluar lebih dari normal atau
perubahan setelah melahirkan.
Peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir, trauma akibat kelahiran, dan efek
konduksi anastesi yang menghambat fungsi neural pada kandung kemih menyebabkan
keinginan berkemih menurun dan lebih rentan untuk menimbulkan distensi kandung kemih,
kesulitan buang air kecil dan terjadinya infeksi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang
timbul segera setalah ibu melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebihan karena
keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Stasis urinaria juga
meningkatkan terjadinya infeksi pada saluran kandung kemih. Kandung kemih yang penuh
bisa juga meningkatkan kecenderungan kearah relaksasi uterus dengan memindahkan/
mempengaruhi letak uterus dan mengganggu kontraktilitas, yang semua itu bisa
menimbulkan perdarahan.
Apabila terjadi stensi yang berlebihan pada kandung kemih dapat mengalami kerusakan
lebih lanjut (atoni), maka pengosongan kandung kemih yang adekuat harus menjadi
perhatian oleh bidan / perawat dan ibu yang melhirkan. Dengan cara demikian, tonus
kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam waktu 5-7 hari setelah melahirkan.
Saluran kemih kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada:
c. tekanan darah
selama beberapa jam setelah melahirkan ibu dapat mengalami hipotensi arthostatik
(penurunan 20 mmhg) yang di tandai dnegan adanya pusing sgera setelah berdiri,
yang dapat terjadi hingga 46 jam pertama. Hasil pengukuran tekanan darah
seharusnya tetap stabil setelah melahirkan. Penuruna tekanan darah bisa
mengindikasikan penyusuain fisiologis terhadap penurunan tekanan intrapeutik
atau adanya hipovelimia sekunder yang berkaitan dengan hemorhagi uterus.
Peningkatan tekanan sistolik 30 mmhg dan penambahan sistolik 15 mmhg yang di
sertai dengan sakit kepala dan gangguan penglihatan, bisa menandakan ibu
engalami preeklamsia dan ibu perlu di evauasi lebih kanjut.
c. Pernafasan
Fungsi pernafasan ibu kembali seperti saat sebelum hamilpada bulan ke enam
setelah melahirkan.
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi
kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap
bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya,
dan merasa tanggung jawab yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang
“ibu”.
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan sebagian umum
kelahiran bayi biasanya terjadi pada 70% wanita penyebabnya ada beberapa hal,
antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubhan
hormon yang cepat, dan keraguan terhadap peran yang baru. Faktor penyebab
biasanya merupakan kombinasi dari berbagai faktor, termasuk adanya gangguan
tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi seorang
ibu.
1. tahap syok
2. tahap penderitaan
6.2. Ambulasi
6.5. Istirahat
6.6. seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 tau 2 jarinya kedalam vagina tanpa
nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk melakukan hubungan
seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah kelahiran. Keputusan bergantung pada pasangan bersangkutan.
6.7. latihan/ senam nifas
Latihan pada masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu
menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit post partum.
Dengan kembali kekuatan otot perut dan panggul akan mengurangi keluhan
sakit ppunggung yang biasanya dialami oleh ibu nifas. Latihan tertentu
beberapa menit setiap hari akan sangat membantu untuk mengencangkan
otot-otot bagian perut.
a. tanda-tanda vital
tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Mengukur tanda-tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar memantau
perubahan status kesehatan klien diantaranya tanda adanya infeksi.
b. payudara
c. uterus
d. kandung kemih
f. ekstremitas bawah
1. periode take in
a). periode ini terjadi 1 sampai 2 hari sesudah masa kelahiran, ibu pasif dan tergantung, dia
khawatir akan tubuhnya.
C). tidur tanpa gangguan sangat penting, bila ibu ingin mencegah gangguan tidur, pusing, iri
tabel, interverence dengan proses pengembalian keadaan normal.
a). periode ini berlangsung pada hari 2 sampai 4 post partum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab bayinya.
7.2. MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
7.2.1 MASALAH NYERI
Masalah nyeri biasanya muncul atau dirasakan pasien selama hari-hari awal
post partum.
DS : - Keluhan pasien tentang rasa nyeri
DO : - Postpartum hari I sampai hari ke III
7.2.2 MASALAH INFEKSI
DS : - Luka semakin nyeri
- Badan Panas dingin
DO : Vital sign (adanya peningkatan suhu,frekuensi nadi,dan pernapasan)
Adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan seperti
Dolor : perubahan bentuk
Kalor : perubahan suhu (meningkat)
Rubor : perubahan warna kulit (memerah)
Functio Laesa : gangguan fungsi tubuh
Penentuan adanya masalah ini pada pasien didasarkan pada belum mampunya
pasienn untuk melakukan perawatan perineumnya secara mandiri
Pasien kurang semangat ketika di bombing cara menyusui yang benar. Ekspresi wajah
menunjukan kalau pasien kurang suka diberi bimbingan cara menyusui yang benar.
7.2.5 MASALAH KB
DS : Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga ingin menunda
kehamilan berikutnya.
Pasien mengatakan pernah memakai berbagai alat jenis kontrasepsi tapi rata-rata tidak
cocok
Kongjungtiva anemis
Kongjungtiva anemis
Bibir pucar
-pasien mengatakan tidak mau melakuakan hubungan seksual lagi karena trauma
untuk hamil dan melahirkan lagi
-pasien mengatakan tidak percaya diri untuk melakukan hubungan seksual lagi
karena badannya sudah tidak menarik lagi seperti dulu
Beberapa contoh perencanaan yang dapat diperuntungkan sesuai dengan kondisi pasien.
7.4.1 EVALUASI SECARA TERUS MENERUS
a) Waspada perdarahan post partum karena atonia uteri dengan melakukan observasi
melekat pada kontraksi uterus selama 4jam pertama post partum dengan
melakukan palpasi uterus
b) Pengukuran vital sign.
c) Pengeluaran pervagina (waspada perdarahan)
d) Proses adaptasi psikollogi pasien dan suami
e) Kemajuan proses laktasi
f) Masalah pada payudara
g) In take cairan dan makanan
h) Perkembangan keterikatanpasien dan bayinya
i) Kemamampuan dan kemauan pasien untuk berperan dalam perawatan bayi
a) Nyeri Perineum
Beri analgesic oral (paracetamaol 500mg tiap 4jam atau bila perlu)
Mandi dengan air hangat (walaupun hanya akan mengurangi sedikit rasa
nyeri)
b) Nyeri berhubungan seksual pertama kali setelah melahirkan
Lakuakan pendekatan kepada pasangan bahwa saat hubungan seksual di
awal post partum akan menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu, sangat
dipertimbangkan mengenai teknik berhubungan seksual yang nyaman.
c) Nyeri punggung
Berikan obat pereda obat rasa nyeri (misalnya, neurobion)
Lakukan fisioterapi (masase dan penyinaran)
Jaga postur tubuh yang baik (misalnya, duduk selelu tegak, posisi tidur yang
nyaman, bantal tidak terlalu tinggi)
d) Nyeri pada kaki
Lakukan kompres air hangat dan garam
Tidur posisi kaki lebih tinggi dari badan
Masasse kaki menggunakan minyak kelapa
e) Nyeri pada kepala atau sakit kepala
Berikan obat pereda rasa nyeri
Kompres air hangat ditengkuk
Beri masase pada punggung
f) Nyeri pada leher dan bahu
Kompres air hangat pada leher dan bahu
Masase bahu dan punggung
Usahakan posisi tidur yang nyaman dan istirajat cukup
Diawal-awal selesai masa nifas lakukan hubungan seksual dengan hati-hati karena
biasanya akan nyeri pada perineum
Diskusikam dengan suami tentang pola dan teknik hubungan social yang nyaman.
Berikan pengertian pada suami mengenai kemungkinan keluhan yang akan dialami
istri saat berhubungan seksual yang pertama kali setelah melahirkan.
Pertahankan lingkungan bayi tetap hangat untuk menjaga supaya tidak terjadi
penurunan suhu bayi
Cegah iritasi kulit bayi dengan selalu menjaga kebersihan tangan bayi atau pengasuh
bayi
Jika bayi engalami iritasi kulit, hindari pemakaian bedak pada lokasi iritasi
Olesi kulit yang iritasi dengan saleb sesuai dengan resep dokter atau jika iritasi
ringan cukup olesi dengan minyak kelapa bersih atau virgin coconut oil (VCO)
Jaga kebersihan kulit bayi, hindari kulit lembab dengan menganti baju bayi
minimal2kali sehari atau sewaktu-waktu ketika basah oleh keringat atau terkena
muntahan
Hindari mengosok kulit bayi terlalu keras ketika membersihkan daerah anus dan
ginetalia
jika ditemukan tanda-tanda alergi pada kulit,misalnya kemerah-merahan dan
berbintik-bintik, segera konsultasikan ke dokter dan hentikan untuk sementara
produk sabun bayi yang digunakam
usahakan menjemur bayi tiap pagi antara 06.30 sampai dengan 07.00 WIB
Untuk kenyamanan bayi,pijat kaki dan tangan bayi menjelang tidur menggunakan
baby oil.
Bersihkan selalu sekitar mulut bayi setiap kali memberikan minum pada bayi
Hindari memijat daerah perut bayi
Untuk menghindar trauma kulit bayi karena kuku bayi yang tajam dan panjang,
usahakan selalu memakaikan sarung tangan pada bayi.
Pilih bahan baju yang tidak kaku dan menyerap keringat untuk bayi.
Sediakan selalu minyak telon atau kayu putih untuk antisipasi jika bayi mengalami
gangguna perut (kembung) atau kedinginan.
Berikan dukungan dan keyakinan pada pasangan akan kemampuan mereka sebagai
orang tua
Upayakan untuk merawat bayi yang selama ini dilakukan sudah cukup bagus
Perlu persiapan mental dan material karena anak adalah suatu anugrah sekaligus
amanah yang harus dirawat sebaik-baiknya
Dengan adanya anak akan mengubah beberapa pola dan kebiasaan sehatri-hari
misalnya waktu istirahat,perhatian terhadap pasangan, komunikasi, tuntutan dan
tangggung jawab orang tua sebagi pendidik bagi anak
A . IBU
Pastikan kondisi ibu siap untuk dibawa pulang (keadaan umum baik,vital
sign normal,orientasi terhadap lingkungan baik,interaksi dengan bayi sudah
ada peningkatan)
Obat-obatan yang harus diberikan sudah siap, termaksud penjelasan cara
minumnya
Penjelsan kapan ibu harus control kesehatannya dan bayinya
Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya dan apa yang harus dilakukan
untuk antisipasi
Kapan dan siapa yang harus dihubungi jika ia mengalami tanda-tanda
bahaya (no telpon RS atau bidan)
B.SUAMI
Ikut berperan serta dalam perawatan ibu danb bayi
Selalu siaga dan waspada jika terdapat tanda-tanda bahaya,serta siap untuk
mengantar istri ke fasilitaskesehatan.
Selalu memberikan dukungan fisik dan psikologi terhadap istri dalam rangka
keberhasilan proses menyusui
Sebagai pembuat keputusan kapan istri harus beristirahat (gangguan
istirahat bagi ibu menyusui akan menyebaban prosuksi ASI berkurang dan
depresi ibu nifas)
C.BAYI
Kondisi bayi baik,tidak ada gangguan pernafasan,badan kuning, dan
gangguan eliminasi
Pastikan refles isap baik, proses menyusui tidak ada masalah
D,KELUARGA
Adanya dukungan yang positif bagi ibu nifas untuk keberhasilan proses
adaptasi dan menyusui
Penentuan pengambilan keputusan yang dominan dalam keluarga
mengenai kapan pasien harus beristirahat dan jenis makanan apa yang
dimakan.
7.4.14 PETUNJUK ANTISIPASI (anticipatory guidance)
A. IBU
Perawatan perineum’
Perawatan payudara untuk ibu menyusui
Perawatan payudara selama pembesaran (distensi)
Latihan pengencangan abdomen
Latihan perineum
Aktivitas/latihan
Nutrisi
Istirahat
Personal hygine
Normalitas baby blues
Tanda-tanda bahaya meliputi
o Demam atau kedinginan
o Perdarahan berlebihan
o Nyeri abdomen
o Nyeri berat atau bengkak pada payudara
o Nyeri atau hangat pada betis,dengan atau tanpa edema tungkai
o depresi
Bagaimana menghubungi bidan dan sumber lain-lain
Kapan kembali untuk mengevaluasi psaca partum atau kapan kontak melalui telpon.
B.BAYI
Sibling rivally
Kebutuhan dan ketakutan pasangan
Transisi hubungan keluarga
Keluarga berencana
Memulai kembali hubungan seksual
o Waktu untuk memulai kembali sangat ditentukan oleh kebutuhan dan
kenyamanan
o Metode alternative untuk memuaskan kebutuhan seksual pada masa nifas
o Masalah privasi, gangguanm dan reflex let down pada wanita menyusui
o Posisi alternated saat menyusui
o Penggunaan preparat hormone atau pelumas untuk ketidaknyamanan
Kebutuhan waktu utuk bersama dengan pasangan dan berpisah dengan bayinya
o Keadaan umum.
o Hasil pemantauan partograf (warning di garis
waspada)
o Proses kelahiran plasenta (spontan, dengan
eksplorasi).
o Apakah persalinan dengan pacuan uteri tonika.
o Pemantauan kontraksi uterus di 2 jam post partum.
1. semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan,
pre eklampsi, dan juga infeksi lain.
2. Partus lama terutama dengan ketuban pecah dini.
3. Tindakan bedah vagina, yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.
1. data subjektif
2. data objektif
1. deteksi melalui :
a. data subjektif
b. data objektif
c. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan EKG
Penanganan :
1. perbanyak istirahat.
2. diet TKTP rendah garam.
3. pemantauan melekat vital sign
4. rujuk ke ahli penyakit dalam (bagi seorang bidan) jika dalam RS lakukan
kolaborasi dengan ahli lain (ahli penyakit dalam, ahli gizi)
9.1.5 demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
a. data subjektif
b. data objektif
c. pemeriksaan laboratorium
Penanganan:
9.1.6 payudara yang berubah jadi merah, panas dan atau terasa sakit
Pada permulaan nifas, pabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian
apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air
susu. Payudara panas, keras, dan nyeri pada perabaan, serta suhu badan tidak naik. Putting
susu mendatar dan ini dapat menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran
susu juga terhalang duktus laktoferi yang menyempit karena pembesaran vena dan
pembuluh limfe. Penanganan pembendungan dilakukan dengan jalan menyokong payudara
dengan BH dan memberikan analgetik. Kadang-kadang perlu di beri stilboestrol 3 kali sehari
1 mg selama 2-3 hari (sementara waktu). Untuk mengurangi pembendungan dan
memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.
2. mastitis
1. payudara membesar
2. nyeri
Jika hal tersebut tidak lekas di beri pengobatan maka dapat terjadi abses.
Pencegahan:
1. perawatan putting susu pada masa laktasi merupakan usaha penting unutk mencegah
mastitis.
2. perawatan dengan cara membersihkan putting dengan minyak dan air hangat sebelum
dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mongering.
3. bila ada retak atau luka pada putting, sebaiknya bayi jangan menyusu pada bagian
payudara yang sakit sampai luka sembuh. ASI di keluarkan dengan pemijatan
Pengobatan :
1. segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari payudara yang sakit
dihentikan dan diberi antibiotic
2. dengan tindakan-tindakan ini, terjadinya abses dapat di cegah karena biasanya infeksi
disebabkan oleh staphylococcus aureus. Penisilin dalam dosis tinggi dapat diberikan.
3. sebelum pemberian penisilin dapat diadakan pembiakan ASI supaya penyebab mastitis
dapat benar-benar di ketahui.
4. bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit, mungkin pada abses.
Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus, sayatan dibuat sejajar.
1. analisa data
c. pada ibu post SC yang mual sampai muntah karena pengaruh obat anastesi dan
keterbatasan aktifitas (terlalu lama dalam posisi berbaring , kepala sering pusing)
penanganannya :
b. pemberian KIE mengenai pentingnya asuhan gizi yang baik untuk ibu dan bayinya
d. fasilitasi dengan pemberian bimbingan dalam menyusun menu seimbang sesuai selera ibu
1. data subjektif
2. data subjektif
a. suhu badan subfebris selama 7 hari meningkat mulai hari ke-10 sampai hari ke 20, yang
disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar, serta sukar bergerak, lebih panas
dibandingkan dengan kaki satunya.
Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dank eras pada paha
bagian atas.
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
Reflex tonik akan terjadi spasme arteri sehingga kaki menjadi bengkak, tegang,
putih, nyeri, dan dingin.
Edema kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya terdapat
pada paha, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki
kemudian mulai dari bawah keatas.
Nyeri pada betis.
3. pemeriksaan penunjang
Penanganan :
1. perawatan
3. tirah baring.
9.1.9 merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
1. data subjektif
d. riwayat perkawinan.
e. ibu anak ke …
h. umur ibu.
2. data objektif
d. cara menyusui
Penaganan :