OLEH:
MUH. AQSA
RULYANIS
YULIADI YUSUF
SRI MAHARDIKA
DOSEN:
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
kehadirat Allah Swt, karena atas berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kita masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk masih
dapat bekerja demi dunia dan akhirat kita. Tak lupa pula kita menyampaikan
sholawat dan salam kepada Rosulullah Saw, beserta sahabat dan keluarganya
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai konsep medis dan konsep
Spinalis Makalah ini bersumber dari berbagai referensi berupa buku dan artikel
ilmiah.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................
C. Tujuan penulisan....................................................................................
D. Manfaat penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Medis........................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari foramen magnum sampai
dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis
yang tidak lazim, dan hanya sedikit ditemukan dalam populasi. Namun, jika
lesi tumor tumbuh dan menekan medula spinalis, tumor ini dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
spinalis
spinalis
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Tumor medula spinalis merupakan suatu kelainan yang tidak lazim,
dan hanya sedikit ditemukan dalam populasi. Namun, jika lesi tumor
tumbuh dan menekan medula spinalis, tumor ini dapat menyebabkan
disfungsi anggota gerak, kelumpuhan dan hilangnya sensasi.
Tumor medulla spinalis adalah tumor yang berkembang dalam
tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala
karena keterlibatan medulla spinalis atau akar-akar saraf. ( Devi A.K.
Buana, 2017)
2. Anatomi dan fisiologi
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong
dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris.
Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang
disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31
pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf
Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sakral dan 1 pasang
syaraf koksigeal. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut
dengan Cauda Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui
Intervertebral foramina. Syaraf Spinal dilindungi oleh tulang vertebra
dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF. ( Devi A.K.
Buana, 2017)
a. Meningen Spinal
Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachnoid
dan piamater. Duramater yang merupakan lapisan yang kuat,
Membran fibrosa, Bersatu dengan filum terminale. Piamater berupa
lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung dengan medula
spinalis. Rongga antara periosteum dengan duramater disebut
dengan epidural yang merupakan area yang mengandung banyak
pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan
arachnoid disebut dengan subdural. Sub dural tidak mengandung
CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan
Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid,
pembuluh darah, dan akar-akar saraf. ( Devi A.K. Buana, 2017)
b. Cairan serebro spinal
Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi
dari pembuluh darah di kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan
dalam keadaan seimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh
pembuluh darah. CSF engandung air, protein dalam jumlah kecil,
oksigen dan karbondioksida, Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel darah
putih dalam jumlah kecil, dan material organik lainnya. ( Devi A.K.
Buana, 2017)
c. Struktur Internal.
Terdapat substansi abu abu dan substansi putih. Substansi Abu-abu
membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh
substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior
median fissure san median septum yang disebut dengan posterior
median septum. Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral
dan dorsal dari syaraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan
sel dan dendrit dan neuron efferen, akson tak bermyelin, syaraf
sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-
abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu:
anterior, posterior dan Comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai
input /afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu
untuk refleks silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat
syaraf bermyelin. ( Devi A.K. Buana, 2017)
3. Klasifikasi
Klasifikasi tumor berdasarkan asal dan sifat selnya :
a. Tumor Medula Spinalis Primer
Tumor Medula Spinalis Primer dapat bersifat jinak maupun
ganas. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya Astrositoma,
Neuroblastoma dan Kordoma, sedangkan yang bersifat jinak
contohnya Neurinoma, Glioma dan Ependimona (neoplasma yang
timbul pada kanalis sentralis medula spinalis).
a. Tumor Ekstradural
Tumor Ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna
vertebralis atau dari dalam ruang ekstradural. Tumor ekstradural
terutama merupakan metastasis dari lesi primer di payudara,
prostat, tiroid, paru-paru ginjal dan lambung. (Price, 2006).
b. Tumor Intardural
Tumor Intardural dibagi menjadi :
1) Tumor Ekstramedular
Tunor ekstramedular terletak antara dura dan medulla
spinalis. Tumor ini biasanya neurofibroma atau meningioma
(tumor pada meningen). Neurofibroma berasal dari radiks saraf
dorsal.
2) Tumor Intramedular
Tumor intramedular berasal berasal dari medulla spinalis
itu sendiri. Struktur histologi tumor intramedular pada dasarnya
sama dengan tumor intrakranial. Lebih dari 95% tumor ini
adalah glioma. Berbeda dengan tumor intrakranial, Tumor
intramedular cenderung lebih jinak secara histologis. (Price,
2006).
4. Etiologi
a. Tumor Medula Spinalis Primer
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum
diketahui secara pasti. Beberpa penyebab yang mungkin dan hingga saat
ini masih dalam tahap penelitian adalah virus, faktor genetik, dan bahan-
bahan kimia yang bersifat karsinogenik
b. Tumor Medula Spinalis Sekunder
Adapun tumor sekunder (metasis) disebabkan oleh sel-sel kanker
yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang
kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan
medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru
didaerah tersebut. (muttakin, Arif. 2008)
5. Patofisiologi
6. Manifestasi Klinis
a. Foramen Magnum
Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan dan tumbuh
lambat sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan
tersering adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan
hiperestesia dalam dermaton vertebra servikalis kedua (C2).
b. Servikal
Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi
radikular yang melibatkan bahu lengan dan mungkin juga
menyerang tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian
atas (misal, diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai
darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior.
c. Torakal
Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan
pada ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami
parestesia. Pasien dapat mengeluh nyeri, perasaan terjepit dan
tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan
dengan nyeri akibat gangguan intratorakal dan intra abdominal.
d. Lumbosakral
Suatu sutuasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor
yang melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak
segmen lumbal bagian bawah, segmen sakral dan radiks saraf
desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi. Kompresi
medula spinalis lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks
kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul
dan spastisitas tungkai bawah.
e. Kauda Ekuina
Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tanda-
tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau
perineum, yang kadang-kadang menjalar ke tungkai. (Muttakin,
Arif. 2008)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumorbaik intramedular
maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan funsi
neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intramedular-
ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis
yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang
mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histology
dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi radiasi
post operasi. (Muttakin, Arif. 2008)
8. Medikasi
Terapi yang dapat dilakukan pada tumor modulla spinalis adalah:
a. Deksamethason : 100 mg (mengurangi nyeri pada 85% kasus,
mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis).
b. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
1). Bila tidak ada massa epidural : rawat tumor primer (misalnya
dengan sistemik kemoterapi); terapi radiasi local pada lesi
bertulang; analgesic untuk nyeri.
2). Bila ada lesi epidural,lkukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-
4000 cc pada 10x perawatan dengan perluasan dua evel diatas
dan dibawah lesi); radias biasanya seefektif seperti laminektomi
dengan komplikasi yang lebih sedikit.
c. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/radiasi) berdasarkan derajat
blok dan kecepatan deteriorasi
1). Apabila >80% blok komplit atau perburukan yang cepat:
penatalaksanaan sesegera mungkin(bila merawat dengan radiasi,
teruskan deksamethason keesokan harinya dengan 24 mg IV
setiap 6 jam selama dua hari, laluditurunkan selama radiasi,
selama 2 minggu)
2). Bila <80% blok: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan
deksamethason 4 mg selama 6 jam, diturunkan selama
perawatan sesuai toleransi)
d. Radiasi
Terapi radiasi direkomendasikan untuk tumor intramedular yang tidak
dapat diangkat sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.
e. Pembedahan
Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya
dengan teknk myelotomy. Aspirasi ultrasonic, laser, dan mikroskop
digunakan pada pembedahan tumor medulla spinalis.
Indikasi pembedahan :
1). Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan
biopsy lesi dapat dijangkau). Catatan : lesi seperti abses epidural
dapat terjadi pada pasien dengan riwayat tumor dan dapat
disalahartikan sebagai metastase.
2). Medulla spinalis yang tidak stabil (unstable spinal).
3). Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam,
kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat); biasa
terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel
ginjal atau melanoma
4). Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.
(muttakin, Arif. 2008)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Masalah Keperawatan
1) Kelumpuhan
2) Gangguan sensibilitas
3) Gangguan nafas/kelumpuhan diafragma untuk tumor servical
tinggi
4) Gangguan sistem cerna
5) Kesukaran dalam buang air besar dan buang air kecil
6) Perawatan khusus rehabilitasi bagi penderita instabilitas tulang
punggung (Price, A. S., Wilson M. L., 2006.)
b. Data Yang Perlu Dikaji
1) Biodata
a) Umur
Tumor medula spinalis dapat terjadi pada semua kelompok
usia tetapi jarang dijumpai sebelum usia 10 tahun. (Price,
2006)
b) Jenis Kelamin
Meningioma lebih sering terjadi pada wanita usia separuh
baya. (Price, 2006)
c) Pekerjaan
Pekerjaan yang berhubungan langsung terhadap paparan bahan
kimia yang bersifat
2) Keluhan Utama
Nyeri hebat pada malam hari dan ketika tulang belakang
digerakan serta pada saat istirahat baring.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Awal dirasakan nyeri hebat pada malam hari dan saat berubah
posisi serta keluhan-keluhan lain seperti kelemahan ekstremitas,
mual muntah, kesulitan bernapas serta cara penanganannya.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat tumor baik yang ganas maupun jinak pada sistem
syaraf atau pada organ lain
2. Keluhan yang pernah dirasakan misalnya : pusing, nyeri,
gangguan dalam berbicara, kesulitan dalam menelan,
kelemahan ekstremitas.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tumor atau kanker dalam keluarga
6) Riwayat Psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan untuk
menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya
dan perubahan peran klien dalam keluarga. Apakah ada dampak
yang timbul pada klien yaitu timbul seperti ketakutan akan
kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan citra tubuh). (Price, A. S., Wilson M. L.,
2006.)
7) Pemenuhan Kebutuhan (ADL)
a) Nutrisi
Terjadi ketidakmampuan untuk menelan, mual muntah, serta
kesulitan bernapas dapat menyebabkan intake makanan yang
tidak adekuat sehingga dapat terjadi penurunan berat badan.
b) Aktivitas Istirahat tidur
1) Aktivitas
Kelemahan ekstremitas, nyeri pada punggung dapat
menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
2) Istirahat tidur
Gangguan istirahat tidur dapat terjadi akibat nyeri yang
hebat pada malam hari serta saat berbaring dan karena
cemas.
3) Hygiene personal
Terjadi peningkatan kebutuhan akan bantuan orang lain
dalam pemenuhan hygiene personal akibat adanya
kelemahan ekstremitas, penurunan tingkat kesadaran serta
nyeri.
4) Eliminasi
Terjadi gangguan BAB dan BAK (Price, A. S., Wilson
M. L., 2006.)
8) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breathing)
1. Irama pernapasan tidak teratur
2. Takipnea
3. Dispnea
4. Kesulitan bernapas
5. Pergerakan dada asimetris
b) B2 (Blood)
1. Bradikardi
2. Hipotensi
3. Sianosis
c) B3 (Brain)
1. Penurunan kesadaran
2. Nyeri pada vertebra thorakalis, vertebra servikal, vertebra
lumbalis
3. Defisit sensorik
d) B4 (Bladder)
1. Distensi kandung kemih
2. Nyeri tekan pada kandung kemih
e) B5 (Bowel)
1. Berat badan menurun
2. Nyeri abdomen
f) B6 (Bone)
1. Penurunan skala otot
2. Kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah
3. Kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki
4 . Atrofi otot betis dan kaki. (Price, A. S., Wilson M. L.,
2006.)
2. PENYIMPANGAN KDM
Hemoragi
Serabut-serabut membengkak/hancur
Spasme otot
paravertebralis
Kerusakan Kerusakan Kerusakan Gangguan
Iritasi serabut saraf
T1-T12 C5 lumbal 1 fungsi
Perasaan nyeri, ketidak rektum
nyamanan kehilangan Kehilangan Kerusakan Ketidakm dan vesica
inervasi C5 ampuan urinaria
otot ejakulasi
HR
NYERI AKUT intercostal
batuk Ketidakm
Penurunan
ampuan
Bersihan jalan
curah Inkontine Inkontinen
ejakulasi
napas
jantung nsia Usus sia urine
fungsional
Disfungsi
seksual
Fungsi
pergerakan
Kerusakan
sendi2-5
lumbal
Paraplegia
paralisis
Penekanan setempat
Kerusakan
Sindrom defisit mobilitas
Resiko kerusakan sel care fisik
integritas kulit
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
otot pernapasan
nyeri
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tumor medulla spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang
belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena
keterlibatan medulla spinalis atau akar-akar saraf.
2. Kondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh
kerusakan infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan cairan
serebrospinal.
3. Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular
maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan funsi
neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intramedular-
ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis
yang minimal atau bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang
mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histology
dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi radiasi
post operasi .
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Devi A.K. Buana, 2017. Anatomi Fisiologi & Biokimia Keperawatan. Yogyakarta
: Pustaka Baru Press
Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf. Edisi V. 2014. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka
Utama.
Shneiderman, Amiran. Tumors Of The Conus And Cauda Equina. 2006. Jakarta :
Medika Salemba.