Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan

untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Pembangunan kesehatan di

Indonesia pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara

sosial dan ekonomis (Kemenkes RI, 2015).

World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa

di dunia prevalensi penderita hipertensi pada orang dewasa berumur ≥ 18

tahun adalah sebesar 22%. Di dunia, empat dari sepuluh orang dewasa

memiliki tekanan darah yang tinggi dan sering sekali tidak disadari. Di

Indonesia, satu dari tiga orang dewasa adalah penderita Hipertensi

(Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2015). Jumlah penderita hipertensi di

dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada

1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun

1
2

ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi

(Departemen Kesehatan, 2017).

Di kawasan Asia Tenggara didapatkan data prevalensi pada tahun

2016, dimana Thailand (23,6%), Myanmar (21,5%), Indonesia (21,3%),

Vietnam (21,0%), Malaysia (19,6%), Filipina (18,6%), Brunei Darussalam

(17,9%), dan Singapura (16,0%) (WHO, 2016). Prevalensi hipertensi

berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 18 tahun menurut

provinsi, paling banyak ditemukan di Kalimantan Selatan sebanyak 44,1%

dan paling sedikit ditemukan di Papua 22,2%. Di Jawa Barat sendiri

prevalensi hipertensi sebanyak 49,1% (Riskesdas, 2018)

Berdasarkan status global Noncommunicable diseases (NCD) World

Health Organization (WHO) tahun 2014 melaporkan bahwa pada tahun

2012 sebesar 68% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena

Penyakit Tidak Menular (PTM). Perhatian terhadap PTM makin hari

makin meningkat, hal tersebut dikarenakan semakin meningkat frekuensi

kejadiannya di masyarakat. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi PTM

mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain

kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.

Prevalensi hipertensi berdasarkan Riskesdas 2013 naik dari 25,8% menjadi

34,1% (Depkes, 2018).

Dalam evaluasi paruh waktu Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan empat sasaran

utama kesehatan yang harus dicapai pada tahun 2019. Keempat sasaran
3

tersebut, salah satunya adalah meningkatkan pengendalian penyakit tidak

menular yakni prevalensi tekanan darah tinggi (Kemenkes RI, 2019).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang

dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya. Hipertensi merupakan gejala dari sebuah sindroma,

kemudian akan memicu pengerasan pembuluh darah sampai terjadi

kerusakan target organ terkait. Secara umum, hipertensi merupakan suatu

keadaan tanpa gejala, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi di dalam

arteri sehingga menyebabkan peningkatan risiko terhadap penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal

ginjal, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Yogiantoro, 2014)

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular di

dunia dan sebagai penyebab sakit nomor satu di negara maju, penyebab

sakit nomor dua di negara berkembang, penyebab nomor satu untuk risiko

stroke dan gagal jantung, dan penyebab nomor dua untuk serangan jantung

(Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2015).

Faktor-faktor resiko yang menyebabkan tekanan darah meningkat

antara lain usia, keturunan, kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih,

kolesterol, stres, dan berat badan berlebih. Gejala yang utama pada

penderita hipertensi secara umum sering terjadi yaitu sakit kepala sampai

ke tengkuk bagian belakang dan tengkuk terasa pegal. Hipertensi ini dapat

mengakibatkan terjadinya komplikasi terutama pada sistem kardiovaskuler


4

seperti stroke dan gagal jantung. Perlu dilakukan usaha untuk menekannya

dengan pengobatan yang tepat sehingga tekanan darah dapat terkontrol ke

tingkat yang normal. (Desi Marisna, 2017)

Seiring berkembangnya obat-obatan anti hipertensi selain dapat

menurunkan tekanan darah obat hipertensi digunakan dengan jangka

waktu yang lama juga memiliki efek samping yang cukup besar contohnya

sakit kepala,vertigo, angioedema, impoten dan gangguan fungsi ginjal.

Salah satu alternatif yang tepat dalam menurunkan tekanan darah tanpa

ketergantungan obat dan efek sampingnya yaitu menggunakan terapi non

farmakologi. Penanganan dengan terapi non farmakologi yang dapat

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi bisa di lakukan

dengan berbagai cara yaitu: dengan teknik mengurangi stress, penurunan

berat badan, mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, olahraga atau

aktivitas fisik, akupresur serta relaksasi (Desi Marisna, 2017).

Salah satu teknik relaksasi yang dapat dijadikan terapi alternatif

untuk hipertensi adalah pijat atau masase kaki. Association Massage

Therapy America (AMTA) mendefinisikan pijat sebagai "manipulasi

jaringan lunak manual, dan termasuk memegang, menyebabkan gerakan,

dan memberikan tekanan pada tubuh" (Fletcher, 2009). Sederhananya,

pijat adalah manipulasi terapeutik dari jaringan lunak tubuh dengan tujuan

mencapai normalisasi jaringan-jaringan itu (Wieting & Cugalj dalam buku

Ruth Lindquist dkk, 2018)


5

Masase kaki memberikan manfaat yaitu mengurangi rasa sakit pada

tubuh, bisa juga mencegah berbagai macam penyakit. Selain itu

meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meringankan

gejala migrain, membantu penyembuhan penyakit kronis, dan mengurangi

ketergantungan terhadap obat-obatan. Masase kaki ini ada teknik-teknik

dasar yang sering dipakai yaitu teknik merambatkan ibu jari, memutar

tangan dan kaki pada satu titik, serta melakukan teknik menekan dan

menahan. Rangsangan-rangsangan yang diberikan berupa tekanan pada

tangan dan kaki ini dapat memancarkan gelombang-gelombang relaksasi

ke seluruh tubuh (Desi Marisna, 2017).

Menurut penelitian yang dilakukan Sari, dkk (2014) saat ini

pengobatan untuk menangani hipertensi dilakukan dengan berbagai cara,

salah satu cara untuk mengobati hipertensi adalah dengan cara masase

kaki. Teknik pemijatan berdampak terhadap lancarnya sirkulasi darah,

menyeimbangkan aliran energi di dalam tubuh serta mengendurkan

ketegangan otot. Meskipun peneliti menganggap teknik pemijatan tidak

akan berdampak banyak pada hipertensi berat, namun beberapa penelitian

telah membuktikan bahwa masase kaki dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi ringan dan sedang. Seperti penelitian yang

dilakukan di Desa Karyawangi Kabupaten Bandung Barat pada perempuan

prehipertensi nilai rata-rata sistol sebelum masase kaki 133,4 mmHg

setelah 15 menit menjadi 120 mmHg. Diastol 83 mmHg setelah 15 menit

menjadi 73,8 mmHg ini berarti terjadi penurunan tekanan darah.


6

Tabel 1.1 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 15-59 Tahun


Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas di
Kota Sukabumi

Jumlah
Hipertensi/Tekanan
Penduduk
No Puskesmas Darah Tinggi Persentase
15 -59
tahun
L P Jumlah
1 Baros 23610 167 683 850 19.7%
2 Sukabumi 27743 110 596 706 16.3%
3 Lembursitu 11208 251 409 660 15.3%
4 Cibeureum Hilir 14760 107 268 395 9.1%
5 Benteng 18657 79 313 392 9.1%
6 Nanggeleng 10710 49 159 208 4.8%
7 Tipar 11940 93 113 206 4.8%
8 Cikundul 14097 35 139 174 4.0%
9 Pabuaran 9003 58 116 174 4.0%
10 Gedong Panjang 11670 29 140 169 3.9%
11 Selabatu 12556 41 122 163 3.8%
12 Cipelang 12185 15 81 96 2.2%
11 Sukakarya 10077 15 39 54 1.2%
13 Karang Tengah 18818 12 40 52 1.2%
14 Limus Nunggal 12090 3 22 25 0.6%
Jumlah 219324 1064 3260 4324 100%
(Dinas Kesehatan Kota Sukabumi 2018)
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi tahun 2018

(Periode Januari-Desember) tentang penyakit Hipertensi pada tabel 1.1

dapat diketahui bahwa jumlah hipertensi terbesar salah satunya terdapat di

Puskesmas Sukabumi yaitu sebanyak 706 atau sebanyak 16.3% dengan

jumlah penduduk usia 15-59 tahun sebanyak 27743 jiwa dan didominasi

oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program PTM

Puskesmas Sukabumi pada tanggal 28 Februari 2019, menyatakan bahwa

hipertensi dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami peningkatan yang


7

signifikan. Di Puskesmas Sukabumi sendiri sudah terdapat program yang

diperuntukkan untuk penderita hipertensi yaitu Program Pengelolaan

Penyakit Kronis (PROLANIS).

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) adalah suatu

sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan

secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS

Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS

Kesehatan yang menderita penyakit kronis yang bertujuan mendorong

peserta penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang

optimal pada penyandang penyakit kronis (DM tipe 2 dan hipertensi),

sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS

Kesehatan, 2016).

Salah satu kegiatan dalam program PROLANIS yang sudah

diterapkan di Puskesmas Sukabumi yaitu program klub senam Suciati

yang sudah berdiri sejak tahun 2015, kegiatan yang dilakukan dalam klub

tersebut yaitu pemberian edukasi mengenai hipertensi seperti pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, komplikasi, diet, obat tradisional,

aktivitas fisik, dan pola hidup yang mempengaruhi hipertensi. Selain itu,

klub ini mengadakan pelaksanakan senam sehat hipertensi yang dilakukan

dua minggu sekali yaitu pada minggu kedua dan minggu ke empat setiap

hari sabtu di gedung PWRI yang berada dekat dengan gedung Puskesmas

Sukabumi.
8

Data tahun 2019 menunjukkan anggota yang terdaftar dalam klub

senam Suciati Puskesmas Sukabumi yaitu sebanyak 35 orang dan tercover

dalam BPJS Kesehatan, namun pada kenyataannya tidak semua peserta

selalu dapat hadir untuk melaksanakan senam sehingga menjadikan belum

optimalnya program pelaksanaan senam sehat hipertensi yakni kurangnya

kesadaran penderita untuk meningkatkan kesehatan dan mengontrol

tekanan darah. Hal ini terjadi karena penderita hipertensi sibuk bekerja,

sibuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dan sedikit dari mereka yang

mengetahui dan mempunyai motivasi untuk menurunkan tekanan darahnya

yang tinggi.

Kesadaran penderita hipertensi untuk mengontrol tekanan darah

sangatlah penting, karena apabila penderita hipertensi memiliki harapan

agar tekanan darahnya nomal, maka penderita hipertensi akan mempunyai

motivasi untuk hidup sehat tanpa bergantung pada obat-obatan dan efek

sampingnya, dengan menunjukkan sikap yang ditunjukkan dengan niat

untuk melakukan terapi alternatif salah satunya dengan masase kaki.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 9 Maret 2019 di wilayah kerja Puskesmas Sukabumi dengan

teknik wawancara kepada 5 orang yang mempunyai penyakit hipertensi

dengan cara menanyakan pengobatan apa saja yang pernah dilakukan

untuk mengontrol tekanan darah mereka. Biasanya mereka hanya

mengandalkan obat-obatan anti hipertensi, mereka menyatakan belum

pernah mendengar dan belum pernah melakukan masase kaki untuk


9

penderita hipertensi, serta belum ada kegiatan terapi altrenatif berupa

masase kaki di Puskemas Sukabumi. Hasil ini menunjukkan bahwa

pengobatan alternatif berupa masase kaki dalam upaya menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi belum dilaksanakan di Puskesmas

Sukabumi.

Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk menawarkan alterlatif lain

dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi yaitu berupa

masase kaki. Peneliti akan mencoba untuk mengaplikasikan tindakan

masase kaki di wilayah kerja Puskesmas Kota Sukabumi untuk mengkaji

pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh masase kaki terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukabumi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dan uraian di latar belakang maka peneliti ingin

mengetahui adakah pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan

darah tinggi pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukabumi Kota Sukabumi?


10

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

adakah pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan darah tinggi

pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Kota

Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini :

a. Mengidentifikasi gambaran tekanan darah pada penderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi

sebelum dilakukan masase kaki

b. Mengidentifikasi gambaran tekanan darah pada penderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi

sesudah dilakukan masase kaki

c. Untuk mengidentifikasi pengaruh masase kaki terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna :

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah ilmu dan wawasan, memberikan

pengetahuan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian, serta


11

dapat mengetahui pengaruh masase kaki terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukabumi Kota Sukabumi.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Sukabumi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

khususnya dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan

penelitian yang akan datang.

3. Bagi Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk

Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi agar dapat meningkatkan dan

mengembangkan kualitas kegiatan-kegiatan dalam pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas terhadap

masyarakat khususnya penderita hipertensi dengan memberikan

informasi maupun edukasi tentang masase kaki untuk menurunkan

tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai