Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


“INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

NAMA ANGGOTA :
1. DEWA AYU FIBRIYANI (1633121240)
2. NI KADEK INTAN DWITA PUTRI (1633121257)
3. NI MADE NIA DWI PRAPTI (1633121283)
4. NI PUTU DIAH UTARI ASTIKA PUTRI (1633121285)
5. NI NYOMAN MEILA SANTI (1633121287)

KELAS D5
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
2018
A. INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN

Informasi pasar (dalam hal ini pasar keuangan) adalah informasi yang berasal dari
pasar yang bisa digunakan untuk analisis keuangan. Dalam pasar keuangan yang efisien
(informasi tersebar cepat), pasar mencerminkan informasi yang relevan. Dengan demikian
informasi dari pasar bisa dimanfaatkan oleh seorang analis keuangan. Sebagai contoh apabila
prospek ekonomi membaik, harga-harga saham mempunyai kecenderungan untuk naik.
Dengan demikian tanpa melakukan analisis prospek ekonomi secara langsung, seorang analis
keuangan bisa memperkirakan prospek ekonomi hanya dengan menganalisis harga-harga
saham.
Demikian juga dalam analisis risiko. Analisis bisa langsung menganalisis risiko
perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau analisis aliran kas seperti yang
dibicarakan pada bab-bab sebelumnya. Alternatif lain adalah dengan menggunakan informasi
dari pasar. Berikut ini ringkasan simbol dan arti rating yang dikeluarkan oleh lembaga rating

Rating Moody’s dan Standard & Poor’s.

Moody’s Investors Service, Inc


Aaa Kualitas paling tinggi. Pokok pinjaman terjamin dan pembayaran bunga sangat terjamin
kelancarannya.
Aa Kualitas tinggi. Mempunyai risiko jangka panjang yang relatif lebih tinggi dibandingkan
Aaa.
A Kualitas baik. Banyak investasi yang baik, tetapi ada indikasi bahwa risiko akan naik
dalam jangka panjang.
Baa Kualitas menengah. Jaminan tidak terlalu baik, tetapi juga tidak terlalu jelek. Kurang
investasi yang sangat baguis, dan bisa dikatakan agak berbau spekulatif.
Ba Spekulatif. Perlindungan terhadap hutang pokok dan pembayaran bunganya reelatif tidak
bagus.
B Karakteristik investasi yang bagus relatif kurang. Perlindungan terhadap pinjaman dan
pembayaran bunga dalam jangka panjang relatif kecil.
Caa Kualitas jelek. Barangkali bisa bangkrut. Perlindungan terhadap pinjaman dan
pembayaran bunga bisa dipertanyakan.
Ca Sangat spakulatif. Emisi obligasi bisa default (tidak terbayar) dan mempunyai banyak
kelemahan atau kekurangan.
C Rating paling rendah. Sangat kecil memperoleh investasi yang baik.

Rating Standard & Poors’s Corp

AAA Kualitas paling tinggi. Pinjaman obligasi dan bunganya terjamin baik.
AA Kualitas tinggi. Mempunyai risiko yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan AAA
A Kualitas baik. Masih dipertanyakan apabila terjadi kondisi buruk dalam jangka panjang.
BBB Cukup. Kondisi yang jelek bisa mengancam pokok pinjaman atau bunganya.
BB Dipertanyakan. Menghadapi ketidakpastian yang tinggi atau kondisi yang tidak bagus
yang bisa mengancam pokok pinjaman atau pembayaran bunganya.
B Spekulatif. Kondisi buruk memungkinkan akan merusak kemampuan membayar pokok
pinjaman atau bunganya.
CCC Risiko tinggi. Telah diidentifikasi sebagai rentan terhadap kebangkrutan (tidak mampu
membayar pinjaman atau bunganya).
D Dalam proses kebangkrutan.

Misalkan suatu perusahaan sudah di-rating-kan ke dalam salah satu kategori di atas, seorang
analis bisa membuat kesimpulan mengenai tingkat risiko perusahaan tersebut.

B. RISIKO DAN RETURN


a. RISIKO
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima
dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
semakin besar risiko investasi tersebut. Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi
risiko investasi:
1. Risiko Suku Bunga,
2. Risiko Pasar
3. Risiko Inflasi
4. Risiko Bisnis
5. Risiko Finansial
6. Risiko Likuiditas
7. Risiko Nilai Tukar
8. Risiko Negara (country risk)
- Risiko Sistematis Dan Risiko Tidak Sistematis
Risiko sistematis atau risiko pasar, yaitu risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Beberapa penulis menyebut
sebagai risiko umum (general risk), sebagai risiko yang tidak dapat didiversifikasi.
Risiko tidak sistematis atau risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko
yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan
lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Risiko
perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu
portofolio.

b. RETURN
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukannya.
Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan
yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang
jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.

Return total investasi dapat dihitung sebagai berikut:


Return total = yield + capital gain (loss)

Return Dibagi menjadi menjadi 3, yaitu :


o Return realisasi (realized return) Return yang telah terjadi (return aktual) yang
dihitung berdasarkan data historis (ex post data). Return historis ini berguna
sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa
datang (conditioning expected return)
o Return Yang Diharapkan (Expected Return) Return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi
yang bersifat sudah terjadi (ex post data), return yang diharapkan merupakan
hasil estimasi sehingga sifatnya belum terjadi (ex ante data).

o Return Yang Dipersyaratkan (Required Return) Return yang diperoleh secara


historis yang merupakan tingkat return minimal yang dikehendaki oleh
investor atas preferensi subyektif investor terhadap risiko.

- Estimasi Return Dan Risiko Sekuritas


a. Menghitung Return yang Diharapkan
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai aset tunggal (stand-alone risk),
investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat
return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan probabilitas kejadian. Secara
matematis, return yang diharapkan dapat ditulis sebagai berikut:

N
E ( R )=∑ R i pr i
I=1

dalam hal ini:


E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi

Contoh:
Sekuritas ABC memiliki skenario kondisi ekonomi seperti dalam tabel di bawah ini:
Distribusi probabilitas Sekuritas ABC :
Kondisi Ekonomi Probabilitas Return
Ekonomi Kuat 0,30 0,20
Ekonomi Sedang 0,40 0,15
Resesi 0,30 0,10

Penghitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC tersebut bisa


dihitung dengan rumus sebelumnya, seperti berikut ini:
E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] = 0,15
Jadi, return yang diharapkan dari sekuritas ABC adalah 0,15 atau 15%.

b. Metode Estimasi Return Yang Diharapkan


 Rata-rata Aritmatik dan Geometrik
Estimasi return yang diharapkan bisa dilakukan dengan perhitungan rata-rata
return baik secara aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik
(geometric mean).
 Dua metode yang dapat dipakai adalah:
1. Rata-rata aritmatik (arithmetic mean) lebih baik dipakai untuk menghitung
nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif.
2. Rata-rata geometrik (geometric mean) sebaiknya dipakai untuk menghitung
tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial dan kumulatif
(misalnya 5 atau 10 tahun berturut turut).

Kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menghitung suatu rangkaian


aliran return dalam suatu periode tertentu, misalnya return suatu aset selama 5
atau 10 tahun.

Contoh: Penghitungan Estimasi Return Yang Diharapkan


Metode Rata-rata Aritmatik dan Geometrik
Aset ABC selama 5 tahun memberikan return berturut-turut sebagai berikut:
Tahun Return (%) Return Relatif ( 1 + return)
1995 15,25 1,1525
1996 20,35 1,2035
1997 -17,50 0,8250
1998 -10,75 0,8925
1999 15,40 1,1540

Return berdasar metode arithmetic mean :


[15,25+20,35+ (−17,50 ) + (−10,75 ) +15,40]
X́ =
5
[22,75 ]
X́ = =4,55
5

Return berdasarkan metode geometric mean :


G = [(1 + 0,1525) (1 + 0,2035) (1 – 0,1750) (1 – 0,1075) (1 + 0,1540)]1/5 - 1
= [(1,1525) (1,2035) (0,8250) (0,8925) (1,1540)]1/5
= (1,1786)1/5 - 1
= 1,0334 – 1
= 0,334 = 3,34%

c. Perbandingan Metode Arithmetic Mean dan Geometric Mean :


Arithmetic Mean Geometric Mean
kadangkala bisa menyesatkan terutama yang bisa mengambarkan secara
jika pola distribusi return selama suatu lebih akurat “nilai rata-rata yang
periode mengalami prosentase perubahan sebenarnya” dari suatu distribusi
yang sangat fluktuatif return selama suatu periode tertentu
Hasil perhitungan return dengan metode Hasil perhitungan return dengan
Arithmetric Mean ( > ) metode Geometric Mean ( < )
Arithmetic Mean, akan lebih baik dipakai Penghitungan tingkat perubahan
untuk menghitung nilai rata-rata aliran aliran return pada periode yang
return yang tidak bersifat kumulatif. bersifat serial dan kumulatif
sebaiknya mengunakan metode
Geometric Mean.

d. Estimasi Risiko
Besaran risiko investasi diukur dari besaran standar deviasi dari return yang
diharapkan. Deviasi standar merupakan akar kuadrat dari varians, yang yang
menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di antara rataratanya;
semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau deviasi standar investasi
tersebut.
Rumus varians dan deviasi standar:
Varians return = σ2 = Σ [Ri – E(R)]2 pri
Deviasi standar = σ = (σ2 ) 1/2

Dalam hal ini:


σ2 = varians return
σ = deviasi standar
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
pri = probabilitas kejadian return ke-i

Contoh: Estimasi Risiko


Berikut ini adalah data return saham DEF:
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Return (Ri) Probabilitas (pri) (1) X (2) Ri – E(R) [(Ri)– E(R)]2 [(Ri – E(R)]2 pri
0,07 0,2 0,014 -0,010 0,0001 0,0002
0,01 0,2 0,002 -0,070 0,0049 0,00098
0,08 0,3 0,024 0,000 0,0000 0,00000
0,10 0,1 0,010 0,020 0,0004 0,00004
0,15 0,2 0,030 0,070 0,0049 0,00098
2
1,0 E(R) = 0,08 Varians = σ = 0,00202
Deviasi Standar = σ = (σ2)1/2 = (0,00202)1/2 = 0,0449 = 4,49%

Dalam pengukuran risiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relatif sekuritas tersebut.
Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Ukuran risiko relatif
yang bisa dipakai adalah koefisien variasi.

Standar deviasi return


Koefisien variasi = Return yang diharapkan

= 0,56125

C. RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS PORTOFOLIO


Portofolio bisa diartikan sebagai sekumpulan lebih dari satu aset. Misalkan kita
mempunyai empat saham, kita bisa mengatakan bahwa kita mempunyai portofolio saham
yang terdiri dari empat saham. Perhitungan return untuk portofolio relatif mudah, tetapi tidak
demikian halnya dengan perhitungan risiko portofolio.

Return portofolio merupkan rata-rata tertimbang dari return individual seperti berikut ini:
Rp = W1 R1 + W2 R2 + ... ... + WN RN
di mana :
Rp = Return portofolio
W1, W2, .. WN = bobot untuk masing-masing investasi
R1, R2, .. RN = Return untuk tiap-tiap alternatif investasi

D. MODEL INDEKS TUNGGAL DAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


Model indeks tunggal didasarkan pada pemikiran sebagai berikut ini:
Pada waktu kondisi perekonomian baik, ada kecenderungan harga-harga saham
individual akan membaik pula, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian daripada
mengukur return antarsaham, kita bisa mengukur korelasi antarsaham dengan cara tidak
langsung, yaitu dengan melihat korelasi antara return saham dengan faktor tertentu yang
mempengaruhi semua saham (misal kondisi perekonomian).

Model semacam itu bisa ditulis sebagai berikut:


Ri = a + βi CF
di mana :
Ri = Return suatu saham
βi = kepekaan return saham i terhadap faktor bersama (Common Factor)
CF = Common Factor (Faktor Bersama)

Faktor bersama yang sering digunakan adalah return pasar (Market Return, Rm) sehingga
model di atas sering dinamakan sebagai market model, dan ditulis sebagai berikut:
Ri = αi + βi Rm + ei
Dimana :
Ri = Tingkat pendapatan sekuritas i
Rm = Tingkat pendapatan indeks pasar
Βi = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i
αi = Intersep
ei = Random residual error

Karena menggunakan variabel tunggal, yaitu Rm, sebagai contoh common factor, model
tersebut sering juga disebut sebagai model indeks tunggal.
Pada waktu kita membicarakan diversifikasi, kita melihat bahwa diversifikasi
sempurna tidak bisa menghilangkan risiko. Risiko yang bisa dihilangkan tersebut disebut
sebagai risiko sistematis.
Contoh risiko sistematis itu adalah inflasi yang mempunyai efek pada semua
saham, bukan hanya pada satu atau dua saham. Perhatikan juga bahwa diversifikasi bisa
menghilangkan sebagian besar risiko (varians), dan diversifikasi saham sangat mudah
dilakukan. Karena itu risiko yang relevan adalah risiko sistematis, risiko yang bisa
didiversifikasikan tidak pantas dihargai. Dengan dasar pemikiran semacam itu, model
CAPM diformulasikan sebagai berikut:
Ri = Rf + βi (Rm – Rf)
di mana :
Rf = Return investari bebas risiko
βi = Beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar

Return pasar bisa dihitung melalui return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Return investasi bebas risiko bisa dilihat dari tingkat bunga deposito bank pemerintah,
karena diasumsikan bank pemerintah mempunyai perlindungan implisit, sehingga bank
pemerintah tidak mungkin bangkrut. Persamaan diatas juga bisa dibaca sebagai berikut.
Return dari suatu saham terdiri dari return bebas risiko ditambah premium risiko, yaitu βi
(Rm–Rf). Kalau kita ingin melakukan investasi pada investasi berisiko, maka tingkat
keuntungan yang diisyaratkan harus lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan
deposito. Premium risiko tergantung dari besar/kecilnya risiko sistematis. Semakin besar
risiko sistematis, akan semakin besar tingkat keuntungan yang diisyaratkan.

Beta bisa dihitung dengan formula sebagai berikut:


Βi = Kovarians Ri, Rm / Varians Rm
Kalau kita mempunyai data historis, kita bisa meregres return pasar terhadap return
saham seperti dalam model indeks tunggal di muka. Koefisien regresi yang diperoleh
merupakan beta saham tersebut.

Beta saham tersebut bisa diinterpretasikan sebagai ukuran kepekaan return saham
terhadap return pasar. Apabila beta saham >1, perubahan return pasar sebesar 10% akan
mengakibatkan return saham berubah dari 10%. Saham semacam itu disebut sebagai
saham agresif, fluktuasi return saham tersebut lebih besar dibandingkan dengan fluktuasi
return pasar. Sebaliknya, kalau beta saham <1, perubahan return pasar sebesar 10% akan
menyebabkan return saham berubah kurang dari 10%. Saham semacam ini disebut sebagai
saham defensif, fluktuasi saham tersebut lebih kecil dibandingkan dengan fluktuasi return
pasar.

G. EFISIENSI PASAR
Apabila kita membicarakan efisiensi pasar, istilah efisiensi di sini mempunyai arti
yang sangat spesifik. Biasanya efisiensi sering dikaitkan dengan perbandingan output
input, di mana semakin besar perbandingan O/I akan semakin efisien suatu usaha. Efisiensi
pasar bermula dari usaha seorang ahli statistik Mauruce Kendall yang berusaha melihat
pola pergerakan harga saham dan komoditas. Informasi baru selalu mengalir ke pasar
modal karena ada dua hal:
(1) Analis keuangan yang banyak (dan pintar).
(2) Kompetisi antar para analis. Analis yang banyak dan pintar selalu berusaha mencari
informasi yang relevan di pasar modal, yang pada dasarnya selalu berusaha mencari jalan
untuk memperoleh keuntungan di pasar modal. Kompetisi antar para analis menjamin
kualitas analisis keuangan. Kedua hal tersebut membuat informasi selalu mengalir ke
pasar modal.
Ada dua tipe analis yaitu:
1) Analis teknikan (chartist). Analis teknikal berusaha mencari pola pergerakan harga
saham masa lalu. Analis semacam ini sering juga disebut sebagai chartist karena mereka
berusaha membuat plot (chart) pergerakan harga saham.
2) Analis fundamental. Analis fundamental berusaha mencari informasi yang relevan
untuk menentukan saham mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang
overvalued (untuk dijual).

Untuk memudahkan analisis, efisiensi pasar modal dibagi menjadi tiga bagian:
(1) Efisiensi bentuk lemah: harga saham mencerminkan informasi masa lampau. Bentuk
lemah apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi harga masa lalu seperti
analisis teknikal tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten,
(2) Efisiensi bentuk setengah kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan. Bentuk setengah kuat apabila strategi investasi dengan menggunakan
informasi yang dipublikasikan seperti analisis fundamental tidak akan menghasilkan
keuntungan abnormal secara konsisten
(3) Efisiensi bentuk kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan dan informasi yang private (tidak dipublikasikan). Implikasi yang bisa
ditarik dari efisiensi pasar modal adalah pelaku pasar tidak mungkin memperoleh return
abnormal (excess return) secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai