TENTANG
BUPATI SINJAI,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
24. Tim Pelaksana Kegiatan yang selanjutnya disingkat TPK adalah Tim yang
ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Keputusan yang terdiri dari
unsur Pemerintah Desa dan unsur lembaga kemasyarakatan desa yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
25. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP adalah
Panitia yang ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Keputusan yang
terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan unsur lembaga kemasyarakatan
desa untuk melaksanakan.
26. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah
dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam pengadaan
barang/jasa.
27. Pengelolaan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan,
penghapusan, pemindatanganan, penatausahaan, penilaian, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
28. Surat Perjanjian Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Surat
Perjanjian adalah perjanjian tertulis antara TPK dengan Penyedia
Barang/Jasa atau pelaksana swakelola.
29. Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Surat Perjanjian Kerja menjadi tidak dapat dipenuhi.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa yang dibiayai
dengan dana APBDes.
Pasal 3
Peraturan Bupati disusun dengan tujuan agar dalam pengadaaan
barang/jasa dapat dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik dan sesuai
dengan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi pengadaan barang/jasa di
lingkungan Pemerintah Desa yang pembiayaannya baik sebagian atau
seluruhnya bersumber dari APBDes.
BAB IV
PRINSIP DAN ETIKA
PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Kesatu
Prinsip Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 5
Prinsip Pengadaan Barang/Jasa adalah:
a. efisien yaitu Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang
telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum;
-7-
Bagian Kedua
Etika Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 6
BAB V
PENGELOLA KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA
Bagian Kesatu
Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan
Pasal 7
(2) TPK dibentuk setelah Kepala Desa membuat dan menetapkan Rencana
Pengadaan Barang/Jasa di Desa (RPBJDes).
(3) RPBJDes sebagaimana dimaksud ayat (2) disusun oleh Tim Pelaksana
Alokasi Dana Desa yang didalamnya tercantum metode pelaksanaan
pengadaan barang/jasa, baik melalui Swakelola maupun melalui
Penyedia Barang/Jasa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(4) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
(6) Unsur perangkat desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a
adalah diutamakan Kepala Urusan Ekonomi Pembangunan dan/atau
Kepala Urusan lainnya yang memiliki kemampuan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang TPK
Pasal 8
Bagian Ketiga
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
Pasal 9
(2) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berjumlah 3 (tiga) orang, yang terdiri
atas 2 (dua) orang unsur aparatur desa dan 1 (satu) orang dari unsur
Lembaga Kemasyarakatan Desa.
(4) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas pokok dan kewenagan sebagai berikut:
a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen Surat
Perjanjian, yang dituangkan di dalam Berita Acara Hasil
Pemeriksaan;
b. menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian; dan
c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan.
(6) Tim/tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus memiliki
keahlian khusus dibidangnya, memiliki integritas dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
BAB VI
CARA PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 10
Cara pengadaan barang/jasa di desa, meliputi:
a. pengadaan barang/jasa di desa pada prinsipnya dilakukan secara
swakelola dengan memaksimalkan penggunaan material/bahan dari
wilayah setempat, dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan
partisipasi masyarakat setempat untuk memperluas kesempatan kerja
dan pemberdayaan masyarakat setempat; dan
b. pengadaan barang/jasa di desa yang tidak dapat dilaksanakan secara
swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan, dapat dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa yang dianggap mampu.
BAB VII
PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA
Bagian Kesatu
Ketentuan Umum Swakelola
Pasal 11
Bagian Kedua
Rencana Pelaksanaan
Pasal 12
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Swakelola
Pasal 13
(6) Tahap kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, TPK dapat
meminta pencairan Tahap kedua setelah TPK
mempertanggungjawabkan 100% (seratus perseratus) dari nilai uang
dimuka yang telah dipergunakan.
(7) Tahap ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, TPK dapat
meminta pencairan Tahap ketiga setelah TPK
mempertanggungjawabkan 100% (seratus perseratus) dari nilai uang
diminta pada tahap kedua yang telah dipergunakan.
(8) TPK wajib memantau kemajuan fisik semua kegiatan pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya, selanjutnya dievaluasi setiap minggu dan
membuat laporan.
BAB VII
KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA
MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA
Bagian Kesatu
Ketentuan Umum
Pasal 14
Bagian Kedua
Perencanaan
Pasal 15
Bagian Ketiga
Pelaksanaan
Pasal 16
Bagian Keempat
Perubahan Ruang Lingkup Pekerjaan
Pasal 17
(5) Untuk nilai pengadaan barang/jasa di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), dilakukan addendum surat perjanjian yang memuat
perubahan ruang lingkup pekerjaan dan total nilai pekerjaan yang
disepakati.
Bagian Kelima
Pembayaran Prestasi Kerja
Pasal 18
(1) Pembayaran atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara swakelola
dan/atau melalui penyedia barang/jasa dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. setiap pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah; dan
b. bukti Pembayaran sebagaima dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)
huruf a, dianggap sah setelah ada persetujuan dari Sekretaris Desa
selaku Koordinator Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa.
(2) Pembayaran atas prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia
barang/jasa atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, sesuai dengan
ketentuan tahapan pembayaran dalam Surat Perjanjian.
(3) Penyedia barang/jasa mengajukan permintaan pembayaran secara
tertulis kepada PKPKDes melalui TPK setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus).
(4) Pembayaran atas prestasi pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan kepada penyedia barang/jasa setelah Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan melakukan pemeriksaan yang dituangkan didalam
Berita Acara pemeriksaaan barang/pekerjaan dan Berita Acara
Penerimaan Barang/Pekerjaan.
Bagian Keenam
Keadaan Kahar
Pasal 19
(1) Yang dapat digolongkan sebagai keadaan kahar dalam Surat Perjanjian
Pengadaan Barang/Jasa di Desa meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana sosial; dan/atau
c. kebakaran.
(2) Dalam hal terjadi keadaan kahar, Penyedia Barang/Jasa
memberitahukan tentang terjadinya keadaan kahar kepada TPK secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan salinan asli pernyataan
kahar yang dikeluarkan pihak /instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3). Hal-hal merugikan dalam pengadaan barang/jasa yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian pihak penyedia barang/jasa tidak termasuk
kategori keadaan kahar.
-16-
BAB VIII
PELAPORAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
Pasal 22
(1) TPK harus menyampaikan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dan Laporan Kemajuan Fisik dan Keuangan kepada
Kepala Desa, baik secara berkala maupun insedentil.
(2) Setelah pelaksanaan pengadaan barang/jasa selesai 100% (sasaran
akhir pekerjaan telah tercapai), TPK menyerahkan hasil pengadaan
barang/jasa kepada Kepala Desa dengan Berita Acara Serah Terima
Hasil Pekerjaan.
(3) Format Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
BAB IX
FORMAT DOKUMEN
Pasal 23
Format dan bentuk dokumen pengadaan barang/jasa di Desa sebagaimana
tercantum dalam dokuman beserta lampirannya, merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
-17-
BAB X
PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN
Pasal 24
(1) Pemerintah Daerah memberikan pendampingan dan pembinaan
pengadaan barang/jasa di Desa.
(2) Pendampingan dan pembinaan sebagaima dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan oleh:
a. Tim Fasilitasi Alokasi Dana Desa;
b. Unit Layanan Pengadaan (ULP);
c. Satuan Kerja Perangkat Daerah dan unsur terkait lainnya di
Pemerintah Kabupaten Sinjai.
(3) Pendampingan dan pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1)
meliputi:
a. peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
b. pendampingan pengadaan barang/jasa; dan
c. konsultasi dan pembinaan pengadaan barang/jasa.
BAB XI
PENGAWASAN DAN SANKSI
Bagian Kesatu
Pengawasan
Pasal 25
(1) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa diawasi oleh:
a. Bupati; dan/atau
b. masyarakat;
(2) Pengendalian dan Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di
Desa dilaksanakan oleh Kepala Desa dan Camat.
(3) Inspektorat Kabupaten sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) wajib melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan
barang/jasa di desa.
(4) Setiap pengaduan tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa wajib
ditindaklanjuti oleh Camat dan Inspektorat.
Bagian Kedua
Sanksi
Pasal 26
(1) Penyedia barang/jasa dapat diberikan sanksi jika terbukti melakukan
dengan sengaja perbuatan atau tindakan sebagai berikut:
a. berusaha mempengaruhi TPK atau pihak lain yang berwenang dalam
bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung
guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan
dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian
Kerja, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. melakukan persekongkolan dengan penyedia barang/jasa lain untuk
mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan
barang/jasa, sehingga mengurangi/menghambat, memperkecil
dan/atau meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan
orang lain;
-18-
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c,
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
(1) Ketentuan pengadaan barang/jasa dalam Peraturan Bupati ini tidak
berlaku untuk pengadaan tanah di Desa.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sinjai.
Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 31 Desember 2015
BUPATI SINJAI,
ttd
H. SABIRIN YAHYA
Diundangkan di Sinjai
pada tanggal 31 Desember 2015
SEKERTARIS DAERAH KABUPATEN SINJAI,
H. TAIYEB A. MAPPASERE