Dibuat Oleh
Dosen Pembimbing
Dr. Bambang Sucondro, SH., MH.
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
MEMAHAMI PENDIDIKAN KEBANGSAAN, DEMOKRASI, DANHAK ASASI
MANUSIA (KADEHAM)
Guna mengatasi masalah tersebut diatas, pada tanggal 22 Maret 2007 yang lalu,
Pemerintah Indonesia dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mencanangkan sebuah visi bangsa yang disebut dengan Visi Indonesia 2030 atau Visi 2030
yang diprakarsai oleh Yayasan Indonesia Forum (YIP). Empat target utamanya, yaitu:
1) Pada tahun 2030, dengan jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa, Product Domestik
Bruto (PDB) Indonesia akan mencapai US$ 5,1 triliun atau bila hitung dengan
formulasi pendapatan perkapita mencapai US$ 18.000 per tahun (Rp 13.500.000 per
bulan). Dengan pencapaian tersebut Indonesia diperkirakan berada pada posisi
kelima ekonomis terbesar setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
2) Terciptanya pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan;
3) Terwujudnya kualitas hidup modern dan merata;
4) Mengantarkan sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk dalam daftar “Fortune 500
Companies”.
Sebelumnya, sebagai salah satu solusi, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dengan
TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia yang religious, manusiawi,
bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan Negara. Adapun indicator keberhasilan ketetapan tersebut antara lain:
Salah satu indicator keberhasilan dituangkan dalam UU Nomor: 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional melalui Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, khususnya
Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Rasa kebangsaan diperlukan untuk:
1) Menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan disegani oleh bangsa
lain.
2) Mempererat persatuan dan kesatuan, baik dalam arti spirit maupun geografi
sehingga dapat meniadakan frontier.
3. HAKIKAT, VISI, DAN MISI, PEDIDIKAN KADEHAM
a. Hakikat Pendidikan KADEHAM
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak kearah
yang dikehendaki. Tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan pribadi anggota
masyarakat madani yang bercirikan demokratis, kepastian hukum, egalitor,
penghargaan tinggi terhadap human dignity, kemajuan budaya dan bangsa dalam
suatu kesatuan, dan religious.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Hakikat pendidikan KADEHAM bertujuan membekali dan memantapkan peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga Negara
Indonesia yang pancasilais dengan Negara dan sesame warga Negara. Dengan
kemampuan dasar, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis,
bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis; berpandangan luas; bersikap
demokratis dan berkeadaban.
b. Visi, Misi, Tujuan Pendidikan KADEHAM
1) Visi
Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan dan pengembangan
program studi dalam mengantarkan peserta didik memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia Indonesia Visi 2030
2) Misi
Membantu peserta didik memantapkan kepribadiannya agar secara
konsisiten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan
dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa
tanggung jawab.
4. TUJUAN PENDIDIKAN KADEHAM
Secara umum tujuan pendidikan KADEHAM adalah agar pesera didik memiliki motivasi
bahwa pendidikan KADEHAM yang diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan
peranan dan kedudukan individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai
warga Negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya.
Sedangkan secara khusus pendidikan KADEHAM bertujuan, sebagai berikut:
Pertama, membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara baik ditingkat local, nasional, regional, maupun
global;
Kedua, memberdayakan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan
integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis serta
menegakkan etika kemajemukan;
Ketiga, menghasilkan peserta didik yang berpikir komprehensif, analitis, kritis, serta
bangga terhadap bangsa dan Negara, bertindak demokratis, dan menjunjung tinggi nilai-
nilai HAM dengan berpegangan teguh pada ideology pancasila dan UUD 1945;
Keempat, mengembangkan budaya dan peliku demokratis, yaitu kebebasan, persamaan,
kemerdekaan, toleransi, kemampuan mengendalikan diri, kemampuan melakukan dialog,
negosiasi, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijak, kemampuan
menyelesaikan konflik serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan menyelenggarakan Negara;
Kelima, mampu membentuk peserta didik menjadi good and responsible citizen (warga
Negara yang baik dan bertanggung jawab) melalui penanaman moral dan keterampilan
social ( social skills), sehingga kelak mereka mampu memahami dan memecahkan
persoalan-persoalan actual yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Indonesia, seperti
bangga kepada bangsa Indonesia, memiliki wawasan kebangsaan yang memadai, bersikap
toleransi, menghargai perbedaan pendapat, bersikap empati, menghargai pluralitas,
kesadaran huku dan kritik social, menjunjung tinggi HAM, mengembangkan demokratisasi
dalam berbagai kehipan social dan menghargai kearifan lingkungan.
5. KOMPETENSI PENDIDIKAN KADEHAM
Kompetensi merupakan kemampuan dan kecakapan yang terukur setelah peserta didik
mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi kemampuan akademik,
sikap dan keterampilan. Dalam pembelajaran Pendidikan KADEHAM, kompetensi dasar
atau yang sering disebut kopetensi minimal terdiri atas tiga jenis. Pertama, kecakapan dan
kemampuan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang terkait
dalam materi inti Pendidikan KADEHAM (Civic Education), yaitu kebangsaan,
demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Kedua, kecakapan dan kemampuan sikap
kewarganegaraan (Civic Disposition), antara lain pengakuan kesetaraan, toleransi,
kebersamaan, pengakuan kemajemukan, kepekaan, dan pemberdayaan warganegara
terhadap masalah berbangsa dan bernegara, antara lain masalah kebangsaan, demokrasi,
dan hak asasi manusia (HAM). Ketiga, kecakapan dan kemampuan berpartisipasi dalam
proses penataan berbangsa dan bernegara, kemampuan melakukan control terhadap
penyelenggaraan Negara dan pemerintahan, dan pemberdayaan warganegara dalam
menjaga integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar kompetensi yang wajib dikuasai peserta didik adalah mampu berpikir rasional,
bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas, dan bersikap demokratis yang
berkeadaban sebagai warga Negara Indonesia.
Pendidikan KADEHAM yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas dan
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap tersebut antara lain:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai
falsafah bangsa;
2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3) Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara
Indonesia;
4) Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara;
5) Aktif memanfaatkan iptek serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan
Negara.
6. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KADEHAM
Pendidikan kewarganegaraan mulai diselenggarakan tahun 1973/1974 merupakan
kurikulum nasional dalam bentuk pendidikan tahap awal yang diselenggarakan di tingkat
pendidikan dasar dan menengah dan tahap lanjut berbentuk Pendidikan Kewiraan di
Pendidikan Tinggi (PT).
Materi Pendidikan Kewarganegaraan juga berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai berikut :
1) Awal tahun 1979 bernama pendidikan kewiraan; materi disusun oleh lembaga
pertahanan nasional (LEMHANNAS) dan Dirjen Dikti yang berintikan wawasan
nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional, politik dan strategi
pertahanan keamanan, dan system keamanan rakyat semesta.
2) Tahun 1985 terdapat penambahan materi, yaitu pengar meliputi pengetahuan
pendidikan kewiraan dan hubungannya mata kuliah lain.
3) Tahun 1995 nama mata kuliah berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan;
dengan materi yang kurang lebih sama.
4) Tahun 2001 terdapat penambahan materi, yaitu hak asasi manusia, demokrasi,
otonomi daerah, lingkungan hidup, bela Negara, wawasan nusantara, ketahanan
nasional, politik dan strategi nasional.
5) Tahun 2002 keputusan Dirjen Dikti No:38/DIKTI/kep/2002, dengan materi
demokrasi, HAM, hak dan kewajiban warga Negara, bela Negara, otonomi daerah,
wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan strategi nasional.
6) Tahun 2006 keputusan Dirjen Dikti No:42/DIKTI/kep/2006 dengan materi filsafat
pancasila, identitas nasional, politik dan strategi nasional, demokrasi Indonesia,
HAM dan role of law, hak dan kewajiban warga Negara Indonesia, geopolitik,
geostrategic Indonesia.
1) Kebangsaan;
2) Demokrasi;
3) Hak Asasi Manusia (HAM);
4) Geopolitik dan geostrategic (wawasan nusantara dan ketahanan nasional);
5) Negara hukum;
6) Kewarganegaraan, Hak dan Kewajiban Warga Negara Serta Bela Negara.