intiyas@staff.uksw.edu)
106
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119
berpengaruh terhadap niat pegawai pajak seringkali berada dalam pertentangan anta-
melakukan . ra loyalitas pada organisasi, komitmen
Penelitian ini bertujuan untuk menge- moral yang lebih luas pada penegakan
tahui adanya pengaruh tekanan ketaatan hukum dan kepentingan publik, serta per-
dan yang dikondisikan sepsi dampak atau yang akan
dengan perlakuan yang tinggi dan rendah dihadapinya apabila melakukan
terhadap niat untuk melakukan . Kondisi dilema etis yang dihadapi
Dari penelitian ini diharapkan oleh tersebut sebenarnya
dapat membantu para mahasiswa yang dapat menjadi perhatian manajemen or-
ingin berkarier di bidang akuntansi lebih ganisasi untuk dikelola.
sadar terhadap berbagai skandal yang ter- dapat dipertimbangkan untuk menjadi alat
jadi di bidang akuntansi sehingga saat yang berharga dalam strategi tata kelola
mereka terjun ke dalam profesi akuntansi, perusahaan, seperti membantu melaporkan
maka mereka dapat menghindari hal-hal insiden pelanggaran yang mendukung
yang menyebabkan terjadinya krisis etis upaya menjaga keamanan tempat kerja,
profesional, serta berani mengungkapkan sekaligus melindungi dan reputasi
kecurangan yang mereka ketahui untuk organisasi (Susmanschi 2012 dalam Ba-
semakin menegakkan hukum dan keadilan gustianto dan Kholis 2015). Dari pan-
yang ada. Selain itu, penelitian ini diharap- dangan pemberi kerja, pekerja yang per-
kan dapat memberikan kontribusi bagi tama kali melapor kepada manajernya atas
pengembangan teori, terutama dalam bi- pelanggaran yang terjadi dapat memberi
dang akuntansi dan diharapkan dapat dipa- kesempatan perusahaan untuk memperbai-
kai sebagai acuan untuk riset-riset menda- ki masalah tersebut sebelum berkembang
tang. semakin rumit (Sofia . 2013). Efektivi-
tas serta tindak lanjut yang
terjadi tentu menjadi beberapa hal yang
sangat penting dalam tindakan
yang dilakukan baik di sektor
swasta maupun pemerintahan, serta perlin-
merupakan suatu istilah dungan terhadap juga patut
yang muncul dimulai sejak adanya menjadi pertimbangan (Alam 2014).
yang dapat mendorong
para pegawai dari perusahaan untuk
melakukan pelaporan atas pelanggaran
yang terjadi tanpa ada rasa takut terhadap Teori ketaatan menyatakan bahwa individu
pihak yang dilaporkan (Alam 2014). Miceli yang memiliki kekuasaan merupakan suatu
dan Near (1985) mengartikan sumber yang dapat mempengaruhi perilaku
sebagai suatu pengungkapan yang dil- orang dengan perintah yang diberikannya,
akukan anggota organisasi atas suatu prak- hal ini disebabkan oleh keberadaan
tik-praktik illegal atau tanpa legitimasi kekuasaan atau otoritas yang merupakan
hukum di bawah kendali pimpinan mereka bentuk (Jamilah
kepada individu atau organisasi yang dapat 2007). Dalam beberapa situasi sosial,
menimbulkan efek tindakan perbaikan. seseorang sebagai pemilik otoritas yang
Orang yang melaporkan tindak kecurangan sah dipandang dapat mempengaruhi per-
disebut r yaitu pihak yang ilaku orang tersebut. Norma sosial mem-
dapat memberi informasitentang berbagai bolehkan pihak yang memiliki otoritas
penyimpangan atau kesalahan yang dil- yang sah untuk mengajukan permintaan
akukan oleh suatu perusahaan/organisasi dan memaksa agar bawahan mematuhinya.
publik dan ia akan menjadi informan yang Bahkan orang yang dalam kehidupan sehari
akurat bagi publikatau penegak hukum -harinya merupakan seseorang yang ber-
(Awaludin 2011). tanggung jawab dan terhormat bisa jadi
tertekan oleh otoritas dan mau saja
Pegawai atau orang yang berasal dari
melakukan tindakan kejam dalam situasi
organisasi yang menjadi
tertekan.
108
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119
109
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)
menemukan bahwa tekanan ketaatan ber- dilakukan oleh Winardi (2013) yang menun-
pengaruh terhadap yang jukkan bahwa ternyata variabel
dibuat oleh auditor junior. Jamilah tidak mampu menjadi
(2007) melakukan survey terhadap auditor faktor yang menjelaskan minat
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik pada pegawai negeri tingkat
di Jawa Timur mengemukakan bahwa bawah. Berdasarkan argumentasi dan lan-
tekanan ketaatan berpengaruh secara sig- dasan teori, maka diajukan hipotesis kedua
nifikan terhadap keputusan audit sebagai berikut.
Berdasarkan argumentasi dan H2: Subjek akan cenderung melakukan
landasan teori, maka diajukan hipotesis saat ren-
pertama sebagai berikut. dah daripada saat ting-
H1: Subjek akan cenderung melakukan gi.
saat berada dalam kon-
disi tekanan ketaatan rendah daripada
dalam kondisi tekanan ketaatan ting-
gi.
Banyak faktor yang mempengaruhi niat
seseorang untuk melakukan
Dalam memutuskan intensi
Schutlz . (1993) mengartikan seseorang kadang dipengaruhi
adalah pandangan pega- oleh tekanan ketaatan baik tekanan yang
wai terhadap risiko pembalasan/balas den- datang dari rekan kerja maupun dari ata-
dam atau sanksi dari anggota organisasi, san. Ketika diperhadapkan
yang dapat mengurangi minat pegawai un- pada tekanan dari atasan atau rekan ker-
tuk melaporkan . Bawahan jauntuk melakukan kecurangan dan dian-
( akan mempertimbangkan cam untuk tidak melaporkan, maka akan
hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya aki- mempengaruhi perilaku da-
bat melaporkan apalagi jika lam melaporkan kecurangan yang ada.
dilakukan oleh atasannya Tekanan ketaatan merupakan perintah
( Dengan pertimbangan risiko- yang berupa paksaan dari atasan atau klien
risiko buruk yang akan muncul maka untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai
akan cenderung mengurungkan dengan standar profesi. Hasil penelitian
niatnya untuk melaporkan . Cahyaningrum dan Utami (2015) dan Ja-
Penelitian Kaplan dan Whitecotton milah (2007) menunjukkan bahwa
(2001) menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh signifikan
merupakan prediktor signifikan terhadap terhadap keputusan audit. Semakin merasa
minat auditor untuk melaporkan auditor tertekan seseorang, maka dia akan men-
lainnya yang melakukan pelanggaran gurungkan niatnya untuk mengungkapkan
aturan profesional (dalam bentuk kecurangan. yang tidak be-
). Selain itu, penelitian yang rada dalam perasaan tertekan akan lebih
dilakukan oleh Ayers dan Kaplan (2005) memungkinkan untuk melakukan tindakan
menemukan bahwa memiliki
pengaruh yang rendah bagi Hasil penelitian Kaplan dan Whitecot-
Namun dari penelitian Bagustianto ton (2001) serta Ayers dan Kaplan (2005)
dan Kholis (2015) menunjukkan bahwa menunjukkan adanya pengaruh
tidak berpengaruh terhadap yang ditanggung oleh
minat PNS melakukan tindakan terhadap niat Miceli dan
atau dengan kata lain PNS BPK RI Near (1985) mengemukakan bahwa dalam
tidak mempertimbangkan se- organisasi yang kecil kemungkinan anggota
bagai faktor yang akan mempengaruhi min- organisasi untuk mengidentifikasi
atnya untuk melakukan atau tidak sangat tinggi, sehingga kebanyakan
melakukan tindakan . memilih mengungkapkan
Temuan ini mendukung penelitian yang informasi tanpa identitas untuk
110
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119
111
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)
diprediksi tidak mengalami kegoyahan. diolah selanjutnya adalah 56. 56 data di-
Grup 4 menerima perlakuan dan peroleh berdasarkan pengecekan manipu-
modul berisikan kasus tekanan ketaatan lasi dengan melihat rerata teoritis yaitu
yang rendah serta kasus dengan sebesar 55. Apabila subjek penelitian mem-
yang rendah, hal ini memungkinkan berikan penilaian sesuai dengan manipulasi
untuk melakukan yang diberikan maka data tersebut lolos
tanpa adanya tekanan dan an- pengecekan manipulasi. Pengecekan ma-
caman yang muncul dari atasan maupun nipulasi partisipan memiliki rata-rata teori-
dari rekan yang lain, sehingga dimung- tis sebesar 55. Rata-rata teoritis tersebut
kinkan munculnya minat untuk melakukan menyimpulkan bahwa partisipan yang
paling tinggi pada Grup 4. terkena tekanan ketaatan tinggi, tekanan
Pengujian informasi untuk mengecek ketaatan rendah dan tinggi
manipulasi diberikan dalam bentuk tiga maka partisipan akan memberikan
pertanyaan. Setelah semua tahap terlewati, lebih dari 55, sebaliknya apabila partisipan
sebagai penutup diadakan sesi taklimat terkena rendah maka akan
( ) untuk mengembalikan subjek memberikan kurang dari 55.
yang menerima berbagai manipulasi ke Tabel 3 menunjukkan partisipan
kondisi yang semula. Subjek juga diberi mengalami tekanan ketaatan yang tinggi
penjelasan bahwa keterlibatan mereka da- dengan 40-90, rata-rata 66,43 lebih
lam simulasi bersifat sukarela, sehingga dari rata-rata teoritis yaitu 55. Sebaliknya,
apabila ada yang keberatan dengan perla- partisipan mengalami tekanan ketaatan
kuan yang mereka terima, dapat menarik yang rendah dengan 70-100, rata-
hasil simulasi. rata 89,64 melebihi rata-rata teoritis yaitu
Pengujian dilakukan menggunakan 55, sedangkan partisipan yang mengalami
pengujian statistik deskriptif dimulai dari manipulasi keadaan tinggi
pengecekan manipulasi data yaitu memilih dengan 50-100, rata-rata 86,07
data yang layak diolah dengan melebihi rata-rata teoritis yaitu 55. Se-
menggunakan rerata teoritis. Selanjutnya baliknya, partisipan yang mengalami
dilakukan pengujian rendah dengan 10-60,
untuk memberi keya- memiliki rata-rata 31,07 kurang dari rata-
kinan bahwa hanya manipulasi yang ber- rata teoritis yaitu 55.
pengaruh terhadap dan Berdasarkan hasil pengecekan manip-
bukan karena perbedaan karakteristik ulasi, dapat disimpulkan bahwa seluruh
(jenis kelamin, umur, dan indeks partisipan telah menerima
prestasi kumulatif) subjek. Setelah itu, dil- yang sesuai atas tekanan ketaa-
akukan uji independensi pada tan maupun . Dengan
hipotesis satu dan hipotesis dua, dan demikian dapat dilanjutkan untuk
hipotesis tiga menggunakan melakukan pengujian berikutnya.
untuk melihat adanya interaksi
atau tidaknya antar dua variabel bebas. Pengecekan Manipulasi pada Setiap Perlakuan
gecekan manipulasi, yang tidak lolos uji Tabel 3 memberikan informasi bahwa
adalah 49 mahasiswa, sehingga data yang partisipan pria berjumlah 17 orang (30 per-
113
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)
sen) dan partisipan wanita berjumlah 39 penden yaitu Grup 1 yang mengalami
orang (70 persen). Mayoritas partisipan tekanan ketaataan tinggi dan Grup 3 yang
berumur 20 tahun yaitu sebanyal 27 orang mengalami tekanan ketaatan rendah. Hal
(48 persen). Terhitung sebanyak 23 orang ini menggambarkan Grup 1 yang mengala-
(41 persen) memiliki Indeks Prestasi Kumu- mi tekanan ketaatan tinggi memiliki niat
latif (IPK) dalam 2,01-2,99; 27 orang untuk melakukan yang lebih
(48 persen) dengan IPK 3,00-3,49; rendah dengan rata-rata 57,50 dibanding
dan 6 orang (11 persen) memiliki IPK ≥ Grup 3 yang mengalami tekanan ketaatan
3,50. rendah memiliki rata-rata 93,92 yang men-
dekati niat melakukan
yaitu 100.
Sebelum melakukan pengujian terhadap
Hasil Pengujian Hipotesis 1
hipotesis, dilakukan pengujian randomisasi
atas karasteristik demografi profil
partisipan menggunakan Uji
. Pengujian ini dilakukan untuk menge- Tinggi 28 57,50 16,02 Ter-
tahui a pa k a h faktor demografi -10,56 0,00 duku
Ren- ng
mempengaruhi pengambilan keputusan. dah
28 93,92 8,75
semakin besar. Penelitian Sabang (2013) rendah dengan rata-rata 48,21 dibanding
menunjukkan bukti empiris bahwa auditor Grup 4 yang mengalami tekanan ketaatan
internal masih mempertimbangkan konsek- rendah dengan rata-rata 87,14 yang men-
uensi yang diperolehnya jika menjadi dekati niat untuk melakukan
, konsekuensi tidak etis tersebut yaitu 100.
akan lebih cepat diperoleh dari atasan Hasil pengujian statistik H2
dibandingkan dengan dari pihak lain. Ca- mengintepretasikan nilai
hyaningrum dan Utami (2015) juga dalam
menemukan bahwa keputusan audit dalam adalah sebesar 0,000
tekanan ketaatan rendah lebih akurat da- lebih kecil dari (0,05), sehingga
ripada keputusan audit dalam kondisi disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
tekanan ketaatan tinggi. Hal ini juga sesuai bermakna secara statistik atau signifikan
dengan penelitian milik Jamilah pada probabilitas 5 persen. Hasil pengujian
(2007) yang menunjukkan bahwa tekanan tersebut menerangkan bahwa niat
ketaatan berpengaruh secara signifikan ter- melakukan berdasarkan
hadap . Auditor junior tidak yang ditanggung akan ber-
memiliki keberanian untuk tidak mentaati beda. cenderung melakukan
perintah atasan dan keinginan klien untuk saat yang di-
berpindah walaupun instruksi tersebut tid- tanggung rendah. Besarnya
ak tepat. Tekanan yang ditimbulkan karena yang ditanggung menjadi pertimbangan
adanya kekuasaan dan otoritas yang sah melakukan tindakan
yang dimiliki oleh pelaku kecurangan me- Ponemon (1994) dalam Ayers dan
nyebabkan orang yang mengetahui Kaplan (2005) mengungkapkan bahwa
kecurangan mengambil tindakan untuk tid- pembalasan atau sanksi yang dikenakan
ak melaporkan Tentunya sedi- oleh manajemen atau rekan kerja terhadap
kit yang mau mengambil risiko untuk men- adalah penentu yang paling
cari pekerjaan lain dan kehilangan ke- signifikan bagi calon untuk
percayaan sebagai konsekuensi menentang mengambil keputusan melakukan
perintah atasan dan melaporkan . menjadi salah satu
kecurangan yang menyimpang dari standar alasan responden tidak ingin melaporkan
professional. pelanggaran karena mereka takut akan
mengalami retaliasi, khususnya dalam jenis
Hasil Pengujian Hipotesis 2 pelanggaran yang melibatkan para mana-
jer. Graham (1986) dalam Zhuang (2003)
mengemukakan bahwa yang
paling dipertimbangkan adalah retaliasi
Tinggi
dari orang-orang dalam organisasi yang
28 48,21 15,16
-10,21 0,000 menentang tindakan pelaporan.
Rendah 28 87,14 13,29 Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan
Pengujian hipotesis dua (H2) juga Whitecotton (2001) serta Ayers dan Kaplan
mendukung hipotesis yang diajukan yang (2005) yang menemukan bahwa
menyatakan bahwa subjek akan cenderung berpengaruh terhadap niat melakukan
melakukan saat . merupakan
rendah daripada saat prediktor signifikan terhadap minat audi-
tinggi.Pengujian dilakukan dengan Uji tor untuk melaporkan auditor lainnya yang
dengan dua populasi inde- melakukan pelanggaran aturan profesional
penden yaitu Grup 2 yang mengalami (dalam bentuk ). Namun
tinggi dan Grup 4 yang mengala- penelitian ini tidak mendukung penelitian
mi rendah. Hal ini menggam- yang dilakukan oleh Winardi (2013) serta
barkan Grup 2 yang mengalami kondisi Bagustantio dan Nurkholis (2014) bahwa
yang tinggi memiliki niat un- tidak mampu menjadi faktor
tuk melakukan yang lebih yang menjelaskan minat
115
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)
yang rendah menunjukkan keakuratan disi tekanan ketaatan tinggi. Semakin tinggi
yang tinggi dalam penentuan potensi salah tekanan ketaatan yang dirasakan oleh
saji klien sehingga keputusan audit yang maka akan memicu
diberikan terjamin keakuratannya. untuk tidak melakukan tindakan
yang diperhadapkan dengan kondisi . yang men-
tekanan ketaatan tinggi dan galami tekanan dari atasan maka akan
yang tinggi menunjukkan intensi untuk memilih diam dan tidak melaporkan
melakukan rendah. Semakin dan bahkan melakukan apa
merasa tertekan seseorang, maka niat un- yang diinginkan oleh pelaku kecurangan
tuk melakukan akan se- yang mungkin bertentangan dengan
makin rendah. standar dan etika profesi. Sedangkan
Tindakan balas dendam dari pelaku yang berada dalam kondisi
kecurangan dan dianggap melakukan per- tekanan ketaatan rendah, akan memiliki
buatan yang tidak etis karena melaporkan keberanian untuk melakukan tindakan
atasan atau bahkan dianggap membocor- dengan mengungkapkan
kan rahasia perusahaan menjadi pertim- fakta dan bukti yang dia temukan. Sehing-
bangan untuk melaporkan kecurangan. ga niat yang akan dilakukan
Miceli dan Near (1985) yang menyebutkan oleh yang berada dalam kon-
bahwa potensial harus disi tekanan ketaatan tinggi lebih rendah
menerima perlindungan yang lebih besar dibandingkan dengan yang
untuk mendorong melakukan pelaporan berada dalam kondisi tekanan ketaatan
internal. yang diperhadapkan rendah.
dengan kondisi tekanan ketaatan dan Kedua, subjek yang berada dalam
yang rendah menunjukkan inten- kondisi yang rendah memiliki
si untuk melakukan yang niat untuk melakukan yang
tinggi, sehingga yang tidak tinggi daripada dalam kondisi
berada dalam perasaan tertekan akan lebih yang rendah. Semakin tinggi
memungkinkan untuk melakukan intensi yang akan ditanggung oleh
Kaplan dan Whitecotton maka akan mengurungkan
(2001) serta Ayers dan Kaplan (2005) niatnya untuk melakukan .
menemukan bahwa Ancaman-ancaman bahkan ketakutan tidak
mempengaruhi minat seseorang untuk akan ditindaklanjutinya kasus yang terjadi
melaporkan tindakan-tindakan kecurangan. serta dianggap melakukan tindakan tidak
Saat pelaporan kecurangan dalam suatu etis apalagi jika melaporkan atasan men-
organisasi menjadi hal yang biasa dan tid- jadi bahan pertimbangan
ak mendapatkan masalah apapun dari ling- Intensi melakukan dalam
kungan kerja maka intensi untuk kondisi yang tinggi akan lebih
melakukan semakin tinggi. rendah dibanding intensi melakukan
Niat untuk melaporkan kecurangan lebih saat yang di-
kuat ketika pelaporan lebih tanggung rendah.
rendah. Ketiga, interaksi tekanan ketaatan
dan berpengaruh secara sig-
nifikan terhadap niat untuk melakukan
. Dalam kondisi tekanan ket-
aatan rendah dan rendah,
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan
maka subjekakan memiliki niat yang tinggi
ketaatan dan terhadap niat
untuk melakukan .
melakukan melalui studi
yang diperhadapkan dengan kondisi
eksperimental. Simpulan penelitian menun-
tekanan ketaatan tinggi dan
jukkan bahwa pertama, subjek yang berada
yang tinggi menunjukkan niat untuk
dalam kondisi tekanan ketaatan yang ren-
melakukan yang rendah.
dah memiliki niat untuk melakukan
Sebaliknya, yang diperhadap-
yang tinggi daripada dalam kon-
kan dengan kondisi tekanan ketaatan dan
117
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)
118
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119
. Tesis (Tidak
. Simposi- dipublikasikan), Universitas Brawija-
um Nasional Akuntansi X, Makassar, ya, Malang.
Indonesia. Sari, N. D. dan H. Laksito. 2014. Profesion-
Kaplan, S. E. dan S. M. Whitecotton. 2001. alisme Internal Auditor dan Intensi
An Examination of Auditors’ Report- Melakukan Whistleblowing.
ing Intentions when another Auditor 3 (3): 1-8.
is Offered Client Employment. Schultz-Jr., J. J. . 1993. An Investigation
, 20 (1): of The Reporting of Questionable
45-63. Acts in an International Setting.
Lord, A. T. dan F. T. DeZoort. 2001. The . 31: 75-
impact and Moral Reasoning on Audi- 103.
tor’s Responses to Social Influence Sofia, A., N. Herawati, dan R. Zuhdi. 2013.
Pressure. Kajian empiris tentang niat whistle-
26 (3): 215-235. blowing pegawai pajak.
Miceli, M. P. dan J. P. Near. 1985. Character-
istics of Organizational Climate and 1 (1): 23-38.
Perceived Wrongdoing Associated Sweeney, P. 2008. Hotlines Helpful for
with Whistle-blowing Decisions. Blowing the Whistle.
, 38 (3): 525-544. , 24 (4): 28-31.
Park, H., J. Blenkinsopp, dan M. Park. 2014. Winardi, R. D. 2013. The Influence of Indi-
The Influence of an Observer’s Value vidual and Situational Factors on
Orientation and Personality Type on Lower-Level Civil Servants’ Whistle-
Attitudes toward Whistleblowing. blowing Intention in Indonesia.
120 (1):
121–129. , 28 (3): 361-376.
Sabang, M. I. 2013. Zhuang, J. 2003. Whistleblowing and Peer
Reporting: A Cross-Cultural Compari-
son of Canadians and Chinese. Uni-
versity of Lethbridge, Canada.
119