Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119


jab.fe.uns.ac.id

intiyas@staff.uksw.edu)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

merupakan suatu pengungkapan kecurangan yang dilakukan oleh


anggota organisasi atas suatu praktik illegal yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Tekanan ketaatan yang diberikan oleh pelaku kecurangan kepada
dapat mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk melaporkan
tindakan kecurangan. Adanya yang dapat berupa sanksi atau tindakan
balas dendam juga menjadi pertimbangan dalam melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tekanan ketaatan dan
terhadap minat Penelitian ini dilakukan di Universitas
Kristen Satya Wacana dengan partisipan mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2 antar-
subjek dengan total 105 partisipan mahasiswa yang berperan sebagai
menghasilkan 56 data siap olah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
kondisi tekanan ketaatan yang rendah niat untuk melakukan lebih
tinggi daripada dalam kondisi tekanan ketaatan tinggi. Selain itu, dalam kondisi
yang rendah niat untuk melakukan lebih tinggi da-
ripada dalam kondisi yang tinggi. Hal lain yang ditemukan adalah bah-
wa Grup yang mendapatkan tekanan ketaatan yang rendah dan yang
ditanggung rendah memiliki niat yang paling tinggi untuk melakukan

pernah terjadi di Indonesia misalnya kasus


Skandal kecurangan dalam dunia akuntansi suap oleh anggota KPU bersama auditor
telah banyak terjadi. Maraknya kecurangan BPK dengan dalih telah menerima dana
yang terjadi menarik perhatian dunia diluar insentif sebagai auditor BPK
misalnya kasus Enron dan WorldCom di- (Indonesia 2005) dan ka-
mana auditornya mengeluarkan pernyataan sus Gayus Tambunan seorang pegawai di
yang melenceng dari aturan yang ada. Ka- Direktorat Jenderal Pajak yang terlibat da-
sus tindak kecurangan akuntansi yang juga lam kasus penggelapan pajak dan akhirnya

106
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

terungkap oleh pernyataan Susno Duadji 2001). yang diterima oleh


(Anonim 2010). Kecurangan yang terjadi calon dapat berupa sanksi
menyebabkan kerugian bagi para pengguna atau balas dendam yang kemungkinan
laporan keuangan. akan dialami oleh pelapor kecurangan.
Seorang akuntan seharusnya menjadi Sanksi tersebut dapat berasal dari pihak
sumber informasi terpercaya dan bebas manajemen, atasan atau rekan kerja.
dari pengaruh pihak manapun, namun ka- bukan hanya berupa dampak/
sus pelanggaran-pelanggaran akuntansi sanksi yang diterima dari tindakan balas
tersebut justru membuat citra seorang dendam dari pelaku kecurangan, melainkan
akuntan tercoreng (Sari dan Laksito 2014). faktor etis dari tindakan tersebut (Sabang
Pelanggaran akuntansi ini dapat dicegah 2013).
dengan mengungkapkan kecurangan yang Selain itu, adanya tekanan ketaatan
ada. Salah satu alat yang efektif untuk yang diberikan oleh atasan dapat
mengungkapkan kecurangan adalah mem- mempengaruhi seseorang dalam mengam-
berdayakan (Bagustianto bil sebuah keputusan untuk melaporkan
dan Kholis 2014). Orang yang melaporkan tindakan kecurangan. Riset tekanan ketaa-
terjadinya tindak kecurangan disebut se- tan oleh DeZoort dan Lord (1994) memberi
bagai . bukti empiris bahwa auditor cenderung
Maraknya kasus-kasus kecurangan membuat keputusan tidak etis ketika
yang terjadi saat ini seperti kasus korupsi, menghadapi tekanan ketaatan dari pimpi-
penggelapan dana yang belum terungkap nannya. Tekanan ketaatan ini berpengaruh
dan berbagai kecurangan yang lain menun- terhadap pengambilan keputusan untuk
jukkan pentingnya Maha- melaporkan tindak kecurangan. Teori ket-
siswa akuntansi sebagai calon-calon pem- aatan menyatakan bahwa individu yang
impin masa depan yang nantinya akan memiliki kekuasaan merupakan suatu sum-
bekerja di bidang akuntan, auditor ekster- ber yang dapat mempengaruhi perilaku
nal dan auditor internal harus memiliki orang dengan perintah yang diberikannya.
keberanian untuk mengungkapkan Hal ini disebabkan oleh keberadaan
kecurangan yang terjadi dalam sebuah pe- kekuasaan atau otoritas yang merupakan
rusahaan. Sweeney (2008) mengungkapkan bentuk atau kemampuan
bahwa hasil studi secara konsisten menun- atasan untuk mempengaruhi bawahan ka-
jukkan bahwa terbongkarnya sebagian be- rena ada posisi khusus dalam struktur hi-
sar kasus kecurangan dalam bisnis dan erarki organisasi (Jamilah 2007). Se-
lingkungan kerja terjadi karena adanya makin tinggi jabatan seseorang maka
pegawai atau informan kunci lainnya yang pengaruh yang diberikan kepada bawahan
melakukan . Pengaduan dari akan semakin besar.
terbukti lebih efektif dalam Penelitian yang dilakukan oleh Park
mengungkap dibandingkan metode dan Blenkinsop (2009) menemukan bahwa
lainnya seperti audit internal, pengendalian perilaku, norma subjektif, dan kontrol per-
internal maupun audit eksternal ilaku secara signifikan mempengaruhi niat
(Bagustianto dan Kholis 2015). seseorang untuk menjadi .
yang mengungkapkan Bagustianto dan Kholis (2015) meneliti ten-
informasi memiliki risiko cukup tinggi tang pada pegawai Badan
dipecat, dapat dianggap melakukan per- Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
buatan yang tidak etis dan dipandang se- (BPK RI) menemukan bahwa sikap terhadap
bagai pengkhianat yang melanggar loyalitas , komitmen organisasi, ting-
suatu organisasi karena tidak menjaga ke- kat keseriusan kecurangan mempengaruhi
rahasiaan yang ada dalam perusahaan. minat PNS BPK RI, se-
Adanya yang harus di- dangkan faktor tidak ber-
tanggung karena melaporkan pengaruh terhadap minat
kecurangan yang terjadi menjadi bahan PNS BPK RI. Dalam penelitian yang dil-
pertimbangan seseorang dalam melakukan akukan oleh Sofia . (2013) menemukan
(Kaplan dan Whitecotton bahwa sosialisasi dan komitmen profesi
107
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

berpengaruh terhadap niat pegawai pajak seringkali berada dalam pertentangan anta-
melakukan . ra loyalitas pada organisasi, komitmen
Penelitian ini bertujuan untuk menge- moral yang lebih luas pada penegakan
tahui adanya pengaruh tekanan ketaatan hukum dan kepentingan publik, serta per-
dan yang dikondisikan sepsi dampak atau yang akan
dengan perlakuan yang tinggi dan rendah dihadapinya apabila melakukan
terhadap niat untuk melakukan . Kondisi dilema etis yang dihadapi
Dari penelitian ini diharapkan oleh tersebut sebenarnya
dapat membantu para mahasiswa yang dapat menjadi perhatian manajemen or-
ingin berkarier di bidang akuntansi lebih ganisasi untuk dikelola.
sadar terhadap berbagai skandal yang ter- dapat dipertimbangkan untuk menjadi alat
jadi di bidang akuntansi sehingga saat yang berharga dalam strategi tata kelola
mereka terjun ke dalam profesi akuntansi, perusahaan, seperti membantu melaporkan
maka mereka dapat menghindari hal-hal insiden pelanggaran yang mendukung
yang menyebabkan terjadinya krisis etis upaya menjaga keamanan tempat kerja,
profesional, serta berani mengungkapkan sekaligus melindungi dan reputasi
kecurangan yang mereka ketahui untuk organisasi (Susmanschi 2012 dalam Ba-
semakin menegakkan hukum dan keadilan gustianto dan Kholis 2015). Dari pan-
yang ada. Selain itu, penelitian ini diharap- dangan pemberi kerja, pekerja yang per-
kan dapat memberikan kontribusi bagi tama kali melapor kepada manajernya atas
pengembangan teori, terutama dalam bi- pelanggaran yang terjadi dapat memberi
dang akuntansi dan diharapkan dapat dipa- kesempatan perusahaan untuk memperbai-
kai sebagai acuan untuk riset-riset menda- ki masalah tersebut sebelum berkembang
tang. semakin rumit (Sofia . 2013). Efektivi-
tas serta tindak lanjut yang
terjadi tentu menjadi beberapa hal yang
sangat penting dalam tindakan
yang dilakukan baik di sektor
swasta maupun pemerintahan, serta perlin-
merupakan suatu istilah dungan terhadap juga patut
yang muncul dimulai sejak adanya menjadi pertimbangan (Alam 2014).
yang dapat mendorong
para pegawai dari perusahaan untuk
melakukan pelaporan atas pelanggaran
yang terjadi tanpa ada rasa takut terhadap Teori ketaatan menyatakan bahwa individu
pihak yang dilaporkan (Alam 2014). Miceli yang memiliki kekuasaan merupakan suatu
dan Near (1985) mengartikan sumber yang dapat mempengaruhi perilaku
sebagai suatu pengungkapan yang dil- orang dengan perintah yang diberikannya,
akukan anggota organisasi atas suatu prak- hal ini disebabkan oleh keberadaan
tik-praktik illegal atau tanpa legitimasi kekuasaan atau otoritas yang merupakan
hukum di bawah kendali pimpinan mereka bentuk (Jamilah
kepada individu atau organisasi yang dapat 2007). Dalam beberapa situasi sosial,
menimbulkan efek tindakan perbaikan. seseorang sebagai pemilik otoritas yang
Orang yang melaporkan tindak kecurangan sah dipandang dapat mempengaruhi per-
disebut r yaitu pihak yang ilaku orang tersebut. Norma sosial mem-
dapat memberi informasitentang berbagai bolehkan pihak yang memiliki otoritas
penyimpangan atau kesalahan yang dil- yang sah untuk mengajukan permintaan
akukan oleh suatu perusahaan/organisasi dan memaksa agar bawahan mematuhinya.
publik dan ia akan menjadi informan yang Bahkan orang yang dalam kehidupan sehari
akurat bagi publikatau penegak hukum -harinya merupakan seseorang yang ber-
(Awaludin 2011). tanggung jawab dan terhormat bisa jadi
tertekan oleh otoritas dan mau saja
Pegawai atau orang yang berasal dari
melakukan tindakan kejam dalam situasi
organisasi yang menjadi
tertekan.
108
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

Seseorang yang berada di bawah (1994) dalam Zhuang (2003) mengatakan


tekanan akan menyetujui melakukan per- bahwa karakteristik pribadi pelapor secara
buatan yang menyimpang dan tidak mem- signifikan mempengaruhi persepsi
iliki keberanian untuk melakukan . Seorang individu yang memiliki ke-
Perintah atasan, keinginan klien mampuan untuk mempengaruhi orang lain,
ataupun individu yang memiliki otoritas yang berada dalam posisi yang kuat dan
dapat mempengaruhi proses pembuatan dapat dengan mudah mendapatkan peker-
keputusan yang tidak jarang perintah atau- jaan yang lain, lebih menganggap
pun instruksi tersebut berindikasi untuk itu relatif kecil. Graham dalam Zhuang
melanggar atau menyimpang dari prinsip (2003) mengemukakan bahwa
etika profesi yang ada (Cahyaningrum dan yang paling dipertimbangkan adalah pem-
Utami 2015). Hal tersebut merupakan indi- balasan dari orang-orang dalam organisasi
kasi yang cukup kuat untuk menyatakan yang menentang tindakan pelaporan.
bahwa tekanan ketaatan juga
mempengaruhi seseorang untuk menjadi
dalam mengungkap
Tekanan ketaatan merupakan perintah
kecurangan yang terjadi dalam sebuah or-
yang berupa paksaan dari atasan atau klien
ganisasi. Tekanan ketaatan dapat diukur
untuk melakukan suatu penyimpangan dari
dengan keinginan untuk tidak memenuhi
standar profesi. Seseorang akan merasa
keinginan klien untuk berperilaku menyim-
berada dalam tekanan ketaatan pada saat
pang dari standar profesional,akan menen-
mendapat perintah dari atasan untuk
tang klien karena menegakkan profesional-
melakukan apa yang mereka inginkan yang
isme dan akan menentang atasan jika
mungkin bertentangan dengan standar dan
dipaksa melakukan hal yang bertentangan
etika profesi. Pada keadaan tersebut
dengan standar profesional dan moral
seseorang diperhadapkan dengan berbagai
(Jamilah 2007).
instruksi, perintah, tekanan, atau etika
profesi yang harus dipatuhi. Tekanan ket-
aatan juga yang mempengaruhi seseorang
Schutlz . (1993) mengartikan melakukan Ket ika
adalah pandangan pega- seseorang mengalami tekanan dari pelaku
wai terhadap risiko pembalasan/balas den- kecurangan untuk tidak melaporkan
dam atau sanksi dari anggota organisasi, kecurangan yang diketahuimaka dia akan
yang dapat mengurangi minat pegawai un- memilih diam dan tidak melaporkan
tuk melaporkan . Pembalasan .
dapat terjadi dalam bentuk tidak berwujud Kekuasaan pelaku kecurangan dapat
( ), misalnya penilaian kinerja menyebabkan orang yang mengetahui
yang tidak seimbang, hambatan kenaikan kecurangan menjadi tertekan sehingga
gaji, pemutusan kontrak kerja, atau dipin- terkadang tekanan ini dapat membuat
dahkan ke posisi yang tidak diinginkan seseorang mengambil tindakan untuk tidak
(Curtis 2006). melaporkan kecurangan yang dia ketahui.
menurut Sabang (2013) Jamilah (2007) berkesimpulan bahwa
bukan hanya dampak tindakan balas den- tekanan ketaatan dapat diukur dengan
dam dari pelaku kecurangan, melainkan keinginan untuk tidak memenuhi keinginan
juga keputusan menjadi pelapor dianggap klien untuk berperilaku menyimpang dari
sebagai tindakan tidak etis, misalnya standar profesional yang akan menentang
melaporkan kecurangan atasan dianggap klien karena menegakkan profesionalisme
sebagai tindakan yang tidak etis karena dan akan menentang atasan jika dipaksa
menentang atasan. Semakin besar persepsi melakukan hal yang bertentangan dengan
seseorang maka akan se- standar profesional dan moral.
makin berkurang minat orang tersebut un- Hasil penelitian Cahyaningrum dan
tuk melakukan tindakan Utami (2015) dengan melakukan eksperi-
(Bagustianto dan Kholis 2015). Hooks men pada mahasiswa pengauditan

109
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

menemukan bahwa tekanan ketaatan ber- dilakukan oleh Winardi (2013) yang menun-
pengaruh terhadap yang jukkan bahwa ternyata variabel
dibuat oleh auditor junior. Jamilah tidak mampu menjadi
(2007) melakukan survey terhadap auditor faktor yang menjelaskan minat
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik pada pegawai negeri tingkat
di Jawa Timur mengemukakan bahwa bawah. Berdasarkan argumentasi dan lan-
tekanan ketaatan berpengaruh secara sig- dasan teori, maka diajukan hipotesis kedua
nifikan terhadap keputusan audit sebagai berikut.
Berdasarkan argumentasi dan H2: Subjek akan cenderung melakukan
landasan teori, maka diajukan hipotesis saat ren-
pertama sebagai berikut. dah daripada saat ting-
H1: Subjek akan cenderung melakukan gi.
saat berada dalam kon-
disi tekanan ketaatan rendah daripada
dalam kondisi tekanan ketaatan ting-
gi.
Banyak faktor yang mempengaruhi niat
seseorang untuk melakukan
Dalam memutuskan intensi
Schutlz . (1993) mengartikan seseorang kadang dipengaruhi
adalah pandangan pega- oleh tekanan ketaatan baik tekanan yang
wai terhadap risiko pembalasan/balas den- datang dari rekan kerja maupun dari ata-
dam atau sanksi dari anggota organisasi, san. Ketika diperhadapkan
yang dapat mengurangi minat pegawai un- pada tekanan dari atasan atau rekan ker-
tuk melaporkan . Bawahan jauntuk melakukan kecurangan dan dian-
( akan mempertimbangkan cam untuk tidak melaporkan, maka akan
hal-hal buruk yang terjadi pada dirinya aki- mempengaruhi perilaku da-
bat melaporkan apalagi jika lam melaporkan kecurangan yang ada.
dilakukan oleh atasannya Tekanan ketaatan merupakan perintah
( Dengan pertimbangan risiko- yang berupa paksaan dari atasan atau klien
risiko buruk yang akan muncul maka untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai
akan cenderung mengurungkan dengan standar profesi. Hasil penelitian
niatnya untuk melaporkan . Cahyaningrum dan Utami (2015) dan Ja-
Penelitian Kaplan dan Whitecotton milah (2007) menunjukkan bahwa
(2001) menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh signifikan
merupakan prediktor signifikan terhadap terhadap keputusan audit. Semakin merasa
minat auditor untuk melaporkan auditor tertekan seseorang, maka dia akan men-
lainnya yang melakukan pelanggaran gurungkan niatnya untuk mengungkapkan
aturan profesional (dalam bentuk kecurangan. yang tidak be-
). Selain itu, penelitian yang rada dalam perasaan tertekan akan lebih
dilakukan oleh Ayers dan Kaplan (2005) memungkinkan untuk melakukan tindakan
menemukan bahwa memiliki
pengaruh yang rendah bagi Hasil penelitian Kaplan dan Whitecot-
Namun dari penelitian Bagustianto ton (2001) serta Ayers dan Kaplan (2005)
dan Kholis (2015) menunjukkan bahwa menunjukkan adanya pengaruh
tidak berpengaruh terhadap yang ditanggung oleh
minat PNS melakukan tindakan terhadap niat Miceli dan
atau dengan kata lain PNS BPK RI Near (1985) mengemukakan bahwa dalam
tidak mempertimbangkan se- organisasi yang kecil kemungkinan anggota
bagai faktor yang akan mempengaruhi min- organisasi untuk mengidentifikasi
atnya untuk melakukan atau tidak sangat tinggi, sehingga kebanyakan
melakukan tindakan . memilih mengungkapkan
Temuan ini mendukung penelitian yang informasi tanpa identitas untuk

110
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

menghindari potensi retaliasi. Adanya risi- Subjek diminta berperan sebagai


ko pembalasan yang berasal dari atasan divisi produksi yang salah satu
atau rekan kerja dapat mengurangi minat perusahaan yang bergerak di bidang
calon untuk melakukan tin- produk elektronik yang mengetahui adanya
dakan Anggota organisasi kecurangan yang yang dilakukan oleh
yang kehilangan pekerjaannya atau kepala divisi pembelian dengan salah satu
mendapatkan gangguan setelah melakukan resistor. Subjek berperan sebagai
mungkin akan memandang karena yang biasanya terli-
pelaporan sebagai tindakan yang harus bat dalam proses kecurangan yang terjadi
dibayar mahal dan dihukum (Miceli dan di perusahaan adalah .
Near 1985). Semakin besar persepsi Selain itu, umumnya bawahan sangat
seseorang maka akan semakin rentan atas pengaruh lingkungan kerja
berkurang minat orang tersebut untuk yang memiliki otoritas yang lebih tinggi
melakukan tindakan . Niat dan memegang peranan penting dalam pe-
untuk melaporkan kecurangan lebih kuat rusahaan.
ketika pelaporan dipersepsi-
kan lebih rendah. Berdasarkan argumentasi
dan landasan teori, maka diajukan
Variabel dependen dalam penelitian ini
hipotesis ketiga sebagai berikut.
adalah niat , yaitu suatu
H3: Dalam kondisi tekanan ketaatan ren- pengungkapan yang dilakukan anggota or-
dah dan rendah, maka ganisasi atas suatu praktik-praktik illegal
subjek akan memiliki niat yang tinggi atau tanpa legitimasi hukum di bawah ken-
untuk melakukan . dali pimpinan mereka kepada individu atau
organisasi yang dapat menimbulkan efek
tindakan perbaikan (Miceli dan Near 1985).
Variabel independen dalam penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ini antara lain (1) Tekanan ketaatan, meru-
mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis pakan kondisi yang dialami seseorang apa-
Universitas Kristen Satya Wacana. Sampel bila dihadapkan pada sebuah dilema bahwa
dipilih dengan menggunakan suatu perintah dari pimpinan yang mem-
, yaitu mahasiswa akuntansi yang iliki kuasa lebih tinggi menyebabkan indi-
telah mengambil kelas audit internal. Dari vidu taat pada perintah yang bertentangan
105 partisipan yang telah lolos dari per- dengan nilai-nilai yang diyakininya (Lord
tanyaan manipulasi, terdapat sebanyak 56 dan DeZoort 2001), (2) , yaitu
mahasiswa yang lolos untuk diuji. Profil pandangan pegawai terhadap risiko pem-
partisipan yang diuji dalam penelitian ini balasan atau sanksi dari anggota organisasi
disajikan dalam Tabel 1. (manajemen, atasan, atau rekan kerja) yang
dapat mengurangi minat pegawai untuk
melakukan tindakan (Shultz
Profil Partisipan 1993) Semakin besar persepsi
akan semakin mengurangi minat
. dalam
Pria 17 30% penelitian ini diukur dalam skala 10
Wanita 39 70% (tingkat pengungkapan rendah) sampai 100
(tingkat pengungkapan tinggi). Modul
20 27 48% penugasan audit tersebut disusun ber-
21 19 34% dasarkan adopsi penelitian eksperimen Ca-
22 4 7% hyaningrum dan Utami (2015).
≥ 22 6 11%

2,01 – 2,99 23 41%


3,00 – 3,49 27 48% Desain penelitian ini menggunakan studi
≥ 3,50 6 11% eksperimental 2 x 2 antarsubjek dengan

111
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

menggunakan variabel niat ruangan yang berbeda namun memiliki


sebagai variabel dependen serta variabel kondisi ruangan yang sama. Ruang pertama
tekanan ketaatan dan variabel dengan perlakuan tekanan ketaatan tinggi
sebagai variabel independen. disertai dengan pengerjaan modul
Pada awal eksperimen, seluruh tinggi dan rendah, sementara ruang
partisipan dibagi dalam empat kelompok kedua dengan perlakuan tekanan ketaatan
secara acak. Dua kelompok menerima per- rendah. Perlakuan atas kondisi ruangan ini
lakuan tekanan ketaatan yang tinggi untuk mengefektifkan randomisasi, bahwa
dengan tinggi dan hanya manipulasi berbeda yang diterima
rendah dan dua kelompok yang lain oleh subjek. Kondisi ruangan eksperimen
menerima perlakuan tekanan ketaatan tidak memiliki perbedaan karakteristik dan
yang rendah dengan tinggi diharapkan tidak memengaruhi niat
dan rendah juga. melaporkan yang diberikan subjek.
Mahasiswa yang berperan sebagai Tahap manipulasi hanya diberikan
divisi produksi mempelajari mod- dalam modul simulasi yang berisi kasus.
ul yang berisikan kasus kecurangan yang Grup 1 diberi modul berisikan kasus
telah disiapkan. Dalam modul tersebut tekanan ketaatan tinggi dengan bentuk
berisikan profil perusahaan tempat perintah yang dipaksa oleh kepala divisi
bekerja, kasus kecurangan yang untuk melakukan tindakan kecurangan
dilakukan oleh kepala divisi pembelian membantu supplier mendapatkan kontrak
dengan salah satu resistor yang baru dari perusahaan disertai dengan ka-
telah didesain dengan tingkat tekanan ket- sus yang tinggi yakni subjek
aatan tinggi dan tekanan ketaatan rendah diancam akan dipecat dan dipermalukan
serta kasus yang berisikan jika melaporkan yang dil-
yang akan ditanggung oleh akukan oleh kepala divisi pembelian yang
apabila melaporkan kecurangan yang ter- dihormati di perusahaan. Resiko yang be-
jadi. sar inilah yang akan membuat partisipan
Pembagian Distribusi Analisis Pengumpulan
mempertimbangkan melaporkan
Kelompok Modul Modul
Eksperimen Penugasan Penugasan kecurangan tersebut. Selain itu partisipan
diberikan perlakuan yang sehingga
memberikan tekanan untuk mengikuti
Alur Eksperimen
kemauan pelaku kecurangan.
Alur eksperimen dilakukan sesuai Grup 2 menerima perlakuan yang sa-
dengan Bagan 1. Tahap pertama, seluruh ma dengan Grup 1 dalam hal tekanan ket-
partisipan dibagi secara random dalam em- aatan yang tinggi serta kasus dengan ting-
pat Grup yaitu Grup 1 (tekanan ketaatan kat rendah yakni subjek tidak
tinggi dan tinggi), Grup 2 akan menerima resiko apapun dari perus-
(tekanan ketaatan tinggi dan ahaan ataupun lingkungan kerja jika
rendah), Grup 3 (tekanan ketaatan rendah melaporkan tindak kecurangan yang dil-
dan tinggi), dan Grup 4 akukan oleh kepala divisi pembelian
(tekanan ketaatan rendah dan dengan salah satu .
rendah). Matriks desain penelitian eksperi- Grup 3 menerima modul yang berisi-
mental dijelaskan ke dalam Tabel 2. kan tingkat yang tinggi seper-
ti Grup 1 serta modul tekanan ketaatan
rendah terhadap subjek dalam bentuk
Matriks Eksperimen Penelitian perintah untuk memilih supplier sesuai
dengan kriteria perusahaan dan selalu di-
ingatkan tidak berbuat curang dan selalu
Tinggi Rendah
bertindak jujur. Partisipan dalam Grup 3
Tekanan Tinggi Grup 1 Grup 2
Ketaatan tidak menerima tekanan dari atasan untuk
Rendah Grup 3 Grup 4
mengikuti keinginannya melakukan per-
Masing-masing grup terpisah di dua buatan curang sehingga kemauan
untuk melakukan
112
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

diprediksi tidak mengalami kegoyahan. diolah selanjutnya adalah 56. 56 data di-
Grup 4 menerima perlakuan dan peroleh berdasarkan pengecekan manipu-
modul berisikan kasus tekanan ketaatan lasi dengan melihat rerata teoritis yaitu
yang rendah serta kasus dengan sebesar 55. Apabila subjek penelitian mem-
yang rendah, hal ini memungkinkan berikan penilaian sesuai dengan manipulasi
untuk melakukan yang diberikan maka data tersebut lolos
tanpa adanya tekanan dan an- pengecekan manipulasi. Pengecekan ma-
caman yang muncul dari atasan maupun nipulasi partisipan memiliki rata-rata teori-
dari rekan yang lain, sehingga dimung- tis sebesar 55. Rata-rata teoritis tersebut
kinkan munculnya minat untuk melakukan menyimpulkan bahwa partisipan yang
paling tinggi pada Grup 4. terkena tekanan ketaatan tinggi, tekanan
Pengujian informasi untuk mengecek ketaatan rendah dan tinggi
manipulasi diberikan dalam bentuk tiga maka partisipan akan memberikan
pertanyaan. Setelah semua tahap terlewati, lebih dari 55, sebaliknya apabila partisipan
sebagai penutup diadakan sesi taklimat terkena rendah maka akan
( ) untuk mengembalikan subjek memberikan kurang dari 55.
yang menerima berbagai manipulasi ke Tabel 3 menunjukkan partisipan
kondisi yang semula. Subjek juga diberi mengalami tekanan ketaatan yang tinggi
penjelasan bahwa keterlibatan mereka da- dengan 40-90, rata-rata 66,43 lebih
lam simulasi bersifat sukarela, sehingga dari rata-rata teoritis yaitu 55. Sebaliknya,
apabila ada yang keberatan dengan perla- partisipan mengalami tekanan ketaatan
kuan yang mereka terima, dapat menarik yang rendah dengan 70-100, rata-
hasil simulasi. rata 89,64 melebihi rata-rata teoritis yaitu
Pengujian dilakukan menggunakan 55, sedangkan partisipan yang mengalami
pengujian statistik deskriptif dimulai dari manipulasi keadaan tinggi
pengecekan manipulasi data yaitu memilih dengan 50-100, rata-rata 86,07
data yang layak diolah dengan melebihi rata-rata teoritis yaitu 55. Se-
menggunakan rerata teoritis. Selanjutnya baliknya, partisipan yang mengalami
dilakukan pengujian rendah dengan 10-60,
untuk memberi keya- memiliki rata-rata 31,07 kurang dari rata-
kinan bahwa hanya manipulasi yang ber- rata teoritis yaitu 55.
pengaruh terhadap dan Berdasarkan hasil pengecekan manip-
bukan karena perbedaan karakteristik ulasi, dapat disimpulkan bahwa seluruh
(jenis kelamin, umur, dan indeks partisipan telah menerima
prestasi kumulatif) subjek. Setelah itu, dil- yang sesuai atas tekanan ketaa-
akukan uji independensi pada tan maupun . Dengan
hipotesis satu dan hipotesis dua, dan demikian dapat dilanjutkan untuk
hipotesis tiga menggunakan melakukan pengujian berikutnya.
untuk melihat adanya interaksi
atau tidaknya antar dua variabel bebas. Pengecekan Manipulasi pada Setiap Perlakuan

Pengecekan manipulasi atas tekanan ketaa-


Tinggi 10-100 55 40 – 90 66,43
tan dan dilakukan untuk
menentukan partisipan yang lolos untuk Rendah 10-100 55 70–100 89,64

diuji. Partisipan yang telah lolos dari 10


pertanyaan dan pengujian infor-
Tinggi 10–100 55 50–100 86,07
masi tentang profil perusahan sebanyak
105 mahasiswa. Setelah dilakukan pen- Rendah 10–100 55 10 60 31,07

gecekan manipulasi, yang tidak lolos uji Tabel 3 memberikan informasi bahwa
adalah 49 mahasiswa, sehingga data yang partisipan pria berjumlah 17 orang (30 per-
113
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

sen) dan partisipan wanita berjumlah 39 penden yaitu Grup 1 yang mengalami
orang (70 persen). Mayoritas partisipan tekanan ketaataan tinggi dan Grup 3 yang
berumur 20 tahun yaitu sebanyal 27 orang mengalami tekanan ketaatan rendah. Hal
(48 persen). Terhitung sebanyak 23 orang ini menggambarkan Grup 1 yang mengala-
(41 persen) memiliki Indeks Prestasi Kumu- mi tekanan ketaatan tinggi memiliki niat
latif (IPK) dalam 2,01-2,99; 27 orang untuk melakukan yang lebih
(48 persen) dengan IPK 3,00-3,49; rendah dengan rata-rata 57,50 dibanding
dan 6 orang (11 persen) memiliki IPK ≥ Grup 3 yang mengalami tekanan ketaatan
3,50. rendah memiliki rata-rata 93,92 yang men-
dekati niat melakukan
yaitu 100.
Sebelum melakukan pengujian terhadap
Hasil Pengujian Hipotesis 1
hipotesis, dilakukan pengujian randomisasi
atas karasteristik demografi profil
partisipan menggunakan Uji
. Pengujian ini dilakukan untuk menge- Tinggi 28 57,50 16,02 Ter-
tahui a pa k a h faktor demografi -10,56 0,00 duku
Ren- ng
mempengaruhi pengambilan keputusan. dah
28 93,92 8,75

Tiga karasteristik demografi yang te-


Hasil pengujian statistik H1
lah ditentukan yaitu jenis kelamin, IPK dan
mengintepretasikan nilai
usia, ketiganya memiliki tingkat nilai
dalam
( .) lebih besar dari (0,05),
adalah sebesar 0,000
sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga
lebih kecil dari (0,05), sehingga
indikator tidak mempengaruhi penilaian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
atas . Randomisasi dengan
bermakna secara statistik atau signifikan
demikian dikatakan efektif karena hanya
pada probabilitas 5 persen. Hasil pengujian
perlakuan yang mempengaruhi keputusan
tersebut menerangkan bahwa niat
pelaporan subjek.
melakukan tindakan ber-
dasarkan tekanan ketaatan yang terjadi
dalam perusahaan akan berbeda. Niat
Hasil Uji
melakukan tindakan dalam
keadaan tekanan ketaatan rendahlebih
tinggi dibanding dalam keadaan tekanan
Tidak Ber- ketaatan yang tinggi. Tingginya tekanan
254,828 0,500 pengaruh
ketaatan menyebabkan seseorang takut
557,480 untuk melaporkan kecurangan yang
d i k e t a h u i n ya dalam pe r u s a h a a n .
Tidak Ber-
461,720 0,481 pengaruh Kekuasaaan pelaku kecurangan menyebab-
kan seseorang yang mengetahui tindakan
557,338
kecurangan menjadi tertekan dan tidak
Tidak Ber- memiliki keberanian untuk melakukan tin-
1533,00
0,062 pengaruh dakan
2
536,804 Hasil uji hipotesis ini mendukung
hasil penelitian DeZoort dan Lord (1994)
yang menemukan bahwa tekanan ketaatan
Hipotesis satu (H1) pada penelitian ini mengakibatkan pengaruh yang berlawanan
menyatakan bahwa subjek akan cenderung pada auditor, sehingga mem-
melakukan saat berada da- berikan bukti yang konsisten bahwa audi-
lam kondisi tekanan ketaatan rendah da- tor rentan terhadap dari
ripada dalam kondisi tekanan ketaatan atasan. Semakin tinggi kekuasaan pelaku
tinggi. Pengujian dilakukan dengan Uji kecurangan, maka pengaruh tekanan untuk
dengan dua populasi inde- tidak melaporkan kecurangan yang terjadi
114
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

semakin besar. Penelitian Sabang (2013) rendah dengan rata-rata 48,21 dibanding
menunjukkan bukti empiris bahwa auditor Grup 4 yang mengalami tekanan ketaatan
internal masih mempertimbangkan konsek- rendah dengan rata-rata 87,14 yang men-
uensi yang diperolehnya jika menjadi dekati niat untuk melakukan
, konsekuensi tidak etis tersebut yaitu 100.
akan lebih cepat diperoleh dari atasan Hasil pengujian statistik H2
dibandingkan dengan dari pihak lain. Ca- mengintepretasikan nilai
hyaningrum dan Utami (2015) juga dalam
menemukan bahwa keputusan audit dalam adalah sebesar 0,000
tekanan ketaatan rendah lebih akurat da- lebih kecil dari (0,05), sehingga
ripada keputusan audit dalam kondisi disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
tekanan ketaatan tinggi. Hal ini juga sesuai bermakna secara statistik atau signifikan
dengan penelitian milik Jamilah pada probabilitas 5 persen. Hasil pengujian
(2007) yang menunjukkan bahwa tekanan tersebut menerangkan bahwa niat
ketaatan berpengaruh secara signifikan ter- melakukan berdasarkan
hadap . Auditor junior tidak yang ditanggung akan ber-
memiliki keberanian untuk tidak mentaati beda. cenderung melakukan
perintah atasan dan keinginan klien untuk saat yang di-
berpindah walaupun instruksi tersebut tid- tanggung rendah. Besarnya
ak tepat. Tekanan yang ditimbulkan karena yang ditanggung menjadi pertimbangan
adanya kekuasaan dan otoritas yang sah melakukan tindakan
yang dimiliki oleh pelaku kecurangan me- Ponemon (1994) dalam Ayers dan
nyebabkan orang yang mengetahui Kaplan (2005) mengungkapkan bahwa
kecurangan mengambil tindakan untuk tid- pembalasan atau sanksi yang dikenakan
ak melaporkan Tentunya sedi- oleh manajemen atau rekan kerja terhadap
kit yang mau mengambil risiko untuk men- adalah penentu yang paling
cari pekerjaan lain dan kehilangan ke- signifikan bagi calon untuk
percayaan sebagai konsekuensi menentang mengambil keputusan melakukan
perintah atasan dan melaporkan . menjadi salah satu
kecurangan yang menyimpang dari standar alasan responden tidak ingin melaporkan
professional. pelanggaran karena mereka takut akan
mengalami retaliasi, khususnya dalam jenis
Hasil Pengujian Hipotesis 2 pelanggaran yang melibatkan para mana-
jer. Graham (1986) dalam Zhuang (2003)
mengemukakan bahwa yang
paling dipertimbangkan adalah retaliasi
Tinggi
dari orang-orang dalam organisasi yang
28 48,21 15,16
-10,21 0,000 menentang tindakan pelaporan.
Rendah 28 87,14 13,29 Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan
Pengujian hipotesis dua (H2) juga Whitecotton (2001) serta Ayers dan Kaplan
mendukung hipotesis yang diajukan yang (2005) yang menemukan bahwa
menyatakan bahwa subjek akan cenderung berpengaruh terhadap niat melakukan
melakukan saat . merupakan
rendah daripada saat prediktor signifikan terhadap minat audi-
tinggi.Pengujian dilakukan dengan Uji tor untuk melaporkan auditor lainnya yang
dengan dua populasi inde- melakukan pelanggaran aturan profesional
penden yaitu Grup 2 yang mengalami (dalam bentuk ). Namun
tinggi dan Grup 4 yang mengala- penelitian ini tidak mendukung penelitian
mi rendah. Hal ini menggam- yang dilakukan oleh Winardi (2013) serta
barkan Grup 2 yang mengalami kondisi Bagustantio dan Nurkholis (2014) bahwa
yang tinggi memiliki niat un- tidak mampu menjadi faktor
tuk melakukan yang lebih yang menjelaskan minat
115
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

pada Data Hipotesis 3


Pelaksanaan pengujian hipotesis 3
didukung dengan hasil hipotesis 1 dan
hipotesis 2. Berdasarkan matriks eksperi-
men kondisi tekanan ketaatan yang rendah
77954,46 0,000
dan rendah diduga mampu
Tekanan Ketaatan 5207,14 0,000 memiliki niat yang tinggi untuk melakukan
7544,64 0,000 .
Tekanan Ketaatan* Grup 1 dengan perlakuan tekanan
350,00 0,015
ketaatan tinggi dan tinggi
menunjukkan paling rendah diantara
pada pegawai negeri tingkat bawah.
empat Grup yang lainnya yaitu sebesar
Pengujian efek interaksi dilakukan
54,29, menunjukkan mem-
untuk menguji hipotesis tiga (H3). Pen-
iliki niat untuk melakukan
gujian ini membandingkan rerata niat un-
mendekati tidak melaporkan
tuk melakukan pada dua
kecurangan yang terjadi (10). Pada Grup 2
level yaitu interaksi antara tekanan ketaa-
dengan perlakuan tekanan ketaatan tinggi
tan dan terhadap
dan rendah menunjukkan
Pengujian ini mendukung
sebesar 72,50 menunjukkan
hipotesis tiga yang diajukan bahwa dalam
memiliki niat untuk melakukan
kondisi tekanan ketaatan rendah dan
mendekati
rendah, maka subjek akan mem-
melaporkan kecurangan yang terjadi (100).
iliki niat yang tinggi untuk melakukan
Grup 3 dengan perlakuan tekanan ketaatan
.
rendah dan tinggi menunjuk-
Hasil pengujian di- kan sebesar 68,57 menunjukkan
peroleh nilai sebesar memiliki niat untuk
0,000 lebih kecil dari (0,05) yang ber- melakukan mendekati
makna semua variabel independen yaitu melaporkan kecurangan yang terjadi (100).
tekanan ketaatan, serta in- Sedangkan pada Grup 4 dengan perlakuan
teraksi tekanan ketaatan dan tekanan ketaatan rendah dan
secara bersama-sama berpengaruh secara rendah menunjukkan paling tinggi
signifikan terhadap variabel dependen, se- diantara empat Grup yang lainnya yaitu
hingga model ini dinyatakan Variabel sebesar 96,79 menunjukkan
tekanan ketaatan dan memiliki niat untuk melakukan
mengintepretasikan pengaruh secara sig- sangat tinggi yang sangat men-
nifikan terhadap di dalam dekati melaporkan kecurangan yang
model. Keduanya menunjukkan 0,000 terjadi (100). yang dihasilkan oleh
dimana lebih kecil dari (0,05), begitu- Grup 4 mendukung hipotesis 3 yang
pula dengan interaksi tekanan ketaatan menduga subjek dalam kondisi tekanan
dan menunjukkan nilai ketaatan rendah dan rendah
0,015 lebih kecil dari (0,05) sehingga yang memiliki niat paling tinggi melakukan
disimpulkan bahwa interaksi tekanan ket- .
aatan dan dalam model ini
Hasil pengujian hipotesis ini men-
berpengaruh secara signifikan terhadap
dukung penelitian DeZoort dan Lord (1994)
serta Lord dan DeZoort (2001) bahwa audi-
pada Data Hipotesis 3
tor yang berada dalam tekanan ketaatan
yang tinggi akan lebih menyetujui mengi-
kuti keinginan atasan dibanding auditor
Tinggi 14 54,29 1,990 yang tidak berada dalam tekanan ketaatan.
Rendah 14 72,50 1,990 Penelitian Cahyaningrum dan Utami (2015)
juga menemukan bahwa auditor yunior
Tinggi 14 68,57 1,990 yang diperhadapkan dengan kondisi
Rendah 14 96,79 1,990 tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas
116
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

yang rendah menunjukkan keakuratan disi tekanan ketaatan tinggi. Semakin tinggi
yang tinggi dalam penentuan potensi salah tekanan ketaatan yang dirasakan oleh
saji klien sehingga keputusan audit yang maka akan memicu
diberikan terjamin keakuratannya. untuk tidak melakukan tindakan
yang diperhadapkan dengan kondisi . yang men-
tekanan ketaatan tinggi dan galami tekanan dari atasan maka akan
yang tinggi menunjukkan intensi untuk memilih diam dan tidak melaporkan
melakukan rendah. Semakin dan bahkan melakukan apa
merasa tertekan seseorang, maka niat un- yang diinginkan oleh pelaku kecurangan
tuk melakukan akan se- yang mungkin bertentangan dengan
makin rendah. standar dan etika profesi. Sedangkan
Tindakan balas dendam dari pelaku yang berada dalam kondisi
kecurangan dan dianggap melakukan per- tekanan ketaatan rendah, akan memiliki
buatan yang tidak etis karena melaporkan keberanian untuk melakukan tindakan
atasan atau bahkan dianggap membocor- dengan mengungkapkan
kan rahasia perusahaan menjadi pertim- fakta dan bukti yang dia temukan. Sehing-
bangan untuk melaporkan kecurangan. ga niat yang akan dilakukan
Miceli dan Near (1985) yang menyebutkan oleh yang berada dalam kon-
bahwa potensial harus disi tekanan ketaatan tinggi lebih rendah
menerima perlindungan yang lebih besar dibandingkan dengan yang
untuk mendorong melakukan pelaporan berada dalam kondisi tekanan ketaatan
internal. yang diperhadapkan rendah.
dengan kondisi tekanan ketaatan dan Kedua, subjek yang berada dalam
yang rendah menunjukkan inten- kondisi yang rendah memiliki
si untuk melakukan yang niat untuk melakukan yang
tinggi, sehingga yang tidak tinggi daripada dalam kondisi
berada dalam perasaan tertekan akan lebih yang rendah. Semakin tinggi
memungkinkan untuk melakukan intensi yang akan ditanggung oleh
Kaplan dan Whitecotton maka akan mengurungkan
(2001) serta Ayers dan Kaplan (2005) niatnya untuk melakukan .
menemukan bahwa Ancaman-ancaman bahkan ketakutan tidak
mempengaruhi minat seseorang untuk akan ditindaklanjutinya kasus yang terjadi
melaporkan tindakan-tindakan kecurangan. serta dianggap melakukan tindakan tidak
Saat pelaporan kecurangan dalam suatu etis apalagi jika melaporkan atasan men-
organisasi menjadi hal yang biasa dan tid- jadi bahan pertimbangan
ak mendapatkan masalah apapun dari ling- Intensi melakukan dalam
kungan kerja maka intensi untuk kondisi yang tinggi akan lebih
melakukan semakin tinggi. rendah dibanding intensi melakukan
Niat untuk melaporkan kecurangan lebih saat yang di-
kuat ketika pelaporan lebih tanggung rendah.
rendah. Ketiga, interaksi tekanan ketaatan
dan berpengaruh secara sig-
nifikan terhadap niat untuk melakukan
. Dalam kondisi tekanan ket-
aatan rendah dan rendah,
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan
maka subjekakan memiliki niat yang tinggi
ketaatan dan terhadap niat
untuk melakukan .
melakukan melalui studi
yang diperhadapkan dengan kondisi
eksperimental. Simpulan penelitian menun-
tekanan ketaatan tinggi dan
jukkan bahwa pertama, subjek yang berada
yang tinggi menunjukkan niat untuk
dalam kondisi tekanan ketaatan yang ren-
melakukan yang rendah.
dah memiliki niat untuk melakukan
Sebaliknya, yang diperhadap-
yang tinggi daripada dalam kon-
kan dengan kondisi tekanan ketaatan dan
117
Studi Eksperimental Tekanan Ketaatan dan Dampaknya terhadap (Libriani dan Utami)

yang rendah memiliki niat isasi terhadap , faktor


untuk melakukan yang pal- kelengkapan bukti faktor-faktor demografi
ing tinggi , faktor pertimbangan etis
( ), faktor dukungan rekan
kerja/atasan, dan lain sebagainya.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi da-
lam beberapa hal, yaitu pertama, secara
teoritis berdasarkan hasil penelitian ini Alam, M. D. 2014. Persepsi Aparatur
Pemerintah dan Anggota Dewan Per-
memberikan bukti bahwa adanya tekanan
wakilan Rakyat Kota Malang terhadap
ketaatan dari lingkungan kerja dan Fraud dan Peran Whistleblowing se-
yang harus ditanggung karena bagai Upaya Pencegahan dan
melaporkan kecurangan mempengaruhi Pendeteksian Fraud.
niat untuk melakukan ,
Kedua, secara praktek memberikan infor- 2 (2).
masi bagi organisasi bahwa tekanan ketaa- Anonim. 2010.
tan dan risiko dari pelaporan dapat . Diakses pada 3 Mei
2016 dari http://female.kompas.com/
mempengaruhi niat seseorang untuk
Indonesia Corruption Watch. 2005. Quo
melakukan sehingga diper-
Vadis Kasus Korupsi KPU. Diakses
lukan pelatihan etika maupun sosialisasi pada 26 Mei 2005 dari http://
tentang kecurangan-kecurangan untuk www.antikorupsi.org/
meningkatkan niat melakukan Awaludin, A. 2011.
Selain itu,adanya jaminan perlin-
dungan bagi juga akan mem-
bantu meningkatkan niat
tanpa harus memikirkan dampak
. Tesis, Universitas Diponego-
dari tindakannya tersebut.
ro, Semarang.
Ayers, S. dan S. E. Kaplan. 2005. Wrongdo-
ing by Consultants: An Examination
of Employees' Reporting Intention.
57 (2): 121-
Waktu pelaksanaan eksperimen dilakukan 137.
beberapa tahap dengan waktu yang ber- Bagustianto, R. dan N. Kholis. 2015. Faktor-
beda sehingga dimungkinkan terjadinya faktor yang Mempengaruhi Minat Peg-
efek perembesan informasi dari subjek di awai Negeri Sipil (PNS) untuk
kelas sebelumnya ke subjek kelas beri- Melakukan Tindakan Whistle-blowing
kutnya. Namun hal ini sudah diantisipasi (Studi pada PNS BPK RI).
,
dengan jeda waktu pelaksanaan eksperi-
3 (1).
men tidak terlalu panjang. Pemberian ma-
Cahyaningrum, C. D. dan I. Utami. 2015.
nipulasi juga diberikan dalam situasi dan
suasana yang diupayakan tidak berbeda
antar kelas. . Simposium
Nasional Akuntansi XVIII, Medan, In-
donesia.
Curtis, M. B. 2006. Are Audit-related Ethical
Untuk penelitian selanjutnya bisa Decisions Dependent Upon Mood?.
menggunakan sampel yang lebih besar , 68 (2): 191-
misalnya karyawan dalam perusahaan atau 209.
auditor internal maupun eksternal serta DeZoort, F.T. dan A. T. Lord. 1994. An In-
mencoba mengeksplorasi faktor-faktor lain vestigation of Obedience Pressure
yang mungkin mempengaruhi minat Effects on Auditor’s Judgment.
misalnya pengaruh suku bangsa. 6
(1): 1-30.
Faktor-faktor lain yang mungkin menarik
Jamilah, S., Z. Fanani, dan G. Chandrarin.
untuk diuji antara lain faktor iklim organ-
2007.

118
Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 106 - 119

. Tesis (Tidak
. Simposi- dipublikasikan), Universitas Brawija-
um Nasional Akuntansi X, Makassar, ya, Malang.
Indonesia. Sari, N. D. dan H. Laksito. 2014. Profesion-
Kaplan, S. E. dan S. M. Whitecotton. 2001. alisme Internal Auditor dan Intensi
An Examination of Auditors’ Report- Melakukan Whistleblowing.
ing Intentions when another Auditor 3 (3): 1-8.
is Offered Client Employment. Schultz-Jr., J. J. . 1993. An Investigation
, 20 (1): of The Reporting of Questionable
45-63. Acts in an International Setting.
Lord, A. T. dan F. T. DeZoort. 2001. The . 31: 75-
impact and Moral Reasoning on Audi- 103.
tor’s Responses to Social Influence Sofia, A., N. Herawati, dan R. Zuhdi. 2013.
Pressure. Kajian empiris tentang niat whistle-
26 (3): 215-235. blowing pegawai pajak.
Miceli, M. P. dan J. P. Near. 1985. Character-
istics of Organizational Climate and 1 (1): 23-38.
Perceived Wrongdoing Associated Sweeney, P. 2008. Hotlines Helpful for
with Whistle-blowing Decisions. Blowing the Whistle.
, 38 (3): 525-544. , 24 (4): 28-31.
Park, H., J. Blenkinsopp, dan M. Park. 2014. Winardi, R. D. 2013. The Influence of Indi-
The Influence of an Observer’s Value vidual and Situational Factors on
Orientation and Personality Type on Lower-Level Civil Servants’ Whistle-
Attitudes toward Whistleblowing. blowing Intention in Indonesia.
120 (1):
121–129. , 28 (3): 361-376.
Sabang, M. I. 2013. Zhuang, J. 2003. Whistleblowing and Peer
Reporting: A Cross-Cultural Compari-
son of Canadians and Chinese. Uni-
versity of Lethbridge, Canada.

119

Anda mungkin juga menyukai