Pengetahuan tradisional
Cara cara anak memahami dunia mereka semakin lama semakin menjadi
kompleks. Perubahn kognitif ini juga berdampak pada pemahaman mereka dalam
penilaian moral. Mengapa suatu hal itu baik atau buruk berubah dari penafsiran
anak kecil tentang hadiah dan hukuman menuju prinsip kebenaran dan kesalahn.
Dekade yang lalu, kajian kajian kajian gilingan dan rekan rekannya [gilingan,
1982] menantang teori Kohlberg dengan menyatakan bahwa enam sub tahap
teori itu mengadung bias teradap cara pandang khas lelaki, yang dibedakan
dengan cara pandang perempuan dalam memandang hubungan, menurut Gilligan
penalaran moral lelaki dikaitkan dengan keadilan, sedangkan penalaran moral
perempuan dikaitkan dengan tugas dan tanggug jawab. Meski perdebatan ini
berlangsung sengit, ulasan ulasan terhadap berbagai penelitian tampaknya
menunujukkan tidak adanya perbedaan penalaran moral antar jenis kelamin
[Walker 1984]. Isu ini dapat menjadi diterangi lebih lanjut lewat penelitian lintas
bu
Budaya.
Universalitas atau kekhasan budaya prinsip prinsip dan penalaran moral telah
menarik perhatian ahli antorpologi serta psikologi. Beberapa etnografi
antropologis misalnya mengkaji prinsip prinsip dan domain moral beberapa
budaya yang berbeda [lihat ulasannya oleh Shweder, Mahapatra, dan Miller,
1987]. Banyak diantara kajian ini yang menantang pandangan tradisional amerika
tentang moralitas.
Demikian juga, dibidang psikologi dan ada sejumlah penelitian lintas budaya
tentang penalaran moral yang mempertanyakan daya generalisasi universal
gagasan Kohlberg. Salah satunya asumsi yang mendasar teori Kohlberg adalah
bahwa penalaran moral menurut prinsip dan nurani individual, terlepas dari
hukum hukum sosial atau kebiasaan kebiasaan budaya, merupakan tingkat
penalaran moral yang tertinggi, filosofi ini amat terkait dengan budaya dimana
Kohlberg mengembangkan teorinya, yang berakar pada penelitian penelitian
terhadap lakilaki amerika bagian barat tengah ditahun 1950 dan 1960an. Meski
konsep konsep demokratis seperti idividualisme dan nurani personal yang unik
mungkin tepat untuk menggambarkan sempel diwaktu dan tempat itu, tidak jelas
apakah konsep konsep yang sama juga mewakili prinsip prinsip moral universal
yang bisa diterapkan kepada semua orang dari semua budaya.
Beberapa peneliti mengkritik teori Kohlberg karena memuat bias bias cultural
tersebut [Bronstein dan Paludi, 1988] Miller dan Bersoff 1992, misalnya
membandingkan bagaimana para subjek india dan amerika serikat merespon
suatu tugas penilaian moral. Para peneliti ini melaporkan bahwa subjek subjek
india, anak anak maupun orang dewasa, lebih menganggap tindakan tidak
menolong seseorang sebagai suatu pelanggaran moral dibanding subjek amerika,
terlepas dari apakah situasinya mengancam nyawa ataupun apakah orang yg
membutuhkan pertolongan itu merupakan sanak keluarga. Para peneliti
kemudian menafsirkan bahwa perbedaan cultural ini terkait dengan nilai nilai
afiliasi dan keadilan, yang menunjukkan bahwa orang india memiliki rasa
tanggung jawab sosial yang lebih luas tanggung jawab individual untuk menolong
orang yang membutuhkan.
Kesimpulan
Namun demikian, masih banyak yang harus dikerjakan di bidang ini. Misalnya
antara tahun 1987 dan 1989, 64,85% dari penelitian yang terpublikasi dalam Child
Development [sebuah jurnal penelitian utama dibidang psikologi perkembangan]
tidak melaporkan komposisi etnik sampel mereka [slaughter-Defoe dkk, 1990].
Kurang diperhatikannya pertimbangan pertimbangan lintas budaya ini jelas
merupakan suatu kekurangan. Banyak yang melihat masa anak anak sebagai
fondasi yang tak tergantikan bagi perkembangan masa dewasa. Kita perlu
memperhatikan dengan cermat beragamnya cara anak dibesarkan dan
disosialisasikan ke dunia, terutama karena sebagian besar diantara mereka
tumbuh menjadi individu individu yang sehat, berfungsi dan produktif yang
member kontribusi pada masyarakatnya masing masing.
Masih banyak yang perlu kita pelajari tentang dia maupun orang lain. Yang
menarik dari psikologi, dan terutama psikologi perkembangan, adalah bahwa
akan selalu ada jawaban jawaban baru yang akan memunculkan berbagai
pertanyaan baru tentang perilaku mana yang universal dan mana yang unik bagi
sekelompok orang saja.