FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2018 BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan usaha untuk memanfaatkan potensi sumberdaya lahan semaksimal mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan daerah tanpa meninggalkan aspek konservasi juga tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian daya dukung sumberdaya alam yang berkaitan dalam ekosistem. Pengembangan wilayah menerapkan konsep geologi dalam perencanaan pengembangan wilayah suatu daerah, berdasarkan analisa dan evaluasi potensi sesumber dan bahaya geologi. Diharapkan dengan pengembangan wilayah, suatu daerah dapat berkembang sesuai dengan kondisi geologi dan lingkungannya, serta dapat memberikan manfaat yang tepat bagi masyarakatnya. Selain itu juga dapat meminimalisasi atau mengantisipasi adanya konflik pemanfaatan lahan, bencana geologi dan degradasi lingkungan. Informasi geologi berupa bencana dan potensi sumber daya geologi merupakan informasi awal untuk analisis risiko terjadinya bencana geologi dan bencana lainnya, upaya penanggulangan serta sebagai acuan dasar untuk pembangunan fisik, pengembangan infrastruktur, dan pengembangan wilayah. Selanjutnya perencanaan dan pengembangan wilayah industri daerah untuk jangka waktu tertentu dapat dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan sekaligus mewaspadai dan memperkecil kerugian terhadap kemungkinan terjadinya bencana geologi atau dampak-dampak yang ditimbulkan dan kurang menguntungkan di kemudian hari. Dalam penataan lingkungan sangat diperlukan berbagai macam pertimbangan antara lain, ekonomi, infrastruktur, dan daya dukung lingkungan yang dipengaruhi oleh kondisi kegeologian wilayah tersebut, terutama kondisi geologi teknik dan tata lingkungannya. Memperhatikan hal tersebut, maka salah satu pertimbangan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan inventarisasi, survei dan pemetaan geologi lingkungan dalam rangka perencanaan pengembangan wilayah. Dalam pemanfaatan unsur-unsur geologi (struktur, stratigrafi, litologi, hidrogeologi dan geomorfologi) secara maksimal dengan mengantisipasi bencana yang mungkin ditimbulkan dari proses pemanfaatan unsur-unsur geologi ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan proses penataan lingkungan untuk Daerah Kota Bima
I.2. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi geologi tata lingkungan di daerah, guna memeberikan informasi antara lain,sumberdaya airtanah, bahaya pencemaran airtanah, endapan mineral,pemanfaatan bahan galian industri terpilih, bahaya geologi, khususnya memenuhi tugas mata kuliah geologi tata lingkungan. I.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mencakup Satu Daerah yaitu Kota Bima yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Secara administratif daerah 118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan.
(Gambar 1) Peta Topografi.
I.4. Metodologi Penelitian Metodologi yang dilakukan dalam studi ini adalah merupakan pengumpulan data primer dan data sekunder dari berbagai sumber yang mencakup parameter kondisi geologi daerah, dan parameter non geologi yang terdiri dari analisa tutupan lahan dan kondisi hidrogeologi daerah.
I.5. Batasan Masalah Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada dua hal yaitu sumber daya geologi dan bencana geologi. Penelitian kali ini akan membahas sumber daya geologi yang terdiri atas ketersediaan dan kualitas air tanah, morfologi (kelerengan), kondisi fisik tanah dan batuan serta kemungkinan keterdapatan bahan galian yang bernilai ekonomis. Sedangkan dari faktor bencana geologinya adalah gerakan tanah, potensi abrasi, dan banjir. Selain parameter geologi lingkungan juga dilakukan analisa terhadap parameter non geologi yang terdiri dari analisa tutupan lahan dan kondisi iklim. Strategi pengembangan wilayah ditentukan berdasarkan atas hasil analisa ketiga faktor tersebut (sumberdaya geologi, bencana geologi, dan parameter non geologi) melalui sebuah metode analisa deskriptif kualitatif komparatif. Pada akhirnya akan dihasilkan peta geologi lingkungan yang bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan proses pengembangan wilayah. BAB II PEMBAHASAN
II.1 Kondisi Geologi Regional
Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunung api serta Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan dasit. Sedangkan di PulauSumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugampingberlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan.
Gambar 2.1
II.2. Geomorfologi Daerah Penelitian
Tabel 2.1 Geomorfologi
Gambar 2.2 Geomorfologi
2.3 Daya Resapan
Tabel 2.2 Peta Daya resapan
Gambar 2.3 Peta Daya resapan
2.4 Peta Kemudahan Pekerjaan
Tabel 2.3 kemudahan pekerjaan
Gambar2.4 Peta kemudahan pekerjaan
2.5 Peta daya dukung lahan
Tabel 2.4 daya dukung lahan
Gambar 2.5 Peta daya dukung lahan
2.6 Peta bahan Galian
Tabel 2.5 Bahan Galian
Gambar 2.6 Peta Bahan Galian
2.7 Peta SKLK
Tabel 2.6 Peta SKLK
Gambar 2.7 Peta SKLK BAB III KESIMPULAN Memiliki 4 macam satuan Geomorfologi yaitu Satuan dataran vulkanik , satuan bukit vulkanik, satuan dataran alluvial ,Satuan Dataran Batugamping Di sejumlah daerah penelitian terutama yang berbatuan gamping, dari aspek geomorfologi dan geologi memiliki kesesuaian yang cukup sebagai wilayah potensial bahan galian batugamping untuk dimanfaatkan industri semen. Serta Bahan Galian Batu Andesit sebagai Tambang batu andesit Rekomendasi wilayah perlindungan air tanah terhadap batugamping, diharapkan bisa menjaga kemampuan peresapan air maupun mempertahankan aliran air kedalam batugamping, agar terpeliharanya fungsi batugamping sebagai reservoir air.