BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan sejak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) berusaha memberikan wawasan secara komprehensif tentang peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Berbagai
tradisi dalam ilmu sosial, termasuk konsep, teori, fakta, struktur, metode dan
penanaman nilai-nilai dalam ilmu sosial perlu dikemas secara pedagogis,
integratif dan komunikatif serta relevan dengan situasi dan kodisi yang terjadi
di lingkungan masyarakat.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006)
menegaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung
jawab serta warga dunia yang cinta damai. Fenomena kehidupan global di
masa mendatang yang penuh dengan tantangan, menuntut mata pelajaran IPS
dirancang dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki masyarakat yang
dinamis.
Selintas sejarah yang melatarbelakangi perkembangan kurikulum di
tanah air. Perkembangan kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan pendidikan dari dulu hingga sekarang. Guru sebagai fasilitator
pembelajaran hendaknya memahami dengan jelas apa itu kurikulum, peran
serta fungsinya, karena kurikulum sangat penting dalam pembangunan dan
pelestarian suatu negara, dan dipandang sebagai alat yang paling ampuh untuk
membina generasi muda itu artinya bahwa kaitannya sangat erat dengan masa
depan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dihadapi yaitu:
1. Apakah pengertian kurikulum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum yang
semula berarti a running course or race course, yaitu suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal hingga akhir.
Selain itu kata kurikulum juga terdapat dalam bahasa Prancis, courier yang
artinya to run yang berarti berlari.
Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Sedangkan menurut
pandangan baru ialah kurikulum yaitu segala usaha dan kegiatan sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, baik didalam kelas, halaman sekolah maupun di
luar sekolah. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 19 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kurikulum
adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata pelajaran, metode
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh siswa yang telah di
sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus.
Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan
tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai
kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses
pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan
suatu kewajiban bagi guru.
Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat
mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Kurikulum haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-
4
benar dapat diamati dan diukur hasilnya. Namun hasil-hasil belajar tersebut
haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan serta sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut di dalam masyarakat, relevan dengan kebutuhan sosial
ekonomi dan budaya masyarakat juga minat, kebutuhan dan kemampuan siswa
itu sendiri.
B. Fungsi Kurikulum
Menurut M. Ansyar dan H. Nurtain (Brahim, 2015:7); membagi fungsi
kurikulum menjadi enam fungsi yaitu :
1. Fungsi preventif, agar guru terhindar dari hal yang tidak sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan
2. Fungsi korektif yaitu berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus
dipedomani dalam memperbaiki pelaksanaan pendidikan yang
menyimpang dari rambu-rambu yang telah digariskan sebelumnya.
3. Fungsi konstruktif yaitu memberikan arah yang benar pada pelaksanaan
pendidikan
4. Fungsi penyedia dan pengembang agar siswa dapat memperoleh sejumlah
pengalaman baru yang dapat digunakan dalam mengarungi hidup
bermasyarakat.
5. Bagi administrator, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
memberikan supervisi kepada guru dalam proses perencanaan.
6. Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk memperbaiki
suasana dan iklim belajar.
instruksional atau tujuan pembelajaran. Sub bahasan ini dibatasi pada uraian
tujuan kurikuler bidang studi IPS. Tujuan kurikulum IPS yang harus dicapai
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ruang lingkup kurikulum IPS SD :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
kurikulum adalah serangkaian rencana pembelajaran mengenai mata
pelajaran, metode pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang di tempuh oleh
siswa yang telah di sesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Menurut M. Ansyar dan H. Nurtain membagi fungsi kurikulum menjadi
enam fungsi yaitu fungsi preventif, fungsi korektif, fungsi konstruktif, fungsi
penyedia, fungsi administrator.
Dari Kurikulum tahun 1975 sampai Kurikulum 2006 (KTSP) kurikulum
yang paling efisien adalah kurikulum 2006 (KTSP) yang berorientasi pada
sistem PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)
karena ditangan gurulah kurikulum ini dapat hidup dan berkembang sebab
pengembangan materi kurikulum akan baik apabila sesuai dengan tingkat
perkembangan nalar siswa, perbedaan perseorangan dan kemampuan daya
serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif, serta sarana dan sumber
belajar yang tersedia.
Untuk Kurikulum 2013, IPS di SD diintegrasikan dengan mata
pelajaran yang lain seperti B. Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang diajarkan secara terpadu sesuai dengan tema yang
dibahas. Intinya, yang dihapuskan adalah nama pelajarannya namun substansi
pelajaran IPS tidak ada satu pun yang dihilangkan.
B. Saran
Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
namun Sebagus apapun rancangan kurikulum tersebut jika pelaksanaannya
tidak berjalan dengan semestinya maka keberhasilan tujuan awal tidak akan
dicapai. Oleh karena itu untuk menjalankan Kurikulum 2013 dengan berhasil
kita memerlukan guru yang benar-benar profesional. Sebelum Kurikulum 2013
diaplikasi kita harus mampu mempersiapkan guru baru untuk menjalankan
kurikulum baru tersebut. Para guru diberi sosialisasi dan pelatihan mengenai
15
kurikulum baru yang akan mereka jalankan. Ketika pemerintah yakin bahwa
gurunya sudah siap maka kurikulum baru pun baru dapat diimplementasikan.
16
DAFTAR PUSTAKA