Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ELEMEN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013

SKL DAN SI

MK.TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS

DOSEN PENGAMPU : Dra.Rosdiana Siregar,M.Pd.

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

1. ROSDIAN CHRISTIN NGL : 2181111009


2. RIZKY AMANDA : 2181111001
3. DWI SUKARIYANTI : 2181111024
4. SRI YULIANA : 2181111032

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan
Tugas Kelompok MK.Telaah Kurikulum dan Buku Teks,yang membahas tentang Elemen Elemen
Perubahan Kurikulum 2013 SKL dan SI.Kami juga berterimakasih kepada dosen kami ibu
Rosdiana Siregar yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat terus mengembangkan
diri.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam menambah pengetahuan.Kami juga
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat ,mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.Atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.

Medan,Februari 2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB. I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

BAB. II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

BAB. III PEMBAHASAN ....................................................................................................... 8

BAB. IV PENUTUP .............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15


BAB 1
PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Para guru harus memiliki kesiapan yang memadai dan
matang, mulai dari kesiapan dari segi kualifikasi, kompetensi serta juga siap dalam hal
kesamaan pemahaman dan mindset (pola pikir) terhadap kurikulum baru tersebut. Proses
pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif hanya mungkin terwujud bila mindset guru
telah berubah, telah berjalan sesuai dengan arah dan perubahan Kurikulum 2013; Kegagalan
mengubah mindset guru akan menjadi sumber kegagalan implementasi Kurikulum 2013.
Persoalannya adalah bahwa perubahan mindset guru tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Menurut pihak Puskur dan Perbukuan Kemdikbud RI, fokus pengembangan kurikulum 2013 ini
adalah mengurangi jumlah mata pelajaran, mengurangi materi pelajaran dan menambah jam
pelajaran. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada kurikulum baru ini, yaitu; 1). Perubahan
pada Standar Kelulusan/SKL (Permendikbud no. 54 Tahun 2013), perubahan pada standar isi
(Permendikbud no. 64 Tahun 2013), perubahan pada standar proses (Permendikbud no. 65
Tahun 2013) dan perubahan pada aspek penilaian (Permendikbud no. 66 Tahun 2013).
Sementara empat standar lainnya tidak mengalami perubahan.Adapun yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah elemen elemen perubahan pada SKL dan SI.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk
memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.Dikatakan bermakna
karena dalam kurikulum konsep terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang
akan mereka pelajari itu secara utuh dan realistis. Dikatakan luas karena yang akan mereka
peroleh tidak hanya dalam satu ruang lingkup disiplin saja melainkan semua lintas disiplin
karena di pandang berkaitan satu sama lain.

(E. Mulyasa, 2013: 7) Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama
pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi
bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai
jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding
dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di
mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang
produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan, yang mengarah pada budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis
karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai-nilai karater dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat di integrasikan dalam seluruh
pembelajaran pada setiap bidang studi yang teradapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran
yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, di
eksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan
nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh
internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada
tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-
nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbul-simbul yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya
sekolah/madrasah merupkan ciri khas, karakter/watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut di
mata masyarakat luas.

Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada akhir-akhir
ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan, kekerasan, premanisme, dan lain-
lain adalah kejadian yang menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang
rendah serta rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013:14).
Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Kemendikbud adalah mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
2.Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Di dalam kurikulum 2013 ada 4 elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Untuk elemen SKL, semua
jenjang pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya peningkatan dan
keseimbangan softskill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap (afektif,
attitude),ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).Upaya mewujudkan tujuan
pendidikan nasional diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam
Standar Kompetensi Lulusan.

Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari
suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi
Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 pada Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap , pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan Standar Isi ,Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan
,Standar Pendidik ,dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Secara garis besar ketentuan tentang Standar
Kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut :

a. Standar Kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan


kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
b. Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
mata kuliah.
c. Standar kompetensi lulusan mencakup sikap,pengetahuan,dan keterampilan.

Peraturan Pemerintah (PP) no. 32 tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah (PP)
no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menuntut adanya perubahan
peraturan-peraturan tentang standard kompetensi lulusan (SKL), standard isi (SI), standard
proses, dan standard penilaian. Peraturan yang pertama adalah peraturan menteri pendidikan
dan kebudayaan no 54 tahun 2013 tentang standard kompetensi lulusan (SKL) Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (permendikbud) no 54


tahun 2013, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
(sisdiknas) Pasal 35 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Adapun Pengertian Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Ruang
Lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan
lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan
pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan
dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai
bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Pada Dimensi Sikap, Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang ada beberapa kata yang
perlu diperhatikan sebagai pembeda. Di SKL SD/MI, ruang lingkup interaksinya dengan alam di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. SKL SMP/MTs menyebutkan ruang lingkup
interaksi dengan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sedangkan SKL
SMA/SMK/MA/MAK lebih luas lagi yaitu berinteraksi dengan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pada dimensi Pengetahuan, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terlihat pada bentuk
pengetahuan yang harus dimiliki oleh tiap jenjang pendidikan. Peserta didik SD/MI cukup
dengan pengetahuan faktual dan konseptual. Peserta didik SMP/MTs ditambah dengan
Pengetahuan prosedural. Sedangkan peserta didik SMA/SMK/MA/MAK dikembangkan kepada
pengatahuan metakognitif. Dan batasan pengetahuan nya disesuaikan dengan tuntutan setiap
jenjang. SKL SD/MI dibatasi pada fenomena yang terjadi di lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain. SKL SMP/MTs dikembangkan pada fenemona yang tampak mata. Sedangkan
SKL SMA/SMK/MA/MAK dikembangkan pada penyebab dan dampak fenomena dan kejadian.

Pada dimensi keterampilan, SKL SD/MI pada produktif sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya. Pada SKL SMP/MTs, produktif diganti menjadi efektif sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain sejenis. Sedangkan SKL SMA/SMK/MA/MAK sama dengan SKL
SMP/MTs yaitu efektif dengan pengembangan pada kedudukannya sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

2.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 pada Standar Isi


Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Penataan standar isi
terutama berkaitan dengan penguatan materi melalui evaluasi ulang ruang lingkup materi : (1)
mengeliminasi materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa,(2) mempertahankan
materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa,dan (3) menambahkan materi yang dianggap
penting dalam perbandingan internasional; evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan
tuntutan perbandingan internasional ,serta menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan
materi yang dibutuhkan.

Standar dapat diartikan sebagai patokan atau bisa juga dikatakan sebagai kriteria minimal.
Sebuah standar seringkali mengacu pada pencapaian minimal.begitu juga dengan standar isi,
standar isi menurut UUSP no.20 tahun 2003 merupakan kriteria minimal, batas, patokan, syarat
yang harus dicapai dalam peningkatan mutu. Standar isi harus ditetapkan sebagai kriteria
minimal saat menyusun perencanaan.

Standar isi pada standar nasional pendidikan mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompeteni lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi
tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum , beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan agama

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan


kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

d. Kelompok mata pelajaran estetika

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan


mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Beban Belajar

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai
berikut:

a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;

b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;


c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Penetapan Kalender Pendidikan

a) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun
berikutnya.

b) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.

c) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk


satuan-satuan pendidikan.

Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini
dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk
pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata pelajaran,
jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran. Untuk elemen Standar Proses,
bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus memiliki kemampuan untuk mengamati,
menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya
terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar kelas seperti perpustakaan, bengkel sekolah,
industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber
belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, ocia, TV, radio, internet. Dan sikap (attitude) tidak
diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh
guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.

Kurikulum 2013 bertujuan agar dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif
,inovatif,dan kreatif melalui penguatan : Sikap , Keterampilan,dan pengetahuan yang
terintegrasi.Secara umum masyarakat menyambut gembira dengan adanya KK2013.Kurikulum
2013 menjadikan peserta didik lebih senang dan antusias belajardengan model pembelajaran
berbasis aktivitas ini.Anak anak lebih senang dan ceria karena mereka terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.Kurikulum 2013 meringankan beban guru ,karena sudah disiapkan buku panduan
guru dan silabus.

Namun kenyataan berbicara lain.Setelah setahun diluncurkan,kurikulum 2013 menuai protes


dari berbagai kalangan,antara lain masyarakat (khususnya orangtua siswa) guru,dan sebagian
sekolah terkait dengan sosialisasi yang belum matang dan sempurna.Oleh karena itu,pada
tahun pelajaran 2015 pemberikan dua opsi terkait pelaksanaan dilapangan, (1) melajutkan
pelaksanaan kurikulum 2013 bagi sekolah sekolah yang sudah siap, dan (2) kembali ke KTSP
bagi sekolah sekolah yang belum siap.

Rumitnya pelaksanaan kurikulum 2013 dilapangan menyangkut perubahan pola pikir yakni : (1)
sumber belajar bukan hanya guru dan buku teks. (2) kelas bukan satu satu nya tempat belajar.
(3) belajar dengan beraktifitas. (4) menggunakan pendekatan saintiifik melalui
mengamati,menanya,menalar,mencoba dan mengkomunikasikan atau disebut 5M. (5)
membuat siswa suka bertanya,bukan guru yang sering bertanya. (6) mengajak siswa mencari
tahu,bukan diberi tahu (7) pembelajaran dimulai dari pengetahuan menuju ke keterampilan
dan dilanjutkan ke sikap. (8) menekankan kolaborasi melalui pengerjaan projek. (9)
mementingkan proses prosedural.(10) mendahulukan pemahaman bahasa Indonesia. (11)
siswa memiliki kekhasan masing masing,normal,pengayaan,remedial. (12) menekankan pada
beripikir tingkat tinggi dan mampu berasumsi. (13) mementingkan data terkait dengan
pengamatan,penalaran,eksperimen,mengkomunikasikan.

Selama ini proses pembelajaran yang ada memang baru pada tahap penguasaan pengetahuan
dan belum sampai pada dua tingkat diatasnya yang termasuk kategori higher order
thingking,sehingga usaha untuk mengubah model pembelajaran kurikulum 2013 betul betul
terasa sulit.Kondisi ini diperparah lagi dengan realitas SDM guru yang sudah lanjut usia,
sehingga kemampuan adaptasi nilai nilai kurikulum baru agak lambat.Inilah realitas yang ada
dilapangan.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Meskipun perubahan kurikulum sudah merupakan sebuah keniscayaan, akan tetapi perlu
adanya pra kondisi yang harus dan bahkan wajib dipenuhi, terutama terkait dengan kesiapan
para guru selaku garda terdepan dalam proses implementasinya. Sebagai ujung tombak
keberhasilan reformasi kurikulum, guru perlu memiliki kesiapan yang memadai, mulai dari
kesiapan dari segi kualifikasi, kompetensi serta juga siap dalam hal kesamaan pemahaman
dan/mindset (pola pikir) terhadap kurikulum baru tersebut. Tulisan ini telah berupaya
menjelaskan sekilas tentang kurikulum tahun 2013 dan perubahan-perubahannya serta
pentingnya perubahan mindset guru. Bagaimana pula pentingnya perubahan mindset yang
harus terjadi dalam proses pembelajaran dan evaluasinya.
DAFTAR PUSTAKA
,Esti.2015.Telaah Kurikulum.Yogakarta:Penerbit Ombak.

Amri,Sofan.2016.Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013.Jakarta:Prestasi Pustaka.

Mulyasa.2017.Pengembangan Implementasi dan Kurikulum 2013.Bandung.PT.Remaja


Rosdakarya.

Slameto.Jurnal Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013.Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai