PENDEKATAN GEOMEKANIKA
Jika stress bekerja pada bidang yang tegak lurus dengan arah stress, maka
stress dapat bersifat compressive maupun tensile. Namun jika stress bekerja pada
bidang bersudut, maka stress akan mengalami dekomposisi menjadi normal stress
dan shear stress (Gambar 3.1).
Gambar 3.1. Force Decompotition (Fjær, Holt, Horsrud, Raaen, & Risnes, 2008)
Gambar 3.2. Terzaghi’s Effective Stress (Terzhagi, Peck, & Mesri, 1996)
3.1.1.2.Strain
Strain atau regangan adalah ukuran deformasi batuan yang diakibatkan oleh
adanya stress yang bekerja (Gambar 3.3). Strain merupakan dimensionless unit atau
tidak bersatuan. Setiap material apabila dikenai beban akan mengalami perubahan
bentuk (deformasi). Strain terdiri atas tiga macam, yaitu lateral strain, axial strain
dan volumetric strain. Lateral strain merupakan perubahan bentuk batuan pada arah
lateral terhadap diameter batuan, sedangkan axial strain merupakan perubahan
bentuk batuan pada arah axial terhadap tinggi batuan. Volumetric strain merupakan
perubahan bentuk batuan secara volumetrik berdasarkan lateral strain dan axial
strain.
Lateral strain, axial strain dan volumetric strain dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Lateral strain
∆𝑑
𝜀𝑥 = ……………………………………………(3-3)
𝑑𝑜
Axial strain
∆𝑙
𝜀𝑧 = ……………………………………………(3-4)
𝑙𝑜
Volumetric strain
𝜀𝑣 = 2𝜀𝑥 + 𝜀𝑧 ……………………………………(3-5)
Keterangan:
∆𝑑 = deformasi lateral, cm
𝑑𝑜 = diameter batuan mula-mula, cm
∆𝑙 = deformasi axial, cm
𝑙𝑜 = tinggi batuan mula-mula, cm
Keterangan:
𝑣 = Poisson’s ratio, dimensionless unit
Vp = P-wave velocity, km/s
Vs = S-wave velocity, km/s
Dimana P-wave velocity dan S-wave velocity dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut (Castagna, Batzle, & Eastwood, 1985):
Vp = 0.826 Vs + 1.172 …………………………………...(3-8)
E = Young’s modulus, Pa
ρ = densitas batuan, gr/cc
Vp = P-wave velocity, km/s
Vs = S-wave velocity, km/s
Perilaku mekanik batuan tidak hanya dipengaruhi oleh sifat yang melekat
pada batuan tersebut. Melainkan ada parameter-parameter lingkungan yang
berpengaruh, seperti mineralogy, ukuran butir, porositas, lebar dan kepadatan
rekahan, tekanan keliling, temperatur, waktu, fluida yang ada dalam batuan, dan
lain-lainnya. Sehingga perlu diperhatikan kondisi lingkungan saat sebelum
melakukan uniaxial compression test.
Gambar 3.9. Skema Alat Triaxial Compression Test (Yeol et al., 2000)
Shear stress
1
𝜏𝑓 = 2 (𝜎1 − 𝜎3 ) sin 2𝜃 ……………………………(3-14)
Keterangan:
𝜎𝑛 = normal stress, Pa
𝜏𝑓 = shear stress, Pa
𝜎1 = stress vertikal atau axial, Pa
𝜎3 = stress radial, Pa
𝜃 = sudut antara bidang runtuhan dan arah stress utama
Garis keruntuhan (failure envelope) yang dinyatakan oleh persamaan di atas
sebenarnya berbentuk lengkung, namun untuk sebagian besar masalah-malasah
mekanika kekuatan batuan, garis tersebut didekati dengan garis lurus yang
menunjukkan hubungan linier antara normal stress dan shear stress (Coulomb,
1776). Gambar 3.10 menunjukkan skema lingkaran untuk Mohr-Coulomb criterion.
Cohesive strength merupakan harga intersect dari failure envelope pada sumbu y
(shear stress), sedangkan friction angle merupakan harga slope dari failure
envelope.