A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat
insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-
10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40%
pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling
sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun
pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R. Miftah Suryadipraja).
B. TINJAUAN TEORI
1
1. Pengertian
Gagal jantung, sering disebut juga gagal jantung kongestif, adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa aadarah yang adekuat untuk memnuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan
kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan. ( Brunner & Syddarth, 2002 )
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung
sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memnuhi kebutuhan
etabolisme jaringan dan / atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolik secara abnormal. (Arif Mansjoer, 2001)
Etiologi
2
kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun.
o Faktor sistemik
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4
kelainan fungsional :
3
3. Faktor predisposisi
4
Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung
atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa
menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan
meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan
kekuatan kontraksi jantung.
Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan
menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak
mampu memompa darah secara efektif.
Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-
ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah
beberapa bulan melakukan latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini
memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang
membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan
terjadilah gagal jantung.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar
yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).
Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan
yang menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang
maksimal sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.
Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan,
sehingga jatung yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan
tersebut dan terjadilah gagal jantung.
5
Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun
tidak sama di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa
bersemayam di otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh
lebih muda.
4. Patofisiologi
6
5. Tanda dan Gejala
Tanda dominan :
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
o Batuk
7
Gagal jantung Kanan :
o Nokturia
o Kelemahan
6. Pemeriksaan penunjang
8
7. Pathway
Beban jantung
9
8. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
b. Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung
S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna
kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi
nafas krakles atau ronchi, oedema
2. Pengkajian Sekunder
o Aktifitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau
aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
o Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi
o Makanan/cairan
10
o Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan
diri, penampilan kurang.
o Neurosensori
o Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
11
- Menurunnya laju filtrasi glomerulus ( menurunnya curah jantung)/
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium / air
12
10. Renacana Asuhan Keperawatan
Kriteria :
13
dengan SVR.
- Kaji kulit terhadap pucat dan - Pucat menunjukan menurunnya
sianosis perfusi perifer sekunder terhadap
tidak adekuatnya curah jantung
- Menurunkan statis vena dan dapat
- Tinggikan kaki, hindari tekanan menurunkan insiden trombus /
pada bawah lutut. Dorong olahraga pembentukan embolus.
aktif/pasif.
- Meningkatkan sediaan oksigen untuk
Kolaborasi kebutuhan miokard untuk melawan
- Berikan oksigen tambahan efek hipoksia / iskemia.
dengan kanula nasal / masker sesuai - Banyaknya obat dapat
indikasi digunakan untuk meningkatkan
volume sekuncup, memperbaiki
- Berikan obat sesuai indikasi kontraktilitas, dan menurunkan
kongesti.
Tujuan :
Kriteria :
14
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
- Periksa tanda vital sebelum dan - Hipotensi ortostatik dapat terjadi
sesudah aktivitas dengan aktivitas karena efek obat
( vasodilasi), perpindahan cairan
( diuretik ) atau pengaruh fungsi
jantung.
- Catat respon kardiopulmonal - Penurunan / ketidakmampuan
terhadap aktivitas, catata takikardi, miokardium untuk meningkatkan
disritmik, dispnea, berkeringat, pucat volume sekuncup selama aktivitas,
dapat menyebabkan peningkatan
segera pada frekuensi jantung.
- Kaji penyebab kelemahan - Kelemahan adalah efek samping
contoh pengobatan, nyeri, obat beberapa obat. Nyeri dan program
penuh stress juga memerlukan energi
dan menyebabkan kelemahan.
- Dapat menunjukan peningkatan
- Evaluasi peningkatan dekompensasi jantung daripada
intoleransi aktivitas kelebihan aktivitas..
- Pemenuhan kebutuhan perawatan diri
pasien tanpa mempengaruhi stress
- Berikan bantuan dalam miokard/kebutuhan oksigen
aktivitas perawatan dirisesuai indikasi berlebihan.
Tujuan :
15
Kriteria :
Kolaborasi
- Pemberian obat sesuai - Meningkatkan laju aliran urine dan
indikasi : diuretik dapat menghambat reabsorpsi
natrium/klorrida pada tubulus ginjal.
16
4. Diagnosa keperawatan : pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi
Kolaborasi
17
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
- Lihat kulit, catat penonjolan - Kulit beresiko karena gangguan
tulang, adanya edema, area sirkulasinya sirkulasi perifer, imobilisasi fisik,
terganggu/pigmentasi, atau dan gangguan status nutrisi.
kegemukan/kururs
- Ubah posisi sering di tempat - Memperbaiki sirkulasi
tidur / kursi - Terlalu kering atau lembab merusak
- Berikan perawatan kulit kulit dan mempercepat kerusakan.
18
- Anjurkan makan diet pada pagi - Memberikan waktu adekuat untuk
hari efek obat sebelum waktu tidur untuk
mencegah/membatasi mengehentikan
tidur.
- Pemantauan sendiri meningkatkan
- bHa ulang tanda/gejala yang tanggung jawab pasien dalam
memerlukan perhatian medik cepat, oemeliharaan kesehatan dan alat
edema, napas pendek, peningkatan mencegah komplikasi, contoh edema
kelelahan, batuk, hemoptisis, demam paru, pneumonia.
19
DAFTAR PUSTAKA
20