Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PELAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

PROMOSI KESEHATAN

Disusun oleh:

PIFIT PUTRI SRI MARIANI

201601103

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus memperoleh perhatian
dimana pengelolaannya harus dilakukan oleh seluruh masyarakat. Langkah
paling sederhana yang menjaga kesehatan dapat dilakukan melalui tindakan
preventif dan promotif. Demikian pula pencegahan terhadap timbulnya
penyakit dapat diusahakan melalui pemberdayaan perilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sendiri merupakan semua
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan dalam berbagai tempat
di mana sekelompok orang hidup, bekerja, bermain dan saling berinteraksi
agar derajat kesehatan dapat meningkat. Banyak faktor yang bisa
mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat. Mengingat perilaku hidup
bersih dan sehat memiliki kaitan langsung terhadap timbulnya berbagai
penyakit seperti diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran nafas
(ISPA), penyakit kulit maupun infeksi saluran pencernaan. Berbagai faktor
yang menghambat masyarakat menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat
antara lain adalah meliputi pendidikan dan pengetahuan terhadap PHBS.
Masing-masing faktor ini saling berinteraksi dan pengaruh terhadap fase
akhir, yaitu praktek PHBS.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat serta mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat. Dan berperilaku hidup bersih dan sehat secara bertahap
dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat.
c. Semua masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara untuk
melakukan melakuka PHBS.
d. Semua kalangan masyarakat dapat melakukan PHBS.
e. Meningkatnya Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota Sehat
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


SUB POKOK BAHASAN: a. Pengertian Perilaku Hidup bersih Dan Sehat.
b. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
c. Indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
d. Apa manfaat ruma tangga ber PHBS
e. Ciri-ciri Rumah sehat
SASARAN : Ibu-ibu balita di posyandu
TANGGAL :Senin,18 Maret 2019
JAM :08:30 - Selesai
WAKTU :30 menit
TEMPAT : Posyandu karang Gayam Trisono Ponorogo
METODE : Ceramah dan Tanya Jawab
MEDIA : Leaflet
MATERI : Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
C. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pendahuluan: 1.menjawab salam
1. Memberi salam dan 2.Memperhatikan
perkenalan diri.
2. Menyampaikan topic
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
4. Melakukan kontrak waktu

2. 20 Menit Penyajian: 1. Memberi Jawaban


1. Pengertian Pola Hidup 2. Memperhatikan dan
bersih dan Sehat (PHBS) mencatat
2. Ciri-ciri Rumah Sehat 3. Menyampaikan
3. Indikator dalam Perilaku pertanyaan
Hidup Bersih Dan Sehat 4. Mendengar
4. Tujuan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Di
Masyarakat.
5. Manfaat prilaku hidup
bersih dan sehat.

3. 5 menit Penutup: 1. Bersedia


1) Menyimpulkan materi. melaksanakan
2) Meminta Saran 2. Memberi salam
3) Memberikan salam 3. Menjawab salam

D. EVALUASI
1. Evaluasi proses: Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
Menanyakan kembali pada peserta tentang materi yang disampaikan
2. Evaluasi hasil :Menanyakan kembali pada peserta tentang materi yang
disampaikan
MATERI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Depkes, 2008).
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk mewujudkan kesehatan
anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksakan perilaku hidup bersih dan
sehat.

B. Ciri-ciri Rumah Sehat


Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2007) sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding terbuat dari tembok,
atap rumah terbuat dari genteng atau seng.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk menjaga agar aliran udara
dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang
optimum.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu penyediaan air bersih
yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah,
fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga.

C. Indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Ada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut Ekasari, dkk (2008)
sebagai berikut:
1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, bidan, paramedis lainnya) sebagai penolong pertama dalam proses
lahirnya janin bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.
2. Bayi diberi ASI Sejak Lahir sampai berusia 6 bulan.
Bayi yang berumur 0-6 bulan yang mendapat ASI sejak lahir sampai umur 6
bulan tanpa makanan tambahan.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Menimbang bayi dan balita secara berkala tersebut dapat memudahkan
pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu
sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat
memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi
buruk.
4. Ketersediaan Air Bersih.
Sumber air minum rumah tangga yang berasal dari sumber air dalam kemasan,
leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung minimal berjarak
10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
5. Ketersediaaan Jamban Sehat.
Rumah tangga menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau
lubang penampungan sebagai pembuangan akhir.
Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja
atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk
mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia. Syarat
jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan
lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu
konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih
6. Kesesuaian Luas Lantai Dengan Jumlah Penghuni.
Luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari- hari
dibagi dengan jumlah penghuni minimal 9 m².
7. Lantai Rumah Bukan Dari Tanah.
Lantai rumah yang digunakan dari permanen atau lantai papan (rumah
panggung).
8. Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari.
Anggota keluarga yangberumur 15 tahun keatas mengkonsumsi sayur dan
buah dengan perimbangan minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau
sebaliknya 3 porsi sayur dan 2 porsi buah selama 7 hari dalam seminggu.
9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.
Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas yang melakukan aktivitas
seperti olah raga selama 10 menit, setiap hari minimal 5 hari dalam satu
minggu.
10. Tidak Merokok di Dalam Rumah.
Anggota keluarga yangberumur 15 tahun ke atas tidak ada yang merokok
didalam rumah setiap hari/kadang-kadang

D. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat


Menurut Ekasari, dkk (2008) Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di
masyarakat sebagai berikut:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapinya.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk
penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatannya.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat untuk pencapaian PHBS di rumah tangga, seperti
penyelenggaraan posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan
ibu bersalin dan sosial ibu bersalin, ambulan desa, kelompok pemakaian
air dan arisan jamban.

E. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Menurut Ekasari, dkk (2008) Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebagai berikut:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi
keluarga, biaya pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/32294065/Perilaku-Hidup-Bersih-Dan-Sehat
https://www.scribd.com/doc/76374856/SAP-Prilaku-Hidup-Bersih-Dan-Sehat
Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :Rineka
Cipta.
Ekasari.2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan. Jakarta:EGC
Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku,, Jakarta :Rineka

Anda mungkin juga menyukai