Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun dibuktikan dari semakin bertambahnya


angka pengangguran di- Indonesia bahkan semakin banyaknya angka kriminal yang dilakukan
oleh anak-anak dibawah umur.

Pendidikan harusnya dapat menjadi lembaga penunjang pembentukan karakter yang


dapat menghasilkan generasi- masa depan yang memajukan kehidupan Bangsa Indonesia.

Faktor pendukung pendidikan terdiri atas 2 faktor yakni internal (diri individu) dan
eksternal (kondisi sekolah). Makalah ini mengacu pada faktor eksternal yakni kondisi sekolah
yang akan mempengaruhi cara belajar individu sehingga dapat mengetahui permasalahan yang
membuat kualitas pendidikan terus menurun serta solusi atas masalah tersebut.

Lembaga pendidikan adalah suatu tempat atau wadah dimana proses pendidikan
berlangsung yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang ke arah
yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar serta wawasan dan pengetahuan
yang diperoleh. Pendidikan di Indonesia diwajibkan 9 tahun di Indonesia yakni Sekolah Dasar (3
tahnun), Sekolah Menegah Pertama (3 tahun) dan Sekolah Menengah Atas (3 tahun). Wadah
lembaga pendidikan adalah sebuah sekolah yang menjadi tempat bagi siswa dan siswi dapat
berkumpul dan belajar bersama dengan bimbingan dan arahan dari guru, yaitu pengajar
mereka.

1
Sekolah berisi ruang-ruang kelas dan ruang-ruang penunjang lainnya. Dalam sebuah ruang
kelas berisi elemen-elemen pendukung yang mewadahi kegiatan belajar pada siswa dan siswi.
Proses belajar disekolah merupakan sebuah sistem pengajaran dari seorang guru kepada siswa
dan siswi. Proses belajar menjadi bagian penting dalam lembaga pendidikan, sehingga proses
belajar perlu dipastikan sesuai dengan tujuan awalnya yaitu menjadi lembaga yang bertujuan
mengubah tingkah laku seseorang kearah yang lebih baik melalui pelajaran yang diajarkan.

Faktor pendukung proses belajar terdiri dari 2 faktor yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal berasal dari diri individu itu sendiri yakni motivasi belajar yang membuat
stimulasi bagi dirinya sehingga mendorong individu untuk belajar. Yang kedua adalah faktor
eksternal yang berasal dari luar individu tersebut seperti penyediaan wadah untuk belajar yang
salah satunya adalah sekolah.

Keberadaan sekolah menjadi peran penting dalam menunjang kegiatan belajar. Sehingga
peran arsitek adalah agar bisa membangun wadah pendidikan yakni sekolah yang bisa
menstimulan individu sehingga kegiatan belajar menjadi maksimal dari faktor internal maupun
eksternal.

Keberadaan sekolah mendorong stimulasi dari individu, maksudnya adalah bahwa desain
sekolah teremaksud pola tempat duduk,besar ruang kelas, bentuk ruang kelas, tipologi ruang
kelas, pencahayaan, kebisingan dan lainya adalah yang membutuhkan peran arsitek yang dapat
mengkaitkannya dengan psikologi individu yng belajar.

Sehingga makalah ini akan membahas satu dari beberapa aspek yang tersebut diatas, yakni
pola tempat duduk dan melihat pengaruhnya dalam individu tersebut besikap sosial karena
dalam kegiatan belajar juga diperlukan sikap sosial yang aktif yang juga akan mendukung proses
belajar.

2
3

Anda mungkin juga menyukai