Isi Makalah KWN
Isi Makalah KWN
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana nasionalisme para pemuda di Indonesia zaman sekarang?
1.2.2 Bagaimana nasionalisme remaja dari kalangan pelajar atau mahasiswa?
1.2.3 Strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa
nasionalisme dan patriotisme di era global?
1.2.4 Bagaimana cara membangkitkan rasa nasionalisme dengan menghargai
keragaman?
1.2.5 Apa pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme ?
1.2.6 Apa yang harus kita lakukan agar nasionalisme di Indonesia tidak kian
memudar?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana rasa nasionalisme pada zaman sekarang
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana rasa nasionalisme remaja dikalangan pelajar
atau mahasiswa
1.3.3 Untuk mengetahui strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk
menguatkan rasa nasionalisme dan patriotisme di era global
1.3.4 Untuk mengetahui cara membangkitkan rasa nasionalisme dengan
menghargai keragaman
1.3.5 Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
1.3.6 Untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan agar nasionalisme di
Indonesia tidak memudar
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan
pembela tanah air. Sedangkan patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah
air. Pengertian patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela
tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat,
sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya
bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.
3
perhiasan watak, yang setiap rakyat kita dapat memiliki, asal ia bersedia
berkorban untuk sesuatu tugas besar atau untuk untuk sesuatu cita-cita besar.
Setiap memasuki bulan Oktober, kita akan selalu diingatkan oleh sebuah
peristwa bersejarah dalam perjalanan bangsa ini. Peristiwa tersebut kita kenal
sebagai Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebagai bangsa beradab, tentu kita
tidak ingin momentum bersejarah ini terlewatkan begitu saja. Seharusnya ada
makna yang bisa diambil dari peristiwa besar ini. Salah satu makna paling
menonjol dari peristiwa Sumpah Pemuda ini adalah menguatnya semangat
nasionalisme di kalangan pemuda saat itu.
4
Demikianlah seterusnya, sejarah panjang bangsa ini mencatat konstribusi
yang diberikan kaum muda di setiap persimpangan sejarah. Hingga wajar jika
banyak pengamat sejarah yang menyatakan bahwa sejarah suatu bangsa
sesungguhnya adalah sejarah kaum muda. Pemuda hadir pada titik persimpangan
sejarah dan memberi arah bagi perjalanan bangsa ini. Sekadar menjadi catatan,
perjuangan kaum muda di panggung sejarah juga terjadi di hampir seluruh
belahan dunia.
Ketiga, semangat zaman lahir dari sturuktur politik dan kebijakan negara.
Dalam sejarah perjalanan bangsa yang menempatkan sosok kaum muda sebagai
instrumen perubahan, peran politik kaum muda setidaknya dipengaruhi oleh tiga
5
faktor yaitu: mainstream isu yang berkembang, kepandaian menerjemahkan
semangat zaman, dan ketepatan merumuskan strategi perjuangannya.
Di situlah letak tantangan yang harus dihadapi oleh kaum muda saat ini
dihadapkan pada berbagai persoalan, baik di tingkat lokal seperti korupsi,
kemiskinan, pengangguran, kemandirian dan lain-lain maupun di tingkat global
seperti isu-isu lingkungan hidup, pemanasan global, terorisme, dan sebagainya. Itu
semua tentu saja tidak bisa diselesaikan oleh para pemuda yang hanya bisa
bernostalgia dan beromantisme mengenang masa yang telah berlalu.
Setiap perubahan perlu energi besar yang lahir dari jiwa yang senantiasa
menggelora khas anak muda, cerminan dari hati yang bersih serta nurani yang
senantiasa berkobar. Jadi bukan munculnya generasi anak nongkrong yang jadi
persoalan. Namun, intinya adalah ketika sensitivitas krisis dari generasi muda
terus melemah serta kepeduliannya terhadap persoalan-persoalan besar telah
terkikis, maka tunggulah saat di mana pemuda akan semakin menepi dan
terpinggirkan dari panggung sejarah peradaban.
6
nasionalisme yang dapat dipakai sebagai syarat minimal guna menakar
nasionalisme kaum muda di setiap zaman.
Dalam catatan sejarah, peran serta pemuda selalu hadir dalam setiap fase-fase
perjuangan. Pada saat kebangkitan nasionalisme Indonesia misalnya, muncul
gerakan Boedi Oetomo tahun 1908. Meskipun gerakan ini hanya mencakup
masyarakat Jawa saja, namun gebrakannya tetap menjadi inspirasi bagi
tumbuhnya rasa kebangsaan. Dalam gerakan ini, sejumlah mahasiswa kedokteran
Stovia, Jakarta, yang sudah muak terhadap para penjajah, bangkit membentuk
organisasi yang membela kaum papa, dengan memberikan pelayanan kesehatan
bagi rakyat yang hidupnya menderita.
Pada tahun 1928, sekali lagi pelajar-pelajar Indonesia yang tengah menimba
ilmu di dalam maupun luar negeri seperti Soepomo, Hatta, Sutan Syahrir dan
Soekarno terus aktif menyuarakan tuntutan kemerdekaan bagi negerinya, lewat
organisasi-organisasi yang tumbuh di awal abad 20. karena gerakannya itu,
mereka menjadi penghuni langganan penjara-penjara pemerintah kolonial.
Demikian pula pada saat berjuang merebut kemerdekaan, peran nyata para
pemuda pelajar dan mahasiswa sungguh luar biasa keberaniannya. Sehingga
7
Indonesia mencapai pintu gerbang kemerdekaan. Sebuah momentum yang sangat
dicita-citakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Jadi kalau kita bicara perjuangan generasi muda, pelajar dan mahasiswa tempo
dulu, nampak terlihat sebuah semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme yang
demikian membara. Mereka begitu tegas, gagah dan berani mengorbankan seluruh
jiwa dan raganya untuk mengangkat martabat bangsa.
Generasi muda sekarang hidup dalam kondisi yang kondusif, aman dan tidak
ada peperangan lagi. Karena itulah generasi muda sekarang umumnya hanya
santai-santai menikmati hidup, dengan berbagai fasilitas yang sudah tersedia.
Demikian pula dalam bidang pendidikan, kesempatannya sangat besar dan terbuka
lebar. meskipun tidak semuanya memanfaatkan kesempatan ini dengan sungguh-
sungguh, bahkan sedikit sekali. Akibatnya fasilitas dan kesempatan yang
disediakan dengan baik itu jadi mubazir. Apalagi bagi anak dari kalangan elit
yang bergelimangan duit, semuanya selalu diukur dengan duit. Semua urusan
dianggapnya mudah dengan duit, dengan sogok sana, sogok sini. Bahkan saking
banyaknya limpahan materi itu, sebagaian dari mereka malah menghambur-
hamburkan untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya sama sekali seperti; dugem,
narkoba, mabuk-mabukan dan berbagai bentuk pemborosan lainnya.
Ada juga generasi muda yang masih gemar tawuran dengan sesama.
Pemuda dengan pemuda, pelajar dengan pelajar, mahasiswa dengan mahasiswa
atau kombinasi antar ketiganya. Mahasiswa dengan masyarakat, pelajar dengan
mahasiswa dan seterusnya. Tindakan ini bukan saja membahayakan keselamatan
8
umum, tapi juga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa, pembelah rasa
kebangsaan. Inilah potret buram generasi muda Indonesia masa kini yang terus
terjadi hingga sekarang.
Namun demikian, kita tahu, tidak semuanya buram seperti itu, masih ada
sebagian genrasi muda Indonesia yang benar-benar cemerlang. Mereka adalah
orang-orang yang pandai memanfaatkan dengan baik fasilitas dan kesempatan
yang dimilikinya. Sehingga tumbuh menjadi pemuda yang berprestasi.
Disamping itu, ada juga generasi muda Indonesia yang berprestasi dalam
berbagai bidang, namun sepi dari perhatian publik. Mereka adalah pelajar-pelajar
yang aktif di organisasi-organisasi sekolah, PMR, Pramuka, Paskibra dan
sejumlah kegiatan lainnya. Yang pasti kegiatannya tidak menimbulkan masalah
bagi masyarakat dan Negara. Mereka juga patut dicatat sebagai patriot-patriot
bangsa yang mampu mengisi kemerdekaan dengan karya nyata yang positif guna
kemakmuran bersama.
Jadi, setiap pemuda, pelajar dan mahasiswa dengan segala kelebihan dan
keistimewaannya sangat diharapkan dapat mewujudkan cita-cita nasional menuju
bangsa yang bermartabat dan berdaulat. Tentunya pemuda yang dimaksud adalah
mereka-mereka yang mempunyai jiwa nasionalisme, patriotisme, didukung
dengan komitmen moral dan karya nyata.
9
pemuda pendahulunya. Hanya saja konteks peran aktif itu mungkin bisa menjadi
berbeda dan lebih beragam di zaman sekarang ini.
10
Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil
mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional.
Berangkat hal itu semua, marilah kita selalu berpegang kepada semangat ber-
Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa sejak dulu.
Hilangkan pikiran-pikiran baru yang rusak dan tidak bertanggung jawab atas
upayauntuk melakukan suatu pergeseran makna rasa kebersamaan dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua harus sadar
bahwa ketika hak azasi seseorang yang terlahir dan berasal-usul dari wilayah
negeri yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini juga memiliki hak dan
kewajiban serta tanggung jawab yang sama atas bangsa dan negaranya. Oleh
karena perlunya kita menghargai keragamanan, tentunya dimanapun terjadinya
pesta demokrasi baik di pusat atau di daerah, hendaknya menjadi ajang aspirasi
yang paling demokratis tanpa dibayangi atau dihantui serta diracuni dengan
pikiran-pikiran sempit darisebagian atau sekelompok orang tertentu yang hendak
memudarkan semangat Nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara.
11
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi benar-benar akan menikmati
pesta demokrasi ini secara lansung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil
sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila.
a. Pengaruh positif
12
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan
nasional bangsa dan Negara.
b. Pengaruh negatif
Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak
negatif yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal
tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi.
Yakni, semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab,
sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti Mc Donald, Coca-
Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak
yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat. Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya
kesenjangan sosialyang tajam antara orang kaya dan miskin. Ini
disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung
berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat
menimbulkan rasanasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau
13
bahkan hilang. Sebab,globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat
secara global. Apapun yangada di luar negeri dianggap baik serta mampu
memberi aspirasi kepada masyarakatkita untuk diterapkan di negara kita.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas, pengaruh negatif globalisasi lebih
banyak daripada pengaruh positifnya. Olehkarena itu, diperlukan langkah
untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasiterhadap nilai
nasionalisme.
Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau
agamanya ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama termasuk
kebebasan beribadah dan mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan
hukum,hak mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.
14
kebangsaan yang kita bangun bersifat sosialis, ultranasionalis ala nazisme Jerman
dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan
kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas oleh
negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis
(IanAdams, 1995: 82).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/makalah+tentang+membangun+kembali+semangat+nasionali
sme+generasimuda+indonesia
https://www.patikab.go.id/v2/id/2014/08/18/membangkitkan-rasa-nasionalisme-
generasi-muda-indonesia/
17