Anda di halaman 1dari 5

A.

JUDUL :

“PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI TRAUMA ANAK DI KOTA PALU”

B. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia berada di garis khatulistiwa, pada posisi silang antara dua benua dan
dua samudra , berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis,geologis, hidrologis dan
demografis yang rawan terhadap bencana dengan frekuensi cukup tinggi.
Kejadian 28 september 2018 yang memakan korban mencapai 2.045 dan Sebanyak 84 Anak
Korban Gempa Palu Terpisah dari Orangtuanya, rentetan bencana bencana lain yang menghantui
Indonesia selama 2018.

Fenomena bencana alam sebenarnya sudah terjadi dalam sejarah agama Islam sejak
zaman Nabi Nuh . di jelaskan dalam Alqur’an Al-'Ankabut (Laba-laba):Ayat 14

“ Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal
diantara mereka seribu tahun kurang limu puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar dan meraka adalah orang orang yang dzalim ”

Kata bencana dalam Al-Qur’an sendiri sering di sebut Musibah . musibah berasal dari kata
“ ashaba” yang memiliki arti peristiwa yang menimpa manusia baik dari peristiwa alam maupun
social.
Bencana alam yang terjadi cukup besar biasanya akan menghilangkan banyak harta
benda, nyawa serta korban luka fisik maupun psikologis. korban bencana tersebut perlu
mendapatkan perlakuan yang cepat untuk keamanan mereka . pada Undang undang RI No.24
tahun 2007 pasal 26 menjelaskan bahwa “setiap orang berhak mendapatkna perlindungan social
dan rasa aman khusus nya bagi kelompok masyarakat yang rentan bencana. Korban bencana
tidak memandang umur , jenis dan jabatan.
Seperti yang di sebutkan dalam pasal 26 bahwa prioritas dalam penyelamatan korban
bencana yang dalam kategori rentan anak anak , orang tua, cacat , pasien rumah sakit dan kaum
lemah , terutama anak anak harus lebih di dahulukan karna lebih mudah mengalami gangguan
psikologis, sifat kepolosan dan reaksi kaget yang secara spontan cenderung mengakibatkan
trauma setelah terkena bencana.

Anak yang mengalami gangguan mental emosional dan kecemasan yang berat perlu
penanganan khusus oleh psikolog dan pekerja social karna apabila mendapatkan penanganan
yang salah , malah menyebabkan trauma semakin dalam dan sulit untuk di sembuhkan. Anak
anak umumnya belum memiliki kemampuan memadai untuk mengatasi penderaan fisikal dan
emosional yang menerpa mereka Dan hal itu bisa mempengaruhi mereka di masa yang akan
datang.

Lalu apa yang bisa di tawarkan untuk membantu anak anak yang mengalami trauma agar
dapat menjalani kehidupan sosialnya tanpa lagi terbebani dengan tekanan batin yang dialaminya?
Bagaimana peran arsitektur dalam merespon permasalahan yang terjadi pada kehidupan sosial
anak anak , khususnya Palu ? hal mendasar yang pemenuhannya mendesak adalah sebuah
perlindungan.

Berdasarkan Buku Seri EkoArsitektur 2, Arsitektur Ekologis karya Heinz Frick dan Tri
Hesti Mulyani halaman 1-2 paragraf 2- 3 disebutkan bahwa:

”Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan,


beristirahat, dan bersuka ria bersama keluarga.”

“Rumah harus menjamin kepentingan keluarganya untuk tumbuh, hidup bergaul, dan
lebih dari itu rumah harus memberikan ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan
pada segala peristiwa hidupnya.”

“Empat fungsi pokok rumah sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi manusia
adalah 1)memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia, 2)memenuhi kebutuhan pokok rohani
manusia, 3)melindungi manusia dari penularan penyakit, 4)melindungi manusia dari gangguan
luar.”

Kesimpulan ini yang akan diangkat sebagai acuan pengembangan respon secara
arsitektural terhadap isu trauma anak yang telah diulas. Pada rancangan akan dimunculkan
karakteristik-karakteristik sebuah bangunan yang berfungsi sebagai naungan pelindung bagi
anak-anak korban trauma , tetapi lebih kepada pengembangan sifat-sifatnya yang
mempengaruhi/berdampak bagi manusia.

Anak anak yang mengalami trauma memiliki kebutuhan akan fasilitas yang memiliki
fungsi lebih kompleks dan hal ini lah yang menjadi dasar penulis untuk menghadirkan healing
tools dalam konteks arsitektur dan mengangkat tema “PERANCANGAN PUSAT
REHABILITASI TRAUMA ANAK DI KOTA PALU”

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah di dalam penelitian ini
sebagai berikut :

1. Fasilitas apa yang ditawarkan dalam rancangan untuk membantu proses


penyembuhan trauma psikis pada anak-anak ?

2. Apa saja elemen/detail yang dibutuhkan untuk menunjang fasilitas tersebut?


3. Kualitas arsitektural seperti apa yang dibutuhkan pada fasilitas tersebut?

D. METODE PENELITIAN
1. Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah sebagian yang ada pada gangguan kesehatan mental
anak anak yang mengalami trauma setelah bencana.

2. Sample penelitian

Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini dengan mengambil populasi yang
ada dengan menggunakan teknik random sampling.

3. Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data di lakukan dengan metode:

a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung


kepada responden dan di anggap mengerti.

b. Observasi

Yaitu dengan turun langsung ke lapangan dengan melengkapi data-data yang


penulis perlukan dalam penelitian ini.

c. Angket

Yaitu berupa sejumlah daftar pertanyaan sekitar penelitian ini kemudian di


sebarkan untuk di isi oleh para reponden untuk memperkuat hasil penelitian.

d. Dokumenmtasi

Yaitu dalam penelitian ini penulis juga mengumpulkan dokumen-dokumen dari


Bank Negara Indonesia Syariah mikro cabang pekanbaru untuk melengkapi data-data
yang penulis perlukan.

4. Teknik analisa data

Pada penelitian ini data yang di peroleh adalah data kualitatif yaitu data yang
berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik, atau sifat variabel. Sesuai dengan jenis
data yang di peroleh dari penelitaian tersebut maka teknik pengolahan data pada
penelitian ini menggunakan teknik statistik yakni pengolahan data denngan
menggunakan statistik, Analisis kualitatif pada penelitian ini di lakukan secara deskriptif,
yaitu dengan menumpulkan data dari keterangan untuk di cantumkan kemudian di
analisa, dapat di susun sebagaimana di peroleh dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Seri EkoArsitektur 2, Arsitektur Ekologis karya Heinz Frick dan Tri Hesti Mulyani

https://repository.usd.ac.id/2211/2/029114088_Full.pdf

http://repository.its.ac.id/42473/1/3211100046-Undergraduate-Theses.pdf

Singarimbun, Masri; & Effendi, Sofian (eds.). 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Anda mungkin juga menyukai