Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami dan tanpa
pengobatan apapun, yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit.
Meskipun setiap penyakit mempunyai riwayat alamiah yang berbeda, karena kerangka
konsep yang bersifat umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan penyakit
pada umumnya
a. Tahap prapatogenesis: Manusia (host) masih dalam keadaan sehat namun pada
saat ini pula manusia telah terpajan dan berisiko terhadap penyakit yang ada di
sekelilingnya. Adapun penyebabnya karena telah terjadi interaksi dengan bibit
penyakit (agent), bibit penyakit belum masuk ke manusia (host), manusia masih
dalam keadaan sehat atau belum ada tanda penyakit, dan belum terdeteksi baik
secara klinis maupun laboratorium.
b. Tahap inkubasi: tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manusia, namun gejala
belum tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat, akan terjadi gangguan pada
bentuk dan fungsi tubuh.
c. Tahap penyakit dini: tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan,
dan umumnya masih dapat beraktivitas.
d. Tahap penyakit dini: tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak
dapat beraktivitas sehingga memerlukan perawatan.
e. Tahap akut penyakit: tahap akhir perjalanan penyakit ini, manusia berada dalam
lima keadaan yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karrier, kronis, atau
meninggal dunia.
2 Komponen Proses Terjadinya Penyakit Infeksi
Penyebab Penyakit
a. Protozoa
b. Bakteri
c. Virus
d. Metazoa
e. Fungi
f. Ricketsia
Reservoir Penyebab Penyakit
a. Habitat normal bagi agent penyebab penyakit di mana ia hidup, berkembang biak dan
tumbuh dengan baik. Dapat berupa :
o Human reservoir
o Animal reservoir
o Environment Reservoir.
Tempat keluarnya penyakit dr pejamu (Portal of Exit)
a. Saluran pernafasan
b. Saluran pencernaan
c. Perkemihan
d. Melalui kulit.
a. Secara Langsung,
Contoh : TBC, Penyakit kulit dan kelamin, Hepatitis. Droplet infeksi melalui
percikan ludah, terutama penyakit melalui. Saluran nafas.
b. Secara Tidak Langsung,
o Ditularkan melalui binatang (vektor) Co : DBD, malaria, filariasis, dll
o Penyakit saluran cerna yang ditularkan melalui lalat, kecoa
o Contoh : Kolera, disentri.
o Penularan melalui. perantara air dan tanah.
3 Pendekatan Epidemiologi Terhadap Penyakit
Epidemiologic Triangle
1. Penularan Langsung
2. Penularan tidak langsung
a. Melalui Udara => Daroplet Nuclei, keluar melalui mulut / hidung, dapat
bertahan di debu, lantai, tempat tidur dalam waktu yang lama dan mempunyai
daya tahan yang kuat terhadap lingkungan dan kekeringan
b. Melalui asupan makanan => penyakit saluran pencernaan, dimana dapat dibagi
lagi menjadi : Water Borne Disesase (Air), Port D’entry nya mulut & kulit,
Food Borne Disease (makanan), Milkborne Disease (susu).
3. Melalui vektor
Sumber Infeksi
1. Infeksi Iatrogenik, merupakan penyakit akibat tindakan klinis
2. Hewan Reservoir
Akut Kronik
1. Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit.
Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit
berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu.
Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya
tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini
disebut sehat.
2. Tahap Patogenesa
1) Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu,
tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai
masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit
kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio mempunyai masa
inkubasi 7 – 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker
paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang
mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada
suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya.
Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit
disebut dengan horison klinik.
2) Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit,
pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan.
Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan
karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat
umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi
dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan
masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena
tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan
masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat
datang berobat sering talah terlambat.
3) Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap
penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan
pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan
penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :
Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh
secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada
keadaan sebelum menderita penyakit.
Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita
sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena
ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan
cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata,
tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan
cacat sosial.
Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena
gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri
pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat,
misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul
kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu
sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi
sumber penularan
Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit
tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak
bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak
menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam
keadaan sakit.
Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan
karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan
seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan
keperawatan.
d. Perkembangan Konsep Penyebab Penyakit dan Model Kausal Penyakit Non Infeksi
Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok yaitu :
pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan
oleh satu faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di
sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong
terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab
penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :
Angka penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat, pada tahun 1995
kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 41,7 persen dan tahun 2007 meningkat
menjadi 59,5 persen. Contohnya adalah kematian akibat rokok. Dalam hal ini, WHO
memperkirakan bahwa jika di tahun 2000 terdapat 4 juta kematian yang berkaitan
dengan rokok di seluruh dunia, maka di tahun 2030 angka itu akan mencapai 10 juta.
Sebesar 7 juta di antaranya akan terjadi di negara-negara berkembang dan yang 3 juta
terjadi di negara-negara maju. Jumlah kematian sebesar itu tentu akan membebani
ekonomi negara-negara berkembang.
Bagaimana menanggulanginya?
Jadi, untuk menekan angka kematian akibat epidemi PTM ini sebenarnya bukan
tergantung pada obat saja, tetapi diperlukan juga kesadaran masyarakat sendiri
untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi pola hidup yang sehat,
termasuk juga mengendalikan pencemaran udara dan lingkungan hidup.
Contohnya Pasien hipertensi tidak hanya bergantung pada obatnya, tetapi juga
harus mengubah pola makannya untuk mendukung pengobatannya, jika tidak tentu
akan
DAFTAR PUSTAKA
Luberto L., 2011, Penyakit Tidak Menular Masih Tinggi di Indonesia. Radio Republik
Indonesia (www2.rri.co.id), diakses tanggal 01/07/2011
Mohamad K (Mantan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia), 11 September 2010, Epidemi
Penyakit Tidak Menular, Kolom Metrro TV News, http://www.metrotvnews.com diakses
tanggal 01/07/2011
Rahim Ali, A., 6 Maret 2010, Faktor Resiko dan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, pada
kolom kesehatan Arali 2008