Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan pengayakan
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “ Hak dan Kewajiban Perawat dalam Pelayanan
Keperawatan” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia Kesehatan Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritik.

Bandung, 20 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………….………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….ii
BAB I…………………………………………………………………………………….....…....1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..1
1.2 Batasan Masalah………………………………………………………………...1
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………….....1
1.4 Tujuan…………………………………………………………………………..2
1,5 Manfaat……………………………………………………………….,……….. 2
1.6 Metode Penyusunan…………………………………………………………… .2
BAB II….....................................................................................................................3
2.1 Pengertian…………………………………………………..…………………. ..3
2.2 patofisiologi…………………………………………………………………...... 4
BAB III……………………………………………………………………………....5
3.1 Penyebab..…………………………………………………………………….... .5
3.2 Perilaku yang ditimbulkan………………………………………………….…....5
3.3 Jenis – jenis halusinasi……………………………………………………….... ..6
3.4 Pengobatan…………………………………………………………………,,…...7
BAB IV Kesimpulan………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau
pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang berada dalam
asuhan keperawatan karena di sisi lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien dan atau
pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang
agak membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat darurat yang
sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit
yang tercipta kerja sama antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,
sedangkan untuk daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat kebanyakan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demi keselamatan
jiwa klien.

Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalsme. Beberapa
faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmu keperawata banyak sekali.

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika
merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai
dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode
etik keperawatan.
1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yaitu penulis hanya membahas tentang hak dan kewajiban
perawat dalam pelayanan kesehatan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah hak perawat dalam pelayanan kesehatan?

2. Apakah kewajiban perawat dalam pelayanan kesehatan?

1.4 Tujuan

a. Menjelaskan tentang hak perawat dalam pelayanan kesehatan.

b. Menjelaskan kewajiban perawat dalam pelayanan kesehatan.

1.5 Manfaat
a. Manfaat teoretis

Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembaca terhadap hak dan
kewajiban perawat dalam pelayanan kesehatan.

1.6 Metode Penyusunan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Studi pustaka
b. Studi journal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAK DAN KEWAJIBAN


A. Pengertian Hak
Hak adalah tuntutan seorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, morlaitas, dan legalitas.
Setiap manusia mempuinyai hak asasi untuk berbuat, menyatakan pendapat,
memberikan sesuatu kepada orang lain, dan menerima sesuatu dari orang lain atau lembaga
tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam menuntut suatu hak, tanggung
jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan yamg merupakan kontrak
social, baik tersurat maupun tersirat, sehingga segala sesuatunya dapat memberi dampak
yang positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman
tentang hak-hak tersebut agar terbentuk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan
tercipta kehidupan yang damai dan tentram.
B. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang memang
harus dilakukan agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan haknya
C. Peranan Hak
1) Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang
dengan kelompok.
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk
menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan untuk kliennya. Disini terlihat bahwa
dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannya untuk menginstruksikan pengobatan
pada klien. Hal ini merupakan haknya selaku penanggung jawab medis.

2) Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.


Contoh:
Seorang perawat, dalam melaksanakan asuhan keperawatannya, mendapat kritikan
karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama klien. Perawat tersebut dapat
mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang
terbaik untuk klien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
3) Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh
orang lain.
Contoh:
Seorang perawat menyarankan kepada pasien agar tidak keluar ruangan selama
dihospitalisasi. Pada situasi tersebut, klien marah karena tidak setuju dengan saran
perawat dank lien tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga punya hak untuk
keluar dari ruangan bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan
pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan
karena membatasi pasien, berarti ia mengingkari kebebasan pasien.

D. Jenis-Jenis Hak
1) Hak mengenai kebebasan diekspresikan sebagai hak orang-orang untuk hidup sesuai
dengan pilihannya dalam batas-batas yang ditentukan (fromer 1981). Misalnya, seorang
perawat wanita yang bekerja disuatu rumah sakit, dapat memakai seragam yang dia
inginkan (haknya) asalkan bewarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Dalam contoh tersebut terdapat dua hal penting, yaitu sebagai berikut:
a. Batas-batas kesopanan tersebut merupakan kebijakan rumah sakit.
b. Warna putih dan sopan merupakan norma yang diterapkan untuk perawat.

2) Hak Kesejahteraan yaitu hak-hak yang diberikan secara hokum untuk hal-hal yang
merupakan standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Misalnya, hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk untuk
memperoleh air yang bersih, dll.

3) Hak Legislatif diterapkan oleh hokum berdasarkan konsep keadilan. Misalnya, seorang
wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.
Badman (1986), menyatakan bahwa hak-hak legislatif mempunyai empat peranan
dimasyarakat, yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.

2.2 HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari praktik
keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar yang harus
dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan apa yang semestinya
didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh perlindungan hukum dan
profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan salah satu hak perawat yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum
serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun
daerah. Hal ini seperti dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh
berbagai pihak, baik dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta
elemen pemerintahan lain yang berkepentingan.
Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak untuk memperoleh
informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarganya agar mencapai tujuan
keperawatan yang maksimal. Jadi kepada klien dan keluarga yang berada dalam lingkup
keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan klien kepada salah satu profesi
kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak mengakses segala informasi mengenai
kesehatan klien, karena yang berhadapan langsung dengan klien tidak lain adalah perawat itu
sendiri.
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan otonomi
profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat melaksanakan tugasnya hanya yang sesuai dengan
ilmu pengetahuan yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan dimana profesi lain tidak dapat
melakukan jenis kompetensi ini. Perawat berhak untuk dapat memperoleh penghargaan sesuai
dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan.’

2.3 HAK-HAK PERAWAT


 Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
 Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai dengan
latar belakang pendidikannya.
 Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi
 Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya
tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.
 Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus
menerus.
 Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan
maupun klien.
 Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional
 Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan
pelayanan kesehatan.
 Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
 Perawat berhak untuk menolak di pindahkan ketempat tugas yang lain, baik melalui
anjuran maupun pengumuman tertulis karna diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-
undangan lainnya.
 Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa
profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
 Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan klien sesuai
dengan bidang profesinya.

Hak Perawat menurut Clare Fagin (1975)


1) Hak untuk memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan meningkatkan
dirinya melalui penggunaan kemampuan khusus dan latar belakang pendidikannya.
2) Hak untuk memperoleh pengakuan sehubungan dengan kontribusinya melalui ketetapan
yang diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan, serta imbalan ekonomi
sehubungan dengan profesinya.
3) Hak untuk mendapatkan lingkungan kerja dengan stres fisik dan emosional, serta resiko
kerja yang seminimal mungkin.
4) Hak untuk praktek profesi dalam batas-batas hokum yang berlaku.
5) Hak untuk menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
6) Hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap
keperawatan.
7) Hak berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat dalam
meningkatkan asuhan kesehatan.

2.4 KEWAJIBAN PERAWAT


Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek keperawatan, kode etik,
dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar profesi, standar praktek dan kode etik
tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan merupakan pedoman yang harus diikuti oleh
setiap tenaga keperawatan. Perawat yang melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk
klien dan atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau tindakan.
Hal ini juga tergantung situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai
perawat dapat menerangkan alasan yang tepat.
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan
atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang berada
dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien dan
atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang
agak membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat darurat yang
sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit
yang tercipta kerja sama antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,
sedangkan untuk daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat
kebanyakan menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demi
keselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan
profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmu
keperawata banyak sekali.

Kewajiban Perawat Meliputi :


1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk menjalankan praktek perawat perorangan / kelompok

2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien


a. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
b. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang- nundangan yang
berlaku
c. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai bbatas
kewenangan perawat
d. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai dengan
kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
e. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan keperawatan ) secara akurat
sesuai peraturan & SOP yang berlaku
f. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan praktik
profesi keperawatan
g. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan & kesehatan
h. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai batas kewenangan
& SOP
i. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Mentaati semua peraturan perundang-undangan
j. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama
perawat maupun dengan anggota tim kesehatan lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan
perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan
etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih
sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara
terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung
jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan didalam etik terdapat nilai-
nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku manusia (niat). Prinsip-prinsip moral telah banyak
diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi
keperawatan. Penerapan nilai moral professional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh
ditawar lagi dan harus dilaksanakan dalam praktek keperawatan.

3.2 SARAN
a. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai bentuk
pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek keperawatan
c. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya perangkat-
perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan.
d. Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling memuaskan dan
tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk komite etik disetiap Rumah
Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada yang mengawasi dan mengontrol
pelaksanaan etik dalam praktek keperawatan.
e. Perlunya sosialisai yang luas tentang kode etik profesi keperawatan dan bila perlu
diadakan pelatihan yang bersifat review tentang etika keperawatan secara periodic
dan tidak terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott.


Canadian Nurses Association (1999). Code of Ethics. For Registered Nurses: Otawa, Canada:
CNA.
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing; Theory and
Aplication; third edition: Philadelphia: Lippincott.
Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed, St.Louis: Mosby.
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and Pragmatics:
Maryland: Robert J.Brady CO.
Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (1999, 2000). Kode Etik Keperawatan, lambing dan Panji
PPNI dan Ikrar Perawat Indonesia, Jakarta: PPNI
Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar tidak diterbitkan.
Staunton, P and Whyburn, B. (1997). Nursing and the law. 4th ed.Sydney: Harcourt.
Soenarto Soerodibroto, (2001). KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah Agung
dan Hoge Road: Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2nd Ed. Philadelphia. FA
Davis.
Hj. Ismani Nila dan Sari Kurnianingsih [ed]. (2001). Etika Keperawatan. Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai