1606826962
IKGK-4 (SKENARIO-5)
KATA KUNCI
- Wanita 35 tahun ingin memperbaiki gigi
depannya yang berlubang.
- Gigi 22 karies, non-vital, berubah warna, tidak
nyeri.
- Radiografi saat perawatan saluran akar tampak
gigi 22 radiolusen berbatas tegas dengan
diameter: 2cm.
- Palpasi: terdapat benjolan pada muccobuccal SASARAN BELAJAR
fold regio 22, keras, nyeri tekan (-) - Definisi dari kista
- Pasien memiliki riwayat sakit kuning dan maag. - Karakteristik kista
- Perempuan (anak pasien) 1.5 tahun. - Etiopathogenesis dari kista
- Benjolan kebiruan. - Klasifikasi kista
RUMUSAN MASALAH - Prosedur diagnosis dari kista
- Apa definisi dari kista? - Penatalaksaan dari kista
- Bagaimana karakteristik kista? - Pengaruh konsumsi obat terhadap komplikasi ke
- Bagaimana etiopathogenesis dari kista? organ hati dan gastrointestinal
- Apa saja klasifikasi kista? (pakai klasifikasi yang - Macam-macam penyakit hepatitis
terbaru) - Penatalaksanaan pasien yang akan ditindaki jika
- Bagaimana prosedur diagnosis dari kista? memiliki penyakit hepatitis dan gastrointestinal
- Bagaimana penatalaksaan dari kista?
- Bagaimana pengaruh konsumsi obat terhadap
komplikasi ke organ hati dan gastrointestinal?
- Apa saja macam-macam penyakit hepatitis?
- Bagaimana penatalaksanaan pasien yang akan
ditindaki jika memiliki penyakit hepatitis dan
gastrointestinal?
ANALISIS MASALAH
_________________________________________________________________________________________________
KISTA
DEFINISI
Kista merupakan rongga patologi yang memiliki muatan Inflammatory cyst paling umum dan muncul serta
liquid, semi-liquid, atau gas tidak terdapat pus dan bisa berkaitan dengan gigi non-vital
ada/tidak ada lapisan pada epitelium. Secara keseluruhan dominan pada laki-laki dan
NOTE : pada mandibula 3 kali lebih berpegaruh
Kebanyakan kista pada rahang muncul dari dibandingkan maksila.
epitelium odontogenic. Kista tersebut relative Kebanyakan kista odontogenic jinak, namun pada
merupakan lesi yang umum (kebanyakan kedaan tertentu tumor atau sel skuamosa
inflammatory cyst 55%), dentigerous cyst (22%), karsinima dapat tumbuh di dalamnya.
atau odontogenic keratocyst (keratocystic
odontogenic tumours 19%).
KARAKTERISTIK
Radiolusensi berbatas jelas dan halus Terkadang cukup besar untuk menyebabkan fraktur
Cairan dapat diaspirasi dan kista berdinding tipis patologis
dapat bertransiluminasi Membentuk pembengkakan yang dapat di tekan
Pertumbuhan lambat (memindahkan gigi rather dan fluktuasi jika meluas ke dalam jaringan lunak
than menyerap gigi) Terlihat kebiruan ketika dekat dengan permukaan
Asymthomatic, kecuali terinfeksi dan adanya mukosa
temuan radiografis
ETIOLOGI DAN PATHOGENESIS
Epitel yang berkaitan dengan tiap odontogenic cyst Terdapat 2 fase :
berasal dari salah satu sumber berikut : 1. Cyst Initiation
o Benih gigi Hasilnya berupa proliferasi lapisan epitel dan
o Pengurangan epitel enamel dari mahkota gigi pembentukan kavitas kecil.
o Epitel rest of Malassez, sisa dari pembungkus o Inisiasi pembentukan kista biasanya berasal
hertwig dari epitel
o Sisa lamina gigi Namun, stimulus yang menginisiasi tidak
o Lapisan basal epitel oral diketahui
CYST FORMATION Faktor yang terlibat :
DEVELOPMENTAL ORIGIN
1. DENTIGEROUS CYST (FOLICULLAR CYST)
Merupakan kista odontogenic kedua yang paling umum.
Berkembang di dalam dental folikel normal yang berada
di sekitar gigi yang belum erupsi, atau berasal dari
degenerasi stellate reticulum, atau merupakan
akumulasi dari cairan diantara lapisan reduced enamel
epithelium (lapisan biasanya terdiri dari epitel berlapis
ETIOPATHOGENESIS
bertingkat).
Dentigerous cyst berkembang dari proliferasi sisa organ
Menurut cawson, kista ini melekat pada area leher gigi,
enamel atau pengurangan epitelium enamel.
menghalangi gigi tersebut erupsi dan dapat
Pembesaran kista ini berhubungan dengan peningkatan
memindahkan gigi ke jarak yang cukup jauh.
osmotalitas cairan kista dan pelepasan faktor resorpsi
tulang.
DIAGNOSIS
Dinilai dari pemeriksaan klinis dan radiograf. Ketika
jarak folikel > 5 mm dari mahkota, kemungkinan kista
sudah muncul. Namun, odontogenic keratocyst dan
ameloblastoma dapat terlihat seperti kista follicular.
Aspirasi dapat membantu untuk membedakan lesi.
DIAGNOSIS BANDING
Harus meliputi; odontogenic keratocyst,
ameloblastoma, dan other odontogenic tumors lainnya.
Perubahan ameloblastik dari lapisan dentigenrous cyst
juga merupakan DD.
CLINICAL FEATURES
TREATMENT
Marsupialization agar gigi dapat erupsi atau
enucleation dengan pencabutan gigi yang terlibat.
*jarang sel skuamosa karsinoma atau ameloblastoma
muncul di dalam dentigerous cyst.
2. ODONTOGENIC KERATOCYST
Merupakan kista yang jarang terjadi namun sangat
berbahaya. Dapat berasosiasi dengan sel basal naevoid
sindrom karsinoma.
KCOT kebanyakan berkembang daripada gigi, yang GAMBARAN RADIOGRAF
timbul dari lamina atau sisa-sisa gigi, sementara Keratocyst menunjukkan area radiolusen yang jelas,
beberapa, terutama pada mandibula posterior, kurang lebih bulat dengan batas berkerut atau
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Umumnya, berjumlah 6-10 lapisan sel tebal
Lapisan basal menunjukan karakteristik pola
palisade dengan inti terpolarisasi dan nuklei dengan
diameter yang seragam.
DIAGNOSIS BANDING
Gingival cysts yang meliputi gingival mucocele,
fordyce’s granules, parulis, dan mungkin tumor
peripheral odontogenic.
Gingival Cysts of Adults
TREATMENT
Sangat jarang terjadi. Kista ini terbentuk pada sekitar
Eksisi lokal kista periodontal gingiva dan lateral
usia 40 tahun. Secara klinis bentuk pembengkakan
umumnya bersifat kuratif. Variasi multilocular,, kista
dome-shape dengan diameter kurang dari 1 cm dan
odontogenik botryoid, berpotensi tinggi untuk kambuh
kadang mengikis tulang dibawahnya. Kista ini dilapisi
kembali. Oleh karena itu, tindak lanjut disarankan untuk
oleh epitel squamosa bertingkat yang sangat tipis,
kista odontogenik multilokular yang dirawat
datar, dan berisi cairan atau lapisan keratin. Tidak
4. GINGIVAL CYST
terulang kembali setelah dilakukan enucleation.
Gingival cysts pada bayi baru lahir dikenal sebagai
dental lamina cysts of the newborn (Bohn’s nodules).
Biasanya terlihat sebagai multiple nodul di sepanjang
alveolar ridge pada neonates. Dipercaya sebagai
fragmen pada dental lamina yang tersisa di dalam
alveolar ridge mukosa setelah pembentukan gigi
8 SKENARIO-5 ESZY CELINA ASMI
Secara radiograf terlihat multilocateds. Pada kasus yang
unilocular radiolusensi ditandai diawal. Lesi yang
menunjukan ukuran lebar yang beragam, dari < 1 cm
hingga melibatkan mandibula di kedua sisi. Margin
radiografik jelas dan sklerotik dan scallope. Gigi dapat
berpindah, akar resorpsi ditandai pada beberapa kasus.
Lesi yang lebih agresif menunjukan batas peripheral
yang tidak jelas.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Dilapisi oleh epitel squamosa bertingkat bland
TREATMENT
Perawatan tidak dibutuhkan karena hampir semua GAMBARAN HISTOPATOLOGI
terjadi secara spontan atau pecah sebelum pasien Secara histologi, kista multilocular yang dilapisi oleh
Salah satu kista yang jarang dengan banyak kemiripan Lapisan epitel mengandung sel kubus, sering
dengan botryoid odontogenic cysts namun terdapat dengan silia pada permukaan lumina.
genangan mucin dan sel mucous untuk jumlah yang Sel mucous dikelompokan pada lapisan kisat
Berasal dari sisa epitel odontogenic di dalam gingiva desmosomes, dan hemi-desmosomes), dimana
atau di dalam mandibla dan maksila. Ghost cell pleomorphic dan mengandung nuklei abnormal
keratinization, karakteristik mikroskopik kistanya juga Amyloid dengan karakteristik green birefringence
didefinisasikan sebagi lesi cutaneous (calcifying dengan congo red stain; positive fluorescence
rahang, ghost cell dapat terlihat pada tumor Massa konsentrik jaringan terkalsifikasi sering
odontogenic lain, meliputi idintomas, ameloblastik berkaitan dekat dengan sel epitel
INFLAMMATORY ORIGIN
1. RADICULAR CYST
Kista berkaitan dengan apeks gigi non-vital, kadang kista
radicular berkembang pada lateral akar dimana
stimulus merupakan reaksi infamasi yang timbul dari
nekrotik pulpa di kanal akar lateral.
LOKASI :
GAMBARAN RADIOGRAF
PROSEDUR DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
ENUCLEATION
INDIKASI
Merupakan perawatan pilihan untuk mengangkat
kista pada rahang
Indikasi untuk segala jenis kista pada rahang yang
dapat diangkat tanpa perlu merusak struktur di
sekitarnya
KEUNTUNGAN
Pemeriksaan patologis kista secara keseluruhan
dapat dilakukan
Proses enucleation itu sendiri sudah merupakan
perawatan lesi sehingga pasien tidak perlu
melakukan perawatan untuk rongga marsupial
dengan irigasi terus menerus
Ketika flap akses mucoperiosteal sudah sembuh,
pasien tidak perlu lagi terganggu dengan rongga
kista
KERUGIAN
Dapat membahayakan jaringan normal
Dapat terjadi fraktur rahang
Dapat terjadi devilatisasi gigi
ENUCLEATION AFTER MARSUPIALIZATION
Gigi impaksi yang diharapkan dapat diselamatkan
INDIKASI
harus diangkat
Indikasi sama dengan indikasi marsupialisasi.
TEKNIK
Beberapa indikasi tambahan,
Enukleasi melalui soket gigi dapat dilakukan dengan
o Kavitas kista sulit dibersihkan oleh pasien
menggunakan kuret untuk kista yang kecil
o Dokter gigi dapat melakukan pemeriksaan
seluruh lesi secara histologis
KEUNTUNGAN
Keuntungan sama dengan keuntungan
marsupialisasi dan enukleasi.
HEPATITIS B
Hepatitis B dan C paling relevan terhadap perawatan Disebabkan oleh virus Hepatitis B dan merupakan
HEPATITIS D
HDV atau delta agent merupakan virus pembawa yang
belum sempurna di dalam partikel Hepatitis B dan akan
hanya bereplika pada HBsAg. Karena itu tidak ada HDV
tanpa infeksi HBV. HDV menyebar secara parental,
utamanya karena hypodemik jarum Bersama. HDV telah
bertransmisi ke pasien dan staff kesehatan.
Dental Aspect
Sama seperti pada Hepatitis B
HEPATITIS E
Utamanya menyebar via faecal-oral route dan
menyebabkan epidemic besar di India, Asia tenggara,
CIS, dan Afrika. HEV menyebabkan penyakit serupa
pada Hepatitis A namun pada wanita hamil memiliki
angka kematian yang tinggi (hingga 40%).
HEV tidak diketahui bertransmisi selama di kedokteran
gigi.
HEPATITIS C HEPATITIS G
Dapat koinfeksi beberapa pasien yang terinfeksi HCV
HVC diidentifikasi dari hepatitis pasca-transfusi non-A
non-B (NANBH). Kini peringkat kedua hanya pada atau HBV. Sekitar 1,5% donor darah sehat di AS
pecandu alcohol yang menyebabkan penyakit hati di terinfeksi HGV dan prevalensi tinggi pada pengguna
narkoba suntikan.
negara maju dan bertanggung jawab untuk banyak virus
hepatitis sporadis, terutama pada penyalahguna obat Infeksi virus Hepatitis G, jika menghasilkan hepatitis
klinis, cenderung kurang parah dibandingkan hepatitis C
intravena, di antaranya prevalensinya meningkat.
Dental Aspect tetapi diikuti oleh infeksi persisten pada 15-30%. HGV
Hepatitis C bertransmisi ke pasien dan staf di fasilitas tampaknya merespons interferon-alfa. HGV tidak
diketahui ditransmisikan selama kedokteran gigi. Virus
kesehatan. HCV dapat ditemukan di daliba dan infeksi
diikuti oleh gigitan manusia. HCV bertransmisi pada GB C terkait dengan HGV.