Anda di halaman 1dari 17

ISSN 2406-7601

Jurnal
AGAMA BUDDHA DAN
ILMU PENGETAHUAN
Hesti Sadtyad Pengembangan Instrumen Motivasional, Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pendidikan
Agama Buddha.
Sujiono Penerapan Metode SQ3R Pada Pembelajaran Komptensi Membaca Kritis

Suhartoyo, dkk Korelasi Antara Upacara Pelimpahan Jasa (Pattidana) dengan Bhakti Anak Kepada Leluhur
Di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah
Mujiyanto, dkk Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Buddha Tersertifikasi Terhadap
Pembinaan Umat Di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung
Mujiyanto Pengaruh Disiplin Belajar Dan Keaktifan Kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Kitab Suci
(PKS) Agama Buddha Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha
Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun
Ajaran 2011/2012
Hariyanto Pengaruh Media Gambar dan Lagu Buddhis Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama
Buddha

Sukodoyo Motivasi Bekerja di Vihâra Pada Wanita Dewasa Awal (Studi Kasus Di Vihâra Tanah Putih
Semarang)
Tri Yatno, dkk Pengembangan Model Asesmen Otentik Pada Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar
dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru
Untung Suhardi Eksistensi Perempuan Hindu Kajian Nilai Pendidikan Etika Hindu Tentang Kedudukan
Perempuan dalam Kitab Sarasamuccaya

Volume 1 Nomor 1 September 2014


Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 17

PENERAPAN METODE SQ3R PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI MEMBACA


KRITIS

THE IMPLEMENTATION OF SQ3R METHOD IN THE CRITICAL READING


COMPETENCE LEARNING

Sujiono
sujionoradenwijaya@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian memberikan kajian penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran


kompetensi membaca kritis dan memaparkan manfaat keterampilan membaca kritis bagi mahasiswa.
Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan teknik
dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis dan teknik analisis kritis.
Hasil penelitian ini bahwa penerapan metode SQ3R dilakukan melalui lima langkah secara bertahap,
yaitu; (1) survei adalah proses aktif melakukan pengenalan awal bahan bacaan; (2) question adalah
proses menggali pertanyaan menyangkut hal-hal penting; (3) read yaitu proses membaca secara kritis;
(4) recite berarti melakukan refeksi terhadap bahan bacaan; dan (5) review mengulang kembali sesuatu
yang telah dibaca tanpa melihat bahan bacaan. Manfaat keterampilan membaca kritis bagi mahasiswa,
yaitu; (1) memperlancarkan mengembangkan keterampilan menulis, baik menulis makalah dan
skripsi; (2) meningkatkan keterampilan berbicara presentasi ilmiah; (3) kemudahan menghadapi ujian
tengah semester dan ujian akhir semester; dan (4) ketepatan waktu penyelesaian perkuliahan, sehingga
tercapai kesuksesan dalam studi.

Kata kunci : Metode SQ3R, membaca kritis.

ABSTRACT

The study purposes are provides a review on the implementation of SQ3R method in the critical
reading competency learning and explain the benefits of critical reading skills for students. This
research type is the literature study. Data collection techniques are interviews and documentary
techniques. The data analysis technique used the technique of content and critical analysis. The results
of this study that the application of SQ3R method is done through the five steps in stages, namely; (1)
survey is an active process of doing the early introduction of reading materials; (2) question is to
explore the question concerning important matters; (3) read is the process of critical reading; (4)
Recite is doing reflection to the reading material; and (5) reviews is repeating something that has been
read without looking at reading material. The benefits of critical reading skills for students, namely;
(1) smooth the developing of writing skills, both papers and thesis writing; (2) improve the speaking
skills of scientific presentations; (3) ease facing midterm and final exams; and (4) the timeliness of the
course completion, in order to achieve success in the study.

Keywords: SQ3R method, critical reading.

PENDAHULUAN 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu


pelaksanaan kelompok matakuliah
Dijenjang perguruan tinggi pengembangan kepribadian diperguruan tinggi
keterampilan berbahasa diperlukan. wajib dimasukkan kedalam kurikulum inti
Keterampilan berbahasa merupakan aspek yang setiap program studi, yaitu matakuliah
harus dikuasi oleh mahasiswa. Sebagaimana Pendidikan Agama, Pendidikan
diamanatkan di Keputusan Direktur Jenderal Kewarganegaraan, dan matakuliah Bahasa
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi: 2006).
Nasional Republik Indonesia nomor

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
18 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

Berpijak pada kutipan diatas dapat aktifitas lainnya daripada kegiatan membaca.
diambil simpulan bahwa matakuliah bahasa Mahasiswa cenderung lebih suka membaca
Indonesia merupakan matakuliah yang sangat facebook dari pada membaca buku materi ajar.
krusial di perguruan tinggi. Melalui matakuliah Ketertarian mahasiswa terhadap aktifitas
Bahasa Indonesia mahasiswa dibekali dengan membaca masih kurang. Keterpaksaanlah yang
empat keterampilan berbahasa. Menurut menjadi dasar mahasiswa melakukan aktifitas
Tarigan (2008: p.1) Keterampilan berbahasa membaca sehingga mengakibatkan mahasiswa
mempunyai empat komponen, yaitu; (1) mengalami kesulitan dalam menangkap makna
keterampilan menyimak (listening skills); (2) yang terdapat dalam buku bacaan. Mahasiswa
keterampilan berbicara (speaking skills); (3) terderung membaca hanya saat mengerjakan
keterampilan membaca (reading skills); dan (4) tugas dari dosen dan saat mau melaksanakan
keterampilan menulis (writing skills). ujian.
Keempat keterampilan berbahasa Kurang ketertarikan mahasiswa
sangat diperlukan bahasa dalam pemantapan terhadap kegiatan membaca kritis karena
ilmu berbahasa. Bagi mahasiswa keterampilan dipengaruhi kurangnya pemahaman mahasiswa
membaca kritis sangat diperlukan. Mahasiswa tentang pentingnya membaca kritis bagi
yang merupakan kaum terpelajar dituntut mahasiswa. Keterbukaan pola pikir terhadap
menguasai ilmu-ilmu. Diakhir studi mahasiswa pentingnya keterampilan membaca kritis belum
wajib menghasilkan karya ilmiah dalam bentuk sepenuhnya dimiliki mahasiswa semester II
skripsi. Kesuksesan dalam penyelesaian skripsi program studi Dharmacarya. kendala lain yang
sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak dihadapi mahasiswa dalam kegiatan membaca
pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh adalah belum tepatnya metode membaca kritis
mahasiswa yang bersangkutan. Jadi yang selama ini dipergunakan oleh mahasiswa.
keterampilan membaca memberikan pengaruh Menurut Saksono (dalam Sudrajat, 2009: p. 6)
yang besar dalam menentukan keberhasilan menjelaskan salah satu metode yang tepat
penyelesaian studi mahasiswa. digunakan dalam pembelajaran membaca
Kegiatan penulisan skripsi terkadang adalah SQ3R, dengan pertimbangan sebagai
menjadi momok yang sangat mengerikan bagi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam
mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang meningkatkan aktvitas dan keterampilan
mengalami kesulitan dalam menulis skripsi. membaca. Mengacu pada kutipan di atas dapat
Penyebab utama mahasiswa mengalami diambil sismpulan bahwa untuk mengatasi
kesulitan dalam menulis skripsi adalah permasalahan di atas maka diperlukan
kurangnya kegiatan membaca yang dilakukan penerapan metode SQ3R. Penerapan metode
mahasiswa. Mahasiswa masih kurang dalam SQ3R sangat tepat diterapkan pada perkuliahan
kegiatan membaca. bahasa Indonesia dengan kompetensi membaca
Dikalangan mahasiswa program studi kritis. Penerapan metode SQ3R dapat
Dharmacarya keterampilan membaca menjadi mengkondisikan mahasiswa menjadi aktif
permasalahan, terutama membaca kritis. dalam membaca kritis. Mahasiswa bilamana
Penulis saat melakukan wawancara dengan mampu membaca kritis dengan baik maka akan
beberapa mahasiswa semester 2 Jurusan memproleh kemudahan dalam mengikuti
Dharmacarya pada tanggal 11 Maret 2014, dari perkuliahan.
7 informan rata-rata jarang membaca buku. Berdasarkan berbagai permasalahan di
Bahkan ada yang membaca jika hanya atas dan mengingat pentingnya keterampilan
menyelesaikan tugas dari dosen. Ada membaca kritis bagi mahasiswa, maka penulis
mahasiswa kurang senang terhadap aktifitas tertarik untuk melakukan penelitian tentang
membaca buku, Kendala yang dihadapi “Penerapan Metode SQ3R Pada Pembelajaran
mahasiswa dalam membaca yaitu kesulitan Kompetensi Membaca Kritis”.
dalam menangkap makna pada isi bacaan.
Mahasiswa belum pernah menerapkan metode KAJIAN TEORI
SQ3R, sehingga mengakibatkan kurang Hakikat Metode SQ3R
menyenangi aktiftas membaca kritis.
Berdasarkan hasil wawancara di atas Metode SQ3R merupakan sebuah
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jarang metode yang dikembangkan di Universitas
membaca buku. Mahasiswa lebih sibuk dengan Negeri Ohio Amerika Serikat. Lebih lanjut

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 19

dijelaskan Mulyati (2009: p. 4.12) teknik bab tersebut. Bacalah secara sekilas paragraf
metode SQ3R untuk pertama kali digagas oleh pertama. Bacalah sekilas paragraf terakhir.
seorang guru besar Psikologi dari Ohio State Lihat dan perhatikanlah gambar-gambar,
University, yaitu Prof. Francis P. Robinson fotografi-fotografi, lukisan-lukisan para
pada tahun 1941. SQ3R merupakan singkatan seniman, peta, grafik, diagram yang ada (Albert
Survei, Question, Read, Recite, dan Riview. dalam Tarigan, 2008: 56).
Tampobolon mengindonesiakannya menjadi Menurut Mulyati (2009: p. 4.12) pada
SURTABAKU, singkatan dari Survei, Tanya, tahap survei pembaca melakukan penjajagan
Baca, Katakan, dan Ulang. Jadi penerapan awal mengenai gambaran umum isi buku
metode SQ3R dalam pembelajaran membaca sebelum kegiatan membaca yang sesungguhnya
kritis sangat sesuai. Melalui penerapan metode dilakukan. Hal-hal yang harus dicermati pada
SQ3R dapat meningkatkan daya ingat. saat melakukan tahap survei, yaitu; (1) bagian
Menurut Tarigan (2008: p. 55) pendahuluan, meliputi pengamatan halaman
menjelaskan bahwa SQ3R adalah suatu metode cover luar, pengarang, penerbit, tempat dan
studi yang mencakup lima tahap: Survey, tahun terbit, edisi, cetakan), daftar isi, dafar
Question, Read, Recite, Review. Berdasarkan tabel, daftar grafik/gambar, kata pengantar,
kutipan di atas dapat diambil simpulan bahwa abstrak; (2) bagian isi, meliputi pengamatan
metode SQ3R merupakan metode dalam urutan dan tata penyajian isi buku; serta (3)
kegiatan membaca melibatkan menjajagi, bagian akhir penutup yaitu pengamatan bagaian
bertanya, membaca, menceritakan, dan simpulan dan rekomendasi, biografi penulis,
meninjau ulang. Jadi metode SQ3R merupakan apendiks, daftar pustaka.
metode yang dilakukan secara lengkap dan Lebih lanjut Aizid (2011: p. 104-107)
terstruktur. menjelaskan survei adalah usaha untuk
Metode SQ3R memiliki keunggulan mengetahui garis besar isi dari bacaan, serta
melebihi metode-metode lainnya, yaitu tingkat cara penyusunan dan penyajiannya secara
pemahaman yang akan pembaca peroleh dapat sepintas. Survei adalah melakukan pengamatan
lebih mendalam karena Anda membaca dengan awal secara sekilas mengenai identitas buku
aktif. Dengan demikian proses membaca yang dan gambaran umum isinya, mulai dari judul
anda lakukan lebih efektif dan efisien (Aizid, utama, subjudul, cover buku bagian belakang,
2011: p. 104). Berdasarkan kutipan di atas kata pengantar dari penulis, maupun daftar isi.
dapat diambil simpulan bahwa penerapam Berpijak dari berbagai pendapat di atas dapat di
metode SQ3R dapat mengkondisikan pembaca simpulkan bahwa pelaksanaan survei
aktif. Penerapan metode SQ3R sangat efektif merupakan langkah pertama dalam penerapan
dan efesien dalam pembelajaran membaca metode SQ3R. Kegiatan survei dilakukan untuk
kritis. Kegiatan membaca yang dilakukan mengetahui gambaran awal terhadap bahan
secara aktif dapat meningkatkan daya ingat bacaan. Pada saat survei pembaca mengenal
pembaca. Melalui metode SQ3R pembaca akan bahan bacaan yaitu melalui pengataman
melalui tahap menjajagi, bertanya, membaca, terhadap halaman sampul baik sampul depan
menceritakan, dan meninjau ulang. dan belakang, membaca kata pengantar, daftar
Metode SQ3R sangat cocok diterapkan isi, judul dan subjudul. Melalui survei pembaca
dalam pembelajaran membaca kritis. Begitu mengetahui pengarang, penerbit, dan tahun
pula dalam perkuliahan mata kuliah bahasa penerbitan. Kegiatan survei sangat memberikan
Indonesia di STAB Negeri Raden Wijaya manfaat kepada pembaca untuk mengetahui inti
Wonogiri Jawa Tengah. Penerapan metode pokok bahan bacaan yang akan dibaca.
SQ3R dalam pembelajaran membaca kritis Tahap kedua dalam pelaksanaan
dengan menerapkan lima langkah yaitu metode SQ3R adalah Ouestion (bertanya).
penelitian pendahuluan (survei), tanya Menurut Mulyati (2009: p. 4.13) setelah
(ouestion), baca (read), menceritakan kembali memperoleh gambaran terkait bahan bacaan
(recite), dan tinjau kembali (review). Adapun adalah mengajukan pertanyaan. Pertanyaan-
tahap-tahap pelaksanaan metode SQ3R dalam pertanyaan itu mungkin berkenaan apa yang
pembelajaran membaca kritis dapat dipaparkan ingin pembaca ketahui, apa yang seharusnya
sebagaimana di bawah ini. pembaca ketahui, atau apa yang pembaca
Langkah pertama adalah survei ragukan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul
(menjajagi). Perhatikanlah judul-judul serta pada pembaca kemudian dicatat dan
subjudul-judul bab utama. Perhatikan organisasi dikelompokkan. Melalui pertanyaan-pertanyaan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
20 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

akan memamdu kegiatan baca pembaca secara serta unsur-unsur penunjangnya (Tarigan, 2008:
aktif untuk mencari jawaban, membuktikan p. 57).
jawaban, menolak, mengkritik, atau Tahap read (membaca) tidak bisa
mengukuhkan gagasan pengarangnya. dilepaskan dari proses Ouestion (bertanya).
Ouestion (bertanya), artinya adalah Pada tahap ini pembaca berpedoman pada hasil
bertanya dalam hati mengenai bahan bacaan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun pada
yang hendak dibaca, serta mengenai informasi tahap sebelumnya. Menurut Mulyati (2009: p.
yang dibutuhkan. Mempertanyakan masalah, 4.13-1.14) menjelaskan dengan perpedoman
isi, atau ruang lingkup buku yang akan dibaca pada pertanyaan yang telah rumuskan, kegiatan
berfungsi mengantarkan menuju sesuatu yang membaca yang dilakukan akan bersifat
pembaca perlukan. Melalui bertanya, pembaca fleksibel, yakni kegiatan membaca yang
mencoba untuk mencari tahu jawabannya di disesuaikan dengan bahan, jenis, tingkat
dalam buku tersebut. Pelaksanaan Ouestion kesulitan bahan, tujuan, keperluan, dari
(bertanya) berarti pembaca melakukan proses pembaca. Melalui kegiatan read (membaca)
aktif dengan melakukan analisis, sintesis, akan memperoleh beberapa alternatif
maupun proses argumentasi terhadap pokok kesimpulan; (1) pertanyaan terjawab; (2)
pikiran yang disampaikan penulis. Tahap pertanyaan tidak terjawab; (3) pertanyaan
Ouestion (bertanya) menyebabkan pembaca terjawab tetapi tidak puas dan tidak lengkap; (4)
terlibat aktif dalam proses belajar, sehingga memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru; (5)
dapat membantu meningkatan pemahaman dan menolak gagasan penulis; dan (6)
proses ingatan (Aizid, 2011: p. 107-110). mengukuhkan gagasan penulis.
Mengacu pada beberapa kutipan di atas Lebih lanjut dijelaskan menurut Aizid
disimpulkan bahwa Ouestion (bertanya) adalah (2011: p. 110-111) disini pembaca membaca
proses aktif menggali pertanyaan-pertanyaan keseluruhan isi buku. Proses membaca
terkait bahan bacaan. Pembaca dalam tahap ini keseluruhan dapat dilakukan dengan kecepatan
menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang tinggi. Proses pembacaan keseluruhan ini buku
diperoleh saat bersamaan melakukan survei. dapat dilakukan dengan break di tiap akhir bab
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah untuk kemudian melakukan riview, atau dengan
tersusun mengkondisikan pembaca menjadi cara menyelesaikan secara total. Pada tahap
aktif mencari jawaban, membuktikan jawaban, read (membaca) mulai mempelajari jawaban
menolak, mengkritik, atau mengukukuhkan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
pendapat penulis bahan bacaan. Saat melakukan Kemudian tuliskan jawaban yang telah
Ouestion pembaca menjadi aktif dengan diperoleh dengan menggunakan kata-kata
melakukan analisis, sintesis, maupun proses sendiri.
argumentasi terhadap pendapat penulis bahan Berdasarkan kutipan-kutian di atas
bacaan. Pelaksanaan Ouestion menyebabkan dapat diambil simpulan bahwa bagian read
pembaca aktif dalam proses membaca sehingga (membaca), yaitu membaca isi bahan bacaan
membantu meningkatkan daya ingat dan yang dilakukan secara feksibel. Kegiatan
pemahaman terkait bahan bacaan. membaca disesuaikan dengan keperluan dan
Pelaksanaan baca (read) yaitu bacalah kebutuhan. Pada tahap read (membaca)
tugas itu dengan teliti dan saksama, paragraf pembaca bahan bacaan dengan teliti, sehingga
demi paragraf. Seperti yang telah kita ketahui, mengenal pikiran-pikiran pokok dan dapat
setiap paragraf mengembangkan satu pikiran mengikuti deratan pikiran pengarang. Melalui
pokok (central thought). Kalau kita kegiatan read (membaca) untuk memperoleh
menggabungkan keseluruhan pikiran pokok jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
menjadi satu kesatuan, tercerminlah ide-ide telah disusun pada tahap ouestion. Jawaban-
utama dari serangkaian paragraf-paragraf dalam jawaban yang telah diperoleh kemudian ditulis
suatu bab. Dengan perkataan lain, keseluruhan ulang dengan menggunakan kata-kata sendiri.
pikiran-pikiran pokok itu, kalau digabungkan, Pada bagian recite (menceritakan
mencerminkan ide-ide utama dari serangkaian kembali) sekarang berhentilah dulu dan
paragraf-paragraf di dalam suatu bab. Kita renungkan kembali apa yang telah ditelaah tadi.
harus dapat mengenal pikiran-pikiran pokok ini Yakinilah diri sendiri bahwa kita dapat
agar kita dapat mengikuti deratan pikiran para membayangkan atau memvisualisasikan
pengarang. Perhatikan pula hal-hal penting organisasi, dasar bab tersebut. Lihat kembali

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 21

apa yang telah ditelaah tadi. Yakinilah diri menumbuhkan pemahaman terhadap bahan
sendiri bahwa dapat membayangkan atau bacaan.
memvisualisasikan organisasi, dasar bab Tahap kelima dalam penerapan metode
tersebut. Lihat kembali pada catatan-catatan SQ3R adalah review. Menurut Aizid (2011: p.
yang telah dibuat dan ingat-ingat ide-ide utama 112-113) menjelaskan review berarti
yang disarankan. Periksalah kembali bab itu mengulang kembali. Artinya harus
dan haruslah dapt menyakini diri sendiri bahwa mengungkapkan kambali sesuatu yang telah
dapat menyatakan dengan tepat isi setiap dipelajari tanpa melihat bahan bacaan. Pada
bagian-bagiannya. Jawablah segala pertanyaan tahap review mencoba mengiat kembali
yang telah dibuat pada tahap/langkah bertanyan informasi dengan membaca ulang teks. Pada
(question). Selanjutnya alihkan perhatian pada tahap review pembaca menelusuri kembali hal-
setiap proses, atau hal-hal lain yang menarik hal penting yang sudah dibaca. Tujuan review
yang harus diingat atau tercakup dalam catatan- untuk agar segala yang dibaca tidak hanya
catatan. Pembaca harus yakin bahwa pembaca masuk dalam memori jangka pendek, tetapi
dapat menjawab setiap pernyataan yang juga masuk ke dalam memori jangka panjang.
diajukan pada akhir bab, dan mencoba untuk Dengan demikian, kapan pun membutuhkan
meramalkan pertanyaan-pertanyaan yang akan materi yang telah dibaca, tinggal melakukan
diajukan (Albert dalam Tarigan, 2008: p. 57). proses pemanggilan dari memori jangka
Recite (menceritakan kembali) menurut panjang.
Aizid (2011: p. 111-112) adalah proses Penerapan tinjauan kembali (review)
melakukan refleksi terhadap bahan bacaan adalah meninjau kembali keseluruhan bagian
setelah melakukan proses membaca. Tahap yang telah dibaca. Albert (dalam Tarigan 2008:
recite (mengingat sambil menyebutkan p. 57) menjelaskan review periksalah kembali
kembali) untuk menguji pemahaman pembaca. keseluruhan bagian itu. Hanyalah lihatlah pada
Cara melakukan recite (menceritakan kembali) judul-judul, gambar-gambar, diagram-diagram,
adalah dengan menceritakan ulang pokok tinjauan kembali pertanyaan-pertanyaan, dan
pikiran yang dibahas dalam buku dengan sarana-sarana studi lainya, untuk menyakinkan
menggunakan gaya bahasa sendiri. Proses bahwa kita telah mempunyai suatu gambaran
recite (menceritakan kembali) bermanfaat yang lengkap mengenai tugas tersebut. Lebih
terutama ketika membaca buku perkuliahan lanjut menurut Mulyati (2009: p. 4.14)
yang wajib dikuasai. Proses recite menjelaskan bahwa untuk memastikan
(menceritakan kembali) mendorong pembaca pemahaman terhadap buku yang dibaca,
untuk memahami bacaan dan menyebutkan langkah terakhir dari SQ3R adalah melakukan
kembali dengan bahasa sendiri. lebih lanjut review (meninjau ulang) seluruh serangkaian
menurut Mulyati (2009: p. 4.14) recite kegiatan baca Anda. Melalui kegiatan review,
(menceritakan) dilakukan setelah kegiatan Anda bukan sekedar bisa mendeksi dan
membaca selesai dilakukan dan selanjutnya mempelajari ulang bagian yan belum dikuasai,
menginternalisasikannya ke dalam sistem tetapi juga dapat memantapkan bagian yang
memori guna menyakinkan perolehan informasi sudah dikuasai.
yang didapatkan dengan menggunakan kata- Mengacu pada berbagai kutipan di atas
kata sendiri. dapat disimpulkan bahwa review adalah proses
Berpijak dari berbagai kutipan di atas meninjau kembali sesuatu hal yang telah di
dapat diambil simpulan bahwa recite baca. Melalui review pembaca mengingat
(menceritakan) merupakan proses melihat kembali bahan bacaan yang telah dipelajari.
kembali terhadap bahan bacaan yang telah Pada saat melakukan review pembaca hanya
dibaca. Pada tahap ini pembaca menceritakan melihat pada judul, gambar, diagram.
kembali pokok-pokok bahan bacaan dengan Pelaksanan review bukan hanya meninjau
menggunakan bahasa sendiri. Pembaca bahan yang belum dikuasai juga lebih
menginternalisasikan informasi-informasi ilmu memantapkan bagian-bagian yang telah
pengetahuan yang telah diperoleh dari kegiatan dikuasai. Tujuan melakukan review adalah
membaca kedalam sistem memori. Kegiatan untuk memperkuat daya ingat, sehingga
menginternalisasikan ilmu pengetahuan dengan memori ingatan menjadi bertahan lama.
menggunakan kata-kata sendiri. Melalui proses
recite (menceritakan) akan membantu

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
22 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

Hakikat Membaca Kritis bukan sekedar mencari-cari kesalahan tata


bahasa maupun isinya, tetapi pembaca
Membaca kritis merupakan aktivitas membetulkan kesalahan-kesalahan yang ada.
yang bukan sekedar membaca, namun Menurut Rohmadi (2011: p. 32) tujuan
diperlukan kajian analisis terhadap bahan membaca kritis adalah; (1) memahami maksud
bacaan. Menurut Albert (Tarigan, 2008: p. 92) penulis; (2) memahami organisasi dasar tulisan
menjelaskan membaca kritis adalah sejenis dan menilai penyajian penulis; (3) menerapkan
membaca yang dilakukan secara bijaksana, prinsip-prinsip kritis dalam suatu bacaan; (4)
penuh tenggang hati, mendalam, evluatif, serta meningkatkan minat dan keterampilan
analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. membaca dan selalu berpikir positif; serta (5)
Membaca kritis adalah aktivitas membaca yang mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan
ditempuh secara bijak, mendalam, evaluatif, dan memanfaatkan penerbitan buku-buku
serta analisis, dan bukan sekedar mencari-cari ilmiah. Lebih lanjut dijelaskan tujuan membaca
kesalahan dari isi atau pilihan kata yang dalam kritis adalah untuk menemukan fakta-fakta
objek kajian (Rohmadi, 2011: p. 32). Membaca yang terdapat dalam teks bacaan, kemudian
kritis adalah membaca dengan melihat motif memberikan penilaian terhdapnya (Aizid, 2011:
penulis dan menilainya. Sehingga pembaca p. 33).
tidak sekedar membaca, namun juga berpikir Mengacu pada kutipan diatas maka
tentang masalah yang dibahas penulis buku dapat dipahami bahwa tujuan membaca kritis
tersebut (Aizid, 2011: p. 32). adalah memahami maksud penulis baik dari
Menurut Slamet (2009: p. 86) segi isi, maupun tata bahasa tulis melalui
menjelaskan bahwa membaca kritis merupakan penerapkan prinsip-prinsip kritis. Kegiatan
tahapan yang lebih jauh daripada membaca membaca kritis juga bertujuan untuk
intensif dan dianggap sebagai kegiatan meningkatkan minat dalam keterampilan
membaca yang bertataran lebih tinggi. Hal ini berbahasa khusunya keterampilan membaca.
karena ide-ide buku yang telah dipahami secara Melalui membaca kritis mahasiswa akan
baik dan detail, perlu direspon (ditanggapi), mampu memiliki prinsip-prinsip dalam memilih
bahkan dianalisis. Membaca kritis bahan-bahan pembelajaran dan secara optimal
mengisyaratkan pembacanya bersikap cermat, memanfaat buku-buku ilmiah yang bermanfaat
teliti, korektif, bisa menemukan kesalahan dan dalam menunjang keberhasilan dalam studi.
kejanggalan dalam teks, baik dari sudut isi dan Membaca kritis sebagaimana
bahasanya. Di samping itu, pembaca harus membaca intensif, merupakan modal utama
mampu pula membetulkan kesalahan-kesalahan bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan
itu. Lebih lanjut dijelaskan menurut Mulyati studi. Menurut Dipdiknas (2006: p. 16)
(2009: p. 4.9) keterampilan membaca dengan membaca merupakan kegiatan yang sangat
pemahaman kritis adalah keterampilan menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak
membaca yang dimiliki oleh pembaca yang membaca akan mempunyai informasi dan
tidak hanya mampu memaknai bacaan secara pengetahuan yang tidak dapatkan dari
literal dan menginterprestasikan. Pembaca pada pengalaman sehari-hari. Dengan banyak
kategori ini juga mampu menilai apa yang membaca akan dapat banyak gagasan yang
dibacanya. Pembaca mampu menilai secara berguna untuk tulisan. Oleh karena itu, kalau
kritis gagasan-gagasanyang disampaikan ingin menghasilkan tulisan yang baik perlu
penulis dan juga kesahihan apa yang dibacanya. banyak membaca.
Berpijak dari berbagai macam kutipan Berdasarkan kutipan di atas dapat
para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa disimpulkan pentingnya membaca kritis yaitu
membaca kritis merupakan membaca secara menunjang keberhasilan dalam kegiatan
mendalam, teliti, objektif, evaluatif dan menulis. Melalui proses membaca kritis maka
korektif. Pembaca secara aktif mengalisis mahasiswa akan memperoleh kemudahan
pokok-pokok gagasan yang disajikan penulis. dalam menyelesaikan tugas-tugas pembuatan
Proses membaca kritis bukan sekedar membaca makalah. Lebih dari sekedar membantu
namun diserta evaluatif secara mendalam. Saat pembuatan makalah-malakah, membaca kritis
melakukan membaca kritis pembaca secara akan menunjang keberhasilan dalam
aktif menanggapi kesalahan-kesalahan yang menyelesaikan tugas akhir yaitu membuat
terdapat dalam bahan bacaan. Membaca kritis skripsi. Skripsi merupakan tugas utama dan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 23

wajib yang harus di tempuh mahasiswa kebermanfaat membaca kritis bagi mahasiswa
sebelum meraih gelar sarjana. Mahasiswa yang untuk membantu dalam menyelesaikan tugas-
terbiasa dengan membaca kritis, tentu akan tugas maupun segala macam bentuk ujian yang
lebih mudah dalam menemukan gagasan-gasan harus ditempuh.
penting, serta informasi yang dibutuhkan dalam Membaca kritis merupakan proses
menulis skripsi. Mahasiswa akan cenderung membaca yang dilakukan secara mendalam,
lancar dalam menulis manakala memiliki teliti, analitif, dan evaluatif. Kegiatan membaca
berbagai macam gagasan dan pengetahuan. kritis agar memberikan hasil yang optimal
Tidak sedikit mahasiswa mengalami kendala maka diperlukan cara dalam membaca kritis.
dalam menyelesaikan skripsi, hal ini dikarena Adapun cara membaca kritis dapat dijelaskan
masih minimnya pengetahuan yang dimiliki. sebagai berikut; (1) penggarisbawahi ide-ide
Jadi membaca kritis sangat penting bagi cermelang; (2) penyempurnaan materi-materi
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dirasakan masih kurang lengkap; (3)
perkuliahan maupun menyelesaikan tugas akhir. antisipasi bantahan-bantahan, terhadap ide-ide
Kegiatan membaca kritis sangat yang dianggap kontroversial atau jauh berbeda
bermanfaat bagi mahasiswa. Melalui membaca dengan konsep pembaca; dan (4) penyempaian
kritis merupakan langkah awal dalam usaha ide-ide alternative sebagai pembanding
mencapai kesuksesan dalam perkuliahan. Lebih wawasan lain dari ide yang disodorkan penulis
lanjut dijelaskan manfaat yang dapat dipetik (Rohmadi, 2011: p. 38).
dari membaca kritis yaitu pertama-tama Jadi disini sangatlah jelas bahwa cara
haruslah dipahami benar-benar bahwa membaca kritis diperlukan kejelian,
membaca kritis meliputi penggalian lebih kecermatan, dan keseriusan. Pembaca dalam
mendalam di bawah permukaan, upaya untuk melakukan membaca kritis tentunya mampu
menemukan bukan hanya keseluruhan melihat ide-ide cermelang yang tersaji dalam
kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi bacaan. Ide-ide cermelang yang sudah
juga (dan inilah yang lebih penting pada masa- ditemukan diberikan perhatian khusus sehingga
masa selanjutnya) menemukan alasan-alasan ide-ide cermelang tersebut akan terrekam dalam
mengapa sang penulis mengatakan apa yang ingatan jangka panjang. Saat melakukan proses
dilakukannya. Kedua, membaca kritis membaca kritis mana kala ada bagian-bagian
merupakan modal utama bagi para mahasiswa yang diangap mengalami kekurangan maka
untuk mencapai kesuksesan dalam studinya pembaca melakukan penyempurnaan-
(Tarigan, 2008: p. 92). penyempurnaan. Penulis terkadang dalam
Berdasar kutipan diatas dapat di menyajikan ide-ide berbeda dengan ide-ide
simpulkan bahwa manfaat dari kegiatan yang dimiliki pembaca sehingga terjadi
membaca kritis yaitu mampu menggali ilmu kontroversi, sehingga pembaca perlu
pengetahuan atau hal-hal yang utama yang menyiapkan antsipasi bantahan-bantahan,
terdapat dalam sebuah bacaan. Melalui sehingga terjadi proses analisis. Diakhir proses
membaca kritis mahasiswa akan mampu membaca kritis pembaca menyampaikan ide-
memahami secara mendalam terkait ide alternative ini sebagai bentuk pembanding,
argumentasi-argumentasi yang menguatkan dan juga sebagai bentuk evaluatif terhadap
pemapaparan penulis dalam sebuah buku. Bila bahan bacaan.
mahasiswa mampu memiliki pengetahuan yang
luas dan mendalam dari sebuah buku tentunya Penelitian Relevan
akan mendukung keberhasilan dalam
menyelesaikan studi. Penilitian ini tentunya tidak lepas dari
Mahasiswa sebagai inteltual tentunya pelenitian-penelitian yang terdahulu. Adapun
juga harus memahami alasan-alasan yang penilitian yang relevan dengan penelitian ini
menjadi dasar pengetahuan yang disajikan yaitu penelitian yang dilakukan Isminatun
penulis. Di dunia perkuliahan hal yang tidak alumni MPB UMS angkatan 2006 dalam
bisa ditinggalkan adalah evaluasi pembelajaran publikasi ilmiah UMS (2011: p. 207-215) yang
baik ujian tengan semester maupun ujian akhir berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca
semester. Mahasiswa untuk sukses dalam Pemahaman dengan Metode SQ3R Pada Siswa
perkuliah tentunya harus sukses dalam Kelas VII Di SMP Negeri 2 Gatak, Sukoharjo”.
menempuh segala macam bentuk ujian dalam Hasil penelitian Isminatun yaitu minat siswa
masing-masing mata kuliah. Disinilah untuk mengikuti pembelajaran bahasa

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
24 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

Indonesia terutama materi membaca lebih kembali pada siklus III menjadi 83,22 dengan
meningkat. Tingkat kelancaran membaca secara kategori sangat baik. Pembelajaran
berpasangan dari siklus I ke siklus berikutnya menggunakan metode SQ3R juga dapat
mengalami perkembangan. Kebiasaan meningkatkan keterampilan membaca siswa
membaca siswa semakin lama semakin baik. kelas VA SD Negeri 2 Metro Utara. Rata-rata
Hal ini ditunjukkan dari perkembangan masing- hasil keterampilan membaca siswa pada siklus I
masing siklus. Pada siklus I hambatan membaca sebesar 63,50. Pada siklus II menjadi 74 dan
sebesar 20%, siklus II sebesar 12,5%, dan siklus meningkat lagi pada siklus III sebesar 76,50.
III menjadi 9%. Dengan dipraktikkan membaca Sedangkan tingkat keberhasilan membaca pada
dengan metode SQ3R merangsa siswa untuk siklus I terdapat 14 siswa (70%) dengan
berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran kategori terampil, meningkat menjadi 15 siswa
membaca yang berdampak pada pemahaman (75%) pada siklus II dengan kategori terampil
membaca semakin meningkat. Hal ini dapat dan pada siklus III meningkat menjadi 18 siswa
diketahui dari hasil ulangan / tes membaca yang (90%) dengan kategori sangat terampil.
semakin lama semakin baik, pada siklus I nilai Perbedaan penelitian ini dengan
rata-rata 52, siklus II rata-rata 63, dan siklus III penelitian Imaniar Zeety Aniisa, Suwarjo, dan
rata-rata 73. Siswantoro yaitu fokus kajian. Fokus kajian
Perbedaan antara penelitian ini dengan dalam penilitian ini adalah pembelajaran
penelitian Isminatun yaitu terletak objek kajian membaca kritis sedangkan penelitian Imaniar
penelitian. Penelitian Isminatun berusaha Zeety Aniisa, Suwarjo, dan Siswantoro adalah
meningkatkan kemampuan membaca peningkatan aktivitas dan keterampilan
pemahaman, sedangkan dalam penelitian ini membaca cerita. Persamaan kedua peneliti
peneliti mengkaji dalam hal membaca kritis. adalah sama-sama menerapkan metode SQ3R.
Jadi perbedaan utama terletak pada membaca Perbedaan lainnya terletak pada setting
pemahaman dengan membaca kritis. Perbedaan penelitian. Penelitian dilaksanakan di STAB
selanjutnya yaitu penelitian ini dilakukan di Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah
STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tahun Akademik 2013/2014, sedangkan
Tengah, sedangkan penelitian Isminatun penelitian Imaniar Zeety Aniisa, Suwarjo, dan
dilaksanakan di kelas VII D SMP Negeri 2 Siswantoro di laksanakan di kelas VA SD
Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Persamaan dalam Negeri 2 Metro Utara Tahun Pelajaran
penelitian ini dengan penelitian Isminatun yaitu 2012/2013.
sama-sama menerapkan metode SQ3R.
Penelitian yang dilakukan Imaniar METODE PENELITIAN
Zeety Annisa (2013) dalam Jurnal dengan judul
“Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Jenis penelitian ini adalah studi
Membaca Cerita Melalui Penerapan Metode kepustakaan (library research). Studi
Pembelajaran SQ3R”. Adapun hasil penelitian kepustakaan adalah sebuah penelitian dimana
yang dilakukan Imaniar Zeety Annisa bahwa seorang peneliti yang mendalami, mencermati,
pembelajaran menggunakan metode SQ3R menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan,
kelas VA SD Negeri 2 Metro Utara. buku-buku referensi atau hasil penelitian lain)
Berdasarkan hasil pembahasan setiap siklus untuk menunjang penelitiannya (Hasan, 2002:
diperoleh persentase rata-rata siklus I sebesar p. 45). Studi pustaka merupakan serangkaian
66,50% dengan kategori sedang, pada siklus II kegiatan yang berkenaan dengan metode
sebesar 74,50% dengan kategori tinggi dan pengumpulan data pustaka, membaca dan
pada siklus III meningkat lagi menjadi 79,13% mencatat serta mengolah bahan penelitian (Zed,
dengan kategori sangat tinggi. 2008 : 2).
Pembelajaran melalui penerapan Terdapat 4 ciri utama studi
metode SQ3R, dapat meningkatkan kinerja kepustakaan, yaitu; (1) peneliti berhadapan
guru. Hal ini terbukti dengan adanya langsung dengan teks (nash) data angka; (2)
peningkatan rata-rata persentase kinerja guru data pustaka bersifat siap pakai; (3) data
pada siklus I adalah 63,57 dengan kategori pustaka umumnya adalah sumber skunder; dan
cukup baik, meningkat pada siklus II menjadi (4) kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang
77,15 dengan kategori baik dan meningkat dan waktu (Zed, 2008: 3-6). Berdasarkan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 25

kutipan di atas dapatlah dipahami bahwa penulis. Proses membaca kritis bukan
penelitian studi kepustakaan adalah penelitian sekedar membaca namun diserta evaluatif
yang berfokus pada pengkajian berbagai macam secara mendalam. Saat melakukan
sumber kepustakaan yang bersifat siap pakai membaca kritis pembaca secara aktif
sehingga peneliti berperan aktif mengkaji, menanggapi kesalahan-kesalahan yang
mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi terdapat dalam bahan bacaan. Membaca
bahan bacaan yang relevan dengan variabel- kritis bukan sekedar mencari-cari
varibel penelitian. kesalahan tata bahasa maupun isinya,
Penelitian ini menggunakan dasar tetapi pembaca membetulkan kesalahan-
library research dikarenakan (1) penelitian kesalahan yang ada.
tentang penerapan metode SQ3R dalam Teknik pengumpulan data yang
pembelajaran membaca kritis diperoleh dari digunakan untuk mengumpulkan data meliputi
sumber data kepustakaan. Melalui telaah wawancara atau diskusi dan teknik dokumenter.
kepustakaan, akan diperoleh data empiris dari Menurut Sutopo (2006: p. 66-67) sumber data
beberapa data primer maupun skunder. (2) yang sangat penting dalam penelitian kualitatif
Studi kepustakaan merupakan studi adalah berupa manusia yang dalam posisi
pendahuluan (prelimannry research) untuk sebagai informan. Untuk mengumpulkan
memahami lebih dalam gejala baru yang informasi dari sumber data ini diperlukan
berkembang. (3) Data pustaka tetap handal teknik wawancara. Teknik wawancara yang
unttuk menjawab persoalan penelitian (Zed, digunakan dalam penelitian ini adalah
2008: p. 3). wawancara mendalam. Wawancara atau diskusi
Adapaun tujuan dan pertimbangan antara peneliti dengan mahasiswa semester II
peneliti menggunakan studi kepustakaan dalam program studi Dharmacarya tahun akademik
penelitian ini adalah; (1) ingin mengkaji lebih 2013/2014. Peneliti melakukan wawancara
mendalam mengenai penerapan metode SQ3R dengan informan yaitu mahasiswa Program
dalam pembelajaran membaca kritis; (2) belum Studi Dharmacarya semester II Tahun
pernah dilakukannya pengkajian terkait akademik 2013/2014, yang dilakukan pada
penerpan metode SQ3R dalam pembelajaran tanggal 11 dan 18 Maret 2014 di kampus STAB
membaca kritis di STAB Negeri Raden Wijaya Negeri Raden Wijaya. Wawancara dilakukan
Wonogiri Jawa Tengah; (3) institusi dalam hal peneliti untuk mendapatkan informasi terkait
ini STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa kegiatan membaca kritis mahasiswa.
Tengah memberikan izin dalam pelenitian ini; Peneliti selain menggunakan teknik
(4) minat mahasiswa dalam kegiatan membaca wawancara juga menggunakan teknik
masih rendah; (5) saat melakukan kegiatan dokumenter. Teknik pengumpulan data yang
membaca mahasiswa belum pernah digunakan dalam kajian ini yaitu teknik
menggunakan metode SQ3R; dan (6) dokumenter, dengan mengumpulkan data
keterbatasan biaya. sumber dari buku-buku pustaka yang sesuai
dengan permasalahan yang akan dibahas dalam
Pada penelitian ini variabel yang dapat penyusunan penelitian ini (Saukah, 2000: p.25).
diidentifikasi yaitu; Jadi peneliti mengumpulkan berbagai macam
1. Metode SQ3R dokumen baik dalam berbentuk buku-buku,
Penelitian kajian pustaka ini mengenai jurnal penelitian yang gayut dengan metode
penerapan metode SQ3R untuk SQ3R dan membaca kritis. Adapun jurnal
meningkatkan keterampilan membaca penelitian yang telah dikumpulkan diantaranya;
kritis bagi mahasiswa STAB Negeri Raden (1) Annisa, Imaniar Zeety., Suwarjo, dan
Wijaya Wonogiri Jawa Tengah, Semester Siswantoro. 2013. “Peningkatan Aktivitas dan
II Tahun Akademi 2013/2014. Peneliti Keterampilan Membaca Cerita Melalui
memaparkan penerapan metode SQ3R Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R”.
dalam pembelajaran membaca kritis. jurnal.fkip.unila; (2) Isminatun (2011)
2. Membaca kritis “Peningkatan Kemampuan Membaca
Membaca kritis yang dimaksud disini Pemahaman dengan Metode SQ3R Pada Siswa
adalah merupakan membaca secara Kelas VII Di SMP Negeri 2 Gatak, Sukoharjo”
mendalam, teliti, objektif, evaluatif dan publikasi ilmiah UMS.
korektif. Pembaca secara aktif mengalisis
pokok-pokok gagasan yang disajikan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
26 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3)
penulis yaitu: keterampilan membaca; dan (4) keterampilan
(1) Peneliti memilih-memilah buku-buku yang menulis. Empat keterampilan berbahasa jika
relevan dengan pokok pembahasan pada dikembangan secara optimal akan membentuk
penelitian ini. mahasiswa yang unggul dan kompetitif.
(2) Peneliti membuat catatan data-data yang Penerapan metode SQ3R dalam
telah dikumpulkan. pembelajaran membaca kritis dilakukan dengan
(3) Data-data yang dianggap penting kemudian menerapkan lima langkah secara bertahap.
di analisa sesuai dengan pokok pembahan Adapun lima langkah sebagai bentuk penerapan
dalam penelitian ini. metode SQ3R adalah penelitian pendahuluan
Penulis dalam melakukan pengumpulan (survei), tanya (ouestion), baca (read),
data tidak dapat diwakilkan. Hal ini disebabkan menceritakan kembali (recite), dan tinjau
hanya penulis sendiri sebagai alat yang mampu kembali (review). Langkah pertama dalam
memahami serta menganalisis secara penerapan metode SQ3R yaitu survei. Survei
keseluruhan serta menguji keabsahan dan merupakan kegiatan pendahuluan yang harus
kelayakan data apabila akan digunakan dalam dilalui mahasiswa. Kegiatan survei adalah
sebuah kajian sesuai dengan permasalahan yang sebuah proses kegiatan dimana mahasiswa
akan dikaji. secara aktif melakukan pengenalan awal
Teknik analisis dalam penelitian ini terhadap bahan bacaan. Survei terhadap bahan
merupakan unsur yang paling penting. Teknik bacaan dilakukan untuk mengetahui gambaran
analisis data yang digunakan dalam penelitian umum bahan bacaan. Hal yang dilakukan untuk
ini adalah content analysis dan teknik analisis melakukan survei bahan bacaan yaitu:
kritis. Menurut Widodo (2000: p. 52) content 1. Mengamati cover bagian depan.
analysis yaitu suatu teknik penelitian untuk Pengamatan cover depan sangat berfungsi
membuat referensi-referensi yang dapat ditiru untuk mengetahui judul utama dan sub
dan memperhatikan konteknya. Data yang judul sebuah bahan bacaan. Hal ini sangat
diperoleh dalam kajian akan menjadi bermakna dipenting, dikarenakan sebagai gambaran
secara berguna dalam memecahkan masalah awal untuk mengenal isi bahan bacaan
dan dapat digunakan untuk menjawab yang akan dibaca.
permasalahan-permasalahan penulis yang 2. Mengamati cover bagian belakang.
berkaitan penerapan metode SQ3R dalam Melalui pengamatan cover bagian
pembelajaran membaca kritis. belakang akan diperoleh pemahanan
Teknik analisis kritis berkaitan dengan tentang ringkas isi terhadap bahan bacaan.
data kualitatif (Suwandi, 2011: p. 66). Teknik Ringkas bahan bacaan sangat berguna
analisis dalam penelitian ini mencakup kegiatan untuk mengetahui secara sekilas isi buku
untuk mengukapkan penerapan metode SQ3R yang akan dibaca. Pengamatan pada cover
dalam pembelajaran membaca kritis di STAB bagian belakang juga bermanfaat untuk
Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah. mengetahui riwayat singkat penulis,
sehingga akan diketahui kredibilitas
HASIL PENELITIAN DAN kemampuan penulis terhadap isi buku yang
PEMBAHASAN akan disajikan.
Penerapan Metode SQ3R dalam 3. Mengamati kata pengantar.
Pembelajaran Kompetensi Membaca Kritis. Pengamatan kata pengantar ini bermanfaat
Sebuah metode akan berhasil manakala untuk mengetahui apa saja hal yang
mampu diterapkan secara optimal. Begitu hal penting yang diinginkan dari penulis. Pada
metode SQ3R dalam penerapannya harus kata pengantar penulis biasanya juga
seoptimal mungkin dalam pembelajaran menyajikan hal-hal yang menarik dalam
membaca kritis. Penerapan metode SQ3R sebuah buku. Melalui pemahaman isi kata
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di pengantar akan mampu menghantarkan
perguruan tinggi haruslah seoptimal mungkin. kesiapan pembaca dan meningkatkan
Hal ini disebabkan mata kuliah bahasa semangat membaca kritis terhadap bahan
Indonesia di perguruan tinggi memiliki peran bacaan.
yang strategis dalam meningkatkan
keterampilan berbahasa, yaitu; (1) keterampilan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 27

4. Mengamati daftar isi Tahap ketiga dalam penerapan metode


Para pembaca hendaknya tidak melupakan SQ3R dalam pembelajaran membaca kritis
sebuah daftar isi pada sebuah buku bacaan. adalah read. Bentuk pelaksanaan read yaitu
Melalui pengamatan daftar isi akan sangat melakukan kegiatan proses membaca yang
berguna bagi pembaca untuk mengetahui dilakukan secara kritis. Berdasarkan
sajian-sajian informasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan yang telah digali
dalam sebuah buku bacaan. Biasanya pembaca sebelumnya sebagai dasar untuk
seorang penulis buku akan merinci secara melakukan read. Pembaca melakukan read
detail hal-hal yang akan disajikan. Daftar dilakukan secara fleksibel hal ini disesuaikan
isi juga bermanfaat bagi pembaca untuk dengan kebutuhan informasi yang diperlukan.
mengetahui secara cepat dihalaman berapa Tahap pelaksanaan read pembaca menemukan
penulis menyajikan informasi yang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
diperlukan pembaca. Hal ini sangat efeksi disusun. Saat melakukan read terhadap isi buku
dan efesien sehingga pembaca tidak perlu pembaca bersikap cermat, teliti, dan korektif.
membuka buku halaman demi halaman. Tahap keempat dalam penerapan
Berdasarkan empat pengamatan yang metode SQ3R dalam pembelajaran membaca
dilakukan sebagai survei terhadap bahan bacaan kritis adalah mencerita kembali (recite). Proses
akan sangat membantu pembaca. Melalui menceritakan kembali dilakukan setelah selesai
kegiatan survei dalam kegiatan membaca kritis melakukan proses read. Pemerolehan informasi
akan sangat membantu pembaca. Kegiatan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
survei terhadap bahan bacaan akan disusun sebelumnya perlu direnungkan kembali
mengkondisikan pembaca akan dengan mudah oleh pembaca. Ide-ide penting dari hasil proses
dan cepat mengetahui judul dan subjudul buku pembaca harus kembali dicerita dengan
yang akan dibaca, ringkasan isi buku yang akan menggunakan bahasa sendiri oleh pembaca.
disajikan penulis, mengetahui tahun penulisan Pembaca menyakinkan diri sendiri bahwa apa
buku dan nama percetakan, hal-hal yang yang telah dibaca dapat dikuasi dengan baik.
menarik dalam sebuah buku, dan rincian Melalui proses recite ini berarti pembaca
informasi yang akan disajikan penulis buku. melakukan refeksi terhadap bahan bacaan yang
Tahap kedua dalam penerapan metode telah dibaca. Pembaca perlu menguji
SQ3R dalam pembelajaran membaca kritis pemahaman hasil proses membaca melalui
adalah bertanya (question). Kegiatan bertanya mengingat dan menyebutkan kembali pokok-
dilakukan setelah selesai melakukan survei pokok pikiran bahan bacaan. Pelaksanaan
terhadap buku bacaan. Pembaca setelah proses recite akan semakin menguatkan
melakukan pengenalan terhadap buku bacaan pemahaman sehingga informasi dari proses
akan terkondisi memunculkan pertanyaan- membaca tertanam kuat dalam memori ingatan.
pertanyaan penting terhadap buku bacaan. Jadi recite merupakan tahap dimana pembaca
Pembaca harus bertanya dalam hati mengenai memantapkan pengetahuan terhadap bahan
bahan bacaan akan disajikan penulis buku. bacaan. Pelaksanaan recite yaitu menceritakan
Pembaca juga menggali pertanyaan kembali ide-ide penting bahan bacaan. Melalui
menyangkut hal-hal penting atau terkait recite akan sangat membantu pemahaman dan
informasi-informasi penting yang diperlukan. peningkatan daya ingat karena tersimpan dalam
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, memori ingatan.
hendaknya pembaca segera mencatatnya dalam Tahap kelima dalam penerapan metode
sebuah buku catatan. Melalui pertanyaan- SQ3R dalam pembelajaran membaca kritis
pertanyaan akan mendorong pembaca tergerak adalah review. Pada tahap review ini pembaca
aktif mencari jawaban dalam sebuah buku akan mengulang kembali terhadap sesuatu yang telah
dibaca. Pembaca akan terdorong menggeluti isi dibacanya tanpa melihat bahan bacaan.
buku bacaan yang dipenuhi semangat untuk Pembaca menelusuri informasi-informasi
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah penting yang telah dibacanya. Pembaca juga
dikumpulkan. Melalui kegiatan bertanyan melihat secara sekilas judul-judul, gambar-
(question) akan mengkondisikan aktif membaca gambar, diagram-diagram, pikiran-pikiran pada
buku bacaan secara kritis, mengungkap isi buku tiap-tiap paragraf. Tahap review ini dilakukan
dengan kritis, mempertanyakan masalah isi supaya informasi yang telah dibaca tidak
buku, dan melakukan analisis terhadao buku mudah terlupakan, karena informasi itu akan
bacaan. disimpan dalam jangka panjang. Review akan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
28 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

semakin memantapkan bagian-bagian tentang memiliki banyak pengetahuan tentunya akan


bacaan yang telah dikuasai. memiliki banyak ide-ide cemerlang.
Bermodalkan pengetahuan dan ide-ide
Manfaat Keterampilan Membaca Kritis Bagi cermelang akan mengkondisikan mahasiswa
Mahasiswa mudah memunculkan gagasan-gagasan penting
untuk menunjang pembuat karya tulis
Mahasiswa dalam kesehariaanya penyelesaian tugas dari mata kuliah. Mahasiswa
dihadapkan pada berbagai macam tugas tidak lagi mengalami kebingungan untuk
perkuliahan dituntut mampu menyelesaikan memulai makalah. Aktivitas membaca kritis
tugas perkuliahan dengan baik. Mahasiswa juga akan mempermudah mahasiswa dalam
dalam perkuliahan mata kuliah bahasa penulisan skripsi. Kekayaan pengetahuan akan
Indonesia dibekali dengan empat keterampilan memopang keberhasilan mahasiswa dalam
berbahasa. Adapun empat keterampilan menulis skripsi. Jadi kegiatan membaca kritis
berbahasa yang diberikan kemahasiswa, yaitu; dengan menerapkan metode SQ3R dapat
(1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan meningkatkan keterampilan menulis
berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) mahasiswa.
keterampilan menulis. Pada dasarnya keempat Kedua manfaat membaca kritis melalui
keterampilan berbahasa yang diajarkan penerapan metode SQ3R adalah untuk
kemahasiswa merupakan suatu kesatuan yang meningkatkan keterampilan berbicara.
tidak berdiri sendiri. Keempat keterampilan Mahasiswa selain dituntut memiliki
saling memberikan hubungan satu dengan yang keterampilan menulis juga dituntut memiliki
lain. hal ini disebabkan untuk mampu keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara
menguasai keterampilan menyimak diSalah yang dikembangkan diperkuliahan adalah
satu hal yang diperlu dikuasi adalah memiliki berbicara presentasi ilmiah. Saat berbicara
ketarampilan membaca kritis. Mahasiswa harus ilmiah mahasiswa dituntut untuk memiliki pola
membangun rasa suka yang kuat terhadap pikir ilmiah. Setiap mata kuliah menuntut
aktivitas membaca kritis. Diperlukan usaha dan mahasiswa untuk mampu presentasi ilmiah.
semangat yang besar untuk menumbuhkan rasa Hasil perkerjaan mahasiswa yang telah
suka terhadap aktivitas membaca kritis. diselesaikan langkah berikutnya untuk
Mahasiswa memerlukan pengetahuan dipresentasikan dihadapan dosen pengempu dan
dalam menyelesai berbagai macam tugas teman sekelas. Ketika ujian skripsipun
perkuliahan. Melalui kegiatan membaca kritis mahasiswa juga dituntut mampu melakukan
mahasiswa akan memperoleh sesuatu hal yang presentasi ilmiah dengan baik. Melalui aktivitas
bermanfaat. Membaca kritis yang dilakukan membaca kritis dengan menerapkan metode
dengan menerapkan metode SQ3R akan SQ3R akan mengkondisikan mahasiswa mahir
memberikan manfaat-manfaat penting bagi dalam presentasi ilmiah. Pengetahuan-
mahasiswa. Manfaat pertama dari kegiatan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan
membaca kritis melalui penerapan metode membaca kritis akan memperlancar proses
SQ3R adalah mempelajarkan dalam presentasi ilmiah. Mahasiswa akan sangat
mengembangkan keterampilan menulis. terbantu dalam mengeluarkan gagasan dalam
Kegiatan menulis tidak bisa ditinggalkan bagi presentasi ilmiah. Jika diberi pertanyaan,
mahasiswa. Aktivitas mahasiswa dalam dunia sanggahan tercenderung akan lebih siap untuk
perkuliahan selalui dihadapkan dengan berbagai memberikan jawaban dan tanggapan.
macam tugas menulis, baik membuat makalah, Mahasiswa tidak lagi takut dibantai oleh
merangkum, membuat analisis, dan temannya saat presentasi karena memiliki bekal
penyelesaian tugas akhir yaitu skripsi. pengetahuan yang memadai. Jadi membaca
Setiap mata kuliah yang disajikan dosen kritis dengan metode SQ3R akan semakin
hampir sebagian besar memberikan tugas memingkatkan keterampilan berbicara
kepada mahasiswa untuk membuat karya tulis. presentasi ilmiah.
Aktivitas membaca kritis dengan menerapkan Ketiga manfaat dari membaca kritis
metode SQ3R akan sangat bermanfaat dalam dengan penerapan metode SQ3R adalah
membuat karya tulis. Pengetahuan dan kemudahan dalam menghadapi ujian. Pada
pemahaman sebuah konsep akan didapatkan setiap semester mahasiswa dihadapkan pada
dari aktivitas membaca kritis. Mahasiswa yang berbagai jenis ujian. Umunya ujian yang harus

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 29

dihadapi mahasiswa adalah ujian tengah sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
semester dan ujian akhir semester. Pembobotan simpulan bahwa penerapan metode SQ3R
nilai pada umumnya dosen akan menempatkan dalam pembelajaran kompetensi membaca
nilai ujian yang paling besar prosentasenya. kritis yaitu dilakukan melalui lima langkah
Melalui aktivitas membaca kritis dengan secara bertahap, yaitu; (1) survei adalah sebuah
menerapkan metode SQ3R akan semakin proses kegiatan dimana pembaca secara aktif
menguatkan pengetahuan dan pemahan melakukan pengenalan awal terhadap bahan
terhadap materi ajar yang diberikan oleh dosen. bacaan; (2) question adalah proses menggali
Melalui penguasaan materi yang baik tentunya pertanyaan menyangkut hal-hal penting atau
akan mempermudahkan mahasiswa dalam terkait informasi-informasi penting yang
menghadapi ujian baik tengah semester maupun diperlukan; (3) read yaitu melakukan kegiatan
akhir semester. Penguasaan materi memedai proses membaca yang dilakukan secara kritis;
akan menghantarkan mahasiswa memperoleh (4) recite ini berarti pembaca melakukan refeksi
nilai yang memuaskan. Jadi aktivitas membaca terhadap bahan bacaan yang telah dibaca; dan
kritis melalui penerapan metode SQ3R akan (5) review ini pembaca mengulang kembali
mengkondiskan mahasiswa lebih memahami terhadap sesuatu yang telah dibacanya tanpa
dan menguasai materi perkuliahan, sehingga melihat bahan bacaan.
saat ujian akan lebih siap dan optimal yang Adapun manfaat keterampilan
memperoleh nilai. membaca kritis bagi mahasiswa, yaitu; (1)
Keempat manfaat dari membaca kritis dengan memperlancarkan dalam mengembangakan
penerapan metode SQ3R adalah ketepatan keterampilan menulis, baik menulis makalah
waktu sesuai target penyelesaian perkuliahan. dan skripsi ; (2) meningkatkan keterampilan
Sangat besar manfaat dari aktivitas membaca berbicara presentasi ilmiah; (3) kemudahan
kritis melalui penerapan metode SQ3R. dalam menghadapi ujian baik ujian tengah
Kegiatan membaca kritis akan membantu semester maupun ujian akhir semester; dan (4)
mahasiswa merealisasikan target waktu ketepatan waktu penyelesaian perkuliahan,
penyelesaian studi. Kelancaran dalam sehingga tercapai kesuksesan dalam studi.
menyelesaikan berbagai macam tugas menulis,
kelancaran dalam menyelesaikan skripsi, mahir Saran
dalam presentasi ilmiah, kesiapan yang matang
dalam segala ujian akan membuat mahasiswa Berpijak pada hasil simpulan yang telah
tepat waktu dalam menyelesaikan studi. dipaparkan di atas maka penulis menyarankan:
Kesuksesan dalam studi akan tercapai dengan 1. Bagi mahasiswa STAB Negeri Raden
aktivitas membaca kritis. Hasil pembahasan Wijaya Wonogiri Jawa Tengah, hendaknya
yang telah disajikan sejalan dengan pendapat tergerak untuk menumbuhkan aktivitas
ahli bidang bahasa, yaitu (Tarigan, 2008: 92). membaca kritis dengan menerapkan metode
Menjelaskan manfaat yang dapat dipetik dari SQ3R.
membaca kritis yaitu pertama-tama haruslah 2. Bagi para dosen di STAB Negeri Raden
dipahami benar-benar bahwa membaca kritis Wijaya, hendaknya memotivasi rekan-rekan
meliputi penggalian lebih mendalam di bawah mahasiswa untuk gemar membaca kritis.
permukaan, upaya untuk menemukan bukan 3. Bagi pimpinan STAB Negeri Raden Wijaya,
hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa hendaknya lebih berkontribusi untuk
yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang menumbuhkan kegiatan gemar membaca
lebih penting pada masa-masa selanjutnya) kritis melalui kegiatan perlombaan penulisan
menemukan alasan-alasan mengapa sang karya ilmiah dan lebih memperbanyak
penulis mengatakan apa yang dilakukannya. pengadaan buku-buku yang berkatan dengan
Kedua, membaca kritis merupakan modal metode SQ3R.
utama bagi para mahasiswa untuk mencapai
kesuksesan dalam studinya. Daftar Pustaka

PENUTUP
Aizid, Rizem. 2011. Bisa Baca Secepat Kilat
Simpulan
(Super Quick Reading). Yogyakarta:
Buku Biru.
Berdasarkan kajian teori, penelitian
relevan, dan hasil pembahasan dari bab

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
30 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan

Annisa, Imaniar Zeety., Suwarjo, dan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Siswantoro. 2013. “Peningkatan Percetakan UNS (UNS Press).
Aktivitas dan Keterampilan Membaca
Cerita Melalui Penerapan Metode Sudrajat, Ahmad. 2009. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran SQ3R”. (online), Indonesia dalam Pengembangan
(jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgsd/art Perangkat Penilaian Afektif. Online
icle/download/1597/9), di akses 5 Mei http://apfi-ppsi.com., diunduh pada
2014. tanggal 12 Mei 2014.

Depdiknas. 2006. Acuan Pembelajaran Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan


Matakuliah Pengembangan Kepribadian Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Ilmiah. Surakarta: Yuma Pressindo.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 2006. Tarigan, Henry Guntur. 2008a. Membaca
Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Matakuliah Pengembangan Kepribadian Bandung: Angkasa.
diPerguruan Tinggi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasioanal. . 2008b. Menulis Sebagai
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Angkasa.
Metodologi Penelitian & Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Widodo, Erna. 2000. Kontruksi Kearah
Penelitian Deskriptif. Jakarta: Avyrous.
H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian
Maret. Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Isminatun. 2011. “Peningkatan Kemampuan
Membaca Pemahaman dengan Metode
SQ3R Pada Siswa Kelas VII Di SMP
Negeri 2 Gatak, Sukoharjo”(online),
(http://www.publikasiilmiah.ums.ac.id
:8080/.../11_Peningkatan_Kemampuan_
Memb, di akses 5 Mei 2014.

Mulyati, Yeti dkk. 2009. Bahasa Indonesia.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Rohmadi, Muhammad, 2011. Teori dan


Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS
dan UPT Penerbitan dan Percetakan
(UNS Press).

Saukah, Ali dan Sukamyana, I Wayan. 2000.


Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ed.4.
Cet. 2. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Slamet, St. Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan


Berbahasa Indonesia. Surakata:
Lembaga Pengembangan Pendidikan

Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

JURNAL AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN

1. Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan memuat hasil hasil penelitian, maupun

kajian yang terkait dengan hasil penelitian pengembangan, maupun penelitian penerapan dalam
bidang Agama Buddha maupun Ilmu Pengetahuan. Artikel yang dikirim ke redaksi belum pernah
dipublikasikan dan dikemas kembali sesuai dengan format artikel jurnal.
2. Panjang naskah + 20 halaman A4, satu setengah spasi, Times New Roman, font 11, dan ditulis
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Artikel ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Judul maksimal 15 kata, dengan font 14. Peringkat judul disusun sebagai berikut:
PERINGKAT SATU (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, font 14, di tengah-tengah halaman)
PERINGKAT DUA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah)
PERINGKAT TIGA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah)
b. Nama penulis tanpa gelar ditulis di bawah judul: untuk Tim semua nama penulis dicantumkan
c. Nama instansi ditulis di bawah nama: email ditulis di bawah nama instansi
d. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, satu spasi, 100-200 kata, satu
paragraf dan font 11.
e. Kata kunci merupakan inti permasalahan, bisa satu kata atau lebih, ditulis miring di bawah
abstrak dengan jarak satu spasi.
f. Batang tubuh artikel: artikel kajian terdiri dari Pendahuluan (permasalahan, kerangka pikir,
dan atau kerangka analisis), sub-sub judul pembahasan, dan kesimpulan; sedangkan artikel
hasil penelitian terdiri dari pendahuluan ( latar belakang permasalahan, dan landasan teori),
metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, dan saran.
4. Kutipan harus disebutkan nama pengarang, tahun ,dan p. nomor halaman. Contoh: (Triyatno,
2014, p.89). kutipan langsung (persis aslinya) lebih dari tiga baris ditulis satu spasi, rata kiri dan
menjorok ke kanan 7 ketukan.
5. Artikel rangkap dua disertai soft copynya dikirim ke sekretariat redaksi Jurnal Agama Buddha dan
Ilmu Pengetahuan, penulis dari lar kota bisa mengirimkan artikel secara elektronik melalui email:
p3mradenwijaya@yahoo.co.id
6. Daftar pustaka disusun dengan tata cara s merujuk pada APA style dan diurutkan secara alfabetis
nama pengarang.
Penerbit
Yayasan Cipta Sarana Budhi
Bekerjasama dengan
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai