Anda di halaman 1dari 3

BAB 11

PEMBAHASAN

A. Proses Masuknya Islam Di Spanyol

Seiring semakin maju dan berkembangnya wilayah Islam di berbagai wilayah kekuasaannya nampaknya Islam
tidak menyia-nyiakan kondisi ideal ini. Kematangan berfikir dan keyakinan terhadap agamanya justru semakin menancap
dalam benak kaum muslimin untuk semakin mengembangkan cita-cita agamanya yakni menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.

Sebelum taklunya Spanyol oleh kekuasaan Islam, umat Islam terlebih dahulu telah menguasai wilayah Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Khilafah Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika
Utara terjadi semenjak zaman Khalifah Abdul Malik. Yang dipipmpin oleh seorang Gubernur yakni Husna’ Ibnu Nu’man
kemudian digantikan oleh Musa Bin Nusyair. Dari kondisi ini nampaknya umat Islam mulai berfikir untuk melakukan
ekspedisi yang jauh lebih besar lagi yakni untuk dapat menaklukan Spanyol. Sehingga dapat kita pahami bahwa kekuasaan
Islam di Afrika Utara sesungguhnya menjadi batu loncatan bagi berjalannya ekspedisi Islam ke Spanyol.

Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan
ke wilayah tersebut. Mereka adalah Thariq Bin Malik, Thariq Bin Ziyad, dan Musa Bin Nusair.

Thariq Bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata,
pasukan yang sangat besar dari Thariq Bin ziyad yang berasal dari suku Barbar yang didukung oleh musa ibn Nushair
sedang sebagiannya lagi adalah berasal dari orang-orang Arab yang dikirim oleh khalifah Al-Walid, pasukan yang dipimpin
oleh Thariq Bin Ziyad ini kemudian menyebrangi selat di bawah pimpinannya.Selat iru adalah selat yang berada diantara
Maroko dan benua Eropa.

Sejarah mencatat bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan mendarat di wilayah tersebut, membakar seluruh
alat penyeberangan atau kapal mereka. Kemudian Ia mengucapkan pidato singkat yang sangat terkenal dalam sejarahnya
:”’aduwwu amamakum wal bahru wara’akum fakhtar ayyuma syi’tum” (musuh di depan kamu, lautan dibelakang kamu,
silahkan mana yang kamu kehendaki).

Jumlah pasukan yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad mencapai 12.000 orang pasukan. Dalam perlawanannya
King Roderick maju dengan pasukan yang jauh berbeda dengan pasukan kaum muslimin yakni berjumlah 100.000 orang,
pada akhirnya King Roderick tewas ditempat peperangan sedangkan pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan.
Setelah kaum muslimin mengalami kemenangan atas perlawanan Raja Roderick maka Thariq dan pasukannya terus
menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Gotick saat itu).

Kedatangan Islam membawa kultur baru yang memperkaya spanyol pada umumnya. Oleh karena itu spanyol
menjadi salah satu peradaban dunia, mengimbangi kejayaan Khilafah Bani Umayyah di Damsyik (Damaskus) dan Khilafah
Abasiyah di Bagdad. Tak salah apabila dikatakan Andalusia turut berperan merintis jalan menuju zaman Renesains di Eropa.
Semanjak jatuhnya Spanyol ke tangan Islam maka mulai saat itu politik Spanyol berada di bawah kekuasaan Khalifah Bani
Umayyah.

Masuknya Islam di Spanyol mengalami proses yang tidak begitu rumit seperti halnya perluasan wilayah Islam
pada wilayah-wilayah yang lainnya. Hal ini dikarnakan memang ada beberapa faktor yang melatar belakanginya, menurut
para ahli sejarah ada dua faktor yang memudahkan Islam masuk ke Spanyol saat itu yakni faktor internal dan faktor
eksternal.

B. Perkembangan Islam Di Spanyol


1. Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah
yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-
gangguan masih terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara
elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah
di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling
berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam
jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini
ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri
terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan).
Perbedaan etnis ini sering kali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur.
2. Periode kedua (755-912 M)

Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertamanya adalah
Abdurrahman yang memasuki Spanyol pada tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, beliau adalah
keturunan dari Bani Umayyah. Selanjutnya Abdurrahman berhasil mendirikan Khilafah Bani Umayyah. Pada periode ini
kemajuan yang pesat diperolehnya baik dalam bidang politik maupun peradabannya, kemudian beliau mendirikan Masjid
Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.

3. Periode ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa yang diberi gelar Khalifah, pemerintahan ini diperintah oleh tiga Khalifah
besar yakni : Abd Al-Rahman Al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada masa ini
spanyol juga mencapai kejayaan yang menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Bagdad. Misalnya Abd Al-Rahman Al-
Nasir mendirikan Universitas Cordova. Pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah Cordova menghapuskan
jabatan Khalifah, ketika itu Spanyol sudah terpecah kedalam beberapa Negeri kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

4. Periode keempat (1013-1086 M).

Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di bawah pemerintahan Raja-Raja golongan
atau Al-Mulukuth-Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau
terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat
kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode
ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus
berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari
satu istana ke istana lain.

5. Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan
yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun
1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy.

Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat
perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki
Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim,
Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah
ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di
Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun.

6. Periode Keenam (1248-1492/ 1609 M)

Periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah pimpinan Bani Ahmar. Pada pemerintahannya peradaban
Islam mengalami kemajuan kembali. Namun pemerintahannya secara politik hanya menguasai wilayah yang kecil. Kekuatan
ini pun berakhir karena adanya perselisihan orang istana dalam merebut kekuasaan.

C. Pengaruh Peradaban Islam Di Spanyol

Sebuah peradaban yang masih nampak dan dapat dinikmati hasil peradabannya karena adanya sumbangan-
sumbangan yang diberikan kepada sejarah kehidupan manusia, baik dari sisi pemikiran, ilmu, ahlak dan lain-lain. Eropa
sebenarnya kelangsungan peradabannya sampai saat ini adalah merupakan sisa atau hasil dari kegemilangan peradaban Islam
di sana.

Peradaban barat di Eropa mendapat pengaruh yang sangat besar dari peradaban Islam yang ada di Spanyol.
Pengaruh-pengaruh itu sangat banyak jumlahnya dan tak dapat dihitung jumlahnya. Berikut adalah beberapa pengaruh Islam
di Spanyol terhadapa peradaban yang ada di Eropa ;

1. Bidang Akidah Dan Undang-Undang

Kedantangan Islam ke Spanyol membawa angin segar yang membebaskan manusia dari penghambaan sesama
mahluk atau dalam hal ini kemusrikan dan paganisme. Islam memberikan ajaran ketauhidan yang memurnikan Allah tanpa
ada sekutu yang pantas untuk disembah. Ahmad Amin mengatakan dikalangan Nasrani muncul kecendrungan-kecendrungan
yang terpengaruh dengan Islam. Diantaranya pada abad delapan masehi atau abad dua dan tiga hijriyah di Septimania.
Muncul gerakan yang mengkapanyekan penolakan tradisi pengakuan dosa-dosa di depan Pastur atau bahwa pastur tidak
berhak samasekali untuk menerima itu.

Adapula yang mebuat sebuah gerakan yang mencoba mengahancurkan patung-patung agama. Pada saat itu ada
sebagian madzhab nasrani yang menolak adanya pensakralan terhadap patung-patung dan gambar. Imperatur Romawi Louis
III pada tahun 108 H./726 mengeluarkan keputusan tentang larangan pensaklaran gambar-gambar dan patung-patung.

Orang-orang yang mempelajari sejarah agam Eropa dan gereja Nasrani dapat mengetahui pengaruh rasionalitas
Islam dalam kecendrungan para pembaharu dan pemberontak sistem keuskupan yang berlaku.adapun pembaruan besar yang
dilakukan oleh Marthin Luther dengan rintangan-rintangan yang paling jelas dari pengaruh Islam terhadapnya dan terhadap
akidah-akidahnya, sebagaimana diakui oleh para sejarawan.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Berbagai disiplin ilmu mulai bermunculan saat itu hal ini arena munculnya beberapa figur ilmuwan yang
cemerlang dibidangnya masing-masing, bahkan hal itu masih berlaku hingga saat ini yang dibuktikan dengan bahan-bahan
akademis yang sampai saat ini masih banyak dibutuhkan oleh kalangan masyarakat baik barat maupun timur.

Keberadaan islam di Spanyol berimbas kepada Renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga wajarlah
jika keberadaan Islam dianggap sebagai guru bagi masyarakat Eropa.

Ilmu-ilmu kedokteran, matematika, astronomi kimia dan lain-lain, juga berkembang sangat baik Abbas Ibn Farnas
termasyhur dalam ilmu kimia dan stronomi, ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya, bahkan Ia berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.

Pengaruh Islam terhadap Barat dibidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu pengetahuan, farmasi, matematika, kimia,
optik, geografi, astronomi, dan lain sebagianya adalah merupakn bukti yang sangat kuat atas pengaruh islam terhadap Barat.
Ilmu-ilmu kedokteran dan pengobatan melalui penerjemahan buku-buku Ibnu Sina, Ar-Razi, dan lain-lain, maka mulai saat
itu diterjemahlah oleh orang-orang Eropa, semisal kitab Al-Qonun Fi Ath-Thib karya ibnu sina pada abad dua belas.
Terjemah tersebut di cetak berulang kali untuk dijadikan referensi utama di universitas-universitas di Prancis dan Italia.
Sedangkan Al-Khazimi menjadi kunci ilmu bagi Torchilli dalam penelitian di bidang udara dan air yang senantiasa
digunakan di Eropa hingga abad pertengahan.

3. Bidang Ilmu Sastra dan Musik

Bukti sejauh mana terpengaruhnya para sastrawan barat dengan bahasa dan sastra arab pada abad pertengahan
adalah apa yang di nukil oleh Dozy dalam bukunya tentang Islam.

Ia mengutip perkataan penulis Spanyol Argheri yang sangat menyesalkan fenomena diabaikannya bahasa Latin
dan Yunani, namun disisi lain bahasa kaum muslimin diperhatikan lebih. Ia mengatakan ”Sesungguhnya orang-orang pintar
tersihir oleh dengungan sastra Arab sehinga mereka meremehkan bahasa Latin dan menulis dengan bahasa penakluk
merekatanpa lainnya. Hal itu diperparah dengan kebanggaan mereka yang melebihi kebanggaan dengantanahairnya sendiri,
sunggu saya dangat menyesalkan hal ini.

Dalam bidang musik dan suara, spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan Ibn Nafi yang
yang dijuluki Zaryad , setiap kali diselengggarakan pertemuan dan jamuan Zaryad selalu menampilkan kebolehannya, ia
juga terkenal sebagai pengunah lagu.

4. Bidang Keilmuwan Agama

Umat Islam terkenal dengan ilmuwan tafsirnya yang sangat terkenal yang berasal dari andalusia yakni Al-Qurtubi
dengan kitabnya yakni Al-Jami’u Li Ahkam Al-Qur’an yang terdiri dari 20 jilid yang dikenal dengan Tafsir Al-Qurtubi.

Tidak hanya bidang Tafsir namun juga Fiqhi, umat Islam di Spanyol dikenal sebagaipenganut madzhab Maliki, madzhab ini
kemudian dikembangkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qodhi
pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Adapun kitab Fiqhi yang sangat monumental yang masih menjadi salah satu rujukan
dalam lapangan hukum Islam sampai saat ini bahkan wilayah Indonesia yakni kitab Bid’ayatul Mujtahid kitab tersebut
adalah karya Ibnu Rusyd

Anda mungkin juga menyukai