Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (Hatta, 2008). Salah satu

bentuk sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Menurut Undang-

Undang No. 44 Tahun 2009, yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan rawat darurat.

Kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit dipengaruhi oleh

beberapa hal, salah satunya kualitas rekam medis yang dibuat. Hal ini

disebabkan tujuan pengelolaan rekam medis adalah untuk menunjang tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Rekam medis yang dibuat hendaknya terdokumentasi dengan lengkap,

baik untuk data sosial maupun data medis pasien. Oleh karena itu, kegiatan

rekam medis harus senantiasa dilaksanakan dengan tertib dan sistematis.

Pelaksanaan kegiatan rekam medis ini dipengaruhi sumber daya

manusia, yaitu petugas rekam medis. Menurut PERMENKES 55 Tahun 2013,

perekam medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, petugas rekam medis

membutuhkan tempat khusus yang digunakan untuk melaksanakan segala

1
kegiatan pengelolaan rekam medis, yaitu unit kerja rekam medis. Menurut

Depkes RI (1997), unit kerja rekam medis merupakan kelompok kerja rekam

medis meliputi bagian tempat penerimaan pasien, assembling, coding,

indexing, filing, sensus dan pelaporan. Dalam pelaksanaan kegiatan rekam

medis di rumah sakit mempunyai hubungan koordinatif dengan unit-unit lain

pada bagian unit rawat jalan, unit rawat inap, UGD, unit-unit penunjang dan

instalasi.

Agar dapat bekerja secara optimal, kondisi kerja di unit kerja rekam

medis harus senantiasa dijaga agar nyaman dan kondusif. Menurut

Mangkunegara (2005), kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja,

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan

kerja dan pencapaian produktivitas kerja.

Setiap petugas rekam medis memiliki persepsi tertentu terhadap kondisi

kerjanya. Menurut Mangkunegara (2005), persepsi adalah suatu proses

menyeleksi stimulus dan diartikan. Dengan kata lain persepsi merupakan

suatu proses pemberian arti atau makna terhadap suatu objek yang ada pada

lingkungan.

Baik buruknya persepsi petugas rekam medis dalam memandang

kondisi kerja di unit kerja rekam medis akan mempengaruhi motivasi mereka

dalam melakukan pekerjaan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan (Mangkunegara, 2005). Menurut Keith Davis dalam

Mangkunegara (2005), mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi

kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka

bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan

2
motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara

lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola

kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. Berdasarkan pendapat tersebut, salah

satu faktor yang bisa mendorong motivasi kerja adalah kondisi kerja. Adanya

kondisi kerja yang memuaskan akan meningkatkan motivasi kerja bagi

petugas rekam medis dalam bekerja, sehingga pada akhirnya dapat

menguntungkan kedua belah pihak, baik bagi pihak rumah sakit maupun

petugas rekam medis.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28

September 2013 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dengan melakukan

wawancara kepada Kepala Instalasi Rekam Medis, peneliti mendapat

gambaran mengenai kondisi kerja, antara lain tempat pendaftaran pasien

(TPP) yang terbuka sehingga menyebabkan petugas terkena sinar matahari

secara langsung, ruang kerja di Instalasi Rekam Medis yang masih

memungkinkan orang lain bisa masuk-keluar Instalasi Rekam Medis, ruang

kerja yang panas, dan ruang filing yang sempit dan tidak sebanding dengan

banyaknya berkas rekam medis yang ada, serta tidak adanya sistem rotasi

yang diberlakukan bagi petugas rekam medis. Gambaran terhadap kondisi

kerja di atas berpengaruh terhadap ketidaknyamanan petugas dalam

melakukan pekerjaannya. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa tata

letak tempat pendaftaran pasien (TPP) yang bersifat terbuka, tanpa dibatasi

dinding dan menghadap langsung ke arah jalan raya, memungkinkan petugas

pendaftaran dan pasien yang hendak melakukan pendaftaran merasa

terganggu oleh suara kendaraan yang lalu-lalang di depan rumah sakit.

3
Berdasarkan gambaran terhadap kondisi kerja tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Persepsi Petugas Rekam Medis

terhadap Kondisi Kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul”. Penelitian ini

menitikberatkan pada persepsi petugas rekam medis terhadap kondisi kerja,

dilihat dari aspek fisik kerja, psikologis kerja dan temporer/peraturan kerja.

Dengan adanya data mengenai persepsi petugas rekam medis terhadap

kondisi kerja tersebut, pihak rumah sakit dapat memperoleh informasi

mengenai bagaimana pandangan petugas rekam medis terhadap kondisi

kerja di Instalasi Rekam Medis sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi guna meningkatkan motivasi kerja dan kualitas pelayanan yang

diberikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dikaji lebih

lanjut adalah “Bagaimana persepsi petugas rekam medis terhadap kondisi

kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis terhadap kondisi kerja di

RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui persentase penilaian persepsi petugas rekam medis terkait

kondisi kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

4
b. Mengetahui persepsi petugas rekam medis terkait kondisi fisik kerja di

RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

c. Mengetahui persepsi petugas rekam medis terkait kondisi psikologis

kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

d. Mengetahui persepsi petugas rekam medis terkait kondisi

temporer/peraturan kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Berguna untuk membandingkan dan menerapkan teori-teori yang

diperoleh dari institusi pendidikan dengan praktek penyelenggaraan

rekam medis di rumah sakit sehingga dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman sebagai bekal saat memasuki dunia kerja di masa

yang akan datang.

b. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kondisi kerja di

Instalasi Rekam Medis sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja

petugas rekam medis.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dalam pembelajaran ilmu rekam medis dan

menambah pengetahuan tentang persepsi petugas rekam medis

terhadap kondisi kerja.

5
b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk

kelanjutan penelitian yang relevan.

E. Keaslian Penelitian

1. Pujarana dan Budiharto (2007), dengan penelitian yang berjudul

“Hubungan antara Kondisi Kerja dengan Kepuasan Kerja Pegawai Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Cirebon ”. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji apakah ada hubungan positif antara kondisi kerja

dengan kepuasan kerja pegawai KPUD Kabupaten Cirebon. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada ada hubungan positif yang

cukup signifikanantara kondisi kerja dengan kepuasan kerja pegawai

KPUD Kabupaten Cirebon.

Persamaan tugas akhir ini dengan penelitian Pujarana dan Budiharto

(2007) adalah kesamaan dalam melakukan penelitian tentang kondisi kerja.

Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan penelitian. Penelitian

Pujarana dan Budiharto (2007) bertujuan untuk menguji apakah ada

hubungan positif antara kondisi kerja dengan kepuasan kerja pegawai

KPUD Kabupaten Cirebon, sedangkan Tugas Akhir “Persepsi Petugas

Rekam Medis terhadap Kondisi Kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul”

ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis terhadap

kondisi kerja, dilihat dari aspek fisik kerja, psikologis kerja dan

temporer/peraturan kerja.

6
2. Indrawati (2009), dengan penelitian yang berjudul “Persepsi Petugas

Rekam Medis Terhadap Pergantian Sistem Informasi Rekam Medis di RSU

PKU Muhammadiyah Bantul”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan pelayanan yang diberikan oleh sistem informasi

rekam medis baru di Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah

Bantul.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa alasan diadakan

pergantian sistem informasi rekam medis di RSU PKU Muhammadiyah

Bantul adalah karena terjadi permasalahan pada sistem lama, yaitu

mahalnya lisensi dari sistem operasi DOS dan kemungkinan sistem operasi

DOS terkena virus. Proses pergantian sistem informasi rekam medis

melibatkan petugas rekam medis sebagai sumber informasi tentang data-

data yang dibutuhkan dalam sistem baru. Kelebihan sistem informasi baru

adalah adanya peningkatan pada performance, information, economy,

control, dan service. Kekurangan sistem informasi yang baru adalah tidak

tercapainya peningkatan efficiency, karena terjadi permasalahan pada

pengoperasian sistem informasi menggunakan mouse dan terjadi masalah

nomor registrasi hilang atau dobel

Persamaan tugas akhir ini dengan penelitian Indrawati (2009) adalah

kesamaan untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis. Selain itu

persamaan juga terletak pada jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data secara

cross-sectional. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan penelitian.

Penelitian Indrawati (2009) bertujuan untuk mengetahui peningkatan

pelayanan yang diberikan oleh sistem informasi rekam medis baru di RSU

7
PKU Muhammadiyah Bantul, sedangkan Tugas Akhir “Persepsi Petugas

Rekam Medis terhadap Kondisi Kerja di RSU PKU Muhammadiyah Bantul”

ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis terhadap

kondisi kerja, dilihat dari aspek fisik kerja, psikologis kerja dan

temporer/peraturan kerja.

3. Pratiwi (2013) dengan penelitian yang berjudul “Persepsi Petugas Rekam

Medis Terhadap Pelatihan Kerja Terkait Peningkatan Kinerja Petugas

Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis terhadap

pelatihan kerja terkait peningkatan kerja petugas rekam medis di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa latar belakang

pelaksanaan pelatihan kerja untuk petugas rekam medis di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta adalah peningkatan kemampuan kerja dan

pengembangan SDM. Namun, realisasi perencanaan pelatihan belum

dapat terlaksanakan sepenuhnya. Pelatihan yang didapatkan oleh petugas

rekam medis berbeda-beda, baik dari segi materi pelatihan, lamanya

pelatihan, bentuk pelatihan, maupun penyelenggara pelatihan. Terdapat

petugas yang belum pernah mendapatkan pelatihan yang spesifik ke unit

kerjanya. Secara umum, petugas mempersepsikan bahwa setelah

mendapat pelatihan kinerjanya meningkat. Peningkatan kinerja tersebut

merupakan kinerja individu (perseorangan) dan berupa peningkatan

kecakapan atau kemampuan petugas dalam melakukan pekerjaan

(performance). Akan tetapi, masih terdapat petugas yang merasa bahwa

pelatihan belum cukup membantu dalam memberikan solusi atas

8
hambatan pekerjaan, karena pelatihan hanya bersifat umum dan tidak

semua yang didapatkan dari pelatihan dapat diterapkan di unit kerja rekam

medis. Pelatihan yang dibutuhkan oleh petugas rekam medis adalah

pelatihan yang menunjang kebutuhan atau kinerja petugas dan disesuaikan

dengan unit kerjanya, serta diselenggarakan secara internal. Ada pula

petugas yang merasa bahwa di unit kerjanya tidak memerlukan pelatihan,

karena petugas merasa sudah cukup memahami rekam medis dengan

bekerja mengacu pada prosedur tetap (protap).

Persamaan tugas akhir ini dengan penelitian Pratiwi (2013) adalah

kesamaan untuk mengetahui persepsi petugas rekam medis. Selain itu

persamaan juga terletak pada jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data secara

cross-sectional. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan penelitian.

Penelitian Pratiwi (2013) bertujuan untuk mengetahui persepsi petugas

rekam medis terhadap pelatihan kerja terkait peningkatan kerja petugas

rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, sedangkan Tugas Akhir

“Persepsi Petugas Rekam Medis terhadap Kondisi Kerja di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul” ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petugas

rekam medis terhadap kondisi kerja, dilihat dari aspek fisik kerja, psikologis

kerja dan temporer/peraturan kerja.

F. Gambaran Umum RSU PKU Muhammadiyah Bantul

1. Profil RSU PKU Muhammadiyah Bantul

RSU PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit swasta yang bertipe

C dan jenisnya merupakan rumah sakit umum. RSU PKU Muhammadiyah

9
Bantul dimiliki oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah dengan alamat Jl.

Basuki Rahmat No. 6 Bantul Yogyakarta, telp/fax (0274) 36377.

Keberadaan RSU PKU Muhammadiyah Bantul tepatnya di Jl. Jendral

Sudirman Bantul 55711 Yogyakarta, telp/fax (0274) 268238, 367437

dengan luas tanah 5700 m2.

2. Sejarah Singkat

Pada awal tahun 1966, tepatnya tangal 09 Dzulqo'dah atau bertepatan

dengan tanggl 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan Rumah Bersalin

di kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah Bersalin PKU

Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh

Muhammadiyah dan 'Aisyiyah pada waktu itu. Seiring perjalanan waktu

perkembangan klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul semakin pesat

ditandai adanya pengembangan pelayanan di bidang kesehatan anak baik

sebagai upaya penyembuhan maupun pelayanan di bidang pertumbuhan

dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah yang menjadi

dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan

Anak dengan Surat Keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi DIY no

503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001 berkembang

menjadi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul dengan

diterbitkannya ijin operasional dari Dinas Kesehatan No : 445/4318/2001.

Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat

ISO 9001 – 2008 untuk Pelayanan Kesehatan Standar Mutu Internasional.

10
3. Falsafah, Visi-Misi dan Motto

a. Falsafah

RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan dari ilmu,

iman, dan amal sholeh.

b. Visi

Terwujudnya rumah sakit islami yang mempunyai keunggulan kompetitif,

global, dan menjadi kebanggaan umat.

c. Misi

Berdakwah, melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan

mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada

kaum dhu’afa.

d. Motto

Layananku Ibadahku.

4. Tujuan

a. Menjadi media dakwah Islam melalui pelayanan kesehatan untuk

mencapai ridho Allah SWT.

b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama kaum dhu’afa

melalui pelayanan kesehatan yang islami dan berstandar mutu

internasional.

c. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik, sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan.

d. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui

pemberdayaan yang berkesinambungan.

e. Meningkatkan produktifitas kerja melalui manajemen yang efektif dan

efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama.

11
f. Menjadikan rumah sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian, dan

pengembangan ilmu penelitian.

5. Jenis Pelayanan

a. Pelayanan 24 Jam

1) Instalasi Gawat Darurat

2) Rawat Inap

3) ICU

4) Pelayanan Operasi

5) Pelayanan Rukti Jenazah

6) Ambulance

b. Rawat Jalan

1) Poliklinik Bedah

a) Bedah Umum

b) Bedah Orthopedi

c) Bedah Anak

d) Bedah Mulut

e) Bedah Thorax dan Vasculer

f) Bedah Urologi

g) Bedah Syaraf

2) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

3) Poliklinik Tumbuh Kembang Anak

4) Poliklinik Penyakit Dalam

5) Poliklinik Kulit dan Kelamin

6) Poliklinik Syaraf

7) Poliklinik Jiwa

12
8) Poliklinik Anak

9) Poliklinik THT

10) Poliklinik Gigi

11) Poliklinik Umum

12) Poliklinik Fisioterapi

13) Poliklinik Kosmetik Medik

c. Rawat Inap

1) Bangsal VIP, Bangsal Kelas I, Bangsal Kelas II, Bangsal Kelas III,

Bangsal Anak, Bangsal Perinatal Resiko Tinggi (Peristi), Kamar

Bersalin, Bangsal Nifas

2) ICU

3) PICU

4) HDNC

d. Pelayanan Masyarakat

1) Home Care

2) Kegiatan Sosial

3) Khitan Gratis

4) Club Lansia

5) Club Diabetes

6) Club Ibu Hamil

e. Pelayanan Penunjang

1) Laboratorium Klinik

2) Pemeriksaan Endoscopy

3) Radiologi : CT Scan Multislice, Rontgen, USG 3D

4) Ambulance 118 , PKU DMC, Trauma Center

13
f. Pelayanan Unggulan

1) Kamar Operasi

2) PICU

3) Pelayanan IGD

g. Pelayanan Lain

1) Test Bebas Napza

2) Senam Hamil

3) Pelayanan Informasi Obat

4) Pelayanan Akte Kelahiran

5) Pelayanan Home Care

6) General Medical Check Up (GMC)

7) Club Lansia dan Club Diabetes

8) Pelayanan Bimbingan Rohani Islam

9) Konsultasi Gizi

6. Performance

Tabel 1.1. Performance RSU PKU Muhammadiyah Bantul


No Indikator Pelayanan 2010 2011 2012
1 BOR (Bed Occupancy Rate) (%) 66,44 64,58 68,47
2 AvLOS (Average Length of 2,94 2,92 3,03
Stay) (hari)
3 TOI (Turn Over Interval) (hari) 1,47 1,70 1,55
4 BTO (Bed Turn Over) (kali) 68,11 78,81 49,70
5 NDR (Net Death Rate) (%o) 9,129 10,879 6,920
6 GDR (Gross Death Rate) (%o) 9,406 11,104 7,395
7 Jumlah tempat tidur 115 127 129
Sumber: Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul

14

Anda mungkin juga menyukai