Pena Bersahaja, Tuangkan Dialog Batin
Pena Bersahaja, Tuangkan Dialog Batin
1. Rembulan
masih ada cahaya bulan.
langit masih terang, cukup indah.
rembulan merayu untuk tersenyum dengan santun.
bersama cahayanya yang begitu anggun.
2. Rindu Bermimpi
lepaskan rindu bersama pulangnya senja ke pangkuan malam.
biarkan rindu menjelajah mimpi malam ini.
setidaknya, jika belum bertemu kembali.
izinkanlah pertemuan itu terwujud dalam mimpi.
5. Sepertiga Malam
sepertiga malam kedua.
melantunkan bahasa penuh cinta.
menggetarkan qolbu disebidang dada.
lalu merasuk hingga ke sum-sum.
menjemput seruan tuhannya.
untuk bersujud dihadapan damainya cinta.
6. Puasa
puasa matiraga teguhkan jiwa.
bukan sekadar menyiksa raga, menahan lapar dahaga.
puasamu sia-sia atau menjadi ladang pahala adalah hakNya.
8. Pembangunan
melindas apa saja.
meratakannya dengan tanah.
segala yang tumbuh dari tanah.
hingga kembali lebur dengannya.
9. Asa
teguh setegar sang awan.
tak terbakar oleh sang mentari.
memeluk hangatnya binar sang rembulan.
menyuling hakikat kehidupan.
10. Rona
pagi kali ini melukis dinding sanubari.
angin yang sejuk bersauh membawa kerinduan.
temaram nyaman bersembunyi lagi.
menatap hidup berpelangi aneka kesan.
ramadhan.
kau akan pergi, semoga kita bertemu kembali.
14. Sungkem
ibu-bapa.
aku bersimpuh di kakimu atas semua khilaf yang ada padaku.
baktiku hanya seujung kuku.
aku tak akan sanggup balas pengorbananmu.
ibu-bapa.
sering ku lukai hatimu, yang ku buat setiap waktu.
ku ingin surga itu dengan doa dan ridhomu.
ibu-bapa.
tak ada harta yang dapat mengganti.
semua yang kau beri pada anakmu ini.
disetiap air mata dan doa, ada harapan agar anakmu bahagia.
hujan siang ini adalah bulir-bulir air membawa rindu awan yang tersampaikan kepada tanah.
rumput basah, jalanan masih terlihat genangan air, masih terasa dingin.
lihatlah, bintang telah bertaburan menyempurnakan pertemuan kita ini dan awanpun
berarak menepi lalu terbitlah pelangi.
tampak dirimu tenang, melangkah ke arah pelukan berjalan anggun melampaui kembang
dan kunang-kunang hingga tatapan tak henti mengamati.
berguguranlah gugusan awan setelah terguyur butiran hujan yang tak mengenal bilangan
kata jatuh, sebab tulusmu telah menyentuh hingga palung terdalam yang setiap lapisannya
menumbuhkan benih-benih kasih.
dan malam ini kunang-kunang menghiasi taman-taman langit menaburi wewangian rindu
yang terbalas sudah di lapangnya dadamu.
kini izinkanlah aku menjadi pemilik singgasana langit hatimu yang tak kenal kata runtuh
meski bilangan waktu merenggutnya.
kebebasan berekspresi memang hal yang manusiawi, namun berekpresi dengan seni itulah
yang patut dihargai.
jiwa muda, sadari dan pahamilah hidup cuma sekali, jangan menua tanpa arti, berilah cerita
indah untuk sesama.
21. Menua
gugur daun kering berserakan di tanah layu.
ranting telah merapuh batang pun rubuh.
tak lagi nyaring suara tua.
diri ringkih langkah tertatih.
dipangkal rambut yang memutih.
melupa senja di gurat dahi.
gigi susu telah lama mati.
tanggal berganti, menua.
22. Ibu
Sembilan bulan sepuluh hari.
Tanpa merasa terbebabni.
Engkau terus menjaga serta menyayangi, demi si buah hati.
tak pernah ada resah dan keluh yang bersembunyi dibalik senyum usang.
24. Rutinitas
pagi adalah harapan.
bagi sebagian orang menjadi waktu bergegas untuk berangkat kerja.
bagi sebagian lagi adalah saat menarik selimut lebih rapat.
nyaris tersisa segelintir orang saja yang menyambut pagi sebagai satu lagi kesempatan untuk
hidup.
25. Kupu-Kupu
kupu-kupu terbang bebas terjaga selalu.
hinggap diantara aneka bunga, nektar dan beristirahat diatas kelopaknya.
kupu-kupu kepakkan sayap, menyapa bunga yang gembira serta mengajaknya bercanda.
kupu-kupu tiada pernah merasa sendu, berkeliling mengitari bunga berwarna dan
menghirup aroma keindahan.
26. Batik
tergores lembut bersama canting aneka ragam budaya.
mampu membentuk arah mencerminkan suatu bangsa.
segala mimpi, asa, semboyan menyatu dengan warna apik dan lucu.
punya ciri sejati negeri.
harumnya di bawah sinar matahari.
32. Phytagoras
jika a kuadrat ditambah b kuadrat sama dengan c kuadrat .
terbentuk segitiga dengan sudut sembilan puluh derajat.
maka kita harusnya saling terikat, masing-masing tak saling berkhianat.
ahhhhh...
rumus matematika menghasilkan cinta.
aku dan kamu jadinya kita.
33. Kau
waktu dan ruang telah kutemukan.
pada pendakian terjal yang semula tak mampu, mulai bisa menemukan tujuan.
ketika puncak perjalanan adalah kau yang bersemayam.
semula adalah harapan, yang terlukis di angan-angan.
sebab yang tak pernah paham.
pada siapa dan bagaimana, jika semua ini hanyalah igauan.
kau adalah kehidupan, saat wajah-wajah merunduk meratapi kegagalan.
dirimulah, laksana rembulan yang begitu sejuk menatap, merobek ilusi ketika tak lagi mampu
mengeja bintang.
di seruas jari-jari yang kualun saat munajat, kau sengaja kucipta di setiap hela nafas dan do'a.
bukan lagi haru karena merindu, namun inilah bentuk syukur.
karenaku, telah menemukanmu.
34. Merindu
menghitung hari, hari berganti.
pagi ini, hujan asa menambah genangan rindu di altar jiwa.
namun mentari senantiasa mendekap hangat.
menepis sisa gigil yang masih melekat.
permadani hijau pun memanjakan netra.
seakan berkata "tenang, semua ada waktunya".
rakyat tidak menuntut wakil rakyat yang sempurna, hanya meminta mereka konsisten antara
visi dan misinya.
menjaga amanah rakyat dengan serius, jangan partai saja yang diurus, jangan sampai wakil
rakyat dicap pendusta terus.
cemaslah pada rakyat yang merasa muak, demokrasi yang sedang terancam retak.
demokrasi, defisit kepercayaan dari rakyat sendiri.
rakyat memilih lebih bijak agar tidak terus diinjak.
jadikan pemilu pilihan sendiri, bukan sekedar birokrasi.
41. Larut Dalam Rindu
malam semakin larut, perlahan putaran roda terayun tuk menapaki kota sejuta asmara.
malam semakin dingin, dengan ditemani sedikit embun tak menyurutkan semangat.
biarkan saja rindu membeku, mencair saat bertemu.
penyempurna jiwa selalu datang dari seseorang yang telah Allah gariskan, maka kau telah
menyempurnakannya.
tentang keluh yang kau hapus dengan kesyukuran, tentang ego yang kau kubur dengan
pandangan kebersamaan, tentang luapan emosi yang kau redam dengan seribu ekspresi tak
berbahasa, tentang ketidaklurusan yang kau hilangkan hanya dengan senyuman.
terpisah jarak antara kita, saat kau di sisi membuatku sadar, bahwa kehadiran adalah
pelengkap jiwa.
tetaplah menjadi romansa indah tentang kebersamaan dan penyemangat hidup yang selalu
akan mampu memberi warna.
kulihat jelas bahwa hati, anugerah terindah yang kumiliki.
gelaran sajadah dalam hening malam, keindahan, kenyamanan, kedamaian yang amat
syahdu.
pada pikiran, pada jiwa, pada raga.
namu kau harus tau bilamana isi dan kosong ia adalah suatu hal yang sejatinya sama.
dan waktu yang bermula pada akhir dan berakhir pada awal.
seperti mengitari trotoar bundar yang sempurna bentuknya.
51. Tersenyumlah
seulas senyum dari bibir anggun seperti bulan sabit.
bibir terkunci, melihat eloknya paras yang terbayang dalam heningnya malam.
memancarkan kekaguman akan indahnya paras .
tersenyumlah selalu, agar menjadi sebuah puisi pelengkap ku.
55. Bersyukur
penghayatan hakikat syukur akan menghantarkan pada makna dan nikmat akan manisnya
kerendahan hati.
dimana kita dapat menyadari dengan sepenuhnya bahwa arus karunia yang menghampiri
bukan dikarenakan oleh ketangguhan pribadi, namun rahmat dari illahi.
jika menghitung-hitung nikmat illahi, tak ada yang dapat menandingi.
Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup bahkan ketika kekurangan.
Jangan berharap lebih sebelum berusaha lebih.
M Faisal Kba