SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN
1
PENGADAAN PEMBANGUNAN KANDANG DAN PENDUKUNG
FASILITAS PRODUKSI
2) SITEPLAN
Pekerjaan Tanah dan Urugan
Pekerjaan TPT
Pekerjaan Pagar
Pekerjaan Jalan
Pekerjaan Selasar
Pekerjaan Saluran
5) PEMBANGUNAN BIOSECURITY
STRUKTUR
ARSITEKTUR
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
2
2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan
kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan
khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi
atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
1.2.2. Jaminan Kualitas
1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian kualitas bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan apabila diperlukan, dan menentukan bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
2) Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang barang
dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang
ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
3) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai data bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang
diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang
memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang diminta.
Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik
secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian yang resmi.
4) Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada
standar yang dicantumkan di bawah ini :
a. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
b. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
c. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
oleh Departemen Pekerjaan Umum.
d. Peraturan Cat Indonesia – N4
e. Peraturan Pembagunan Daerah Setempat.
3
• Penanggung Jawab Pekerjaan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau
Kuasanya yang menandatangani kontrak dengan Pengguna Jasa.
• Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman minimal 3 tahun
sebagai Site Manager.
• Pelaksana Lapangan pengalaman minimal 3 tahun
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus
mendapat kuasa dari pihak penanggung jawab pekerjaan dalam hal ini direktur
kontraktor untuk bertindak atas nama perusahaan dan senantiasa harus di
tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan
Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi
Teknik, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat
Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau
Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.
6) Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
7) Pemeriksaan Lapangan
a. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Direksi Teknik
mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya
mengukur/memasang lebar jalan, lebar tambatan, papan bangun atau
bouwplank, dan jaringan utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci
terhadap semua bangunan yang ada hubungannnya dengan rencana pekerjaan.
b. Perubahan tempat volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada
Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk
persetujuannya.
1.3.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik.
2) Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan
untuk mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana
Direksi Teknik meminta sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian
4
dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum
“Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
3) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik.
Bahan apabila diperlukan harus diuji di lapangan atau di laboratorium selama
konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai jadwal pengujian minimum yang
tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu”. atas
permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan
peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
4) Apabila ada dilakukan, maka hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas
bahan di lapangan dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan
kepada Direksi Teknik.
1.3.3. Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
1) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survey
secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap
untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang
harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
2) Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat dasar garis
ketinggian permukaan lantai tambatan dan cause away, lebar dan panjang tambatan,
lebar dan panjang cause away sesuai dengan gambar rencana kerja dan arahan
Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan
diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi
3) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung
(bangunan utama terminal, peron dan fasiltas penunjang lainnya), pemasangan
patok-patok/bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari as ke as pondasi.
4) Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan
semua instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk
pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.3.4. Peil dan Pengukuran
1) Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan
ukuran-ukurannya.
2) Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam
tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik/setiap
terdapat selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya
tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.
3) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
peil-peil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
5
4) Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh.
5) Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan berhak
untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan jika tanpa pemeriksaan dari
Direksi Lapangan.
6) Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh Direksi
Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan
(finishing work).
1.3.5. Pemakaian Ukuran
1) Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2) Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Teknis tentang setiap perbedaan
yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun
dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
3) Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja
yang ada.
1.3.6. Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “Time schedule”
dalam bentuk Kurva S, dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut jadwal rencana ini,
dan apabila terjadi perubahan dari jadwal rencana awal, maka pihak kontraktor harus
mengajukan kembali perubahan rencana tersebut (Reschedule) atas persetujuan dari
pihak Direksi Teknik.
1.3.7. Direksi Keet dan Gudang Bahan
1) Kontraktor mengupayakan membuat atau mengadakan Direksi keet secukupnya,
menggunakan bahan-bahan sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan
dilengkapi dengan peralatan sederhana.
2) Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-barang atau
alat-alat lainnya dan untuk kantor pelaksana.
3) Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi
syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus membuat Papan Nama Kegiatan yang ukuran dan modelnya
ditentukan oleh Direksi.
1.3.8. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
6
1) Ketelitian/kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar–gambar pelaksanaan.
2) Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
3) Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
4) Keamanan/Kerusakan dari equipment atau peralatan yang dipakai selama
pelaksanaan pekerjaan.
5) Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
6) Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
1.3.9. Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik dalam hal untuk melaksanakan
pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan kalau penerangan
cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.
7
perubahan perubahan kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa
memandang apakah perubahan perubanan tersebut untuk struktur Harga atau
Besarnya Kontrak.
3) Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi
kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung
jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai
otorisasi perubahan-perubahan tersebut.
b. Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa
untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk
setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian
yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan
tersebut.
1.4.2. Prosedur Awal
1) Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order) dengan
menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam
kegiatan tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau
Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam
satu addendum.
e. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan perubahan tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor yang
terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di
bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu
Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu
disetujui.
8
1.4.3. Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)
1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui
bersama atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pemimpin
Kegiatan.
2) Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan
menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaan-pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi
Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4) “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu
penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana
perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah
dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan
dalam satu Addendum.
5) Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah
perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.
6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
1.4.4. Pelaksanaan Addenda
1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
a. Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui
oleh Pemimpin Kegiatan.
2) Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan
teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun
penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian
perubahan dimaksud.
4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan
atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah
Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
5) Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
1.5. PENGAWASAN
1) Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi
Lapangan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
9
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas–
fasilitas yang diperlukan.
2) Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibongkar sebagian atau seluruhnya.
3) Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan
pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban Kontraktor.
4) Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan adalah
terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar dan
Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya
haruslah seijin Pemilik Kegiatan.
10
2) Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada
peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
3) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka Kontraktor
menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor diwajibkan
mentaati keputusan perencana/Direksi dalam hal menyangkut masalah tersebut
diatas.
4) Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang terdapat
didalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak memperkenankan
mengukur gambar berdasar skala gambar.
5) Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar
tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut
dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus
mendapat ijin dari Direksi.
1.7.2. Penjelasan Perbedaan Gambar
Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-
gambar :
1) Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan
kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
2) Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran kualitas dan
jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya dengan gambar
kerja pembangunan gedung, pagar dan talud.
3) Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.
4) Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.7.3. Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
1.7.4. Gambar Pelaksanaan
1) Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar
pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
2) Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
11
3) Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh Direksi
Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak Direksi
Lapangan harus sesuai dengan kontrak
4) Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan untuk
meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
5) Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian garansi
terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak melepaskan
tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
1.7.5. Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
1.7.6. Gambar Sesuai Dengan Instalasi atau Gambar Terlaksana (AS Build
Drawing)
1) Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan
gambar-gambar yang sesuai dengan instalasi.
2) Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai
instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari
instalasi yang telah terpasang .
3) Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa
dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
4) Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
a. 3 (tiga) set gambar-gambar cetakan.
b. 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( soft copy desain )
1.8. PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah.
Pada waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus
membuang sampah-sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau
tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi Lapangan.
12
2) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi
sampai diserahkan kepada Pemberi Tugas.
2) Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik
contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus
disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain
yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan persyaratan
spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan
memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus
memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu
jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa
bahan tersebut dapat digunakan dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua
informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua
bahan bahan dalam sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan
bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum
persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan
persetujuan ini secara tertulis.
1.10.2. Sumber Bahan-bahan
1) Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam
dokomen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk
saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan
memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.
13
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini.
Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan
atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain
berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.
2) Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan
persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
1.10.3. Penyimpanan Bahan
1) Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga
bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh
Direksi Teknik.
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur
dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus
disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis
harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
2) Penumpukan Agregat
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga
tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan
maksimum adalah lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang
memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya.
Khususnya selama musim kering.
14
3) Penanganan dan penyimpanan semen
a. Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan
supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
b. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga
penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama
dalam penyimpanan.
c. Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak
boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen
yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan
bila didapati dalam kondisi telah mengeras.
15
1.13. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN
Setelah Kontraktor mengetahui batas–batas daerah Kerja dan lain-lainnya sebagaimana
diuraikan dalam pasal–pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecorobohan yang sengaja
ataupun tidak.
2) Penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
3) Kehilangan –kehilangan bagian alat–alat/bahan–bahan yang ada didaerahnya.
4) Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus melaporkan
kepada Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan
sebagainya.
1.14. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1) Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Direksi Teknik.
2) Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh Konsultan/Direksi
Teknik, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik. Hal ini dikecualikan bila Direksi
Teknik minta perpanjangan waktu.
3) Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Direksi Teknik berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan.
Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan di bawah ini adalah untuk memberikan penjelasan
tahapan dan cara pelaksanaan per-item pekerjaan yang terurut untuk dapat dilaksanakan dengan
memperhitungkan perhitungan Durasi pekerjaan yang sesuai dengan jadwal waktu pelaksaan,
penggunaan tenaga kerja setiap item pekerjaan serta menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian setiap item pekerjaan, yang disusun berdasarkan Dokumen Pengadaan, gambar
Kerja, dan spesifikasi.
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan Pendahuluan yang akan diuraikan di dalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan di dalam masa pekerjaan.
Tahapan pekerjaan pendahuluan terbagi menjadi beberapa bagian utama meliputi hal-hal di
bawah ini :
16
Lokasi pekerjaan dibersihkan dari berbagai jenis benda yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
Bahan Material :
Tidak Ada
Metode Pelaksanaan :
➢ Membersihkan lokasi pekerjaan dari benda-benda yang menghambat pekerjaan
➢ Tanah-tanah yang berbukit harus diratakanTanah humas pada prmukaan tanah harus
dikupas dan tanah kupasan harus dibuang diluar lokasi pekerjaan
➢ Jika dalam halaman pekerjaaan terdapat konstruksi atau utility yang masih berfungsi
seperti pipa, kabel dan lain-lain maka pihak pelaksana harus melindungi jangan
sampai terjadi kerusakan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Apabila untuk
pelaksanaan pekerjaan ini
➢ diperlukan kendaraan atau peralatan-peralatan yang dipandang perlu untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan, maka hal itu menjadi kewajiban pelaksana untuk
menyediakannya dan biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban pelaksana.
Waktu Pelaksanaan
Sebelum Pemasangan Bowplank.
Bahan Material :
Patok kayu kaso 5/7, papan kayu 2/20 benang nylon dan paku.
Metode Pelaksanaan :
➢ Penentuan peil 0 (Nol) di lapangan harus dengan persetujuan Pemimpin Pelaksana
Kegiatan dan didokumentasikan dengan Berita Acara.
➢ Pematokan kayu di luar garis poer pondasi dan sloof setiap 1 meter sehingga dapat
ditarik garis/titik pondasi dan pekerjaan lain sesuai gambar rencana.
➢ Papan bouwplank ukuran 2/20 dipasang tegak lurus, bagian atas diserut rata
sehingga peil dasar bangunan rata waterpass (tidak bergelombang) dan sudut
membentuk siku atau sesuai gambar rencana.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pengukuran lapangan dan peta situasi.
17
Menyediakan Direksi Keet berupa bangunan semi permanent yang dilengkapi dengan
meja, kursi, instalasi listrik dan penerangan.
Bahan Material :
Pondasi bata merah, lantai floor, dinding kayu/triplex, pintu triplex, jendela nako kaca,
atap seng/asbes gelombang
Metode Pelaksanaan :
➢ Pembuatan bangunan sesuai dengan butir (a) & (b) diatas.
➢ Direksi Keet tidak dipergunakan untuk Gudang/Bedeng pekerja.
Waktu Pelaksanaan
Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan
Kriteria Khusus :
➢ Direksi Keet ini wajib disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan selama masa
pelaksanaan fisik, dan tidak menjadi milik Pemerintah.
➢ Pada masa pelaksanaan, setiap gambar konstruksi harus tersedia untuk pengecekan
pekerjaan dan atau pemeriksaan.
Bahan Material :
Tiang kayu kaso 5/7 dan papan nama dari triplex 4 mm bingkai kayu reng dicat dan di
tulis identitas proyek dan dikerjakan dengan rapi.
Metode Pelaksanaan :
Papan proyek dibuat sesuai dengan spesifikasi dan mengandung informasi tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan dan dipasang di depan lokasi pekerjaan.
Waktu Pelaksanaan
Dipersiapkan pada awal pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan fisik bangunan
18
Bahan Material :
Tidak Ada
Metode Pelaksanaan :
➢ Penggalian dilakukan dengan tenaga orang dengan lebar dan kedalaman yang
ditentukan sesuai dengan gambar rencana dan instruksi dari direksi.
➢ Lubang galian harus dijaga tetap kering (tidak digenangi air dari hujan, parit, dll).
➢ Lubang galian harus diberi pembatas dan atau tanda peringatan.
➢ Tanah galian harus dijaga agar tidak masuk kembali ke lubang galian.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan bouwplank dilaksanakan pada seluruh bagian rencana bangunan.
Bahan Material :
Tanah bekas galian sendiri.
Metode Pelaksanaan :
➢ Pengurugan dilakukan secara berlapis setiap 20 cm dan dipadatkan dengan mesin
stamper.
➢ Bahan tanah yang mengandung bahan organik/sampah harus disingkirkan dari
urugan tersebut.
➢ Untuk urugan struktur pondasi beton, urugan dilaksanakan minimal 2 hari setelah
pengecoran atau sesuai dengan butir (d).
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan pondasi dan pekerjaan plumbing/saluran (jika ada) diperiksa dan
diterima oleh direksi
Bahan Material :
Pasir urug.
Metode Pelaksanaan :
➢ Ketebalan pasir urug sesuai dengan gambar rencana minimal 15 cm padat.
➢ Urugan pasir tersebut harus rata dan dilakukan penyiraman air
19
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan pondasi, sloof dan urugan tanah peninggian permukaan dilaksanakan
atau sebelum lantai dan rabat dikerjakan.
Bahan Material :
Tanah Merah yang didatangkan dari luar, tidak mengandung bahan organik/sampah.
Metode Pelaksanaan :
➢ Permukaan tanah asal pada area yang akan diurug harus bersih dari puing-puing
dan sampah organik.
➢ Pengurugan dilakukan secara berlapis setiap 20 cm dan dipadatkan dengan mesin
stamper.
➢ Setiap lapis pekerjaan tanah yang telah selesai harus dipelihara agar tidak
mengering dan pecah-pecah dengan melakukan penyiraman secara kontinyu.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi bangunan, penahan rabat dan pekerjaan
plumbing di bawah pondasi (jika ada).
Bahan Material :
Pasir urug yang didatangkan dari luar, tidak mengandung bahan organik/sampah.
Metode Pelaksanaan :
➢ Permukaan tanah pada area yang akan diurug harus bersih dari puing-puing dan
sampah organik.
➢ Tebal Pengurugan 5 Cm sesuai gambar.
➢ Setiap lapis pekerjaan tanah yang telah selesai harus dipelihara agar tidak
mengering dan pecah-pecah dengan melakukan penyiraman secara kontinyu.
Waktu Pelaksanaan
20
Dilaksanakan setelah pekerjaan urugan tanah di bawah pondasi.
Bahan Material :
Batu kali/batu gunung dan pasir urug.
Metode Pelaksanaan :
Batu kali/batu gunung disusun secara teratur didasar galian pondasi. Pasir urug digelar
untuk mengisi celah antara pasangan batu kosong lalu dilakukan penyiraman.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah galian pondasi.
Bahan Material :
Batu kali/Batu Gunung, Pasir pasang dan semen
Metode Pelaksanaan :
➢ Batu kali/Batu Gunung disusun di atas pasir urug umumnya berbentuk trapezium
dan celahnya diisi dengan adukan sehingga tidak berongga.
➢ Ukuran pondasi harus sesuai dengan gambar rencana.
➢ Batu kali atau batu gunung yang digunakan tidak porus. Pasir yang digunakan
terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya
hilang Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah galian pondasi dan pasangan pondasi batu kosong.
21
Didasarkan volume terpasang sesuai gambar kerja yang telah ditetapkan .
Bahan Material :
Batu bata, semen, pasir pasang..
Metode Pelaksanaan :
➢ Bata yang akan dipasang harus direndam air terlebih dahulu agar pemasangan
batako dapat menyatu dengan adukan.
➢ Pemasangan batako disusun bersilang untuk memberikan ikatan satu sama lain
dengan tebal adukan 1 – 2 cm.
➢ Pemasangan batako lapis per lapis dikerjakan menerus dan tidak bergelombang.
➢ Pemasangan batako memperhatikan penempatan kusen jendela/pintu dan asesori
lain pada dinding.
➢ Pasir yang digunakan terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar
agar kadar garamnya hilang
➢ Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pemasangan dinding 1 : 3 (Trasram)
Bahan Material :
Batu bata, semen, pasir pasang..
Metode Pelaksanaan :
➢ Bata yang akan dipasang harus direndam air terlebih dahulu agar pemasangan
batako dapat menyatu dengan adukan.
➢ Pemasangan batako disusun bersilang untuk memberikan ikatan satu sama lain
dengan tebal adukan 1 – 2 cm.
➢ Pemasangan batako lapis per lapis dikerjakan menerus dan tidak bergelombang.
➢ Pemasangan batako memperhatikan penempatan kusen jendela/pintu dan asesori
lain pada dinding.
➢ Pasir yang digunakan terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar
agar kadar garamnya hilang
➢ Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah Pekerjaan Sloof
22
Kriteria kinerja Produk:
Didasarkan pada luas dinding batako yang dipasang di lapangan.
Bahan Material :
Semen,pasir dan kapur aci.
Metode Pelaksanaan :
➢ Plesteran dilakukan pada semua pasangan dinding bata dimana sebelumnya dinding
bata harus disiram terlebih dahulu sehingga memberikan ikatan yang lebih baik.
➢ Tebal plesteran antara 1,5 - 2,0 cm disesuaikan untuk memenuhi hasil akhir tebal
dinding antara 14 – 15 cm.
➢ Permukaan plesteran dihaluskan dengan acian apabila plesteran tersebut telah
kering, apabila belum kering tidak diperkenankan melaksanakan acian hal ini
penting agar tidak terjadi retak-retak pada permukaan acian.
➢ Andaikata plesteran dilaksanakan bergelombang/tidak rata maka plesteran tersebut
harus segera dibongkar dan diulang kembali. Pasir yang digunakan terlebih dahulu
harus dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya hilang Air ya
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan dinding bata kering.
Bahan Material :
Semen,pasir dan kapur aci.
Metode Pelaksanaan :
➢ Plesteran dilakukan pada semua pasangan dinding bata dimana sebelumnya dinding
bata harus disiram terlebih dahulu sehingga memberikan ikatan yang lebih baik.
➢ Tebal plesteran antara 1,5 - 2,0 cm disesuaikan untuk memenuhi hasil akhir tebal
dinding antara 14 – 15 cm.
➢ Permukaan plesteran dihaluskan dengan acian apabila plesteran tersebut telah
kering, apabila belum kering tidak diperkenankan melaksanakan acian hal ini
penting agar tidak terjadi retak-retak pada permukaan acian.
➢ Andaikata plesteran dilaksanakan bergelombang/tidak rata maka plesteran tersebut
harus segera dibongkar dan diulang kembali. Pasir yang digunakan terlebih dahulu
harus dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya hilang Air ya
23
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan dinding bata kering.
Bahan Material :
Semen,pasir dan kapur aci.
Metode Pelaksanaan :
➢ Acian dilakukan pada semua kaki pondasi yang kelihatan di luar dimana
sebelumnya kaki pondasi harus disiram terlebih dahulu sehingga memberikan
ikatan yang lebih baik.
➢ Tebal acian antara 1,5 - 2,0 cm disesuaikan untuk memenuhi hasil akhir yang baik.
➢ Permukaan plesteran dihaluskan dengan acian apabila plesteran tersebut telah
kering, apabila belum kering tidak diperkenankan melaksanakan acian hal ini
penting agar tidak terjadi retak-retak pada permukaan acian.
➢ Andaikata acian dilaksanakan bergelombang/tidak rata maka acian tersebut harus
segera dibongkar dan diulang kembali. Pasir yang digunakan terlebih dahulu harus
dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya hilang. Air yang
digunakan harus menggunakan ai tawar.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan Pondasi batu kali.
Bahan Material :
➢ Keramik 40/40 Kw 1, pasir dan semen.
➢ Keramik yang digunakan harus utuh, tidak cacat dan masih tersimpan dalam
kemasan produk.
Metode Pelaksanaan :
➢ Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air.
24
➢ Untuk pemasangan keramik sebelumnya sudah terpasang pasir urug setebal 5 cm
padat.
➢ Pemasangan lantai keramik dengan adukan setebal 5 cm.
➢ Sebelum pemasangan keramik, dilakukan pengukuran dan penetapan pola keramik
dimulai dari tangga, selasar dan ruangan lainnya.
➢ Pemasangan keramik harus sesuai gambar (datar atau kemiringan ke arah tertentu),
dan tidak bergelombang. Apabila terjadi pemasangan keramik bergelombang
harus dibongkar dan dipasang ulang.
➢ Nat keramik dibersihkan dari kotoran dan diisi dengan acian cement sesuai warna
keramik.
➢ Untuk keramik tangga bagian ujungnya dibuat anti slip Pasir yang digunakan
terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya
hilang Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan dinding dan plafond.
Bahan Material :
➢ Keramik 20/25 Kw 1 bertekstur, pasir dan semen.
➢ Keramik yang digunakan harus utuh, tidak cacat dan masih tersimpan dalam
kemasan produk.
Metode Pelaksanaan :
➢ Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air.
➢ Untuk pemasangan keramik sebelumnya sudah terpasang pasir urug setebal 5 cm
padat.
➢ Pemasangan lantai keramik dengan adukan setebal 5 cm.
➢ Sebelum pemasangan keramik, dilakukan pengukuran dan penetapan pola keramik
sedemikian rupa sehingga meminimalkan pemotongan keramik pada pinggir
ruangan.
➢ Pemasangan keramik harus sesuai gambar (datar atau kemiringan ke arah tertentu),
dan tidak bergelombang. Apabila terjadi pemasangan keramik bergelombang harus
➢ dibongkar dan dipasang ulang.
➢ Nat keramik dibersihkan dari kotoran dan diisi dengan acian cement sesuai warna
keramik.
➢ Pemasangan keramik harus sesuai gambar (datar atau kemiringan ke arah tertentu),
dan tidak bergelombang. Apabila terjadi pemasangan keramik bergelombang harus
dibongkar dan dipasang ulang.
➢ Nat keramik dibersihkan dari kotoran dan diisi dengan acian cement sesuai warna
keramik.
➢ Pasir yang digunakan terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar
agar kadar garamnya hilang
25
➢ Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan dinding dan plafond.
Bahan Material :
➢ Keramik 20/20 Kw 1 bertekstur, pasir dan semen.
➢ Keramik yang digunakan harus utuh, tidak cacat dan masih tersimpan dalam
kemasan produk.
Metode Pelaksanaan :
➢ Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air.
➢ Untuk pemasangan keramik sebelumnya sudah terpasang pasir urug setebal 5 cm
padat.
➢ Pemasangan lantai keramik dengan adukan setebal 5 cm.
➢ Sebelum pemasangan keramik, dilakukan pengukuran dan penetapan pola
keramik sedemikian rupa sehingga meminimalkan pemotongan keramik pada
pinggir ruangan.
➢ Pemasangan keramik harus sesuai gambar (datar atau kemiringan ke arah
tertentu), dan tidak bergelombang. Apabila terjadi pemasangan keramik
bergelombang harus
➢ dibongkar dan dipasang ulang.
➢ Nat keramik dibersihkan dari kotoran dan diisi dengan acian cement sesuai
warna keramik.
➢ Pemasangan keramik harus sesuai gambar (datar atau kemiringan ke arah
tertentu), dan tidak bergelombang. Apabila terjadi pemasangan keramik
bergelombang harus dibongkar dan dipasang ulang.
➢ Nat keramik dibersihkan dari kotoran dan diisi dengan acian cement sesuai
warna keramik.
➢ Pasir yang digunakan terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air
tawar agar kadar garamnya hilang
➢ Air yang digunakan harus menggunakan air tawar
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan dinding dan plafond.
26
IV. PEKERJAAN KUDA-KUDA KAYU DAN ATAP
Bahan Material :
Kayu klas II kualitas baik
Metode Pelaksanaan :
Kuda-kuda
➢ Pemasangan kuda-kuda dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
➢ Pembuatan kuda-kuda harus dikerjakan oleh orang yang betul-betul memahami
tentang pembuatan konstruksi kuda-kuda.
➢ Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan konstruksi atap adalah posisi dudukan
kudakuda dimana dudukan harus tepat pada angkur dan rata (waterpass) satu sama
lain.
➢ Baud angkur pada kolom beton untuk dudukan kuda-kuda sudah disiapkan
sebelumnya, terpasang sedemikian rupa sehingga posisi baud angkur tepat pada
kuda-kuda.
➢ Pemasangan kuda-kuda diikat satu sama lain oleh ikatan angin dan gording.
Waktu Pelaksanaan
Kuda-kuda
➢ Dilaksanakan setelah kolom beton berikut angkur baud dan ring balok beton.
Bahan Material :
27
Kayu klas II kualitas baik
Waktu Pelaksanaan
➢ Reng Dilaksanakan setelah pekerjaan Gording
➢ Kaso Dilaksanakan setelah pekerjaan Reng
Bahan Material :
Atap yang digunakan Atap Genteng Metal.
Metode Pelaksanaan :
➢ Pemasangan genteng disangga pada kaso.
➢ Pemasangan Genteng harus lurus, tidak bergelombang dan salingm
menutupi/menumpang satu sama lain sesuai dengan bentuk dan ukuran genteng
sehingga air dapat mengalir ke bawah tanpa bocor.
➢ Pemasangan genteng dimulai dari bagian bawah per baris, dilanjutkan ke atas
hingga mencapai bubungan.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pemasangan kaso
Bahan Material :
➢ Bubungan seng yang digunakan Atap Genteng Metal.dan papan .
Metode Pelaksanaan :
Pemasangan bubungan seng harus lurus dan dialas papan dibawahnya sehingga rata
tidak bergelombang dan pinggirnya lurus.
28
Waktu Pelaksanaan
➢ Dilaksanakan setelah pemasanganseng.
Bahan Material :
List Kayu berukuran 5 cm.
Metode Pelaksanaan :
➢ Pemasangan dilakukan sekeliling plafond yang membentuk sudut tegak lurus
terhadap dinding.
➢ Pemasangan harus rapi.
➢ List profil kayu berukuran sekitar 5 cm.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan plafond.
Bahan Material :
Mur baut
Metode Pelaksanaan :
Pemasangan mur baut untuk kuda-kuda harus lurus sehingga rata tidak bergelombang
dan pinggirnya lurus.
Waktu Pelaksanaan
Bumbungan
➢ Bersamaan pemasangan Kuda-kuda.
29
Bahan Material :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Metode Pelaksanaan :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Waktu Pelaksanaan
Dikerjakan setelah pekerjaan pondasi.
Bahan Material :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Metode Pelaksanaan :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Waktu Pelaksanaan
Dikerjakan setelah pekerjaan pondasi.
Bahan Material :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Metode Pelaksanaan :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Waktu Pelaksanaan
Dikerjakan setelah pekerjaan pondasi.
30
4. PEKERJAAN RING BALK BETON BERTULANG 12/20 (PRAKTIS SATUAN :
M3)
Uraian Pekerjaan :
Pekerjaan ring balok beton sebagai pengikat kolom dengan beton bertulang dengan
mutu beton K-225.
Bahan Material :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Metode Pelaksanaan :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kolom.
Bahan Material
4. Besi Beton
➢ Besi beton yang dipergunakan harus baru dengan diameter sesuai kebutuhan
dan sesuai dengan persyaratan SNI.2 Bab III.7 yang dinyatakan sebagai U-
24 dan U-32.
➢ Tidak diperkenankan pembengkokan besi beton memakai alat pemanas.
5. air
31
Air harus sesuai dengan standar air minum yang tidak berbau dan bersih.
Metode Pelaksanaan
Bahan Material :
Semen dan pasir.
Metode Pelaksanaan :
➢ Cor lantai alas keramik dilakukan pada semua lantai sesuai gambar dan spek,
dimana sebelumnya lantai dasar harus disiram terlebih dahulu sehingga
memberikan ikatan yang lebih baik.
➢ Tebal cor lantai antara 5 cm disesuaikan untuk memenuhi hasil akhir yang baik.
➢ Andaikata cor lantai beton dilaksanakan bergelombang/tidak rata maka cor lantai
tersebut harus segera dibongkar dan diulang kembali. Pasir yang digunakan
terlebih dahulu harus dicuci dengan menggunakan air tawar agar kadar garamnya
hilang. Air yang digunakan harus menggunakan ai tawar.
32
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah urugan pasir di bawah pondasi.
➢ Besi beton yang dipergunakan harus baru dengan diameter sesuai kebutuhan dan
sesuai dengan persyaratan SNI.2 Bab III.7 yang dinyatakan sebagai U-24 dan U-
32.
➢ Tidak diperkenankan pembengkokan besi beton memakai alat pemanas.
Bahan Material :
Besi Beton
Metode Pelaksanaan :
➢ Pembesian dilakukan pada semua beton yang di haruskan menggunakan besi
beton sesuai gambar dan spek, dimana sebelumnya besi beton di potong sesuai
dimensi beton yang diperlukan
➢ Bengkokang besi harus 3 D atau kurang dari 60 mm
➢ Andaikata besi beton yang di bengkokan mengalami kesalahan pembenggkokan ,
maka besi beton tersebut tidak dapat dipergunakan keembali, harus dig anti baru.
Waktu Pelaksanaan
Dari awal pekerjaan, agar siap pada saat pekerjaan beton di mulai.
Bahan Material :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Metode Pelaksanaan :
Lihat Spesifikasi Beton Bertulang.
Waktu Pelaksanaan
Dikerjakan setelah pekerjaan kolom teras
33
Kriteria kinerja Produk:
Berdasarkan volume beton yang telah dikerjakan.
Bahan Material :
➢ Kayu kelas II, tidak cacat, harus lurus dan kering.
➢ Kayu kelas II yang mempunyai warna kemerah-merahan dengan serat padat.
Metode Pelaksanaan :
➢ Pekerjaan kusen harus dikerjakan dengan teliti dan dikerjakan oleh tukang kayu
serta mengerti/paham tentang gambar kerja ring balk.
➢ Semua permukaan kusen harus betul-betul lurus, siku, diserut rata dan halus,
kecuali yang menempel di dinding bata
➢ Untuk ikatan ke dinding bata, kusen dipasang angkur minimal 10 cm, dan
permukaan kusen yang menempel dinding dimeni.
➢ Bentuk pemasangan kusen pada dinding harus sesuai dengan gambar rencana. Rapi
dan rata dengan permukaan dinding.
➢ Kusen pintu pada bagian bawah dipasang angkur ke neut (sepatu beton) setinggi 10
cm .
Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan pembuatan/pemesanan kusen dilaksanakan sejak awal pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat siap dipasang pada dinding dengan tepat waktu.
Metode Pelaksanaan :
➢ Lapisan Pintu harus dipasang pada bagian belakang pintu.
➢ Ukuran sesuai gambar kerja.
➢ Pada bagian belakang pintu harus rata tidak dimotif
➢ Menggunakan 3 engsel pintu.
➢ Menggunakan kunci tanam biasa
Waktu Pelaksanaan
34
Setelah pekerjaan kusen
Metode Pelaksanaan :
➢ Lapiasan Alumunium harus dipasang padabagian belakang pintu.
➢ Ukuran sesuai gambar kerja.
➢ Pada bagian belakang pintu harus rata tidak dimotif
➢ Menggunakan 3 engsel pintu.
➢ Menggunakan kunci tanam biasa
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen
Bahan Material :
Cat dinding kualitas baik dengan warna sesuai ketentuan direksi.
Metode Pelaksanaan :
➢ Semua bagian dinding bangunan yang akan dicat harus kering dan bersih.
➢ Pengecatan dinding dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengampelas sampai
kotoran yang melekat hilang, kemudian diplamir tembok sebagai penutup pori-
pori / retak terkecuali dinding bagian luar yang terkena sinar matahari langsung
tidak perlu diplamir.
➢ Lapisan pengecatan dilakukan minimal tiga lapis atau sampai hasil akhir rapih
dan rata, sesuai ketentuan dan arahan direksi.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan dinding.
35
2. PENGECATAN PALFOND (SATUAN : M2)
Uraian Pekerjaan :
Dilaksanakan pada plafond
Bahan Material :
Cat plafond kualitas setara merk Jotun denganwarna sesuai ketentuan direksi.
Metode Pelaksanaan :
➢ Nat sambungan plafond didempul sehinggarata.
➢ Pengecatan akhir plafond dilaksanakan setelah dempul nat plafond kering dan
tidak retak dengan warna cat plafond sesuai ketentuan.
➢ Lapisan pengecatan dilakukan minimal tiga lapis atau sampai hasil akhir rapih
dan rata,sesuai ketentuan dan arahan direksi.
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pekerjaan plafond
Bahan Material :
Cat seng anti bocor, cat meni seng kualitas baik.
Metode Pelaksanaan :
➢ Setelah cat dasar, dilakukan pendempulan pada seluruh bagian kayu untuk
menutup poripori/ retak.
➢ Pada listplank kayu, cat dasar dan dempul dilaksanakan sebelum terpasang pada
kerangka atap.
➢ Pengecatan akhir (finishing) dilakukan dengan terlebih dahulu mengampelas
permukaan kayu/kusen/listplank yang telah didempul.
➢ Lapisan pengecatan dilakukan minimal tiga lapis atau sampai hasil akhir rapih
dan rata, sesuai ketentuan dan arahan direksi
Waktu Pelaksanaan
Sebelum pemasangan penutup atap seng dilaksanakan.
36
Bahan Material :
➢ Cat kayu kualitas baik.
➢ Dempul/plamir kayu.
➢ Cat dasar meni.
Metode Pelaksanaan :
➢ Kusen yang terpasang sudah dihaluskan (diamplas), dibersihkan dari kotoran-
kotoran terutama yang mengandung minyak kemudian dicat dasar meni.
➢ Setelah cat dasar, dilakukan pendempulan pada seluruh bagian kayu untuk
menutup pori-pori/retak.
➢ Pengecatan akhir (finishing) dilakukan dengan terlebih dahulu mengampelas
permukaan kayu/kusen/listplank yang telah didempul.
➢ Lapisan pengecatan dilakukan minimal tiga lapis atau sampai hasil akhir rapih
dan rata, sesuai ketentuan dan arahan direksi.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen/pintu/jendela/ventilasi
Bahan Material :
➢ Cat kayu kualitas baik.
➢ Dempul/plamir kayu.
➢ Cat dasar meni.
Metode Pelaksanaan :
➢ lisplank yang terpasang sudah dihaluskan (diamplas), dibersihkan dari kotoran-
kotoran terutama yang mengandung minyak kemudian dicat dasar meni.
➢ Setelah cat dasar, dilakukan pendempulan pada seluruh bagian kayu untuk
menutup pori-pori/retak.
➢ Pada listplank kayu, cat dasar dan dempuldilaksanakan sebelum terpasang pada
kerangka atap
➢ Pengecatan akhir (finishing) dilakukan dengan terlebih dahulu mengampelas
permukaan kayu/kusen/listplank yang telah didempul.
➢ Lapisan pengecatan dilakukan minimal tiga lapis atau sampai hasil akhir rapih
dan rata, sesuai ketentuan dan arahan direksi.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan lisplank
37
Uraian Pekerjaan :
Pemasangan Kunci Kunci Pintu 2 Slaag pada pintu
Bahan Material :
Kunci Pintu 2 Slaag kualitas baik
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang di pintu pada ketinggian sekitar 90 –100 cm dari permukaan lantai.
➢ Material harus baru dan tidak rusak.
➢ Pemasangan harus rapih dan tidak merusak pintu serta kusen.
➢ Material tidak cacat/karat dan macet.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen.
Bahan Material :
engsel pintu kios kualitas baik ukuran 4”
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang 3 buah tiap daun pintu.
➢ Pasangan harus lurus dengan yang lain.
➢ Material tidak cacat/karat dan macet.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen.
Bahan Material :
engsel pintu kios kualitas baik ukuran 4”
Metode Pelaksanaan :
38
➢ Dipasang 3 buah tiap daun pintu.
➢ Pasangan harus lurus dengan yang lain.
➢ Material tidak cacat/karat dan macet.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen.
Bahan Material :
Grendel kualitas baik
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang pada jendela utama
➢ Dipasang pada bagian atas dan bawah pintu.
➢ Pemasangan dilakukan dengan cara memasukan grendel kedalam pintu dibagian
atas dan bawah.
➢ Material tidak cacat/karat dan macet.
Waktu Pelaksanaan
Setelah pekerjaan kusen.
Bahan Material :
Bata merah, pasir beton, pasir pasang semen.
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang di setiap kamar mandi/WC.
➢ Dipasang tepat di samping kanan kloset.
➢ Level pemasangan dasar bak lebih tinggi dari lantai dasar kamar mandi.
➢ Pemasangan tepat di bawah kran air.
➢ Bak harus baik dan tidak bocor.
Waktu Pelaksanaan
39
Bersamaan pekerjaan KM/WC.
Bahan Material :
Pipa PVC AW 3” untuk air kotor setara merk Maspion dan lem PVC.
Metode Pelaksanaan :
➢ Semua instalasi harus tertanam.
➢ Pipa air tidak boleh bocor/cacat.
➢ Sambungan antar pipa dan belokkan pipa harus rapat
Waktu Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan Kamar Mandi/WC dimulai.
Bahan Material :
Pipa PVC AW 3/4” untuk air bersih setara merk Maspion dan lem PVC.
Metode Pelaksanaan :
➢ Semua instalasi harus tertanam.
➢ Pipa air tidak boleh bocor/cacat.
➢ Sambungan antar pipa dan belokkan pipa harus rapat
Waktu Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan Kamar Mandi/WC dimulai.
Bahan Material :
Floor drain stainless.
40
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang di setiap kamar mandi/WC.
➢ Pemasangan harus tepat di sudut kamar mandi/WC.
➢ Pemasangan harus pada level terendah pada kemiringan lantai.
Waktu Pelaksanaan
bersamaan pekerjaan Kamar Mandi/WC dimulai.
Bahan Material :
Kran air 3/4” kualitas baik lapis stainless.
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang di setiap kamar mandi/WC.
➢ Kran tidak boleh bocor.
➢ Penyambungan dengan pipa harus rapi.
Waktu Pelaksanaan
bersamaan pekerjaan Kamar Mandi/WC dimulai.
Bahan Material :
Kloset jongkokkualitas baik.
Metode Pelaksanaan :
➢ Dipasang di setiap kamar mandi/WC.
➢ Pemasangan kloset harus disebelah kiri bak air.
➢ Level pemasangan lebih tinggi dari lantai dasar kamar mandi.
➢ Kloset harus baru dan tidak pecah/lecet.
Waktu Pelaksanaan
bersamaan pekerjaan Kamar Mandi/WC dimulai.
41
Kuantitas
X. PEKERJAAN ELEKTIKAL
Uraian Pekerjaan :
Pengadaan dan Pemasangan lampu penerangan, baik didalam bangunan maupun diluar
bangunan, termasuk perkawatan, titik nyala armatur sampai panel - panel penerangannya .
Penyambungan aiiran listrik dari panel induk ke setiap bangunan sampai menyala.
Stop kontak dan saklar - saklar dipasang dengan jarak ketinggian dari lantai minimal 1,40
m
Pengadaan dan Pemasangan stop kontak termasuk perkawatan sampai ke panel -panel.
Pengadaan dan pemasangan, panel kontrol, panel-panel tenaga dengan accsesoriesnya.
Pengujian dan pengesahan seluruh instalasi listrik, yang terpasang oleh badan yang
berwenang PLN/ Badan Keselamatan Kerja setempat.
Penyerahan surat jaminan oleh Instalatir/ penyedia
Metode Pelaksanaan :
Setelah daftar bahan dan penyesuaian dengan keadaan lapangan / lokasi pemakaian
disetujui oleh Direksi Pengawas, penyedia jasa masih harus menyerahkan gambar-gambar
kerja untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
Dalam gambar kerja ini lebih dijelaskan catalog dari manufacture, dimensi - dimensi data
performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service
untuk materialmaterial tertentu.
Didalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat/peralatan
didalam system secara keseluruhan.
Bila dirasa perlu adanya perubahan atau penyimpanan– penyimpanan dari system yang
direncanakan sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan tanpa perubahan fungsi
system, serta maksud system semula / sebenarnya dapatlah diajukan dengan memberi
alasan - alasan yang tepat. Perubahan diatas haruslah mendapat persetujuan dan konsultan
perencana dan tidak membawa akibat tambahan biaya.
Bahan Material :
➢ Alat Bantu.
Metode Pelaksanaan :
Papan nama dibuat sesuai dengan spesifikasi dan mengandung informasi tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan dan dipasang di depan lokasi pekerjaan.
Waktu Pelaksanaan
Setelah semua pekerjaan terlaksana
42
2. DOKUMENTASI & ADMINISTRASI LAPORAN (SATUAN : LS)
Uraian Pekerjaan :
Pengurusuan perijinan, pelaporan, MC atau surat-menyurat dan foto pelaksanaan.
Bahan Material :
Tidak ada.
Metode Pelaksanaan :
Dokumentasi yang dimaksud yaitu pengurusan perijinan, pelaporan, MC, atau surat menyurat
lainya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan kemudian Foto-Foto pelaksanaan
dibuat sebanyak lima kali yaitu foto kondisi sebelum pelaksanaan pekerjaan 0 %, foto kondisi
pelaksanaan 25 %, 50 %, 75 % dan foto kondisi selesai pelaksanaan 100 %. Penyajian Foto
pelaksanaan pekerjaan dibuat dalam album foto rangkap 4 (empat) atau secukupnya dengan
perlalatan kamera digital.
Waktu Pelaksanaan
Selama waktu pelaksanaan pekerjaan
43