Anda di halaman 1dari 9

Analisa Kekuatan Mekanis Pada Material AISI 4340 Terhadap Welding

Repair dengan Metode SMAW

Galih Ardy Wardana1; Nikko Setyo Adicandra1; Dewin Purnama2


1. Mahasiswa Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta,
2. Dosen Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta.
ardy_wardhana@hotmail.com

Abstrak
Perkembangan teknologi di bidang engineering yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari proses
pengelasan, salah satunya adalah welding repair. Perbaikan pengelasan bisa mempengaruhi suatu prosedur
untuk dapat menghasilkan komponen yang aman dan mampu digunakan sesuai dengan ketentuannya.
Kekuatan sambungan las harus diperhatikan dan dijamin kekuatannya, sehingga diharapkan minimal
kekuatannya sama dengan kekuatan base metal, khususnya material yang digunakan untuk poros. Tujuan dari
penelitian ini adalah membandingkan kualitas mekanik antara material poros utuh dengan material poros
yang sudah dilas. Sehingga akan didapat informasi mengenai kekuatan perubahan sifat mekanis dari
sambungan las material poros baja paduan rendah setelah di welding repair dibandingkan dengan material
poros baja paduan rendah sebelum di welding repair.
Metode proses pengelasan yang digunakan adalah SMAW (Shielded Metal Arc Welding) DC polaritas
terbalik dengan arus 100 Ampere dan elektroda E7018 diameter 3,2 mm serta kampuh yang digunakan adalah
kampuh V dengan sudut 60°. Material uji adalah material baja paduan rendah, yaitu : AISI 4340. Pengujian
yang dilakukan adalah uji tarik, uji impak dan uji kekerasan.
Hasil akhir yang diinginkan yaitu memberikan nilai akademis untuk laporan tugas akhir dan
memperoleh data tentang kualitas yang ditimbulkan dari efek welding repair pada material baja paduan
rendah terhadap sifat mekaniknya serta menjadi bahan referensi dalam proses welding repair pada pekerjaan
lainnya seperti pada heat exchanger, pressure vessel dan struktur berbahan material baja paduan rendah.

Kata Kunci : Welding Repair, SMAW, AISI 4340, Sifat Mekanik Material

Abstract
Technological developments in the field of engineering are more advanced cannot be separated from the
welding process, one of which is a welding repair. Welding repair can affect a procedure to produce
components that are safe and capable of being used in accordance with its provisions. The strength of welded
joints must be observed and guaranteed strength, so expect minimal strength equal to the strength of the base
metal, especially the material used for the shaft. The purpose of this study was to compare the mechanical
quality of material intact shaft with shaft material that has been welded. So it will be obtained information
about changes in the mechanical properties of strength welded low alloy steel shaft material after welding
repair compared to low alloy steel shaft material before it in welding repair.
Methods of welding process used is SMAW (Shielded Metal Arc Welding) DC reverse polarity with the
current 100 Ampere and E7018 electrode diameter of 3,2 mm and seam used is seam V with an angle of 60°.
Test material is low alloy steel material, namely : AISI 4340. This experiment is tensile test, impact test and
hardness test.
The desired end result is to give academic grades to final project and obtain quality data generated from
a material effect on the repair welding low alloy steels for mechanical properties as well as being a reference
material in the process of welding repair in other jobs such as in heat exchanger, pressure vessel and
structures made of low alloy steel material.

Keywords : Welding Repair, SMAW, AISI 4340, Mechanical Properties of Materials

I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk mempelajari
ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak terkecuali dalam proses eksplorasi barang tambang.

Hal| 1
Dalam dunia pertambangan khususnya pada eksplorasi minyak bumi dikenal berbagai
sistem yang digunakan. Sistem-sistem ini bekerja saling berkaitan satu sama lain, sehingga
apabila salah satu dari sistem tersebut mengalami kerusakan maka kelancaran proses
eksplorasi minyak bumi akan terganggu.
General Overhaul adalah pembongkaran mesin secara menyeluruh untuk mengecek
dan melakukan perbaikan pada komponen mesin yang telah rusak. Dalam pelaksanaan
overhaul, biasanya banyak komponen mesin yang telah mengalami kerusakan dan tidak
dapat digunakan kembali. Jika pun digunakan, harus dilakukan repair terhadap unit
komponen terkait. Namun dikarenakan ketidak-tahuan mekanik di lapangan dan pihak
perusahaan yang kurang peduli, maka proses repair pada komponen terkait dianggap tidak
praktis karena membutuhkan biaya riset dan ujicoba sebelumnya.
Salah satu komponen pada mesin yang sering mengalami kegagalan dalam operasi
adalah poros, karena poros mengalami pembebanan yang terus berulang baik berupa
puntiran, torsi maupun bending. Kegagalan bahan pada poros dapat timbul akibat retak
(crack) yang terus berkembang hingga terjadi perambatan yang kemudian menyebabkan
poros menjadi patah. Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan rendah (low alloy steel) karena baja jenis ini
memiliki keuletan tinggi, mudah dibentuk, mudah dilas, mudah didaur ulang dan mudah
dalam proses machining. Pemilihan baja paduan rendah untuk pembuatan poros
dikarenakan material ini mempunyai keunggulan secara ekonomis.
Dalam hal ini, penulis melakukan riset dan ujicoba dalam hal merepair unit poros yang
retak tersebut dengan menggunakan metode pengelasan. Perbaikan dan perawatan di
bidang pengelasan adalah industri yang memiliki prospek bagus. Perbaikan pengelasan
dapat mempengaruhi suatu prosedur untuk dapat menghasilkan komponen yang aman dan
mampu digunakan sesuai dengan ketentuannya. Apabila kualitas pekerjaan yang dihasilkan
buruk dan menimbulkan kegagalan, maka akan berdampak terhadap kelancaran operasi
eksplorasi minyak bumi, keselamatan unit mesin dan pekerja di lapangan.
Dalam pengelasan, kekuatan sambungan las harus diperhatikan dan dijamin
kekuatannya, sehingga diharapkan minimal kekuatannya sama dengan kekuatan base
metal. Namun dalam setiap aktifitas pekerjaan termasuk salah satunya adalah proses
pengelasan selalu ada resiko kegagalan dalam proses pengerjaannya sehingga diperlukan
perbaikan atau repair.
Tidak semua logam memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan yang mempunyai sifat
mampu las yang baik diantaranya adalah baja paduan rendah. Baja ini dapat dilas dengan
las busur elektroda terbungkus (SMAW), las busur rendam (SAW) dan las MIG (las logam
gas mulia). Baja paduan rendah biasa digunakan untuk konstruksi umum.
Untuk membandingkan kualitas mekanik antara material poros utuh dengan material
poros yang sudah dilas maka perlu dilakukan pengujian. Untuk mengetahui sifat-sifat
mekanis suatu logam dapat dilakukan dengan uji tarik (tensile test), uji impak (impact test)
dan uji kekerasan (hardness test).
Dari penelitian ini diharapkan akan didapat informasi mengenai kekuatan perubahan
sifat mekanis dari sambungan las material baja paduan rendah setelah di repair
dibandingkan dengan material baja paduan rendah sebelum di repair.

II. EKSPERIMEN
Metode pelaksanaan adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga
pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh.

Hal| 2
Penelitian ini melakukan perbandingan antara data kualitas kekuatan mekanik pada
material baja paduan rendah sebelum welding repair dengan sambungan las setelah
dilakukan welding repair, dengan metode pengujian yaitu:
 Uji tarik (tensile test) ASTM E8
 Uji impak (impact test) ASTM E23
 Uji kekerasan (hardness test) ASTM E384

Material yang akan di uji adalah plat baja paduan rendah (low alloy steel) AISI 4340
dengan panjang total raw material 1000 [mm], lebar 300 [mm], ketebalan plat 12 [mm].
Berikut diagram alir penelitian dibawah ini :

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

A. Pengujian Tarik
Pengujian tarik menggunakan standar uji ASTM E8 dengan tahapan sebagai berikut :

Gambar 2 Spesimen Uji Tarik (ASTM E8)

Hal| 3
 Preparasi spesimen benda uji tarik 2 pcs sebelum welding repair dan 2 pcs
setelah proses welding repair.
 Kikir dan amplas spesimen hingga mengkilap.
 Penentuan titik perpanjangan.
 Meletakkan spesimen pada alat uji tarik.
 Menarik spesimen dan mengamati yang terjadi.
 Mencatat data yang terekam dan mengukur perpanjangan yang trejadi.

B. Pengujian Impak
Pengujian impak menggunakan standar uji ASTM E23 dengan tahapan sebagai berikut
:

Gambar 3 Spesimen Uji Impak

 Preparasi spesimen benda uji impak 3 pcs sebelum welding repair dan 3 pcs
setelah proses welding repair.
 Memastikan jarum penunjuk pada posisi 0 pada saat godam menggantung
bebas.
 Meletakkan bahan uji diatas penopang dan memastikan godam pada saat
mengayun dapat tepat mengenai tengah-tengah punggung takik.
 Menaikkan godam secara perlahan-lahan dengan memutar tuas pengangkat dan
penurun hingga jarum penunjuk sudut menunjukkan sudut awal, dalam hal ini
godam sudah terkunci.
 Menekan tombol pembebas kunci, sehingga godam akan mengayun kebawah
dan akan mematahkan benda uji.
 Setelah benda uji patah, maka setelah itu melakukan pengamatan dan membuat
data tertulis.

C. Pengujian Kekerasan
Pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell standar uji ASTM E384
dengan tahapan sebagai berikut :

Gambar 4 Spesimen Uji Kekerasan

 Preparasi spesimen benda uji kekerasan 1 pcs (5 titik pengujian) sebelum


welding repair dan 3 pcs (5 titik pengujian) setelah proses welding repair.
 Membuat tempat spesimen.

Hal| 4
 Mengamplas spesimen hingga mengkilap.
 Meletakan spesimen pada tempat pengujian.
 Menentukan besar pembebebanan.
 Menekankan pembebanan pada indentor.
 Mencatan hasil pijakan indentor.

D. Pengelasan SMAW
Pengelasan menggunakan standar welding AWS D1.1, dilaksanakan di workshop
dengan kondisi dan peralatan yang diselesaikan guna memperoleh data tentang
pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan mekanik dan ketangguhan las SMAW.
Pada proses pengelasan SMAW menggunakan elektroda E7018 diameter 3,2 [mm].
Kampuh yang digunakan jenis kampuh V terbuka dengan jarak plat 2 [mm] tinggi akar
2 [mm] dan sudut kampuh 600. Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi bawah
tangan (posisi 1G) dan arus pengelasan 100 [Ampere].

Gambar 5 Standar Test Piece Welding

Setelah proses pengelasan SMAW, dilanjutkan dengan machining (dibentuk sesuai


ukuran dan jumlah) spesimen uji tarik sesuai standar ASTM E8, spesimen uji impak sesuai
standar ASTM E23 dan spesimen uji kekerasan sesuai standar ASTM E384. Selanjutnya
dilakukan pengujian tarik, impak, dan kekerasan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian tentang “analisa kekuatan mekanis pada material AISI 4340 terhadap
welding repair dengan metode SMAW” diperoleh berupa data angka (nilai), diagram dan
grafik yang meliputi uji tarik, uji impak dan uji kekerasan Rockwell.

1. Hasil Uji Tarik


Hasil pengujian tarik dengan standar ASTM E8 berupa data dan diagram untuk
menunjukan hubungan antara perbedaan spesimen benda uji kekuatan tarik pada material
sebelum welding repair dengan sambungan las setelah dilakukan welding repair, dari hasil
kekuatan tarik yang dihasilkan berupa nilai rata-rata setelah mengalami proses
perhitungan seluruh hasil. Nilai rata rata uji tarik dapat dilihat pada tabel 1.

𝑭𝒖
- Rumus Tegangan : 𝝈𝒖 =
𝑨𝒐

Hal| 5
Dimana : σu = Tegangan nominal [kg/mm2]
Fu = Beban maksimal [kg]
Ao = Luas penampang mula dari penampang batang [mm2]

∆𝑳 𝑳−𝑳𝒐
- Rumus Regangan : 𝜺 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒐 𝑳𝒐

Dimana : ε = Regangan [%]


L = Panjang akhir [mm]
Lo = Panjang awal [mm]

∆𝑨 𝑨𝒐 −𝑨𝟏
- Rumus Presentase Pengecilan : 𝒒 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑨𝒐 𝑨𝒐
Dimana : q = Reduksi penampang [%]
Ao = Luas penampang mula [mm2]
A1 = Luas penampang akhir [mm2]

Tabel 1 Hasil uji tarik


No. Beban Kekuatan Elongasi Rata-Rata
Spesimen Tarik(kN) Tarik (%) KekuatanTarik
(N/mm2) (N/mm2)
1. Raw Material

2. Material las

Gambar 6 Diagram Ultimate Tensile Strenght

2. Hasil Uji Impak


Hasil pengujian impak dengan standar ASTM E23 berupa data dan grafik untuk
menunjukan hubungan antara perbedaan spesimen benda uji kekuatan tarik pada material
sebelum welding repair dengan sambungan las setelah dilakukan welding repair pada
Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini.
Tabel 2 Hasil Uji Impak (raw material)
Suhu Sampel Uji a b A E HI
No.
(Raw Material) (mm) (mm) (mm2) (Joule) (Joule/mm)
1.

Hal| 6
2.
3.

Tabel 3 Hasil Uji Impak (Las)


Suhu Sampel Uji a b A E HI
No.
(Las) (mm) (mm) (mm2) (Joule) (Joule/mm2)
1.
2.
3.

Untuk menemukan harga impak digunakan rumus :


Kerja Patah
Nilai Ketangguhan = [Joule / mm2]
Luas Penampang di bawah takikan (A)

Gambar 7 Grafik Hasil Uji Impak

3. Pengujian Kekerasan
Pengujian Kekerasan dilakukan dengan standard ASTM E384. Hasil pengujian
kekerasan mikro material pengarbonan dengan variasi waktu penahanan. Perbedaan
tingkat kekerasan tersebut dipengaruhi oleh variasi waktu tahan yang digunakan selama
proses pengarbonan, sehingga atom C yang terdistribusi semakin banyak yang akan
mempengaruhi peningkatan kekerasan. Hal ini disebabkan oleh kadar karbon dalam arah
menuju inti juga semakin berkurang. Namun pada jarak yang sama dari permukaan harga
kekerasan berbeda untuk masing-masing waktu penahanan dan cenderung menjadi lebih
keras untuk waktu penahanan yang semakin lama, yang berarti kadar karbon semakin
meningkat. Jadi semakin lama waktu penahanan maka harga kekerasan pada jarak
tertentu dari permukaan akan semakin keras, akibatnya semakin banyak terbentuk fasa
martensit pada bagian permukaan logam pengarbonan.

θ 1360
2F Sin ( ) 2F Sin ( ) 1,854 𝐹
2 2
Rumus ∶ VHN = = =
𝐿2 𝐿2 𝐿2

Hal| 7
Dimana : F = Beban [kg]
L = Panjang diagonal rata-rata [mm]
θ = Sudut piramida 1360

Tabel 4 Nilai Kekerasan rata-rata (raw material)


Jarak daritepi VHNrata-rata VHN
No. (mm) Titik1 Titik2 Titik3 Titik 4 Titik 5 rata-rata

1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 5 Nilai Kekerasan rata-rata (Las)


Jarak daritepi VHNrata-rata VHN
No. (mm) Titik1 Titik2 Titik3 Titik 4 Titik 5 rata-rata

1.
2.
3.
4.
5.

Temperatur (derajat celcius)


Gambar 8 Grafik hubungan nilai kekerasan rata-rata dengan temperatur pemanasan.

IV. KESIMPULAN

Dari data penelitian ini diharapkan hasil kekuatan mekanik pada material AISI 4340
yang telah di welding repair mendekati hasil kekuatan mekanik sebelum welding agar
proses welding repair dapat di aplikasikan pada komponen mesin terutama poros.

Hal| 8
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Alip, M. “Teori dan Praktik Las”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989.
[2] Joko Santoso. “ Pengaruh arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Las SMAW
dengan Elektroda E7018”. Teknik Mesin, FT UNNES, Semarang. 2006.
[3] ASM Handbook. “Properties and Selection: Irons Steels and High Performance Alloys”. Volume 1,
ASM International, USA. 2005.
[4] Rozza, S.M. “Automatic welding table”. Bachelor thesis, material science and engineering, Faculty
German university in Cairo. 2006.
[5] Meyers Marc A, Chawla Krishan Kumar. “Mechanical Behaviors of Materials”. Prentice Hall.
ISBN 978-0-13-262817-4 . 1998.
[6] ASTM, "E8 Standard Test Methods of Tension Testing of Metallic Materials,"Annual Book or ASTM
Standards, American Society for Testing and Materials, Vol. 3.01
[7] ASTM, "E23 Standard Test Methods for Notched Bar Impact Testing of Metallic Materials," Annual
Book or ASTM Standards, American Society for Testing and Materials, Vol. 3.01.
[8] ASTM, "E384 Standard Test Method for Rockwell Hardness of Metallic Materials," Annual Book or
ASTM Standards, American Society for Testing and Materials, Vol. 3.01.
[9] AWS D1.1. An American National Standard. 2010

Hal| 9

Anda mungkin juga menyukai