Oleh :
Nama : Dwi Marta Ardiyanti
NIM : 161810201069
Kelompok : A11
Tanggal Eksperimen : 24 September 2018
Nama Asisten :
2.1 Laser
Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation atau yang sering
disebut dengan Laser adalah penguatan cahaya melalui radiasi emisi yang
terstimulasi. Laser merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan
gelombang elektromagnetik dalam bentuk cahaya dan tidak dapat dilihat dengan
mata normal. Laser memancarkan cahaya tunggal dan memancarkan foton dalam
pancaran koheren. Gelombang cahaya dari laser memiliki sifat monokromatis dan
koherensi tinggi sering kali dimanfaatkan dalam pengukuran fisika yang
menggunakan interferometer (Halliday dan Resnick, 2010).
Laser adalah sumber cahaya koheren monokromatik yang amat lurus. Cara
kerja dari laser yaitu mencakup optika dan elektronika. Laser digolongkan dalam
bidang elektronika kuantum. Laser merupakan perkembangan dari MASER, huruf
M merupakan singkatan dari Microwave yang memiliki arti yaitu gelombang
mikro. Perbedaan dari laser dan maser hanya terletak pada panjang gelombang.
Laser bekerja pada spektrum inframerah sampai ultraviolet, sedangkan maser
memiliki panjang gelombang lebih panjang 5cm. Laser yang memancarkan sinar
tampak disebut dengan laser optik (Pikatan,1991).
Sinar laser berbeda dengan sinar cahaya biasa. Laser memiliki ciri
memancarkan sinar pada satu arah saja (linear), memiliki intensitas yang tinggi,
kemonokromatisan yang hampir sempurna, dan memiliki tingkat koherensi yang
tinggi. Bahan yang digunakan dalam laser dapat berupa benda padat, cair (kimia),
dan berupa gas. Salah santu contoh dari laser yang menggunakan bahan gas
adalah laser helium neon (Laser He-Ne).
Menurut Pikatan (1991) menyatakan bahwa prinsip kerja dari laser yaitu
dengan cara memompa laser. Pemompaan laser adalah proses dimana atom-atom
naik dari tingat bawah ke tingkatan atas. Terdapat tiga jenis dasar yang umum
digunakan, yaitu laser yang dipompa secara optis, laser yang dipompa secara
elektris, dan laser semikonduktor.
Salah satu contoh dari laser yang dipompa secara optis yaitu laser ruby yang
diciptakan pada bulan Juli 1960 oleh Theodore H. Maiman di Hughes Research
laboratories. Laser ruby dihasilkan dari transisi atom dari tingkat mestabil ke
tingkat atas dengan panjang gelombang 6920°𝐴 dan 6943°𝐴. Pemompaan optis
dilakukan dengan cara menempatkan batang ruby kedalam tabung cahaya dan laju
yang sangat cepat dibandingkan dengan selang waktunya sehingga terjadi inversi
populasi. Setelah terjadi inversi populasi maka ion-ion Cr akan memancarkan foto
dengan energi yang sama dan sefase yang disebut dengan laser.
Laser yang dipompa secara elektris yaitu dipompa dengan cara lucutan
listrik yang diletakkan diantara dua buah elektroda. Sistem dari laser ini terdiri
dari satu atau lebih jenis gas. Laser gas mampu memancarkan radiasi dengan
spektrum gas ultraviolet sampe dengan inframerah. Salah satu contoh dari laser
yang dippompa secara elektris adalah laser helium neon (Laser He-Ne). Laser
helium neon (Laser He-Ne) berada pada spektrum berwarna merah dengan
panjang gelombang 6328°𝐴. Laser helium neon (Laser He-Ne) merupakan laser
gas pertama yang diciptakan oleh Ali Javan dkk. dari Bell Laboratories pad tahun
1961. Beberapa tingkatan energi yang dimiliki oleh atom neon hampir sama
dengan tingkatan energi yang dimiliki oleh atom helium sehingga kedua jenis
atom akan mengalami tumbukan. Setelah terjadi tumbukan, atom helium akan
kembali ke tingkatan dasar yaitu 1S0 karena konfigurasi elektron terluarnya adalah
1 s2. Tekanan pada atom He lebih besar 10 kali dibandingkan dengan atom Ne
sehingga mampu mempertahankan inversi populasi secara terus menerus dan laser
yang dihasilkan bersifat kontinu. Laser kontinu memeliki peranan pada transimisi
komunikasi, musik dan gambar-gambar pada televisi. Efisiensi dari laser He-Ne
sangat rendah yaitu 1% dengan keluaran berorde miliwatt (mW).
Laser semikonduktor disebut juga dengan laser injeksi. Hal ini dikarenakan
pemompaannya dilakukan dengan cara injeksi arus listrik lewat sambungan PN
semikonduktornya. Laser semikonduktor merupakan laser dioda biasa dengan bias
maju. Laser semikonduktor pertama kali diciptakan oleh R.H Rediker dkk. dari
Lincoln Laboratories, M.I Nathan dkk. dari Yorktown Heights, dan R.N Hall dkk.
dari General Electric Research Laboratories pada tahun 1962. Diode yang
digunakan dalam laser semikonduktor adalah galium arsenina-flosfida GaAsP
(sinar tampak warna merah). Keunggulan dari laser semikonduktor yaitu dari segi
ukurannya (0,1 x 0,1 x 1,25 mm), dan fleksibilitas energi bahan-bahan yag
dipakai.
𝜃
d P
Celah L Layar
Dimana
𝜋
𝛽 = 𝜆 sin 𝜃
Dimana :
𝑦𝑛 = lebar Pita
λ = Panjang Gelombang
L = Jarak antara celah dan layar
d = Lebar Celah
Pola difraksi terdiri dari pita gelap dan pita terang (fringe). 85% daya
dalam sinar yang ditransmisikan berada dalam pita terang yang memiliki lebar
berbading terbalik dengan lebar celah. Semakin kecil lebar celah, maka semakin
lebar pola difraksi yang terbentuk (Serway, 1985).
Dimana
I : Distribusi Intensitas
Im = Distribusi intesitas maksimum/minimum
d = jarak antar elah
a = lebar celah
BAB 3. METODE PENELITIAN
Identifikasi
Kajian Pustaka
Variabel Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis
Kesimpulan
3.4.2 Ralat
1. Sudut Difraksi
𝑌
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan (𝐿 ) (3.1)
2. Sudut 𝛼
𝜋
𝛼= 𝑑 sin 𝜃 (3.2)
𝜆
3. Sudut 𝛽
𝜋
𝛽= 𝜆
𝑓 sin 𝜃 (3.3)
I/I0
Gambar 3.2 Hubungan I/I0 dengan 𝜃 pada Celah Tunggal, Celah Banyak, dan
Celah Ganda
Peralatan Disiapkan
Jarak L diatur
Simpangan y diukur
Gambar 3.4 Diagram Alir Eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan Laser HeNe pada Celah
Tunggal, Celah Ganda, dan Celah Banyak
DAFTAR PUSTAKA