Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA

“Euthanasia”Dari Sudut Pandang Agama

Oleh :
KELOMPOK 3
A11- A
Ari Cendani Prabawati (17.321.2658)
I Wayan Gede Yudi Wigata (17.321.2672)
Komang Purnama Sari (17.321.2676)
Kadek Aristiani Putri (17.321.2673)
Luh Putu Sukmayanti (17.321.2681)
Ni Putu Eva Pradnyayanti (17.321.2700)
Ni Putu Linda Kusuma Wardani (17.321.2701)

S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

rahmat Beliaulah, kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah agama dengan judul

“Euthanasia Dari Sudut Pandang Agama”. Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami

juga mengucapkan terimakasih kepada sumber-sumber yang telah kami kutip sebagai

pelengkap dari makalah ini.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap semoga Bapak/Ibu pembaca dapat memberi saran atau kritikan yang bersifat

membangun, agar kedepannya kami selaku tim penulis dapat memperbaiki dan

menyempurnakan makalah kami. Sekian dan terimakasih.

Denpasar, 8 November 2017

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, tenaga kesehatan sedang menghadapi berbagai masalah yang serius akibat

tindakan kesehatan. Hal ini disebabkan karena kesdaran hukum masyarakat meningkat dan

adanya tuntutan mengenai aspek bioetic dan medicolegal dari profesi kesehatan yang

semakin profesional. Berbagai permasalahan yang serius tersebut di antaranya adalah tentang

Euthanasia, karena mencakup permasalahan yang kompleks dari aspek medis, hukum,

agama, etika, dan hak asasi manusia. Secara umum, Euthanasia diartikan sebagai tindakan

mengakhiri hidup seseorang atas dasar kasihan karena menderita penyakit, cedera, atau

ketidakberdayaan dan tidak mempunyai harapan untuk sembuh. Sejak dulu, masalah

euthanasia menjadi perdebatan diantara para ahli dan masalah ini akan terus menjadi bahan

diskusi karena masih menimbulkan perdebatan-perdebatan kecil di masyarakat, karena

euthanasia berkaitan dengan nyawa seseorang. Hal ini pula menjadi masalah yang serius dan

membuat tenaga kesehatan berada pada titik yang sulit ketika dihadapkan dengan tindakan

ini. Dengan membiarkan pemberi layanan kesehatan bekerja dalam situasi yang secara

hukum tidak pasti akan menimbulkan keraguan dalam mengambil keputusan sehingga dapat

terjadi keputusan yang berbeda untuk menangani masalah yang sama. Terkadang petugas

kesehatan dihadapkan pada dilema, seperti meneruskan bantuan pengobatan sesuai sumpah

yang diikrarkannya atau menghentikan bantuan pengobatan yang berefek pada kematian.

Hakikat euthanasia adalah kematian sehingga diperlukan pemahaman tentang konsep

kematian dan permasalahan euthanasia dari berbagai sudut pandang. Berbicara mengenai

euthanasia, dilihat dari berbagai sudut pandang sangat sensitif dan berada dalam cakupan

yang luas. Euthanasia sangat menarik untuk dikaji sampai saat ini. Apalagi ketika berbicara

tentang euthanasia dari sudut pandang agama. Di Indonesia, seluruh agama melarang
tindakan euthanasia karena ajaran setiap agama tentang hidup dan mati adalah sama, yaitu

bahwa Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan dan menentukan hidup serta matinya

manusia. Jadi, disini kami mencoba untuk membahas tentang euthanasia dari sudut pandang

agama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Euthanasia?

2. Bagaimana pengelompokkan Euthanasia dan dasar hukum mengenai Euthanasia?

3. Bagaimana euthanasia dilihat dari sudut pandang agama?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah agama.

2. Untuk memahami lebih lanjut mengenai Euthanasia.

3. Untuk mengetahui euthanasia dari sudut pandang agama.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat bagi pembaca :

1. Pembaca dapat mengerti dan memahami mengenai tindakan kesehatan “euthanasia”.

2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana agama memandang euthanasia.

Manfaat bagi penulis

1. Penulis sebagai tenaga kesehatan dapat memperluas pengetahuan mengenai tindakan

euthanasia.

2. Penulis sebagai tenaga kesehatan dapat mengambil keputusan yang tepat ketika

dihadapkan dengan kasus euthanasia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Euthanasia

Dalam bahasa Yunani, euthanasia disebut euthanatos, berasal dari kata “eu” yang

berarti baik dan “thanatos” yang berarti mati, sehingga terkadang euthanasia didefiniskan

sebagai good death atau mercy killing (easy death) (Ta’adi. 2012 : 42). Euthanasia juga

dapat didefiniskan sebagai pratik pencabutan nyawa atau kehidupan manusia maupun hewan

melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit, biasanya dilakukan dengan cara

memberikan suntikan yang mematikan sehingga menimbulkan kematian. Secara umum,

euthanasia didefinisikan sebagai tindakan mengakhiri hidup seseorang atas dasar kasihan

karena penyakit, cedera, atau ketidakberdayaandan tidak mempunyai harapan untuk sembuh

(the mercy killing of hopelessly ill, injured, or incapcitated). Kata euthanasia digunakan

untuk pertama kali oleh seorang yang bernama Hippokrates dalam sumpahnya yaitu “sumpah

hippokrates” yang berbunyi : “Saya tidak akan menyarankan dan/atau memberikan obat yang

mematikan kepada siapa pun meskipun (saya) diminta untuk itu”. Dalam sejarah hukum

Inggris yaitu common law, sejak tahun 1300 hingga saat “bunuh diri” ataupun “membantu

pelaksaan bunuh diri tidak diperbolehkan. (Wulan, Kencana. 2011:142). Meskipun

euthanasia memiliki definisi yang bervariasi, euthanasia memiliki beberapa esensi, antara lain

1. Tindakan tersebut, baik positive act maupun negative act, mengakibatkan kematian.

2. Dilakukan pada saat orang yang bersangkutan masih hidup.

3. Sifat penyakit sudah terminal, tidak ada harapan untuk disembuhkan.

4. Motifnya karena merasa kasihan melihat penderitaan yang berkepanjangan.

5. Bertujuan untuk mengakhiri penderitaan.


Euthanasia dikategorikan sebagai voluntary euthanasia jika yang membuat keputusan

adalah orang yang menderita sakit dan dikategorikan sebagai involuntary euthanasia jika

yang membuat keputusan adalah orang lain, misalnya keluarga pasien, dokter atau tenaga

kesehatan yang menanganinya. Hakikat euthanasia adalah kematian sehingga diperlukan

pemahaman tentang konsep kematian dan permasalahan euthanasia dari berbagai sudut

pandang. Konsep tentang mati yang dikemukakan oleh Kartono Mohammad, yaitu :

1. Mati sebagai berhentinya darah yang mengalir.

2. Mati sebagai terlepasnya nyawa dari tubuh.

3. Mati adalah hilangnya kemampuan tubuh secara permanen (irreversible lost ability).

4. Mati adalah hilangnya kemampuan manusia secara permanen untuk kembali sadar

dan melakukan interaksi sosial.

2.2Klasifikasi Euthanasia

Euthanasia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok :

1. Berdasarkan cara melakukannya, euthanasia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

 Euthanasia aktif, yaitu euthanasia yang terjadi jika dokter atau tenaga

kesehatan lainnya secara sengaja melakukan tindakan untuk memperpendek

hidup pasien ataupun mengakhiri hidup pasien.

 Euthanasia pasif, yaitu terjadi jika dokter atau tenaga kesehatan melakukan

negative act (tidak melakukan tindakan apa-apa) yang secara tidak langsung

dapat mengakibatkan kematian.

 Autoeuthanasia, yaitu dimana seorang pasien menolak secara tegas dan

dengan sadar untuk menerima keperawatan medis dan si pasien mengetahui

bahwa penolakannya tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

Dengan penolakan tersebut ia membuat sebuah “codicil” yaitu pernyataan


tertulis. Autoeuthanasia pada dasarnya adalah suatu praktik euthanasia pasif

atas permintaan

2. Berdasarkan sudut pemberian izin, euthanasia dapat dibagi menjadi tiga macam,

yaitu:

 Euthanasia di luar kemauan pasien yaitu suatu tindakan euthanasia yang

bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. Tindakan

euthanasia semacam ini dapat disamakan dengan pembunuhan.

 Euthanasia secara tidak sukarela yaitu euthanasi semacam ini adalah

Anda mungkin juga menyukai