BAHAN AJAR
KD. PENANAMAN TANAMAN HIAS
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
3.5.1 Menerapkan teknik/cara penanaman konvensional pada tanaman hias sesuai jenis
komoditasnya. (C3)
3.5.2 Menerapkan teknik/cara penanaman kultur jaringan pada tanaman hias sesuai jenis
komoditasnya (C3)
3.5.3 Mengklasifikasikan teknik penanaman tanaman hias berdasarkan komoditasnya.
(C3)
4.5.1 Mempersiapkan alat dan bahan penanaman berdasarkan komoditas, jarak tanam,
dan waktu penanaman (P2)
4.5.2 Melaksanakan penanaman tanaman hias secara konvensional sesuai dengan
prosedur (P2)
4.5.3 Melaksanakan penanaman tanaman hias secara kultur jaringan sesuai dengan
prosedur (P2)
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui observasi dan membaca literasi dengan model pembelajaran Problem based
learning serta berdiskusi dan kegiatan praktek lapangan peserta didik mampu :
1. Menerapkan teknik/cara penanaman konvensional pada tanaman hias sesuai jenis
komoditasnya dengan tepat.
2. Menerapkan teknik/cara penanaman kultur jaringan pada tanaman hias sesuai dengan
komoditasnya dengan tepat.
3. Mengklasifikasikan teknik penanaman tanaman hias berdasarkan komoditasnya dengan
baik dan tepat.
4. Mempersiapkan alat dan bahan penanaman berdasarkan komoditas, jarak tanam, dan
waktu penanaman dengan benar.
5. Melaksanakan penanaman tanaman hias secara konvensional sesuai dengan prosedur
dengan tepat.
6. Melaksanakan penanaman tanaman hias secara kultur jaringan sesuai dengan prosedur
dengan tepat.
E. URAIAN MATERI
sp). 3. Tanaman hias taman (Outdoor plants). Sedangkan berdasarkan nilai estetika yang
dimiliki oleh organ tanaman, tanaman hias dikelompokkan menjadi: 1. Tanaman hias bunga.
2. Tanaman hias daun.
Perbanyakan tanaman hias pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, (1)
Konvensional dan (2) dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan
secara konvensional adalah sebagai berikut :
a. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp,
Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari
batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai
bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis,
mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran 10 pecahan genting atau batu
bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai
sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini
tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan
yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.
b. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak
mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit
tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut. Secara generatif, benih tanaman
diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat
heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan
beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya
sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang demikian luasnya. Namun
dengan cara ini akan diperoleh varietas baru
dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang cocok, akan terbentuk jaringan yang kecil
dan lengkap yang disebut dengan planlet. Dari irisan jaringan tanaman yang kecil akan
diperoleh planlet dalam jumlah besar (Daisy 1994).
Gambar 3. Eksplan Tanaman Hias dan Cairan Aseptik Pada Medium Cair
Sumber : Kuswandi, 2012 (bioteknologi.blogspot.com)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan kultur jaringan yaitu bahan
sterilisasinya,, kandungan unsur kimia dalam media hormon yang digunakan, substansi
organik yang ditambahkan dan terang atau gelapnya saat inkubasi, komposisi media tumbuh.
Teknik aseptik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kutur jaringan. Keaseptikan
harus dijaga dalam proses pengkulturan, selain itu juga termasuk sterilisasi bahan tanaman
(eksplan). Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan untuk membersihkan kotoran yang
ada di permukaan bahan tanaman (disinfestasi) (Prawitasari 2005). Selain itu, zat pengatur
tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung,
menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tanaman. Ada berbagai macam tanaman
yang dapat dikembangkan dengan cara kultur jaringan. Salah satunya adalah tanaman hias,
disini kami mengambil contoh bunga krisan (Chrysanthenum, sp), anggrek, mawar,
anthurium.
b. Pemangkasan Pemeliharaan
Sumber :
Pemangkasan pemeliharaan merupakan pemangkasan yang bertujuan untuk
mengurangi rimbunya pohon atau tumnbuhnya cabang – cabang baru yang tidak dikehendaki,
dengan demikian sinar matahari dapat masuk serta dapat diterima dengan cukup, hal ini
sangat berpengaruh terhadap tanaman, karena tanaman tersebut bisa terhindar dari
tumbuhnya cendawan dan jamur yang dapat merusak pertumbuhan tanaman. Pemangkasan
pemeliharaan ditujukan untuk mempertahankan habitus pohon yang telah dibentuk, agar
bentuk pohon tetap baik dengan percabangan yang seimbang, sehingga distribusi daun tetap
merata.
c. Pemangkasan Peremajaan
Sumber :
Pemangkasan peremajaan merupakan bagian pemangkasan yang bertujuan untuk
memperlakukan tanaman yang sudah tua dan tanaman yang tidak berproduktif menjadi muda
tanpa melakukan penanaman kembali. Proses tersebut dilaksanakan dengan memangkas
cabang primer atau batang pokok tanaman yang sudah tua dan yang dianggap tidak
memenuhi syarat untuk dipertahankan. Pada prinsipnya peremajaan dengan memangkas ini
tidak hanya membuat tanaman menjadi muda kembali akan tetapi ada maksud yang lebih
utama yakni untuk memperbaiki sifat-sifat pohon yang kurang baik. Perbaikan ini dilakukan
dengan menyambung/mengokulasi tunas-tunas yang tumbuh setelah pemangkasan dengan
entres/mata tunas yang berasal dari tanaman sejenis yang lebih baik sifatnya.
Untuk menghasilkan buah yang besar, jumlah percabangan harus dikurangi dengan
jalan pemangkasan. Berdasarkan basil penelitian, tanaman semangka dapat berproduksi
optimal bila dipelihara, 3-4 cabang utama per tanaman. Namun, untuk memudahkan
perawatan, sebaiknya cukup dipelihara, 3 cabang utama. Pemangkasan cabang utama pada
semangka non-biji ada, 2 macam cara, yaitu pemangkasan titik tumbuh dan pemangkasan
dengan seleksi cabang.
Pada pemangkasan titik tumbuh setelah 7 -10 HST, tunas- tunas tanaman mulai
tumbuh. Pada, kondisi ini, jumlah daun berkisar 4-5 helai daun sejati dengan satu titik
tumbuh. Potonglah titik tumbuh ini dengan gunting yang telah dibersihkan dan direndam
larutan fungisida atau menggunakan dua jari (ibu dan jempol) yang sebelum dan sesudah
memotong disterilkan dengan fungisida. Setelah pemangkasan selesai, semprotlah tanaman
dengan fungisida agar luka bekas pemangkasan tidak terinfeksi penyakit. Seminggu setelah
pemangkasan, tunas -tunas bakal percabang an baru muncul secara serentak di setiap ruas
tanaman. Setelah percabangan ini tumbuh sekitar 20 cm, lakukan pemangkasan lagi dengan
menyisakan 3 cabang yang sehat daan kekar.
pemeliharaan satu buah per tanaman. Pada umumnya, cabang paling tengah (cabang induk)
merupakan cabang yang paling kekar. Biasanya buah yang dipelihara berasal dari cabang ini.
Pada umumnya, tanaman semangka memiliki per tumbuhan yang sangat kuat. Oleh
karena itu, cabang -cabangnya sering terlalu panjang (>3,5 m) sehingga melewati batas petak
penanaman pada baris diseberangnya. Untuk sedikit menghambat pertumbuhannya, Ujung
cabang ditekan sedikit dengan jari, tetapi tidak sampai putus atau kalau terlalu subur
ujungnya dipotong dengan pisau atau gunting yang steril. Cara lain agar percabangan tidak
memanjang maka pada cabang yang ke 32 dilakukan pemangkasan. Kalau Ujung
percabangan ini tidak dihambat dapat mengganggu percabangan tanaman lainnya dalam
mendapatkan cahaya matahari.
2. Kunci Jawaban
a. Prinsip pemangkasan adalah: pelaksanaan pemangkasan harus tepat waktu dan bagian
cabangnya harus benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan antara
lain:
1) Pemangkasan cabang jangan tepat pada ruasnya,
2) Tidak melakukan pemangkasan sedang dalam kondisi hujan,
3) Jumlah jabang yang dipelihara harus dipertahankan sehingga sisanya harus di pangkas,
4) Sebelum dan setelah selesai melakukan pemangkasan alatnya harus disterilkan,
5) Setelah selesai melakukan pemangkasan dilakukan penyemprotan fungisida.
yang kuat serta merata kesegala arah, terbentuknya tanjuk yang ideal dan dapat pula
mempercepat tanaman tersebut berbuah. Agar tanaman tidak tumbuh begitu tinggi, maka
perlu adanya pemangkasan pucuk (pemenggalan), guna menghentikan pertumbuhan ke
atas dan memberikan kesempatan cabang-cabang primer (samping), bisa memanjang.
Dengan cara tersebut akan diperoleh tanaman dengan pertumbuhan yang bertambah luas
dan melebar.
2) Pemangkasan Pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan merupakan pemangkasan
yang bertujuan untuk mengurangi rimbunya pohon atau tumnbuhnya cabang – cabang
baru yang tidak dikehendaki, dengan demikian sinar matahari dapat masuk serta dapat
diterima dengan cukup, hal ini sangat berpengaruh terhadap tanaman, karena tanaman
tersebut bisa terhindar dari tumbuhnya cendawan dan jamur yang dapat merusak
pertumbuhan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk mempertahankan
habitus pohon yang telah dibentuk, agar bentuk pohon tetap baik dengan percabangan
yang seimbang, sehingga distribusi daun tetap merata.
Pada kegiatan pemangasan pemeliharaan, biasanya mengarah ada bentuk pemangkasan
tunas air. Tunas air tumbuhnya cepat sekali, karena sebagian besar zat makanan yang
dihisap dari dalam tanah dialirkan ke tunas-tunas ini. Jika tunas terlalu banyak, maka zat-
zat makanan tinggal sebagian kecil saja yang disediakan untuk keperluan cabang-cabang
lainnya, sehingga cabang produktif kurang mampu mengatur pertumbuhannya, sehingga
produksi buah akan menurun. Pemangkasan utama yang dapat dilakukan adalah
penjarangan tunas yang bertujuan agar cabang pohon nantinya dapat tumbuh dengan
besar dan sehat.
3) Pemangkasan Peremajaan. Pemangkasan peremajaan merupakan bagian pemangkasan
yang bertujuan untuk memperlakukan tanaman yang sudah tua dan tanaman yang tidak
berproduktif menjadi muda tanpa melakukan penanaman kembali. Proses tersebut
dilaksanakan dengan memangkas cabang primer atau batang pokok tanaman yang sudah
tua dan yang dianggap tidak memenuhi syarat untuk dipertahankan. Pada prinsipnya
peremajaan dengan memangkas ini tidak hanya membuat tanaman menjadi muda
kembali akan tetapi ada maksud yang lebih utama yakni untuk memperbaiki sifat-sifat
pohon yang kurang baik. Perbaikan ini dilakukan dengan menyambung/mengokulasi
tunas-tunas yang tumbuh setelah pemangkasan dengan entres/mata tunas yang berasal
dari tanaman sejenis yang lebih baik sifatnya.
c. Daun yang terlalu banyak, bahkan saling menutupi, mengakibatkan sirkulasi karbon
dioksida dan oksigen rendah, cahaya matahari terhalang sehingga mengganggu proses
pemasakan makanan (fotosintesis). Zat makanan yang dihasilkan lebih banyak untuk
mensuplai kebutuhan pembentukan tunas dan cabang sehingga buah yang dihasilkan
kecil -kecil. Dampak negative lainnya kondisi di sekitar tanaman menjadi lembab
sehingga tanaman lebih mudah terserang penyakit. Untuk itu perlu dilakukan
pemangkasan pemeliharaan yaitu pemangkasan cabang utama dan pemangkasan cabang
sekunder.
d. Langkah-langkah dalam mengidentifikasi bagian tanaman yang akan dipangkas misalnya
tanaman semangka atau stroberi antara lain:
1) Melihat Umur tanaman atau bentuk fisik tanamannya sehat.
2) Berapa cabang yang akan di pelihara
3) Cabang-cabang mana yang perlu dipertahankan
4) Ruas ke berapa pertumbuhan tanaman harus dibatasi.
e. Pemangkasan cabang pada tanaman semusim, yang meliputi : Pemangkasan pada cabang
utama dan pemangkasan cabang sekunder.
Pemangkasan cabang utama
Untuk menghasilkan buah yang besar, jumlah percabangan harus dikurangi dengan jalan
pemangkasan. Berdasarkan basil penelitian, tanaman semangka dapat berproduksi optimal
bila dipelihara, 3-4 cabang utama per tanaman.
1. Pemangkasan cabang sekunder.
Pemangkasan cabang sekunder dilakukan bila pertumbuhan cabang sekunder, terutama di
bawah buah, terlalu subur . Cabang sekunder di bawah daun ke -14 dipangkas dan disisakan 2
daun pada setiap cabang . Apabila tidak dipangkas cabang sekunder akan menyerap suplai
makanan lebih banyak daripada buah. Pemangkasan cabang juga dilakukan bila cabang
sekunder tumbuh tepat di ketiak buah yang dipelihara. Apabila cabang sekunder tumbuh
diatas ruas buah dan buah tersebut sudah cukup besar maka cabang sekunder tersebut dapat
dibiarkan tumbuh. Pada umumnya, tanaman semangka memiliki per tumbuhan yang sangat
kuat. Oleh karena itu, cabang -cabangnya sering terlalu panjang (>3,5 m) sehingga melewati
batas petak penanaman pada baris diseber angnya. Untuk sedikit menghambat
pertumbuhannya, Ujung cabang ditekan sedikit dengan jari, tetapi tidak sampai putus atau
kalau terlalu subur ujungnya dipotong dengan pisau atau gunting yang steril. Cara lain agar
percabangan tidak memanjang maka pada cabang yang ke 32 dilakukan pemangkasan. Kalau
Ujung percabangan ini tidak dihambat dapat mengganggu percabangan tanaman lainnya
dalam mendapatkan cahaya matahari.
f.
3. Rubrik
a) Rubrik Penilaian Berdikusi
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
1 Terlibat penuh
2 Bertanya
3 Menjawab
4 Memberikan gagasan orisinil
5 Kerjasama
6 Tertib
Skor 4: Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, tanggung jawab, mempunyai pemikiran/ide,
berani berpendapat
Skor 3: Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, dan berani berpendapat
Skor 2: Dalam diskusi kelompok kadang-kadang berpendapat
Skor 1: Diam sama sekali tidak terlibat
Menjelaskan
bagaiamana
penentuan jenis
pupuk, jumlah, waktu
dan cara pemupukan?
Sebutkan dan
jelasakan Jelaskan
cara-cara pemupukan
pada tanaman?
jelaskan Jelaskan
bagaimana saat
memupuk yang baik
Jelaskan langkah-
langkah dalam
kegiatan pemupukan
dasar pada bedengan
c) Rubrik Presentasi
Aspek SKOR
Kriteria/Dimensi 4 3 2 1
Organisasi
Isi(pengetahuan)
Gaya presentasi
(penampilan)
Instrumen Penilaian
Aspek
Nama Siswa Organisasi Pengetahuan Penampilan SKOR
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
d). Ketrampilan
No Sub
Kompetensi/Kegiat Kriteria Ya Tidak
an
1. Menganalisis pemupukan (dasar Cara menentukan pupuk dasar dan
dan pupuk susulan) pada
pupuk susulan pada tanaman sayuran
tanaman sayuran (C4)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemupukan yang baik
G. Daftar Pustaka
Buku Teks (BSE). 2013. Paket Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
tentang Tanaman Sayuran. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (Hal 123-154).
Teko Neko. (2018, 30 Mei). Pemeliharan Tanaman di Pot
http://www.daquagrotechno.org/pemeliharaan-tanaman-di-pot-polibag/, Diperoleh 03
Febuary 2019,
Warung Eva. “Pemupukan Tanaman Sayuran. Blogspot.WarungEva.com /pug
cccc95/lenterakecil (diakses tanggal 03 Febuaril 2019)
Smno.jursmtnh.fpub. 2013 Pupuk dan Pemupukan Ramah Lingkungan. Jurnal Pendidikan
Ilmiah, Bahan Kajian MK Manajemen Kesuburan Tanah vol. 13, No. 4, pp. 124-126.
https://www.kompasiana.com/, (diakses tanggal 03 Febuaril 2019)