Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODUL 19 SEMESTER VI

(TUMBUH KEMBANG, GERIATRI, dan DEGENERATIF)


MINGGU 4

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
MAKALAH MODUL 19

(TUMBUH KEMBANG, GERIATRI, dan DEGENERATIF)

SKENARIO 4

SMALL GROUP DISCUSSION 3

TIM PENYUSUN

ALYA DINA AULIA LUBIS (71160811023)

DAFA ROZZA MAULANA (71160811026)

DESSY MILA SARI HASIBUAN (71160811002)

DEVY NURMALIA (71160811046)

DHIMAS AJI ZUANDA (71160811005)

NANDA DAYANA HARAHAP (71160811024)

SITI KHAIRINA (71160811027)

TIWI MARISKA (71180811159)

RASYID HASYIM NASUTION (71160811047)

RIZKY AULIA S MELIALA (71160811045)

ALVIANDA

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, serta atas taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah (TUMBUH KEMBANG, GERIATRI, dan
DEGENERATIF) ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada jungjungan alam Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya,
sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir jaman.

Makalah yang sederhana ini merupakan serangkaian pembahasan dari skenario yang
sebelumnya kami bahas dalam Small Grup Discusion (SGD). Berbagai pengetahuan yang tergali
dalam diskusi, kami kumpulkan dan kami tuangkan dalam bentuk yang sederhana ini.Kami
sangat berharap makalah ini dapat diterima dan berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami mengenai Menopause.

Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini..

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan dimasa mendatang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna. Semoga Makalah ini dapat diterima dan berguna di masa yang
akan datang. Aamiin

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Medan, 8 Maret 2019

3
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5


1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 5
1.3 Skenario……………………………………………………………………. 6

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................


2.1 MENOPAUSE .............................................................................................. 7-15

BAB III PENUTUP ...........................................................................................


3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 16
3.2 SARAN ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami


menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini
sangat kompleks bagi perempuan karena akan mengalami perubahan kesehatan fisik yang akan
mempengaruhi kesehatan psikologisnya.

Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang wanita telah
berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan. Penuaan ovarium ini
menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan
LH. Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus menstruasi memendek
sampai menstruasi tidak terjadi lagi.

Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik maupun


psikologis bagi wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa hot flushes, insomnia, vagina menjadi
kering, gangguan pada tulang, linu dan nyeri sendi, kulit keriput dan tipis, ketidaknyamanan
pada jantung (Kusmiran, 2012). Sedangkan perubahan psikis yang terjadi adalah sikap mudah
tersinggung, suasana hati yang tidak menentu, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui perubahan fisik dan psikologis pada wanita menopause


2. Untuk mengetahui faktor pencetus terjadinya menopause
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada wanita menopause

5
1.3 SKENARIO-3

“R” wanita usia 50 tahun berkunjung ke praktek dokter dengan keluhan tidak mengalami haid
selama 12 bulan ini. Dari anamnesis diketahui pasien mengalami rasa panas (hot flushes) pada wajah,
leher dan dadanya, keringat berlebihan, kulit kering dan keriput, libido menurun, mudah tersinggung,
susah tidur karena sering merasa cemas. Dokter kemudian memberikan penatalaksanaan yang tepat
pada kasus pasien tersebut.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 A. Menopause
2.1.1 Definisi
Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan
dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena
berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain perempuan mengalami stress fisik dapat
juga mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal
normal sebagaimana yang dialami oleh semua perempuan (Baziad, 2004).
2.1.2 Jenis-jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause
premature (dini).
1. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause
alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun.
Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu
mentruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Mentruasi dating
secara fluktuatif. Lama intensitasnya dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita
yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak
membutuhan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.

2. Menopause Dini
Menopause dini ini terjadi sebelum usia 45 tahun dianggap sebagai menopause yang
cepat, tetapi menopause dini biasanya didefenisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum
usia 40 tahun. Kadang-kadang, menopause dini juga disebut sebagai kegagalan ovarium dini
(premature ovarian failure, POF), karena hal tersebut adalah masalah yang telah menyebabkan
menopause dating lebih cepat. Namun demikian, sangat penting untuk mencatat bahwa POF dan
menopause dini tidak selalu merupakan hal yang sama.

7
Tidak semua kasus POF adalah permanen pada beberapa kasus, fungsi ovarium dapat
dipulihkan dan mentruasi dapat berlangsung kembali. Seperti yang kita ketahui, menopause
ditentukan oleh masa mentruasi yang paling akhir, dan hal ini hanya dapat terjadi jika POF
bersifat permanen.
Menopause ini disebabkan oleh gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum
minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolahraga. Gejala menopause dini
dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam
waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih
parah. Ini terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit
jantung koroner yang dating lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu
diwaspadai.
2.1.3 Fisiologi Menopause
Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur yang belum berkembang.
Pada fase prapubertas, yaitu usia 8-12 tahun, mulai timbul aktivitas ringan dari fungsi endokrin
reproduksi. Selanjutnya, sekitar usia 12-13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan
menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi
wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-
sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur)
yang berlangsung sampai usia sekitar 45 tahun. Pada masa ini wanita dapat mengalami
kehamilan dan melahirkan.

Fase terakhir kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir disebut
klimakterium, yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non-produktif. Periode ini berlangsung 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah menopause.
Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah
ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan
fungsi ovarium yang terus menurun.

Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun jumlah sel-sel telur pada
kedua ovarium. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap
siklus antara 20 hingga 1.000 sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-
kadang lebih yang berkembang sampai matang yang kemudian mengalami ovulasi. Sel-sel telur
yang tidak berhasil tumbuh menjadi matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses
awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak bekembang.

Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun karena
produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan akhirnya berhenti bekerja. Penurunan fungsi
ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk merespon rangsangan
gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-
hipofisis.

8
Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan
ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya adalah FSH.

2.1.4 Fase-fase Menopause


a. Fase pramenopause
Fase pramenopause adalah fase 4-5 tahun sebelum menopause atau berkisar antara usia
40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak
teratur dengan perdarahan menstruasi yang memanjang dan jumlah darah yang relatif banyak dan
kadang-kadang disertai nyeri menstruasi. Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa
fase folikuler yang memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH yang tinggi juga, tetapi
kadang ditemukan kadar FSH yang normal. Fase luteal yang tetap stabil. Kadar FSH yang tinggi
mengakibatkan perangsangan ovarium yang berlebihan sehingga kadang dijumpai kadar estrogen
yang sangat tinggi.

b. Fase perimenopause
Fase perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause. Fase ini ditandai siklus menstruasi yang tidak teratur. Sebanyak 40%
perempuan siklus menstruasinya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap
rendah, kadar FSH, LH dan estrogen bervariasi. Pada umumnya perempuan telah mengalami
berbagai keluhan klimakterik.

c. Fase menopause
Fase menopause ditandai jumlah folikel yang mengalami atresi meningkat, sampai suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi
menstruasi lagi. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini
tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause.
Diagnosis menopause ditegakkan bila seorang perempuan tidak menstruasi selama 12 bulan dan
dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar Estradiol <30 pg/ml (Baziad, 2008 dan Pakasi,
2005).

9
d. Fase pasca menopause
Fase pascamenopause merupakan fase dimana ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali
yaitu masa setelah menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar
FSH dan LH sangat tinggi (>35 mlU/ml) dan kadar estradiol sangat rendah (<30 pg/ml).
Rendahnya kadar estradiol menyebabkan endometrium menjadi atropi sehingga menstruasi tidak
mungkin terjadi lagi. Namun, pada perempuan yang gemuk masih ditemukan kadar estradiol
darah yang tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam
jaringan lemak.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause


Saat masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa
tidak sama usia menopausenya dengan wanita di Asia. Factor genetic kemungkinan berperan
terhadap usia menopause. Baik usia pertama haid (menars), melahirkan pada usia muda, maupun
berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause. Wanita kembar dizigot atau
wanita dengan siklus haid memendek memasuki menopause lebih awal jika dibandingkan
dengan wanita yang memiliki siklus haid normal.

Memasuki usia menopause lebih awal dijumpai juga pada wanita nulipara, wanita
dengan diabetes militus, perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan
sosioekonomi rendah, dan pada wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m. wanita multipara
dan wanita yang banyak mengkonsumsi daging, atau minum alkohol akan mengalami
menopause lebih lambat.

2.1.6 Tanda dan Gejala Menopause


Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan
progesterone. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit
estrogen/progesterone dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit
gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat.
Hal ini adalah normal.

Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan


menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar
estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering
terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.

10
Adapun gejala-gejala lain dari menopause adalah:

1. Gejala-gejala fisik
 Hot flushes/rasa panas (pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa
menit, pusing,lemah, atau sakit.
 Rasa panas
 Berkeringat dimalam hari
 Susah tidur
 Sakit kepala
 Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering
 Berdebar-depar (detak jantung meningkat atau mengencang)
 Tidak nyaman ketika buang air kecil
 Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
 Perubahan kulit
 Kerapuhan tulang

2. Gejala-gejala psikologis

 Mudah tersinggung
 Depresi
 Cemas
 Suasana hati (mood) yang tidak menentu
 Sering lupa
 Susah berkonsentrasi

3. Gejala-gejala seksual

 Kekurangan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual


 Menurunnya libido

11
2.1.7 Etiologi Menopause

Berdasarkan penyebabnya, ada dua tipe menopause yaitu menopause fisiologi dan
artifisial menopause :

a. Menopause Fisiologis

Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan
penurunan produksi hormon reproduksi. Pada saat lahir, bayi perempuan memiliki 1-2 juta oosit,
dan pada saat pubertas jumlah ini berkurang menjadi 300.000 sampai 500.000. penurunan jumlah
folikel terus berlanjut sampai akhirnya folikel-folikel ovarium mengalami atresia yang berakibat
pada terhentinya siklus menstruasi.

b. Artifisial Menopause

1.) Menopause karena operasi.

Ini terjadi akibat proses pembedahan, diantaranya operasi rahim (histerektomi) dan
pengangkatan kedua indung telur (oophorectomy bilateral). Kondisi ini sering disingkat dengan
istilah TAHA/BSO. Bila rahim diangkat dan dinding telur tetap dipertahankan maka masa haid
berhenti namun gejala menopause tetap berlangsung ketika wanita tersebut mencapai usia
menopause alami. Itu artinya wannita tersebut akan tetap mengeluhkan rasa ketidaknyamanan
seperti keringat berlebih, panas yang dirasakan ditubuh dan kesulitan tidur pada dirinya saat
usianya mencapai masa klimaterium atau pada kisaran usia 40 tahun ke atas.

2.) Menopause karena kondisi medis.

Kemoterapi karena menderita kanker seringkali berakibat pada kondisi menopause dini
sementara ataupun permanen. Obat-obatan anti kanker dinilai mempengaruhi produksi hormon
yang diproduksi oleh indung telur. Tidak hanya itu, perilaku dan kebiasaan mengkonsumsi obat
anti hipertensi, reumatik dan jantung akan mempercepat datangnya masa menopause. Obat-
obatan ini diduga akan memberikan efek penekanan produksi hormon-hormon reproduksi.

12
2.1.8 Komplikasi Menopause

Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis
untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormone (khususnya
estrogen) yang member ciri menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi dikemudian
hari. Komplikasi yang menyertai menopause seperti berikut:

1. Osteoporosis

Merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi mengalami
patah tulang.

2. Masalah urogenital

Merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil


(inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa perimonopause, tetapi tidak
seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka panjang
setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu ditangani dengan baik.

3. Penyakit Kardiovaskular

Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem pembuluh darah yang
memasok darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk permasalahan seperti vangina, serangan
jantung, dan stroke. Dan kemungkinan bisa juga mengalami peningkatan kadar kolesterol setelah
menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’) yang dapat
mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskuler

4. Obesitas

Memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak. Sebelum


menopause, wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang
menyebabkan bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun demikian, setelah menopause
kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang menyebabkan bentuk tubuh

13
seperti “buah apel”. Bentuk tubuh seperti “buah apel” ini diikuti dengan peningkatan resiko
terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).

5. Demensia

Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi
tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang normal.
Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka berada pada masa
pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam kemunduran memori.

2.1.9 Penatalaksanaan Menopause

Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala menopause


dan mengurangi resiko masalah kesehatan dimasa depan adalah terapi sulih hormon (hormone
replacement therapy, HRT).

Beberapa pilihan pengobatan untuk menopause adalah:

1. Perubahan gaya hidup

 Pola makan yang sehat dan seimbang


 Olahraga (misalnya latihan ketahanan tubuh seperti jalan kaki atau jogging, olahraga
dengan menggunakan beban).
 Menghindari hal-hal yang dapt memicu timbulnya gejala.

2. Pengobatan berbasis hormon

 HRT (terapi estrogen tunggal, yang dikombinasikan secara sekuensial atau


berkelanjutan.
 Tibolone (livial)
 Fitoestrogen (zat kimia alami yang diperoleh dari makanan herbal.
 Testosteron.

3. Obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan keringat

 Clonidine (Dixarit, Catapres)

14
 Selective serotonin receptor inhibitor (SSRI)

4. Terapi komplementer

 Obat-obatan herbal
 Homeopati
 Refleksiologi
 Hipnosis
 Akupuntur
 Aromaterapi
 Yoga

5. Pengobatan untuk monorrhagia (mentruasi teratur tetapi sangat bnnyak, yang dialami
oleh banyak wanita pada masa menjelang menopause)

 Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)


 Tranexamic acid (Cyklokapron)
 Etamsylate (Diccynene, Dicynone)
 Terapi progestogen-tunggal (Mirena)
 Pembedahan (Misalnya histerektomi)

6. Pengobatan untuk gejala psikologis

 Psikoterapi, konseling
 Obat-obatan antidepresan

7. Pengobatan untuk gejala urogenital (gejala fisik yang mempengaruhi sistem saluran
kemih dan organ genital).

 Pelicin/pelembab vagina (KY Jelly atau Replens)


 Obat-obatan untuk mengatasi ketidakmampuan untuk mengendalikan (inkontiinensia)
 Antibiotika untuk infeksi kandung kemih.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menopause adalah berhentinya masa manstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya
mencapai 50 tahun dengan rentang antara 48 dan 52 tahun. Dan menopause mempunyai 2 jenis
yaitu menopause alamiah dan menopause dini. Dan menopause terdiri dari 3 tahap yaitu,
pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
Penyebab dari menopause meliputi adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada
organ reproduksi wanita. Dan adapun gejala-gejala menopause terdiri dari gejala-gejala fisik,
psikologis, dan seksual. Dan menopause pun bisa terjadi komplikasi pada osteoporosis, masalah
urogenital, penyakit kardiovaskuler, obesitas, dan demensia.
Pengobatan menopause mempunyai banyak pilihan meliputi perubahan gaya hidup.
Pengobatan berbasis hormone, obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan
keringat, terapi komplementer, pengobatan untuk monorrhagia, pengobatan untuk gejala
psikologis, dan pengobatan untuk gejala urogenital.

3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang
telah dijelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baziad, Ali. 2003. “Menopause dan Andropause”. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://eprints.undip.ac.id/37312/1/ALDILAPURANIPUTRI_G2A008012_LAPORAN_KTI_PD
F.pdf
Guyton A.C., Hall J.E. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
ECG.p.1010-76.

17

Anda mungkin juga menyukai