Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENERAPAN PRINSIP DAN PROSEDUR PEBERIAN MEDIKASI


SECARA UMUM

DOSEN PENGAMPU:
IBU DANIA RELINA S, S.Kep, Ns, M.Kep

DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 1
1. AMABEL ELLIAN EMANUELLA 113063C118001
2. ANNASTASIA HOAR BEREK 113063C118003
3. GERRY ANTONI 113063C118010
4. GITA GLORY SABATINI 113063C118011
5. MUFARIKA NISWATUN NUR LAILY 113063C118023
6. NATASHA GABRIELLE PANJAITAN 113063C118026
7. PHILEMON 113063C118032
8. TRI SUSANTO 113063C118040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ......................................................................................... 3

B. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II ..................................................................................................................... 5

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 5

A. Prinsip Medikasi Secara Umum ............................................................... 5

B. Prosedur Medikasi Secara Umum ............................................................ 8

C. Standar Reaksi Obat ................................................................................. 9

D. Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Obat ................................................. 9

BAB III ................................................................................................................. 11

PEMBAHASAN ................................................................................................... 11

BAB IV ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13

B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian obat atau medikasi adalah hal terpenting dalam proses


penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan juga pencegahan terhadap
suatu penyakit. Penentuan obat untuk pasien adalah wewenang dari dokter, tetapi
perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan obat pasien.
Perawat memiliki banyak peran dalam lingkup kerjanya. Dalam Undang-
Undang Keperawatan No.38 Tahun 2014 Pasal 30 Ayat (1) yang berisi “Dalam
menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya
kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;
b. menetapkan diagnosis Keperawatan;
c. merencanakan tindakan Keperawatan;
d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
f. melakukan rujukan;
g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
i. melakukan peny'uluhan kesehatan dan konseling; dan
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas”
Seperti yang telah tertulis dalam Undang-Undang Keperawatan, dapat kita
lihat pada huruf (j) bahwa perawat memiliki wewenang untuk melakukan
penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa perawat
berperan dalam hal medikasi.
Dalam penatalaksanaan obat tentunya perawat dan mahasiswa keperawatan
perlu memahami hal-hal yang menjadi dasar pemberian obat. Penguasaan hal-hal
dasar yang penting dalam medikasi akan memudahkan perawat dan mahasiswa
keperawatan saat praktek agar dapat memberikan pelayanan yang benar dan
memuaskan pasien.

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui prinsip pemberian medikasi secara umum.
2. Mengetahui prosedur pemberian medikasi secara umum.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Prinsip Medikasi Secara Umum

Menurut Kozier (2004) dan Potter & Perry (2009) menyebutkan upaya dalam
menghindari kesalahan dalam pemberian obat dapat dilaksanakan dengan
mengidentifikasi indikator terhadap prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberian obat. Indikator tersebut
merupakan hal-hal penting yang menjadi dasar medikasi. Hal inilah yang
melahirkan istilah prinsip medikasi.
Prinsip medikasi adalah hal utama yang harus dikuasai perawat sebelum
melakukan pemberian obat kepada pasien. Berikut prinsip enam benar dalam
pemberian obat:
a. Benar Pasien
Prinsip benar pasien mengharuskan perawat untuk memvalidasi pasien
yang akan diberikan obat melalui papan identitas, gelang pasien, atau
bertanya langsung kepada pasien atau keluarga.
b. Benar Obat
Benar obat adalah obat yang diberikan sesuai dengan yang diresepkan.
Perawat harus menuliskan resep yang ada dalam catatan medical record
pasien. Pada saat akan mempersiapkan obat, harus siperiksa sesuai dengan
catatan yang ada dalam medical record pasien. Hal yang dilakukan dalam
upaya mencegah kesalahan terhadap pemberian obat harus diperiksa ulang
tiga kali, yaitu: Sebelum memasukan dari container, dan pada saat sebelum
disimpan di container. Persiapkan pemberian obat tidak boleh
didelegasikan kepada orang lain dan dikelola oleh sendiri kepada klien.
The Joint Commission (TJC,2008) dalm Potter & Perry (2009),
menyatakan hal yang harus diperhatikan terhadap obat yang benar, yaitu :
 Meyakinkan informasi pengobatan kapanpun terhadap obat yang
baru atau obat yang diresepkan pada saat pasien pindah ke ruang
perawatan yang lain.
 Jangan pernah menyiapkan obat yang berada dalam container yang
tidak diberi nama atau label yang tidak jelas.
 Jika memberikan obat harus memperhatikan unit dosis dalam
kemasan kemudian periksa kembali label pada saat memberikan
obat.
 Memeriksa kembali seluruh obat yang diberikan pada klien sesuai
dengan catatan medical record pasien.
 Memeriksa dua identitas pasien sebelum obat yang diberikan pada
pasien.
c. Benar Dosis
Dosis diberikan sesuai dengan karakterisik pasien sesuai hasil
perhitungannya dan jenis obatnya (tablet, cairan ) dalam jumlah tertentu.
Unit dosis sistem sangat baik dilakukan untuk mencegah kesalahan
perhitungan obat. Perawat harus mampu melakukan perhitungan terhadap
kalkulasi obat yang dibutuhkan pasien.
Tindakan yang dilakukan supaya tepat dalam memperhitungan dosis obat
yaitu kemasan obat tablet dibuka hanya pada saat diberikan kepasa pasien.
Bila dibutuhkan dosis obat hanya dosis tertentu, pemotongan tablet
tersebut dilakukan dengan ujung pisau atau alat potong. Beberapa rumah
sakit mengijinkan atau membiarkan perawat untuk menyimpan obat tablet
yang sudah terbuka untuk diberikan pada pemberian selanjutnya. Insitute
for dave medication Practise (ISMP,2006) dalam Potter & Perry (2009).
Sebelum melakukan perhitungan dosis, alat standar yang digunakan harus
sesuai kebutuhan, seperti: gelas ukur obat, syringe, dan skala tetesan,
untuk mendapatkan pengobatan dengan ukuran yang tepat.
d. Benar Cara atau Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerja yang diinginkan.obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parental, topikal, rektal, inhalasi.
 Oral, adalah rute peberian yang paling banyak dipakai karena
ekonomis, paling nyaman dan aman.obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut ( sublingual atau bukal ) seperti tablet ISDN.
 Parentral, kata ini berasal dari bahasa yunani para berarti samping
enteron berarti usus jadi parentral berarti diluar usus , atau tida
melalui saluran cerna, yaitu melalui vena ( preset/perinfus).
 Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane
mukosa. Misalnya : salep, losion, krim, spray, tetes mata.
 Rektal, obat diberi secara rektal berupa enema atau suposutoria
yang akan menair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan
untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi(dulkolax sup),
hemoroid(anusol) pasien yang tidak sadar/ kejang (stesolid sup).
Pemberian obat dalam bentuk suposutoria.
 Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorbsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk peberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbutamol (ventolin) combivent, berotek
untuk asma, atau dalam keadaan darurat isalnya terapi oksigen.
e. Benar Waktu
Prinsip benar waktu sangat penting dalam medikasi, khususnya bagi obat
yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan
kadar darah yang memadai.
f. Benar Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan setelah pemberian obat dan dokumentasi
alasan obat tidak diberikan. Perawat dan petugas kesehatan yang lain
penting melakukan dokumentasi untuk melakukan komunikasi. Beberapa
kesalahan pemberian obat disebabkan komunikasi yang tidak tepat.
Domukentasi sebelum melakukan pemberian obat sesuai standar
Medication Administration Record (MAR), yang harus dilakukan: nama
lengkap pasien tidak ditulis dengan nama singkatan, waktu pemberian,
dosis obat yang dibutuhkan, cara pemberi obat dan frekuensi pemberian
obat. Masalah yang bisa muncul terhadap penulisan resep obat diantaranya
informasi yang tidak lengkap, tulisan yang sulit dibaca, tidak jelas, tidak
dimengerti, penempatan angka desimal, untuk dosis obat sehingga terjadi
kesalahan dosis dan tidak sesuai standar ( Hughes & Ortiz 2005 dalam
Potter & Perry, 2005) maka segera kontak terhadap yang menulis resep
tersebut.

B. Prosedur Medikasi Secara Umum

Prosedur pemberian medikasi secara umum terbagi menjadi beberapa tahapan


sebagai berikut:
a. Pengkajian
Dalam tahap ini, hal-hal yang perlu dilakukan perawat adalah mengkaji
usia pasien, mengkaji kontraindikasi dan riwayat obat yang pernah
dikonsumsi pasien, mengkaji pengetahuan keluarga tentang obat yang
diberikan, dan menanyakan cara yang biasa dilakukan pasien saat
mengonsumsi obat.
b. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, perawat mempersiapan alat yang diperlukan
untuk pemberian obat sesuai dengan rute yang diperlukan, memeriksa obat
dengan prinsip 6 benar, dan melakukan persiapan pasien dan keluarga
untuk menjelaskan tujuan pemberian obat, efek samping, dan kerja obat
dalam tubuh pasien.
c. Pelaksanaan
Perawat melakukan pemberian obat sesuai dengan rute pemberian obat
yang telah ditentukan, memberi pasien minum sehabis pemberian obat,
memastikan obat telah masuk ke dalam tubuh pasien, dan memberikan
pujian kepada pasien.
d. Evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat harus melihat respon pasien setelah dan
meminta keluarga mendemonstrasikan medikasi dengan tujuan
memandirikan pasien dalam merawat dirinya sendiri.
e. Dokumentasi
Setiap hal yang dilakukan selama proses pemberian obat wajib
didokumentasikan. Hal yang perlu didokumentasi seperti reaksi pasien
sebelum dan sesudah pemberian obat, obat yang diberikan, dan nama
perawat yang melakukan.

C. Standar Reaksi Obat

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja
sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung
dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam
tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah
dari kadar puncak obat dalam tubuh. Ada 3 efek pemberian obat, yaitu:
a. Efek Terapeutik
Obat memang dapat menyembuhkan, tetapi tidak semua obat betul-betul
menyembuhkan penyakit. Banyak diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya. Karena itu dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu: terapi kausal, terapi simptomatis, terapi substitusi
b. Efek Samping
Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa
diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan.
c. Efek Toksis
Setiap obat dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan efek toksis atau racun.
Pada umumnya reaksi toksis berhubungan langsung dengan tingginya
dosis. Bila dosis diturunkan, efek toksis dapat dikurangi.

D. Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Obat

1. Absorbsi Obat
Absorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber ke dalam
tubuh melaluo aliran darah, kecuali jenis topikal. Hal ini dipengaruhi oleh
cara dan jalur pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan, dan
keadaan pasien.
2. Distribusi Obat dalam Tubuh :
Setelah absorpsi, obat didistribusikan ke dalam darah lewat vaskular dan
sistem limfatis menuju sel dan masuk ke dalam jaringan tertentu. Proses
ini dipengaruhi oleh keseimbangan cairan dan elektrolit, serta keadaan
patologis.
3. Metabolisme Obat
Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami metabolisme, kemudian
berinteraksi dengan sel hingga membawa perubahan zat kimia menjadi
lebih aktif.
4. Ekskresi Sisa
Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan terdapat sisa
zat yang tidak dapat dipakai. Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar
melalui ginjal dalam bentuk urine, dari interstinal dalam bentuk feses dan
dari paru-paru dalam bentuk udara. Reaksi obat di dalam tubuh tidak
semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang cepat dan ada
kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya, di antaranya usia dan berat badan, jenis
kelamin, faktorgenetis, faktor psikologis, kondisi patologis, waktu, cara
pemberian, dan lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN

Prinsip enam benar merupakan acuan dasar yang harus dimiliki seorang
perawat sebelum memberikan obat kepada pasien.
Prinsip yang pertama adalah benar pasien. Sebelum memberikan obat,
perawat harus memastikan identitas pasien seperti nama, penyakit yang diderita,
dan kebutuhan obat pasien.
Prinsip kedua adalah prinsip benar obat. Setelah memastikan identitas pasien,
perawat harus mencocokkan pasien dengan obat yang diperlukan. Perawat harus
bisa membaca resep obat yang diberikan dokter kepada pasien dan mengetahui
letak penyimpanan obat beserta jenis obat yang diperlukan.
Prinsip ketiga adalah prinsip benar dosis. Saat perawat sudah mengetahui
nama obat yang akan diberikan kepada pasien, perawat harus memvalidasi dosis
obat yang diperlukan pasien dan menyediakan obat sesuai dengan resep dokter.
Perlu diperhatikan, usia dan jenis penyakit dapat mempengaruhi dosis yang
diperlukan pasien, dan dosis berlebih dapat menimbulkan efek yang berbahaya
bagi pasien. Oleh karena itu, prinsip benar dosis ini harus diperhatikan dengan
seksama.
Prinsip keempat adalah benar cara atau rute pemberian obat. Cara
pemberian obat yang beragam muncul karena adanya perbedaan kondisi pasien
yang memerlukan obat dan cara kerja obat dalam tubuh manusia. Sebagai contoh,
pasien yang mengalami penurunan kesadaran tidak bisa dipaksa mengonsumsi
obat lewat mulut, sehingga obat diberikan melalui suntikan.
Prinsip kelima adalah benar waktu. Setiap obat memiliki reaksi dan waktu
yang berbeda untuk dapat bekerja efektif di dalam tubuh manusia. Perawat perlu
memperhatikan prinsip ini karena kesalahan waktu dalam pemberian obat dapat
membahayakan atau dapat membuat tubuh resisten terhadap obat, sehingga pasien
tidak merasakan efek apapun setelah obat diberikan.
Prinsip keenam adalah benar dokumentasi. Obat yang diberikan maupun
segala proses yang terjadi saat pemberian obat harus dicatat oleh perawat agar jika
terjadi hal-hal dikemudian hari dapat diselidiki dengan mudah dan jelas.
Selain prinsip pemberian obat, perawat juga harus mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan obat, seperti reaksi obat dalam tubuh, efek obat, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kerja obat dalam tubuh.
Setelah memahami dan menguasai dasar pemberian obat, pemberian obat
kepada pasien tidak bisa dilakukan langsung. Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan dalam pemberian obat.
Tahap pertama dalam prosedur medikasi adalah pengkajian. Pengkajian
perlu dilakukan untuk mengetahui rekam medis pasien dalam mengonsumsi obat,
mengetahui kontraindikasi obat, memvalidasi identitas pasien yang akan diberikan
obat. Pengkajian yang lengkap menghindarkan terjadinya efek samping setelah
pemberian obat.
Tahap kedua adalah perencanaan. Dalam perencanaan, perawat harus
mevalidasi kebutuhan obat pasien, nama obat, jenis obat, dosis obat, dan alat-alat
yang akan digunakan selama pemberian obat. Perawat juga mempersiapkan pasien
yang akan diberi obat dan memastikan bahwa pasien mengetahui tujuan
pemberian obat.
Tahap ketiga adalah pelaksanaan. Dalam tahap ini, perawat memberikan
obat kepada pasien sesuai dengan rute yang telah ditentukan. Di akhir pemberian
obat, perawat harus memastikan bahwa obat telah masuk ke dalam tubuh pasien
dengan tepat dan aman.
Tahap keempat adalah evaluasi. Setelah perawat memberikan obat,
perawat harus memperhatikan mimik dan reaksi pasien. Hal ini perlu dilakukan
karena ada beberapa obat yang dapat menimbulkan efek nyeri ketika masuk ke
dalam tubuh.
Tahap kelima adalah dokumentasi. Setiap tindakan yang terjadi pada saat
pemberian obat harus didokumentasi untuk tujuan tanggung jawab, tanggung
gugat, dan komunikasi perawat kepada perawat lain. Perawat perlu
mendokumentasi waktu pemberian obat, obat yang diberikan, nama pemberi obat,
dan reaksi pasien saat pemberian obat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip pemberian obat yang perlu dikuasai oleh perawat adalah prinsip enam
benar, yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute atau cara, benar
waktu, dan benar dokumentasi.
Prosedur pemberian obat secara umum dapat dilakukan dengan lima tahap,
yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi.

B. Saran

Bagi mahasiswa dapat memahami dan mempelajari prinsip dan prosedur lebih
rinci dan belajar mempraktekkan agar bisa memberikan pelayanan medikasi
sesuai standar keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/341071803/Prinsip-Pemberian-Obat
https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor
%2038%20Tahun%202014.pdf
Modul “Panduan Medikasi Pemberian Obat pada Anak” karya Ibu Dania Relina
S, S.Kep, Ners, M.Kep

Anda mungkin juga menyukai