Anda di halaman 1dari 86

By. Dyah Trifianingsih, Ners. M.

Kep
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
Jalan pernapasan yang
menghantarkan udara ke
paru-paru adalah hidung,
faring, laring, trakea, bronkus
dan bronkhiolus.
Terjadi pertukaran O2 dari
alveoli dengan CO2 dari
kapiler darah secara difusi.

(Jurnal CDK)
The Respiratory System
Purpose:
 Exchange of gases between the
environmental air and the blood
 Oxygenation of blood occurs via a
two step process
 Ventilation
 Diffusion
The Respiratory System
Structure
 Upper and lower tracts

 Upper respiratory tract (upper airways)


○ Nose, mouth, sinuses, pharynx (upper
section of the throat), larynx (voice box),
trachea (windpipe)
 Lower respiratory tract
○ Lungs, bronchial tubes, and alveoli
The Upper Airway
The Respiratory Tract
Lungs
A & P Review
Respiratory Assessment
A&P Review
Thorax
Anatomical Landmarks
Interferences with Ventilation
Alveolar Gas Exchange
The Ventilatory Structures
Physiology or Respiration
Gangguan Sistem
Pernapasan
 Batuk
 Hypersekresi
 Mengi
 Dispnea
 Nyeri
 Jari tabuh
 Demam
 Sianosis
Respiratory Terminology
•Dyspnoea •Difficulty in breathing
•Orthopnoea •Dyspnoea necessitating an
upright, sitting position for its relief
•Tachypnoea •Abnormally rapid rate of
breathing (>20)
•Bradypnoea •Abnormally slow rate of breathing
(<12)
•Hypoxia •Inadequate o2 at cellular level
•Hypoxaemia •Low o2 levels in blood
•Anoxia •Lack or oxygen, local or systemic
The Respiratory Exam
PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat penderita
○ Batuk
○ Mengi
○ Nyeri
○ Pemaparan Geografi
○ Infeksi Pernapasan
○ Faktor Resiko
○ Demam
○ Hemoptisis
○ Obat-obatan
2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Suddarth & Brunner.2003.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 Edisi 8.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC )
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF GANGGUAN PERTUKARAN GAS
EFEKTIF
Kriteria Mayor
Kriteria Mayor Kriteria Mayor 1. Respirator rate (RR) >18 kali per
1.Respiratori meningkat ( > 18 kali/menit 1.Respirator rate (RR) >18 kali per menit menit tidak teratur pada orang dewasa.
pada orang dewasa) tidak teratur pada orang dewasa 2. Pemeriksaan Gas darah arteri
2.Hipersekresi 2. Adanya retraksi otot bantu napas PaO2 : < 80-100 mmHg
3.Reflek batuk menurun 3. Ekspansi dada asimetris SaO2 : < 95 %-97 % (normal)
4.Terdapat Trakeostomi Kriteria Minor pH : < 7,35 (asidemia)
Kriteria Minor 1. Rasio kecepatan inspirasi dan > 7,45 (alkalemia)
1.Adanya stridor keadaan lidah yang ekspirasi adalah < 0,825 PaCO2 : > 45 mmHg (hipoventilas)
terbalik 2. CT-Scan menggambarkan < 35 mmHg (hiperventilasi)
2.Teraba massa seperti tumor, abnormalnya konfigurasi trakea serta Kriteria Minor
pembengkakan tonsil adanya lesi pada pleura 1. Sianosis
3.Penurunan Kesadaran 3. Foto toraks menggambarkan adanya 2. Gelisah, perubahan kesadaran
4.Penggunaan alat bantu napas (ETT) fraktur costa 3. Napas dengan bibir sambil ekspirasi
yang lama
4. Akral dingin
5. CRT > 3
Key : Jalan napas Key : Otot pernapasan 6. Albumin < 3,0-5,5 g/dl
Key : Alveoli dan kapiler
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi Sistem Pernapasan
Normal Temuan Kemungkinan
Penyebab

1. Respirator Rate •Takipnea Peningkatan dalam frekuensi


pernapasan disebut takipnea;
(RR), 12 -18 kali
•hiperpnea. peningkatan kedalaman pernapasan
disebut hiperpnea. Peningkatan baik
per menit dan
iramanya teratur. •hipervenstilasi dalam frekuensi maupun kedalaman
dengan PCO2 rendah disebut sebagai
•kussmaul. hipervenstilasi. Dengan pernapasan
cepat, inspirasi dan ekspirasi hampir
•Cheyne-Stokes mendekati sama. Hiperventilasi yang
ditandai oleh peningkatan frekuensi
•apnea dan kedalaman, yang berkaitan
dengan diabetik asidosis berat atau
yang bersumber dari ginjal, disebut
pernapasan kussmaul. Pernapasan
Cheyne-Stokes ditandai oleh
perubahan episode apnea (hilangnya
pernapasan) dan periode napas
dalam. Kondisi ini paling sering
berkaitan dengan gagal jantung dan
kerusakan pada pusat pernapasan
(akibat obat, trauma, tumor).
a. Inspeksi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
2. Diameter * barrel chest Barrel Chest, terjadi sebagai akibat inflasi
berlebihan paru-paru. Terdapat
anteroposterior (dadatong), peningkatan diameter anteroposterior
dalam proporsi toraks. Pada pasien dengan emfisema,
* Funnel chest iganya lebih melebar dan spasium
terhadap interkostanya cenderung untuk
diameter lateral (pektuseksavatum) mengembung saat ekspirasi. Funnel chest
terjadi ketika terdapat depresi pada bagian
adalah 1:2 * pigeon chest bawah sternum. Depresi ini dapat menekan
(pektus karinatum), jantung dan pembuluh darah besar,
mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat
dan terjadi pada riketsia, sindrom Marfan,
atau sebagai bahaya ditempat kerja.
* kifoskoliosis. Pigeon chest terjadi sebagai akibat
perubahan letak sternum. Dalam kondisi
ini terdapat peningkatan diameter
anteroposterior. Dapat terjadi pada
riketsia, sindrom Marfan, atau
kifoskoliosis berat. Kifoskoliosis timbul
dengan elevasi skapula, dengan kurva
spinal berbentuk huruf S. deformitas ini
membatasi paru dalam toraks.
a. Inspeksi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
3.Ratio inspirasi Lebih besar atau Peningkatan kebutuhan
dengan ekspirasi lebih kecil dari intake O2 dan Peningkatan
adalah 0,852 0,852 Eliminasi CO2
4. Tidak terdapat
sianosis pada kulit Terdapat sianosis Hipoksia Jaringan Perifer
dan kuku
5.Sudut antara kuku
dengan pangkal jari Sudut antara kuku Gangguan perfusi jaringan
dengan pangkal jari perifer
adalah 160°
6.Gerakan dada adalah 180°
Asimetris Ketimpangan atau
normalnya simetris kerusakan pernapasan
antara dada kanan sering merupakan akibat
dan kiri pleuritis, fraktur iga, atau
trauma pada dinding dada.
b. Palpasi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
1.Taktil Fremitus Getaran bunyi Pasien dengan
normalnya dinding teredam emfisema, yang
dada terasa berbunyi mengakibatkan
sonor (terasa ada rupturnya alveoli dan
aliran udara yang terperangkapnya
bergerak) udara
2. Tidak terdapat Terdapat
benjolan antara pembengkakan leher Tumor kelenjar parotis
tenggorokkan hingga
dada, kecuali jakun
(pada pria)
b. Palpasi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
3. Tidak terdapat nyeri Nyeri dada pleuritik Inflamasi atau infeksi di
dimanapun sepanjang ruang pleura dan
jalan napas dideskripsikan sebagai
sensasi seperti irisan
pisau, yang berlangsung
satu menit sampai
beberapa jam. Nyeri ini
selalu dikaitkan dengan
inspirasi.
c. Perkusi Sistem Pernapasan
Normal Temuan Kemungkinan
Penyebab
1. Toraks normalnya 1. Redup 1.Kepekakan terjadi bila
berbunyi sonor jaringan paru yang
seharusnya terisi oleh
udara diantikan oleh
cairan atau jaringan
padat. Contoh : efusi
pleura atau pneumonia
lobaris, dimana terjadi
konsolidasi akibat
akumulasi cairan,
darah, jaringan fibrosa,
sel-sel, atau tumor
dalam spasium pleural.
2. Hipersonor 2.Adanya udara dalam
rongga pleura akibat
robeknya pleura.
Contoh : Emfisema atau
pneumotoraks
d. Auskultasi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
1. Bunyi vesikular Bunyi bronkial dan Adanya konsolidasi paru
terdengar sebagai Bronkovesikular mis; pneumonia
bunyi yang tenang, terdengar di segala
dengan nada rendah tempat paru-paru
yang mempunyai fase merupakan gejala
inspirasi panjang dan patologis
fase ekspirasi yang
singkat. Bunyi ini
normalya terdengar di
seluruh bidang paru,
kecuali di atas sternum
atas dan antara
scapula
d. Auskultasi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
2. Bunyi bronkial Bunyi napas Jika aliran udara
biasanya terdengar menghilang menurun akibat
lebih keras dan dengan atau tidak terdengar obstruksi bronkial
nada yang lebih tinggi (atelaksis) atau ketika
dibandingkan dengan cairan (efusi pleural)
bunyi vesikular, dalam atau jaringan (obesitas)
perbandingan, fase mamisahkan saluran
ekpirasi labih panjang udara dari stetoskop,
daripada fase inspirasi. contoh, bunyi napas
Bunyi bronkial dengan pasien emfisema
terdengar di atas samar dan sering sama
trakhea sekali tidak dapat
terdengar
d. Auskultasi Sistem Pernapasan

Normal Temuan Kemungkinan


Penyebab
3.Bunyi 1.Ronkhi : suara kasar, 1.Adanya penumpukan
bronkovesikular dari bronkus saat sekret pada jalan napas
terdengar di atas area Ekspirasi terutama bronkus dan
bronkiolus
bronkus besar ;secara 2.Wheezing :
2.Penyempita jalan
spesifik bunyi ini dapat meniup dengan nada napas karena masa
didengar antara tinggi selama ekspirasi 3.Pada spasme bronkus
skapula dan pada dua 3. Stridor : lebih dan laring yang parah
sisi sternum. Bunyi gaduh seperti suara atau tertutupnya jalan
napas bronkovesikular gaduh napas karena lidah
mempunyai puncak 4. Friction rub : 4.Infeksi permukaan
sedang; fase inspirasi bunyi seperti gesekan pleural yang
mengakibtan bunyi
dan ekspirasi adalah antara ibu jari dengan krekling, grating yang
sama Telunjuk biasanya terdengar baik
selama inspirasi atau
ekspirasi
The Respiratory Exam
General:
Level of consciousness:
 Agitation/anxiety
 Speech
 Sentences/phrases/words/unable to
speak
 Quality (hoarness)
Skin colour:
 Pallor/cyanosis
 Exercise tolerance/bodyposition
The Respiratory Exam
Head and neck:
 Nasal faring
 Pursed-lip breathing
 Mouth vs nose breathing
 Evidence of trauma: deformity,
bruising, wounds, swelling, burns
 Tracheal position
 Tracheal plug
The Respiratory Exam
Thorax:
 Symmetry of chest wall movement
 Accessory muscle use
 Rate, rhythm, pattern of breathing
 Evidence of trauma, wounds,
deformity, flail, bruising, scars
 Anterposterior vs transverse diameter of
chest
 Alignment of spine, presence of
kyphosis, scoliosis
The Respiratory Exam
Extremities:
 Clubbing
 Oedema
 Peripheral cyanosis
Breath Sounds
1. Crackles •Caused by opening of collapsed
alveoli, or from fluid in smaller
airways. (pneumonia)
2. Wheezes •Air moves through narrowed/tight
airways. (FB, bronchoconstriction,
sputum). Continuous musical
sound.
3. Rhonchi •Caused by secretions in large
airways.
4. Pleural rub •Heard on inspiration, grating or
crackling sound.
5. Stridor •High-pitched crowing-type noise-
louder during inspiration. Indicates
obstruction.
Vesikuler

Normal Bronchovesikuler

Bronchial

Suara Crackles
nafas
Wheezing
TAMBAHAN/ (mengi)
ADVENTISIUS/
ABNORMAL Ronchi

Pleural
friction rub

8/28/2019 35
Area Auskultasi Paru

8/28/2019 36
 getaran udara ketika melalui jalan
nafas dari laring ke alveoli
 sifat bersih
 diafragma stetoskop pada dinding
SUARA
dada, instruksikan pasien untuk
bernafas, mengeluarkannya
NAFAS
secara perlahan dengan mulut
terbuka
NORMAL
 satu sisi ke sisi yang lain, dari atas
ke bawah, ke bagian anterior,
posterior dan lateral
 berbeda-beda tergantung pada
lokasinya

8/28/2019 37
Suara Nafas
Normal

Bronkial
Vesicular

Bronchovesikular

8/28/2019 38
Vesikular
Suara nafas normal
Bunyi yang tenang, bernada rendah,
lembut, halus, seperti angin sepoi-
sepoi

Inspirasi berlangsung lebih lama


dibanding ekspirasi
Di seluruh bidang paru, kecuali di
atas sternum atas dan di antara
scapula
Intensitas bunyi ekspirasi yang halus
Puncak bunyi ekspirasi yang relatif
rendah
8/28/2019 39
Bronchovesikular
Terdengar nyaring dan dengan intensitas yang
sedang
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi
Antara skapula dan pada kedua sisi
sternum
Intensitas bunyi ekspirasi
intemediet
Puncak bunyi ekspirasi
intermediet

8/28/2019 40
Bronchial
Keras, nyaring, dan
nada yang lebih
tinggi dibanding bunyi
vesikuler, dengan
hembusan yang
lembut
Di atas trachea atau
daerah suprasternal
notch
Ekspirasi berlangsung
lebih lama dibanding
inspirasi
Puncak bunyi ekspirasi
yang relatif tinggi
8/28/2019 41
SUARA NAFAS
TAMBAHAN/ADVENTISIUS/ABNORMAL
Suara Abnormal Deskripsi Kondisi

Tidak ada suara nafas Tidak ada aliran udara Pneumothorax


pada area tertentu Pneumonectomy
Emphysematous blebs
Efusi pleura
Massa paru
Massive atelektasis
Obstruksi jalan nafas komplit
Suara nafas berkurang Sedikitnya aliran udara Emphysema
pada area tertentu Efusi pleura
Pleurisy
Atelektasis
Fibrosis paru
Suara bronkial yang Suara bronkial terdengar di Atelektasis dengan sekresi
berpindah tempat daerah perifer paru Massa paru dengan eksudat
Pneumonia
Efusi pleura
Edema paru

8/28/2019 42
Crackles
 Non kontinu akibat penundaan
pembukaan kembali jalan napas yang
menutup
 Terdengar selama inspirasi
 Cairan dalam jalan nafas atau alveoli,
atau pada ostium alveoli yang kolaps
 Krekel pada inspirasi akhir berkaitan
dengan penyakit pulmonal restriktif
 Krekel pada awal inspirasi berkaitan
dengan penyakit pulmonal obstruktif
 Krekel koarse pada awal inspirasi dengan
bronkitis atau pneumonia.
8/28/2019 43
Crackles

Fine crackles /
krekels halus

Krekels kasar

8/28/2019 44
Fine Crackles / Krekels Halus
 Dapat terdengar pada akhir inspirasi
 Berasal dari alveoli
 Khas terdengar pada pasien
dengan pneumonia intersitial atau
fibrosis
 Seperti rambut yang digesekkan
 Meletup, terpatah-patah
 Penyebab: udara melewati daerah
yang lembab di alveoli atau
bronchioles / penutupan jalan
napas kecil
8/28/2019 45
Krekels Kasar
 Dihasilkan pada bronki
besar dan dapat terdengar
pada awal sampai mid-
inspirasi
 Karakter suara : parau,
basah, lemah, kasar, suara
gesekan terpotong
 Penyebab : terdapatnya
cairan atau sekresi pada
jalan nafas yang besar.

8/28/2019 46
Wheezing (mengi)

 bunyi seperti bersiul, kontinu, yang


durasinya lebih lama dari krekels.
 Terdengar selama : inspirasi dan
ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada
saat ekspirasi.
 Penyebab : akibat udara melewati
jalan napas yang
menyempit/tersumbat sebagian.

8/28/2019 47
Ronchi

 Bunyi gaduh yang dalam


 Terdengar selama : ekspirasi
 Penyebab : gerakan udara melewati
jalan napas yang menyempit akibat
obstruksi napas
 Sumbatan akibat sekresi, odema,
atau tumor

8/28/2019 48
Ronchi Kering

 Bunyi tambahan yang terdengar


kontinyu terutama waktu ekspirasi
disertai adanya mucus/secret
pada bronkus
 Ada yang high pitch (menciut)
misalnya pada asma
 Low pitch oleh karena secret yang
meningkat pada bronkus yang
besar yang dapat juga terdengar
waktu inspirasi

8/28/2019 49
Ronchi Basah (Krepitasi)
 Bunyi tambahan yang terdengar tidak
kontinyu pada waktu inspirasi seperti
bunyi ranting kering yang terbakar
 secret di dalam alveoli atau bronkiolus
 Ronki basah dapat halus, sedang, dan
kasar
 Ronki halus dan sedang dapat
disebabkan cairan di alveoli misalnya
pada pneumonia dan edema paru
 Ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis

8/28/2019 50
Perbedaan Ronchi dan
Mengi
 Mengi berasal dari bronki dan
bronkiolus yang lebih kecil
salurannya, terdengar bersuara
tinggi dan bersiul. Biasanya
terdengar jelas pada pasien
asma.
 Ronchi berasal dari bronki dan
bronkiolus yang lebih besar
salurannya, mempunyai suara
yang rendah, sonor. Biasanya
terdengar jelas pada orang
ngorok. add footer here (go to view menu and choose
8/28/2019 header) 51
Pleural Friction Rub
 Terjadinya peradangan pada pleura sehingga
permukaan pleura menjadi kasar
 Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan
nyeri pleura
 Terdengar selama : akhir inspirasi dan permulaan
ekspirasi
 Seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di
dekat telinga
 Keluhan nyeri pleura
 Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan.
 Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru,
dan tuberculosis.

8/28/2019 52
Jenis Deskripsi Kondisi

Crekel (Rales) Pendek, kasar dan terputus-putus Edema Paru


karena jeratan uadara sekret selama Pneumonia
fase inhalasi/ekshalasi/batuk Fibrosisi Paru
Atelektasis

Ronki Kasar, gaduh, nada rendah Bronkiektasis


Pneumonia
Asthma
Bronkitis
Bronkospasme

Wheezing Nada tinggi, suara peluit, nyaring, Asthma


suara ini dihasilkan oleh pergerakan Bronkospasme
udara turbulen melalui lumen jalan
nafas yang sempit

Pleural friction rub Suara yang kasar, berat dan Efusi pleura
menggesek sebagai akibat inflamsi Pleurisy
pleura yang saling bergesekan Pneumonia
Tuberkulosis
add footer here (go to view menu and choose
8/28/2019 header) 53
3. Pemeriksaan
Penunjang
1. Foto Thoraks: identifikiasi dg rontgen.diambil saat
ekspirasi.
2.CT-SCAN:dipindai dlm lapisan berurut.dg bahan
kontras
3. FOB & FOL: bronkoskopi,memeriksa dan
mengumpulkan sekret

4. Pemeriksaan Darah
a. Pemeriksaan Hb
b. Pemeriksaan LED: laju endap darah
c. Leukosit: penentuan jumlah leukosit
5. Blood Gas Arteri
Gas darah arteri PaO2 : 80-100 mmHg ( normal )
60-80 mmHg
( hipoksemia ringan)
40-60 mmHg
(hipoksemia sedang)
< 40 mmHg
( hipoksemia berat )
SaO2 : 95-97 % ( normal )
< 90 % ( dapat mengindikasikan hipokssemia )
pH : 7,35-7,45 ( normal )
< 7,35 ( asidemia )
> 7,45 ( alkalemia )
PaCO2 : 35-45 mmHg ( normal )
> 45 mmHg ( hipoventilasi )
< 35 mmHg ( hiperventilasi )
Interpretasi
 Ada tiga langkah dalam
melakukan interpretasi ABG

 Langkah 1
Asidosis < 7,35 – 7,45 < alkalosis
 Langkah 2

• pH = HCO3 - / PaCO2
Tentukan penyebab primer,
metabolic atau respiratorik
Untuk itu lihat PaCO2 bila pH
turun maka PaCO2 normalnya
naik dan berlaku sebaliknya
pH dan PaCO2 beda arah 
penyebab primer respiratorik
Nilai normal PaCO2 35-45
 langkah 3
• pH = HCO3 - / PaCO2 lihat HCO3 , normalnya bila pH
naik maka HCO3 akan naik
juga dan berlaku sebaliknya
pH dan HCO3 sama arah 
penyebab primer metabolik
 Nilai Normal HCO3 22-26
 Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan
nilai HCO3 atau PCO2 maka;
 Lihat nilai pH, pH 7,35 – 7,40 adalah
asidos dan pH 7,41 – 7,45 adalah alkalosis
 Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang
mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk
menentukan respiratirik atau metabolik)
 Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang
hasilnya berlawanan dengan pH (untuk
menentukan adanya kompensasi penuh
atau tidak)
 Lihat pO2 untuk melihat adanya
Hipoksemia atau Hiperoksemia
soal
 Langkah 1  asidosis
 Langkah 2  PaCO2 naik  primer
respiratorik
 Langkah 3  nilai bikarbonat normal
(22-26)
 asidosis respiratorik
soal
 Langkah 1  alkalosis
 Langkah 2  normal ( 35 – 45)
 Langkah 3  bikarbonat naik  primer
metabolik
 alkalosis metabolik
soal
 Langkah 1  < 7,4  asidosis
 Langkah 2  turun  seharusnya bila pH turun
PaCO2 naik  sekunder/kompensasi
 Langkah 3  turun  primer metabolik

 asidosis metabolik terkompensasi


sebagian
soal
 Langkah 1  normal tapi < 7,4  asidosis
 Langkah 2  naik  primer respiratorik
 Langkah 3  naik  normalnya bila pH turun maka
bikarbonat turun  sekunder/kompensasi
 asidosis respiratorik terkompensasi
sempurna
soal
 Langkah 1  normal tapi < 7,4  asidosis
 Langkah 2  naik  primer respiratorik
 Langkah 3  naik  normalnya bila pH turun maka
bikarbonat turun  sekunder/kompensasi
 asidosis respiratorik terkompensasi
sebagian
soal
 Langkah 1  normal tapi > 7,4  alkalosis
 Langkah 2  naik  normalnya bila pH naik maka
PaCO2 turun  sekunder/kompensasi
 Langkah 3  naik  primer metabolik

 alkalosis metabolik terkompensasi


sempurna
3. Pemeriksaan Penunjang
6.Pemeriksaan Sputum:
sputum yg diambil di faring dg cara Swab.
BTA: bakteri tahan asam = microbacterium
TB diambil 3 hari berturut pada awal
pagi hari,
8. Biopsi Nodus Limfe
lanjutan
7. Biopsi
Ada 3 biopsi paru non bedah dengan
angka kesakitan yang rendah yaitu:
1. Penyikatan bronkial trankateter.
2. Biopsi jarum perkutan diselesaikan
aspirasi menggunakan jarum jenis spina
3. Biopsi paru tranbronkial
Investigating & Monitoring
the
Respiratory Patient
 Physical assessment can be further
informed by appropriate use of
investigations in the ED such as:
 Pulse oximetry
 Capnography
 Blood Gases
 Radiographs
 Peak Flow
 Spirometry
Pulse Oximetry
•Pulse oximetry provides non-invasive (almost)
real-time measurement of oxygen saturation.

 Amount of oxygenated
haemaglobin being transferred
 Normal range 95-99%
 Accuracy decrease when Spo2
<70%
 Poor perfusion and shock states will
result inaccurate readings
 Finger, ear, forehead devices
available.
Capnography
 End-tidal carbon dioxide monitoring
(EtCO2)
 Gold standard for ET placement, and
procedural sedation
 Correlates similarly to PaC02
 Demonstrates adequacy of ventilation
 Superior to pulse oximetry (real time)
 More accurate than nurse’s at taking
RR.
 Normal range 35-45mmHg
Capnography
The Blood Gas
Provides information regarding
respiratory function:
 Acid-base balance
 Oxygenation
 Ventilation
 Tissue perfusion & compensation
Blood Gas Values
Value ABG VBG
pH 7.35-7.45 7.35-7.38
PaCO2 35-45mmHg 44-48mmHg
PaO2 80-100mmHg 40mmHg
HCO3 22-26mmol/L 21-22mmlol/L
Base Excess (-)2-2mmol/L (-)2-2mmol/L

• Most info that was traditionally gained from an ABG


can now be gained from a VBG!!!
Acid/Base Imbalances
Resp Acidosis •pH<7.35mmol/L
•PaCO2 > 45mmHg
Resp Alkalosis •pH>7.45mmol/L
•PaC02 <35mmHg
Metabolic Acidosis •pH<7.35mmol/L
•HCO3<22
•BE<(-)2
Metabolic Alkalosis •pH>7.45mmol/L
•HCO3 > 26mmol/L
5 steps to interpreting the
Blood Gas
Step 1
 Look at Pa02 level “does the Pao2 show
hypoxaemia?”
Step 2
 Look at the pH level “Is the pH on the acid /alkaline
side of 7.40
Step 3
 Look at PaCO2 level “does it show resp
acidosis/alkalosis or normalcy?”
Step 4
 Look at HC03 level “does it show metabolic
acidosis/alkalosis or normalcy?”
Step 5
 Go back to the pH level does it show a
compensated or uncompensated condition?
The CXR
Interpreting the CXR
Appearance •Chest view (AP, lateral, PA), airway, addition
apparatus- (ETT, trachy, ECG leads, NGT), Lung
fields
Bones •Fractures
Cardiac shadow •Cardiac & costophrenic angles, aortic arch &
width of mediastinum

Diaphragm •Shape, breadth, depth (8th rib viewed) in lung


field.
Exposure •Are the posterior spinous process visible?
Fine lines •Fine lines (Normal lung markings out to edge of
lung field), fat line (congested fluid volume), fuzzy
lines (infection).
Gastric bubble •Gastric bubble
Hylus markings •Hylus markings
Identification •Named, URM

Anda mungkin juga menyukai