Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

DOSEN PENGAMPU:
DANIA RELINA SITOMPUL.M.KEP
SAPARIAH ANGGRAINI. S. Kep. Ns. M.Kep

DISUSUN OLEH :
DIKA 113063C118007
RISAE APRIANI 113063C118036
PASKALA NAKABAHUM 113063C118031
TRI SUSANTO 113063C118040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


BANJARMASIN 2019/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya hingga saat
ini masih memberikan kita kesehatan dan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK”.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kerja sama dari
kelompok ini, karena tampa kerja sama dari kita semua makalah ini mungkin tidak
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Harapan kami , makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca. Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penulisan dan tata bahasa makalah kami. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala kritik dan saran agar dapat memperbaiki makalah kami.

Banjarmasin, Agustus 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

LATAR BELAKANG.......................................................................................... 4

BAB II POKOK PEMBAHASAN ........................................................................ 5

A. KLIEN YANG MARAH-MARAH.................................................................5

B. KLIEN YANG KOMPLAIN...........................................................................5


C. KLIEN YANG REWEL..................................................................................6
BAB III KASUS ..................................................................................................... 7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................8


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

Commented [a1]: Tolong perbaiki cara penulisan daftar isi,


tidak rapid an tidak sesuai kaidh eulisan daftar isi

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Commented [a2]: Tujuan penulisan laporan mana ?

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antarmanusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman
ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
besar. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam prilaku
caring atau kasih sayang dan cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat yang
memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak hanya akan mudah menjalin
hubungan rasa percaya dengan klien, tetapi juga mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra
propesi keperawatan, serta citra rumah sakit.

4
BAB II
PEMBAHASAN Commented [a3]: Bab 2 tinjauan pustaka
Bab 3 kasus dan pembahasan
Bab 4 kesimpulan dan saran

A. Komunikasi terapeutik pada klien marah-marah Perbaiki urutan dan isinya

Ketika pasien tidak bisa mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang perlu
mengatasi dengan komunikasi terapeutik.
1. Siaplah untuk menghadap emosi yang beragam
Ketika menghadapi orang sakit, kita mungkin akan menemukan berbagai reaksi
emosi. Sesaat setelah mulai bekerja, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
ketidaknyamanan yang mungkin muncul. kita juga perlu mengidentifikasi kapan sesuatu
akan berubah menjadi buruk, berdasarkan bahasa tubuh klien.
2. Memberikan Senyum
Ketika menghadapi klien yang emosi kita sebagai perawat harus tetap
memberikan senyum ramah kepada klien dan mendengarkan apa yang klien sedang
rasakan. Karena senyum adalah senjata ampuh untuk meluluhkan hati seseorang.
3. Tunjukan Empati
Ketika ada klien marah, cara terbaik menghadapinya adalah mendengarkan dan
menunjukkan empati dari pada ikut berdebat dan berargumen. Sulit mengetahui akar
penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain.
perawat perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan klien mereka, meskipun kadang
tidak masuk akal.
4. Hati-hati Dalam Berbicara
Kata-kata memiliki kekuatan, jadi daripada memperpanas kemarahan, kita
mungkin bisa membiarkan pasien kita mencurahkan dan menyampaikan perasaan mereka.
Dengan cara bicara yang benar, kita mungkin bisa menemukan alasan frustasi dan
kemarahan mereka, darimana itu berasal dan menyelesaikan akar permasalahannya.
5. Hiburlah Mereka
Jika kita telah berusaha meredakan amarah klien dan tidak berhasil, biarkan saja
klien marah. Tidak ada orang yang sempurna, dan jikaklien ingin marah, biarkan mereka
sedikit marah, karena kita tahu kita telah memberi yang terbaik dan kita tahu tidak Ada
lagi yang bisa kita lakukan. Ingatlah untuk tetap tenang dan berusaha menghibur mereka,
dan sampaikan bahwa kita memahami perasaan mereka. Biarkan keberuntungan,
pelampiasan, dan waktu - akan menyelesaikannya.

5
B. Komunikasi terapeutik pada klien komplain
1. Jadilah pendengar yang baik
Untuk meredakan emosi klien, ketika klien melakukan komplain, maka hal
pertama yang mereka inginkan adalah agar keluhan dan pendapat mereka
didengarkan. Beberapa klien memiliki cara yang berbeda-bada dalam
menyampaikankeluhannya.
2. Tunjukkan Empati
Meskipu belum tentu itu semua kesalahan dari pelayan kesehatan, tetaplah
tunjukkan empati sewajarnya. Ajak klien berkomunikasi dengan lemah lembut dan
minta maaf lah jika memang ada yang keliru terhadap pelayanan kitaa. Senyum
adalah senjata ampuh untuk menunjukkan kepada pasien bahwa kita peduli kepada
mereka.
3. Segera Berikan Solusi yang Cerdas dan Tepat.
Ketika pasien mulai mereda emosinya, selanjutnya tawarkan lah beberapa
solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi. Jangan menyalahkan pasien secara
terang- terangan, tugas kita adalah berada di pihak mereka. kita harus tetap tenang dan
memberikan mereka solusi yang cerdas dan terbaik, sehingga klien dan keluarga
merasa saling diuntungkan dan kepercayaan klien terhadap anda kembali seperti sedia
kala.
4. Ambil Keberanian untuk Bertanggung Jawab atas Komplain.
Misalnya komplain tersebut sebetulnya ditujukan ke tenaga kesehatan lain,
jangan langsung mengarahkan klien untuk menuju orang tersebut dengan dalih itu
bukan tanggung jawab kita. Hal ini justru dapat menimbulkan kesan negatif bahwa
kinerja kita bekerja secara individual dan tidak mendengarkan klien secara serius.
Ambil alih lah kesalahan tersebut, dengarkan dan berikan solusi yang terbaik.
5. Bersikaplah Tenang, Jangan Kaku
Banyak orang yang berubah menjadi kaku dan grogi ketika mengadapi pasien
yang sedang melakukan komplain. Sikap kaku seperti ini padahal dapat memicu
perasaan kurang lega di hati klien. Untuk menghindari hal seperti, maka posisikanlah
mereka sebagai sahabat atau saudara yang membutuhkan perhatian kita, sehingga kita
dapat lebih luwes, tenang dan santai ketika berhadapan.

6
C. Komunikasi Terapeutik Pada Kilen Rewel
1. Siaplah Untuk Menghadap Keluh Kesah Kien Yang Beragam
Ketika menghadapi orang sakit, kita mungkin akan menemukan berbagai reaksi
beragam dari klien. Sesaat setelah mulai bekerja, kita perlu mempersiapkan diri untuk
menghadapi ketidaknyamanan yang mungkin muncul. kita juga perlu mengidentifikasi
kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, berdasarkan bahasa tubuh klien.
2. Bersikap Tegas
Dalam menangani klien yang rewel kita sebagai perawat harus bersikap tegas
untuk menghindari komplain yang kadang tidak masuk akal di lakukan klien. Saat
menangani klien seperti itu kita harus memberikan penjelasan yang mudah di pahami oleh
klien.
3. Segera Berikan Solusi yang Cerdas dan Tepat.
Ketika pasien mulai mereda emosinya, selanjutnya tawarkan lah beberapa
solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi. Jangan menyalahkan pasien secara
terang- terangan, tugas kita adalah berada di pihak mereka. kita harus tetap tenang dan
memberikan mereka solusi yang cerdas dan terbaik, sehingga klien dan keluarga
merasa saling diuntungkan dan kepercayaan klien terhadap anda kembali seperti sedia
kala.
4. Tunjukan Empati
Cara terbaik menghadapinya adalah mendengarkan dan menunjukkan empati dari
pada ikut berdebat dan berargumen. Sulit mengetahui akar penyebab kemarahan/komplai
klien, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan, ketakutan, atau hal lain. perawat perlu
tetap sabar dan mendengarkan keluhan klien mereka, meskipun kadang tidak masuk akal.

7
BAB III
KASUS

Tn.Bob, 38th berprilaku mengancam dan akan menyerang orang lain, tetapi dia
mengetahui akibatnya. Selama di RS klien sering teriak-teriak. Klien makan secara mandiri,
tapi mandi dan berpakain dengan pengawasan. Klien menolak pengobatan. Tangan klien
sering mengepal, mata melotot dan suara keras saat bicara dengan perawat. Klien dapat
berinteraksi hanya dengan 1 perawat saja. Saat berkomunikasi klien menjawab sesuai dengan
yang di tanya, namaun terkadang tidak lancar. Klien susah tidur di malam hari jika tidak di
berikan obat. Untuk jadwal makan, mandi dan berpakaian butuh pengarahn terus menerus
dari perawat. Klien mengatakan sering merasa marah kalo ada keingin nya yang tidak
terpenuhi, setiap marah klien ingin memukul. Commented [a4]: Kasus masih kurang detail cari satu masalah
yang ingin di anggat misalkan kenapa klien sering marah-marah
karena tidak terima dengan diagnosis penyakitnya, menyalahkn
dokter atau perawat sehingga mendapatkan pykt seperti itu

8
BAB IV
A. Kesimpulan.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antarmanusia. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus
dan kepedulian sosial yang besar. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang
tercermin dalam prilaku caring atau kasih sayang dan cinta dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Seperti Komunikasi terapeutik pada klien marah-marah Siaplah untuk
menghadap emosi yang beragam, Memberikan Senyum, Tunjukan Empati, Hati-hati Dalam
Berbicara, Hiburlah Mereka. Komunikasi terapeutik pada klien komplain kita harus Jadi
pendengar yang baik, tunjukkan Empati, segera berikan solusi yang cerdas dan tepat ambil
keberanian untuk bertanggung jawab atas komplain, bersikaplah tenang, jangan kaku.
komunikasi terapeutik pada kilen rewel, siaplah untuk menghadap keluh kesah klien yang
beragam, bersikap tegas segera berikan solusi yang cerdas dan tepat tunjukan empati.

B. Saran
Saran kami berkomunikasi pada pasien marah, komplein, dan rewal harus bersikap
profesional meskipun pasien sering marah, komplein, dan rewal itu terkadang sadar atau
tidak sadar melakukan hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak maka kita sebagai
seorang perawatlah yang harus lebih menyokong pasien yang mempunyai karakter seperti
di atas agar pasien bisa berkembang dan lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arwani. (2003). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta:EGC


Iyus Yosep. (2007). Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditama
https://id .scribd.com/document/359108363/Tehnik-Berkomunikasi-Terapeutik-Untuk-
Mengatasi-Klien-Marah
https://id.scribd.com/document/349791240/Komunikasi-Pd-Pasien-Komplain-Komkep-Pak-
Rully Commented [a5]: Tlong sesuaikan penulisan kaidah dapus yg
sesuai

10

Anda mungkin juga menyukai