DOSEN PENGAMPU :
Dania Relina, S.Kep., Ners, M.Kep Commented [a1]: IBU dania sebagai coordinator mata kuliah
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kami kesehatan dan kekuatan sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah tentang “MENGANALISIS KARAKTER PERAWAT
YANG MEMFASILITASI HUBUNGAN TERAPEUTIK ”.
Terima kasih banyak buat kerjasama dari kelompok ini, karena tanpa kerja
sama dan bantuan dari teman-teman makalah ini mungkin tidak terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.
Tentunya kami sangat menyadari bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
menerima kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa disertai saran yang dari kalian. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca terutama teman-teman rekan mahasiswa perawat.
2
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Pendahuluan ....................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
KASUS........................................................................................................................ 16
BAB IV ....................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Komunikasi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, tidak
terkecuali profesi perawat yang selalu berhubungan dengan klien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya. Dalam setiap tindakan keperawatan, perawat
melakukan komunikasi sehingga komunikasi yang baik dan efektif merupakan
kunci bagi perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya.
Dalam konteks ini pun seorang perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas
dirinya, mulai dari sikap, tindakan maupun wawasannya agar dalam membantu
pasien dengan cara komunikasi terapeutik dapat mempercepat proses
penyembuhan. Oleh sebab itu, kami merasa bahwa perawat sangat berperan
dalam memfasilitasi hubungan terapeutik demi kesembuhan klien. bukan sekedar
interpersonal perawat yang perlu diperhatikan tetapi juga hubungan yang terjalin
antara perawat-klien yang menjadi fokus utama pembuatan makalah ini.
4
B. Rumusan Masalah
Menganalisis karakter perawat dalam memfasilitasi hubungan terapeutik
C. Tujuan
1. Mengenal karakter seorang perawat
2. Memahami tujuan komunikasi terapeutik
3. Memahami jenis komunikasi
4. Memahami prinsip dasar dalam komunikasi terapeutik
5. Menganalisis karakter perawat yang memfasilitasi hubungan terapeutik
5
BAB II
Tolong perbaiki
1. Menguasai dan menerapkan ilmu dasar yang kuat yang diperoleh dalam
wadah pendidikan.
2. Menggunakan proses berpikir ilmiah setiap kegiatan, yang tercermin
dalam menentukan suatu keputusan yang didasari oleh disiplin tinggi,
bertanggungjawab dan bertanggung gugat.
3. Berperan secara aktif dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan
utama sesuai kebutuhan masyarakat.
4. Menghargai dan mengakui keluhuran martabat manusia dan tidak
membeda-bedakan.
6
5. Berlandaskan pada motivasi, panggilan dan komitmen yang mantap.
6. Mampu memasuki bidang yang lebih luas seperti bidang pendidikan
keperawatan, administrasi keperawatan, kepemimpinan serta penelitian.
7. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
7
terlaksana ketika perawat mampu menunjukan sifat empati, berkomunikasi secara
efektif, serta mampu memberikan respon terhadap pikiran, kebutuhan, dan
perhatian klien. (Komunikasi Terapeutik Teori & praktik, 2013)
8
Klien terkadang menetapkan standard diri terlalu tinggi tanpa mengukur
kemampuanya sehingga ketika tujuanya tidak tercapai, klien akan merasa
rendah diri dan kondisi memburuk.
C. Jenis Komunikasi
Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1090), Szilagyi (1984), dan
Tappen (1995) ada tiga jeni komunikasi yaitu verbal, tertulis, dan nonverbal yang
dimaspestasikan secara terapeutik. Pada komunikasi yang tertulis sering
digunakan perawat saat berinteraksi dengan dokter, petugas kesehatan lainnya,
dan teman sejawat. Komunikasi tertulis yang dilakukan perawat dengan klien
terjadi bila klien dalam keadaan bisu atau gangguan pada artikulasi karna
penyakitnya.
Komunikasi verbal
9
Komunikasi langsung
Komunikasi non-verbal
10
D. Prinsip Dasar dalam Komunikasi Terapeutik
1. Hubungan terapeutik peawat-klien
Hubungan perawat dengan klien merupakan hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip “humanity of nurse
and clients”. Kualitas hubungan perawat dengan klien ditentukan oleh cara
perawat mendefinisikan sebagai manusia (human). Hubungan perawat dengan
klien tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong dengan klienya, tetapi
merupakan hubungan antar manusia yang bermartabat (Duldt-Battey, 2004).
11
instrumen yang digunakan oleh perawat saat berkomunikasi dengan klien adalah
dirinya sendiri.
a. Kejujuran
Kejujuran (trustworthy) sangat penting dalam komunikasi terapeutik, karena
tanpa adanya kejujuran mustahil dapat terbina hubungan saling percaya.
Seseorang akan menaruh kepercayaan pada lawan bicara yang terbuka dan
mempunyai respons yang tidak dibuat-buat , sebaliknya ia akan berhati-hati
dengan lawan bicara yang terlalu “halus” atau menyembunyikan isi hati yang
sebenarnya tidak jujur . seorang perawat yang baik selalu berkata jujur pada
kliennya. Sikap yang tidak jujur dari perawat dapat menyebabkan klien
menarik diri, merasa dibohongi, membenci perawat, atau berpura-pura patuh.
Sebagai contoh, perawat harus menerangkan dengan jujur dan jelas alasan
klien harus berpuasa sehari sebelum dilakukan prosedur pemeriksaan. Perawat
juga harus secara jujur menjawab pertanyaan klien tentang perkembangan
klien tentang penyakitnya atau apabila perawat kurang mampu menjelaskan
perawat dapat meminta klien untuk bertanya pada dokter yang menanganinya.
12
dapat menimbulkan kebingungan pada klien. Ketika perawat mengatakan,
“Saya mengerti perasaan anda,” komunikasi nonverbal adalah perawat harus
menatap mata klien dengan tatapan penuh pengertian, serta posisi badan
sedikit membungkuk kearah klien.
c. Bersikap Positif
Bersikap positif terhadap hal yang disampaikan klien melalui respons
nonverbalnya sangat penting, baik dalam membina hubungan saling percaya
maupun dalam membuat rencana tindakan bersama klien. Bersikap positif
dapat ditunjukkan dengan sikap hangat, penuh perhatian, dan penghargaan
terhadap klien. Ellis, Gates, dan Kenworthy (2000) menyatakan, inti dari
hubungan terapeutik adalah kehangatan ketulusan pemahaman yang bersifat
empatik, dan sikap positif. Sikap yang negatife terhadap klien seperti
meremehkan, berbicara sambil melakukan kegiatan lain, atau menilai sikap
klien dapat merusak hubungan terapeutik perawat-klien. Rusaknya hubungan
terapeutik dapat menghambat tujuan yang ingin dicapai.
13
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi pada klien
sehingga untuk memecahkan masalah klien, perawat harus mampu melihat
permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. Untuk kemampuan ini,
perawat dituntut memiliki kemampuan active listening dan kesabaran dalam
mendengarkan semua ungkapan klien. Apabila perawat menyimpulkan
permasalahan klien berdasarkan pengalaman pribadinya dan memberikan
saran dengan tergesa-gesa, akibatnya bisa fatal. Klien mungkin akan
menyalahkan perawat karena klien merasa bahwa keputusan yang diambil
bukan keputusannya sendiri, melainkan keputusan perawat.
14
menyinggung perasaan klien. Misalnya, karena tertarik dengan
perselingkuhan dengan suami klien, perawat dengan tergesa-gesa
perselingkuhan tersebut dengan mengabaikan privasi klien, padahal mereka
baru berkenalan.
15
BAB III
Tn. X mengalami KLLD, ditabrak oleh Tosa. Mengalami pendarahan pada bagian
kepala sinistra dan kehilangan kesadaran. Dokter mengatakan bahwa Tn. X harus
segera melakukan operasi brain hemorrhage (perdarahan otak). Namun dikarenakan
pasien yang kehilangan kesadaran maka perawat melakukan komunikasi terapeutik
secara tidak langsung dengan meminta inform consent kepada keluarga yang
bersangkutan demi menyelamatkan Tn X. perawat memberikan penjelasan terkait
prosedur yang akan dilakukan terhadap Tn. X kepada keluarga.
Ny. A mengalami penurunan penglihatan, terdapat luka pada kaki kanannya bekas
tertusuk paku. Sudah satu minggu Ny. A mengalami luka tersebut dan tidak kunjung
sembuh. Suaminya mengkhawatirkan keadaan Ny. A. saat di bawa ke RS X, Ny. A
didiagnosa mengalami Diabetes Melitus, setelah dilakukan perawatan luka terhadap
Ny. A, dokter menyampaikan kepada perawat agar Ny. A melakukan perawat luka 2x
seminggu ke klinik luka terdekat. Perawat menyampaikan kepada Ny. A bahwa Ny.
A harus melakukan perawatan luka rutin 2x seminggu di klinik luka terdekat dengan
tempat tinggal Ny. A. perawat juga menjelaskan kepada Ny. A tujuan dari
dilakukannya perawatan luka dan menganjurkan agar Ny. A tidak mengkonsumsi
makanan jenis apapun yang mengandung glukosa tinggi.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam berkomunikasi karakteristik seorang perawat sangat menentukan
keberhasilan komunikasi dalam pelayanan kesehatan, karena instrument yang
digunakan oleh perawat saat berkomunikasi dengan klien adalah dirinya sendiri.
B. Saran
Saran kami, perawat harus memfasilitasi diri agar hubungan terapeutik antara
perawat-klien dapat terjalin dengan baik, dan rasa saling percaya antara perawat-
klien. Kami berharap makalah kami ini berguna bagi rekan teman sejawat untuk
menambah wawasan. Commented [a5]: Kesimpulan merujuk pada tujuan di bab 1
Jadi disesuaikan
17
DAFTAR PUSTAKA
Komunikasi Terapeutik Teori & praktik. (2013). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
18