Anda di halaman 1dari 19

Triska Rezkyanti P.

70600116035

No. Penyakit Gejala Klinis Gambar Diagnosis Pemeriksaan Terapi


penunjang
1. FURUNKEL/ - Nyeri ⁻ Furunkel : 1. Sedikit  antibiotik
KARBUNKEL - Nodus eritematosa Radang folikel topical
bentuk kerucut, rambut dan 2. Banyak  antibiotik
ditengahnya ada sekitarnya topical + antibiotic
pustule, Kemudian ⁻ Karbunkel: sistemik
melunak menjadi kumpulan 3. Berulang  cari faktor
abses berisi pus dan furunkel predisposisinya
jaringan nekrotik, lalu
memecah membentuk
fistel.
- Predileksi: tempat
yang banyak friksi
(aksila dan bokong)

2. DERMATITIS - Lesi papulovesikel Laboratorium: 1. Melindungi kulit dari


NUMULARIS bentuk coin, eritem, - Tes tempel  trauma
batas tegas Ditegakkan DKA 2. Emolien
- Kulit sekitar lesi (N) / berdasarkan - KOH  3. Steroid sistemik maupun
xerotik. gambaran klinis T.korporis topikal
- Lesi bisa >1 (bilateral - Lesi vesikuler  4. Antibiotik oral atau
/simetris) kultur utk topikal
- Gatal mengetahui strain 5. Antihistamin
- Hilang timbul / terus Stafilokokus 6. Calcineurin inhibitor
menerus - Kondisi lain yg 7. Fototerapi
- Predileksi: extensor mirip  biopsi
extremitas, dorsal Histopatologi:
tangan dan badan - Lesi akut 
spongiosis, mikro-
vesikel (+/-),
infiltrat limfosit &
makrofag di
perivaskuler
- Lesi subakut 
Parakeratosis,
hiperplasia &
spongiosis
epidermal.
- Lesi kronik 
akantosis teratur,
hipergranulosis &
hiperkeratosis,
spongiosis ringan

3. PITYRIASIS - Bercak putih / Ditemukan - Kerokan kulit Topikal


VERSICOLOR kecoklatan gambaran klinis dengan KOH  1. AAV I, AAV II,
- Gatal ringan(jika (lesi di daerah ditemukan hifa whitefield
berkeringat) predileksi berupa pendek dan spora 2. Imidazol mikonazole
- Makula berbatas makula berbatas bulat cenderung nitras 2%, klotrimazol,
tegas, tegas berwarna bergerombol bifonazol, ketokonazol
hipopigmentasi, putih, kemerahan, (spagheti and 3. Terbinafin solution 1 %
hiperpigmentasi sampai dengan meat ball 4. Selenium sulfide
,kadang eritematosa hitam, yang appearance) 5. Sertakonazole
berbagai ukuran. berskuama halus) - Hasil biakan
- Skuama dalam agar Sistemik
halusfinger nail Saboroud 1. Ketokonazole 200
sign - Lampu wood mg/hr10 hari
- lesi dimulai di warna keemasan 2. Itrakonazole 200-400
dada/punggung atas mg/hari 7 hari
- Predileksi: badan
bagian atas, leher,
perut, ektremitas sisi
proksimal, wajah,
scalp, aksila, lipat
paha, genitalia.
4. KUSTA PB: Tanda Kardinal: - Pemeriksaan - Rifampine (bakterisidal)
- TT Makula / - Bercak kulit bakterioskopik - Dapsone (bakteriostatik)
makula dibatasi yang mati rasa - Skin test - Clofazimine (bakterisidal
infiltrat, terlokalisasi - Penebalan - Pemeriksaan lemah, bakteriostatik)
simetris, kering, nervus perifer histopatologik
berskuama, anestesi - Ditemukan - Pemeriksaan Obat lain :
jelas, tes Lepromin M.leprae serologik - Sulfas Ferrous  untuk
3+, BTA (-). (BTA) - Pemeriksaan PCR( anemia berat
- BT  Makula Polimerase chain - Vitamin A  untuk kulit
dibatasi infiltrat, Anamnesis : reaction) kering dan bersisik
kering, berskuama, - Keluhan pasien (ichtyosis)
beberapa, ada lesi - Riwayat kontak - Ofloxacin & Minosiklin
satelit, anestesi jelas, dengan pasien  pilihan terapi bila ada
tes Lepromin 2+, - Latar belakang intoleransi 3 regimen obat
BTA (-). pasien, utama

MB : Inspeksi :
- BL Makula, plak, - Lesi kulit &
papul, halus berkilap, kerusakan kulit
anestesi tidak jelas,
kulit sehat masih ada, Palpasi :
BTA kulit banyak, - Kelainan kulit :
BTA hidung (–),Tes nodus, infiltrat,
Lepromin (-) jaringan parut,
- LLMakula, ulkus,
infiltrate difus, papul, khususnya
nodus, permukaan tangan &kaki
halus
mengkilap, tidak ada Tes Fungsi Saraf
kulit yang sehat, :
anestesi tidak - Tes sensoris 
ada/tidak jelas, BTA : rasa raba, nyeri,
banyak, tes Lepromin suhu
(-) - Tes otonom 
tes dengan
pinsil tinta (tes
Gunawan)

5. INSECT BITE Kutu Berdasarkan Kutu


- Gigitan kecil seprti tempat predileksi - Menghindari kucing dan
titik berwarna merah & gambaran anjing
- Kadang-kadang klinis - Bahan kimia
membentuk suatu
kumpulan Larva
- Lokasi : mata kaki / - Antibiotik
kaki bagian bawah - Injeksi lidokain
hidroklorida untuk
Larva mendorong larva keluar
- Papul merah 2-4 mm - Ekstraksi larva
- Berkembang menjadi
furunkel/kista Nyamuk
- Lokasi : wajah, skalp, - Antihistamin
dada, tangan dan kaki - Thiamin hidroklorida (vit.
B1)
Nyamuk - Steroid topikal
- Lesi kutaneus dalam
1-3 hari
- Pruritus dan papul
6. TINEA - Gatal - Anamnesis Lampu Wood  - Hilangkan faktor
KRURIS DAN - Batas tegas - Pemeriksaan sebagian tinea predisposisi dan pencetus
KORPORIS - Polisiklik mikologis kapitis, fluoresensi - Hilangkan sumber
- Efloresensi polimorf 1. Langsung kuning kehijauan penularan
- Tepi tanda radang > Pengambilan - Pengobatan
aktif spesimen 1. Sistemik :
- Tengah tenang 2. Biakan - Griseofulvin : 10-15
(central healing) mg/kgbb/hr
- Dws 500-1000 dosis
tunggal
- Ketokonazole : 1x200
mg/3 mgg
- Itrakonazole : 1x100
mg/2 mgg
- Terbinafin :
1x1 / 2 mgg
2. Topikal :
- Konvensional:
<efektif, lama
- Salap 2-4: as. salisilat
& sulfur
- Salap Whitfield dan
modifikasinya (AAV-
I & AAV-II): as.
Salisilat & as.
benzoat
- As. Undesilenat
7. LUPUS ACLE Tergantung dari ACLE : - Tabir surya
ERITEMATOS - Hiper keratosit (+) manifesatsi klinis - Antinuclear anti - Hindari pemakaian obat
uS - Perubahan warna kulit yang timbul bodies (+++) fotosensitizeer
kulit(+) - Antidouble - Akut  imunosupressasif
stranded DNA - Sub akut & kronik 
SCLE antibodied (+++) nonimunosupressif
- Perubahan warna - ELISA (++)
kulit (++) Lokal
- Hperkeratost (++) SCLE : - Triamcinolon acetonide
- Antinuclear anti 0,1%
CLE bodies (++) - Clobetasol propionat
- Indurasi (+++) - Antidouble 0,05%
- Atrofi dermas (+++) stranded DNA - Betametason dipropionat
- perubahan warna antibodied (+) 0,05%
kulit (+++) - ELISA (+++) - Triamsinolon Inj 2,5-5
- Follicular plugging mg/cc
(+++) CLE : Sistemik
- Hiperkeratosit (+++) - Antinuclear anti - Hydroxychloroquin
bodies (+) sulfat400mg/hr6-8mg,
- antidouble pemeilharaan: 200/hr 8-
stranded DNA 12mg
antibodied (-)
- ELISA (+)

8. ABSES - Pada anak - Anamnesis Pewarnaan Gram  - Antibiotic topikal dan


MULTIPEL - Nodus eritematosa, - Pemeriksaan Untuk melihat sistemik
KELENJAR multiple, tidak nyeri, fisis bakteri penyebabnya - Cari faktor predisposisi
KERINGAT berbentuk kubah, dan
lama memecah Berdasarkan
- Lokasi: di tempat gejala klinis
yang banyak keringat
- Daya tahan yang
menurun (malnutrisi)
- Banyak keringat,
sering bersama-sama
miliaria
9. NEURO - Gatal sekali → luka, - Gatal  saat - Pemeriksaan Non Medikamentosa
DERMATITIS gatalnya bersifat tidak beristirahat, Laboratorium - Terapi suportif psikologis
terus menerus, hilang saat - Pemeriksaan - Menghindarkan pasien
biasanya pada waktu melakukan Histopatologi : dari kebiasaan
tidak sibuk. aktivitas dan ortokeratosis, menggaruk.
- Lesi tunggal, awalnya gatalnya hipergranulosis,
berupa plak intermiten akantosis denga Medikamentosa
eritematosa dengan (ditengkuk, rate ridges - Antipruritus 
sedikit edema→ ekstensor kaki, memanjang antihistamin
eritema hilang → siku, lutut, teratur. Radang - Kortikosteroid topikal
skuama & menebal pergelangan limfosit dan poten
→ likenifikasi → kaki) histiosit disekitar - Suntikan kortikosteroid
ekskoriasi - Pemfis plak pembuluh darah intralesi
- Predileksi: leher, eritematous, dermis bagian - Kortikosteroid topikal
tungkai bawah, berbatas tegas, atas. dikombinasi ter yang
pergelangan kaki & dan terjadi mempunyai efek
tangan, diatas kelopak likenifikasi antiinflamasi
mata, lubang telinga, - Antibiotik
punggung, belakang
telinga, skrotum,
vulva, area anal,
daerah pubis, lipat
siku & fleksor lutut.

10. ERISIPELAS - Gejala konsitusi: - Anamnesis  - Pewarnaan Gram: - Sistemik: penisilin,


demam,malese riwayat adanya ada bakteri S. linkomisin, eritromisin,
- Terjadi di lapisan lepuh, aureus sefalosporin
epidermis dan dermis - Stadium awal - Kultur Cairan: ada - Topical: basitrasin,
- Didahului trauma varisela Staphylococcus neomisin, mupirosin,
- Predileksi : tungkai terdapat gejala beta hemolyticus kloramfenikol
bawah demam tinggi grup A
- Kelainan kulit : sebelum - Histopatologi:
eritema berwarna muncul vesikel vesikel formasi
merah cerah , batas subkorneum atau
tegas, pinggir stratum
meninggi, tanda granulosum
radanga akut dapat di
sertai edema, vesikel
& bula
11. PIONIKIA - Didahului oleh Direct - Pemeriksaan Kompres dengan larutan
trauma mikroskopis  mikrobiologi antiseptic dan berikan
- Infeksi pada lipat scarping kuku + - Kultur jamur antibiotic sistemik. Jika
kuku, terlihat tanda- KOH 10% dengan larutan terjadi abses subungual
tanda radang (Hypae /spora kalium hidrosida kuku diekstraksi
kemudian menjalar ke /yeast) (KOH) dan
matriks dan lempeng Polimerasi Chain
kuku, dapat terbentuk Reaction (PCR)
abses subungual

12. VITILIGO - Makula putih susu menurut VETF - Pemeriksaan - Kortikosteroid


homogen berbatas - Fenotip kulit laboratorium  - Calcipotriol
tegas (Tipe kulit hubungan nya
- Klasifikasi vitiligo : berdasarkan dengan penyakit
1. Vitiligo vulgaris  Fitzpatrick’s) autoimun (fungsi
distribusi simestris, - Etnisitas tiroid, ANA Test)
lesi multipel dan - Umur - Histopatologis 
muncul dimana saja - onset kehilangan
(tersebar) - Durasi penyakit melanin atau
2. Acrofacial vitiligo - Aktivitas melanosit
 jari-jari bagian penyakit
distal dan wajah - Episode
3. Mixed vitiligo  repigmentasi
kombinasi sebelumnya
acrofacial dan - Depigmentasi
vulgaris atau pada skar
segmental dan (Fenomena
acrofacial Koebner)
4. Vitiligo universalis - Stres sebagai
 depigmentasi > faktor pemicu
80% di seluruh - Apakah
tubuh terdapat gatal
5. Focal vitiligo  sebelum flare?
satu atau lebih - Penyakit tiroid
makula dalam satu - Riwayat
area keluarga
6. Mucosal vitiligo  - Terapi saat ini
depigmentasi di - Riwayat
membran mukosa penyakit lain
7. Segmental vitiligo dan terapinya
 terdistribusi - Adanya nevus
sesuai dermatoma, halo
unilateral - Vitiligo pada
area genital
- Pemeriksaan
Global quality
of life
- Referensi
berdasarkan
foto klinis
13. PITYRIASIS - Klasik PR diawali - Anamnesis Histopatologi - Edukasi pasien
ROSEA lesi tunggal di badan, - Pemeriksaan - Fokal - Gatal → kortikosteroid
beberapa hari-minggu Fisis parakeratosis topical
muncul lesi-lesi yang - Jenis - Menurun /tidak - Flu-like syndrome →
lebih kecil eflorosensi dan adanya lapisan sel acyclovir oral 5x800 mg
- Pruritus perhatika lesi, granular selama 1 minggu
Flu like syndrome lesi yang - Akantosis dan - Pasien tertentu :
(malaise, sakit kepala, muncul setelah spongiosis ringan Phototerapi
demam dan atralgia) 4-10 hari sama - Infiltrasi limfosit
- Terdapat Herald dengan lesi dan histiosit
patch dengan pertama, hanya - Ekstravasasi fokal
diameter 2-4 cm saja lebih kecil, eritrosit
bentuk oval dan susunannya
bundar sejajar dengan Laboratorium
- Lesi sekunder costa sehingga - Pemeriksaan darah
membentuk seperti menyerupai rutin
pohon cemara pohon cemara - Leukositosis,
terbalik (chrismast terbalik neutrofilia,
tree distribution) basophilia,
- Predileksi : badan lymphositosis
pada daerah yang - Peningkatan
tertutupi pakaian sedimen eritrosit
dan protein total
- Tes serologi
- Kerokan kulit
dengan KOH
14. VERUKA - Papul pada verukosa Diagnosis Pemeriksaan - Non medikamentosa:
VULGARIS - Keratotic ditegakkan sesuai histopatologi → Menjaga personal
- Ukuran beberapa dengan gambaran biopsy kulit. Akan hygiene
mm-1 cm klinis dan bila tampak : - Medikamentosa
- Jika berkonfluensi → perlu ditambah - Akantosis 1. Destruksi dengan bedah
lebih besar dengan - Hyperkeratosis listrik
- Lokasi : paling sering pemeriksaan - Papilomatosis 2. Bedah beku, bedh laser
(punggung, tangan, histopatologi - Rete ridges 3. Destruksi dengan bahan
dan jari tangan) memanjang ke keratotic, kaustik
- Biasanya arah medial topical. Misalnya
asimptomatik asidum salisilikum 25-
- Dapat juga nyeri 50%
- Pada anak-anak → 4. Terapi intralesi
dapat di wajah dan →bleomisin dan
leher interferon

15. IMPETIGO - Eritema, bula, dan - Anamnesis: - Pewarnaan Gram: - Sistemik: penisilin,
NEO- bula hipopion riwayat adanya adanya bakteri S. linkomisin, eritromisin,
NATORUM - Lokasi: menyeluruh lepuh aureus sefalosporin
di seluruh badan, - Stadium awal - Kultur Cairan: - Topical: basitrasin,
dapat disertai demam varisela adanya neomisin, mupirosin,
- Pada neoanatus terdapat gejala Staphylococcus kloramfenikol
demam tinggi beta hemolyticus
sebelum grup A
muncul vesikel - Histopatologi:
vesikel formasi
subkorneum atau
stratum
granulosum

16. DERMATITIS Diagnosis  - Pemeriksaan - Anti jamur: ketokonazol,


- Eritema dan skuama
SEBOROIK lokasi kulit yang histopatologi selenium sulfide
yang berminyak dan
terkena serta sifat - Kultur jamur - Antibiotik: tetrasiklin
agak kekuningan,
skuama, seperti - Kerokan kulit - Kortikosteroid:
batas agak kurang
skuama kering / - Pemeriksaan klobetason, betametasone
tegas
berminyak, halus serologis
- Ringan mengenai /kasar,
kulit kepala berupa selapis/berlapis,
skuama-skuama serta warnanya
halus, mulai sebagai dan pada kasus
bercak kecil seluruh yang sulit
kulit kepala → perlu
pitiriasis sika pemeriksaan
(ketombe) histopatologis.

17. ALOPESIA - Bercak disertai - Tinea kapitis - Analisis Sistemik


AREATA kerontokan rambut - Trikotilomania laboratorium - Kortikosteroid
pada kulit kepala  : alopesia dehydroepiandrost Topikal
satu atau multiple neurosis, erone (DHEA)- - Penyuntikan intralesi 
- Selain kulit kepala : rambut ditarik sulfate dan tri-amsinolon asetonid
alis, janggut dan bulu berulangkali  testosteron perlu - Poten topikal steroid  2
mata putus dilakukan kali sehari
- Rambut tanda seru - Sifilis (alopesia - Biopsi (jarang - Topikal antralin 0,1-2,0%
(exclamation mark areolaris) dibutuhkan untuk  1 kali sehari dicuci
hair)  batang membuat setelah 10-20 menit
rambut kearah diagnosis) - Minoksidil lotion 5%  2
pangkal makin halus, - Pemeriksaan kali sehari
rambut sekitar histologis
tampak normal, Difus alopesia areata
mudah dicabut
-
18. IMPETIGO Predileksi: ketiak, Diagnosis Jika terdapat hanya
BULLOSA dada, punggung, berdasarkan beberapa vesikel/ bula,
sering bersama-sama gejala dipecahkan lalu diberi salep
miliaria antibiotic atau cairan
-
Anak dan orang antiseptic. Kalau banyak
dewasa diberi pula antibiotik
- sistemik
Efloresensi: eritema,
bula, dan bula
hipopion

19. DERMATITIS - Sekitar hidung bagian Diagnosis - Jarang dilakukan - Perawatan diri:
PERIORAL luar, bagian atas berdasarkan biopsy infiltrat Kortikosteroid dihentikan,
lipatan nasolabial gejala inflamasilimfoh emolien/pelembab,
atau sekitar sudut istositik kosmetik bebas minyak
bibir  meluas perubahan atau bebas bahan air.
sampai mengelilingi spongiotik - Perawatan medis :
mulut. - Anak-anak Kortikosteroid topikal
- Papul-papul kecil, reaksi lemah terapi oral dan
erimatous polimorfi granulomatous sistemik.
/kuning kecoklatan, ruptur folikuler.
vesikel dan pustul 
simetris/unilateral
- sekitar mata Rasa
terbakar,nyeri,dan
gatal
20. TINEA - Dishidrosis/ Pemeriksaan Topikal
MANUUM eksematoidakut mikologis: - Konvensional: < efektif,
vesikel pada sisi - Langsung: lama
lateral dan palmar Kerokan Kulit - Salap 2-4: As. salisilat &
jari-jari tangan - Biakan : Media sulfur
- HperkeratotikKronis agar dekstrosa - Salap Whitfield dan
mengenai seluruh Sabouraud modifikasinya (AAV-I &
telapak tangan AAV-II): as. Salisilat &
as. benzoat
- As. Undesilenat
Sistemik

21. SCABIES - Pruritus nokturna Berdasarkan Menemukan tungau: Non-medikamentosa:


- Terdapat terowongan gambaran klinis - Kerokan kulit - Edukasi higienitas
(kanalikulus) - Mengambil tungau individu dan lingkungan
- Predileksi: sela jari dengan jarum - Mencegah penularan
tangan, pergelangan - Tes tinta pada - Mencegah reinfeksi
tangan bagian volar, terowongan - Pengobatan dilakukan
lipat ketiak bagian (burrow ink test) pada orang serumah dan
depan, bokong, - Membuat biopsi orang di sekitar pasien.
genitelia eksterna, irisan (epidermal Medikamentosa:
dan perut bagian shave biopsy) - Permetrin 5 %
bawah. - Biopsi irisan - Sulfur 6-10%
- Kronik: penebalan dengan pewarnaan - Benzil Benzoat (20-25%)
kulit (likenifikasi) HE - Krotamiton 10%
dan berwarna lebih - Gameksan (1%)
gelap
(hiperpigmentasi)

22. FLEGMON Kelanjutan dari selulitis Ditemukan tanda - Istirahat, elevasi lebih
(udem, eritema cerah inflamasi akut tinggi dr jantung.
dan nyeri) tapi telah dan leukositosis - Sistemik : Antibiotik
mengalami supurasi - Topikal : Kompres
terbuka dengan larutan
antiseptik.
- Insisi

23. HPI Makula hiper/hipo pada Ditemukan warna PA : kontinens Terapi sulit, kadang sembuh
lesi inflamasi yang coklat pigmen dengan spontan tetapi lama
sebelumnya /gelap / keputihan akumulasi
pada lokasi bekas melanofag dan
inflamasi peningkatan
sebelumnya. melanosit di dermal
atau epidermal.
24. TELOGEN - Kerontokan terjadi 2- Normal hitung - Tes Tarik rambut ( - Sistemik kortikosteroid
EFLUVIUM 4 bulan setelah stress telogen adalah 5- Hair pull test)  - TopikalPenyuntikan
fisik/mental 23% dan untuk tercabut 3-4 dari intralesi → triamsinolon
- Kulit kepala normal mendiagnosis normal , asetonid, Poten topikal
tanpa skar atau eritem effluvium a. Normal : rontok steroid → 2 kali sehari,
- Pada pemeriksaan telogen,hitung 50-100 helai per Topikal antralin 0,1-2,0%
Hair pull Test →lebih telogen harus hari → 1 kali sehari dicuci
dari3 helai rambut diatas 25% b. telogen setelah 10-20 menit,
rontok effluvium : Minoksidil lotion 5% →
rontok 2 kali sehari
bertambah
sampai 400
- Cabut Rambut (
hair pluck ) 
untuk mengetahui
rasio
anagen/telogen
- Pemeriksaan
mikroskopik 
eveluasi ujug
proksimal rambut.
Rambut telogen
terlihat kering
,ujung membulat
warna putih,trlihat
seperti gada tanpa
pigmen dan zona
keratogenus.
25. TINEA BARBE - Dagu, pipi, dan leher Pemeriksaan 1.pemeriksaan Antimikotik oral & sistemik
sering terinfeksi mikologi  mikologi -terbinafin 1x1 / 2 mgg
- Nodul yang identifikasi jamur 2.lampu wood  -Griseofulvin 10-15
terinflamasi / nodul- hijau pudar pada mg/kgbb/hr
nodul dengan rambut yang -itrakonazole 1x100 mg / 2
multipel pustul yang terinfeksi mgg
mengering di
permukaannya.
18 Dermatitis  DKI AKUT : Pemeriksaan DKI eksudatif akut
Kontak Iritan penyebab : • Anamnesiscerm penunjang seperti patch (ringan-sedang) :
(DKI) kecelakaan, kulit rasa at test dapat dilakukan - kompres dingin 20’-30’
pedih atau panas, • DKI akut lebih untuk eksklusi dermatitis 3 kali sehari.(lar.Burowi
eritema, vesikel atau mudah kontak alergi. dankaliumpermanganat)
bula. • DKI kronis dng Karena tes diagnostik • Lotion (kalamin) bisa jg
Luas sebatas daerah variasi untuk DKI tidak ada, digunakan.
yg terkena, berbatas gamb.klinis lbh maka untuk pemeriksaan
tegas. Muncul luas →dd/ penunjang dapat • Sesudah oozing mereda,
segera. Tapi sejumlah Dermatitis dilakukan patch test krim atau lotion
bhn kimia → reaksi kontak alergi untuk mengeksklusi • kortikosteroid membantu
akut lambat DKI akibat bahan kimia ( sulit ) dermatitis kontak alergi mengurangi gatal.
mis:podofilin,antralin korosif • Diperlukan uji dan dapat dilakukan Pada kasus berat :
,as.Fluorohidrogenat, tempel dng pemeriksaan KOH untuk kortikosteroid sistemik
DKI akut lambat. bahan yg mengeksklusi penyakit Merupakan indikasi.mis:
(12-24 jam atau dicurigai. jamu prednisolon 40-60 mg/hari
lebih). tapering dose selama 2-3
mgg.
 DKI KRONIS • DKI Kronik (non
(plng sering) eksudatif) : kortiosteroid
= dermatitis iritan topikal; kekuatan
kumulatif. preparat trgantng
Penyebab : iritan lokalisasi dermatitis dan
lemah berulang2, beratnya peradangan
mungkin kerjasama • Pd lipat paha,
berbagai faktor. hidrokortison mrpkan
Kelainan baru nyata indikasi.
( berhari2 s/d • Pd tangan sisi volar →
tahunan) kortikosteroid fluorinasi
→ waktu dan (potensi kuat).
rentetan kontak • Bila DKI yg
mrpkn fx plng berkomplikasi
penting. superinfeksi bakteri,
GEJALA KLASIK : antibiotik sistemik
kulit merupakan indikasi.
kering,eritema,skuam
a,hiperkeratosis
dan likenifikasi,
batas tidak tegas.
Bila kontak
berlangsung→
fissura.

Anda mungkin juga menyukai